Pasang Iklan Di Sini

Thursday, March 12, 2015

PEMBERIAN SUPERIOR

PEMBERIAN SUPERIOR

Eso nidhi sunihito, Ajjeyyo anugamiko
Pahaya gamaniyesu, Etam adaya gacchati.
Harta karun itu telah dipendam baik olehnya, tiada siapapun dapat menjamahnya. Kebajikan itu pergi mengikuti pembuatnya.
Harta karun berupa kebajikan ini akan dibawa saat dia meninggal.”
(Nidhikanda Sutta, Khuddaka Patha)

Minggu ini adalah minggu terakhir para bhikkhu menjalankan masa Vassa di tahun Buddhis 2555. Hari terakhir masa Vasa disebut hari Pavarana. Ada 2 pengertian Pavarana :

1.      Pavarana, akhir vassa yang dilakukan para bhikkhu yaitu mengundang kepada bhikkhu lain atau sangha untuk memberi nasehat, sara, kritik berkenaan dengan sesuatu yang dilihat dan didengar selama masa vassa agar ada perbaikan dalam menjalani kebhikkhuan di waktu-waktu selanjutnya.

2.      Pavarana umat kepada bhikkhu yaitu umat mengundang / menawarkan bantuan kepada bhikkhu berkenaan yang berhubungan dengan kebutuhan bhikkhu.

Satu hari setelah hari Pavarana adalah hari Kathina, hari dimana umat Buddha mendapat kesempatan untuk praktik dana kepada para bhikkhu yang baru saja menyelesaikan vassa.

Manusia Unggulan
Dalam kitab suci Anguttara Nikaya (IV, 113), Sang Buddha memberikan penjelasan kepada para bhikkhu bahwa ada empat kuda keturunan murni yang bagus terdapat di dunia ini.

1.      Kuda yang hanya melihat baying-bayang tongkat saja ia sudah langsung waspada & terguugah , siap untuk diberi tugas.

2.      Kuda yang rambutnya disentuh tongkat baru ia waspada & tergugah, siap untuk diberi tugas.

3.      Kuda yang ketika kulitnya ditusuk tongkat baru ia waspada & tergugah, siap untuk diberi tugas.
Sutta yang sama memberikan penjelasan bahwa ada empat jenis manusia di dunia ini.

1.      Manusia yang ketika mendengar berita ada orang lain yang sedang sakit atau telah mati, ia tergerak dan tergugah untuk berbuat baik, mengarahkan dirinya menuju Kebenaran Tertinggi (Nibbana).

2.      Manusia yang melihat sendiri ada orang lain yang sedang sakit atau telah mati, ia tergerak dan tergugah untuk berbuat baik, mengarahkan dirinya menuju Kebenara Tertinggi.

3.      Manusia yang sanak keluarganya sendiri sedang sakit atau telah mati, ia tergerak dan tergugah untuk berbuat baik, mengarahkan dirinya menuju Kebenaran Tertinggi.

4.      Manusia yang dirinya sedang sakit dan terancam akan mati, ia tergerak dan tergugah untuk berbuat baik, mengarahkan dirinya menuju Kebenaran Tertinggi.

Kebenaran menuju Kebenaran Tertinggi

Dana adalah dasar dalam melakukan kebajikan, di samping sila dan bhavana. Dana adalah memberi. Dalam Dhamma pemberian dapat dilakukan yang bersifat materi maupun non materi. Arah dari tujuan kebajikan ini adalah menuju terealisasinya Kebenaran Tertinggi (Nibbana).
Kepada siapa dana diberikan ?

Cetiyamhi ca sanghe va, puggale atithisu va. Matari pitari vapi, athojetthamhi. Dalam Nidhikanda Sutta, gatha ke tujuh dijelaskan bahwa dana dapat diberikan kepada :
1.      Cetiya (pembangunan tempat pemujaan kepada Sang Buddha / Vihara),
2.      Sangha , pesamuan orang-orang suci,
3.      Puggala, orang-orang yang membutuhkan,
4.      Atithi, tamu yang datang berkunjung
5.      Mata-pita, ayah-ibu, kedua orang tua,
6.      Bhatari, saudara tua.

Manfaat-manfaat Berdana
Dalam kitab Suci Anguttara Nikaya (V, 31) terdapat percakapan antara Sang Buddha dan Putri Sumana.

Putri Sumana bertanya tentang kelahiran kembali dari dua orang siswa yang sama dalam keyakinan, kemoralan, dan kebijaksanaan, tetapi yang satu pemberi dana yang lain bukan pemberi dana.

Sang Buddha memberikan jawaban bahwa dalam kelahiran surgawi (menjadi dewa) adan kelahiran duniawi (menjadi manusia) dari dua orang tersebut akan terdapat perbedaan. Yang memberi dana akan melampaui bukan pemberi dana dalam hal : usia, keelokan, kebahagiaan, kemasyhuran, dan kekuatan.

Demikian juga jika seandainya keduanya menjadi bhikkhu, si pemberi dana akan melampaui bukan pemberi dana dalam hal menerima empat kebutuhan pokok dan menerima keramahan dari bhikkhu lain.

Putri Sumana masih bertanya lagi : “Bhante, jika keduanya mencapai tingkat Arahat, apakah  masih ada perbedaan di antara keduanya?”

Sang Buddha, “Dalam hal itu, Sumana, Ku nyatakan tidak aka nada perbedaan antara satu pembebasan dan pembebasan lain.”

Putri Sumana menyatakan kekagumannya atas penjelasan Sang Buddha. Kini ia mengerti bahwa kebajikan berdana dapat membantu seseorang menjadi dewa, membantu sebagai manusia, dan membantu sebagai bhikkhu.

Pemberian Superior

Dalam Kitab Suci Anguttara Nikaya (V, 148), Sang Buddha menjelaskan bahwa ada lima macam pemberian dana yang superior.
1.                  Memberi dengan keyakinan,
2.                  Memberi dengan penuh hormat,
3.                  Memberi pada saat yang tepat,
4.                  Memberi dengan hati yang dermawan,
5.                  Memberi tanpa menjelekkan.

Selamat berdana di masa Kathina, Jasa kebajikan yang ditanam pasti emmbuahkan kebahagiaan.

Ceramah Oleh Bhikkhu Dhammiko Tanggal 9 Oktober 2011.
Sumber : Berita Dhammacakka No. 898 Tanggal 9 Oktober 2011.  




No comments:

Post a Comment