Pasang Iklan Di Sini

Friday, March 27, 2015

Rintangan-Rintangan Batin Saat Meditasi

RINTANGAN-RINTANGAN BATIN (NIVARANANI)

      “Oh para bhikkhu, ada lima macam rintangan batin yang menyebabkan kebutaan, mengaburkan pandangan dan ketidaktahuan yang melenyapkan pandangan, dengan disertai penderitaan dan tidak mengarah ke Nibbana.
      Nivaranani berarti sesuatu yang menghalangi pengembangan batin. Ia disebut rintangan, sebab bersifat mencengkeram, memotong dan merusak. Ia menutup pintu ke arah kebebasan. Apa kelima rintangan itu ?
1.      Kamacchanda : Nafsu indriya
2.      Vyapada : Itikad jahat
3.      Thinamiddha : Kelambanan dan kemalasan
4.      Uddhacca-kukucca : kegelisahan dan ketakutan
5.      Vicikiccha : keragu-raguan
1. Kamacchanda adalah kobaran nafsu terhadap objek indriya.  Pikiran dipenuhi dengan nafsu yang dengan pasti merusak pengembangan batin. Ia mengganggu batin dan merintangi konsentrasi. Nafsu indriya muncul akibat panca indriya tidak terkendali, yang apabila tidak diawasi akan menumbuhkan nafsu pada pikiran sehingga batin menjadi kotor. Oleh sebab itu amat penting bagi siswa meditasi untuk mengawasi dan waspada terhadap rintangan ini yang menutupi usaha kea rah kebebasan.
2. Vyapada adalah itikad jahat. Sebagaimana halnya dengan nafsu indriya, perhatian yang tak teratur dan tidak bijaksana menumbuhkan Vyapada. Dan jika tidak selalu diawasi akan makin berkembang, mempengaruhi batin dan mengaburkan pandangan. Ia memutar-balikan seluruh kerja batin dan dengan demikian menghalangi kesadaran akan kebenaran dan menutup jalan kea rah pembebasan. Nafsu dan itikad jahat yang berdasarkan kebodohan tidak hanya mengganggu pertumbuhan batin tapi juga menjadi sebab timbulnya ketegangan antar manusia dan antar Negara.
3. Thinamiddha adalah kelambanan dan kemalasan. Merupakan keadaan yang mengerikan dari batin dan bentuk-bentuk batin. Tidak seperti yang diperkirakan orang tentang kelambanan dan kemalasan, sebab para Arahat – mahluk-mahluk yang sempurna – yang tebebas dari sifat tidak baik juga mengalaminya. Bagaikan mentega yang terlalu keras untuk dioleskan. Sifat ini membuat pikiran menjadikanku serta lemah dan dengan demikian mengurangi semangat dan kesunguhan siswa meditasi, membuatnya lesu dan malas secara batiniah. Keengganan akhirnya menumbuhkan kemalasan dan ketidak-acuhan (masa bodoh) yang lebih besar.
4. Uddhacca-kukucca adalah kegelisahan dan ketakutan, suatu sifat yang tidak baik yang menghambat kemajuan. Batin yang tidak tenang adalah bagaikan lebah manakala sarangnya digoyang, batin yang tidak mampu berkonsentrasi. Begitu juga dengan rasa takut. Di saat seseorang sedang meresahkan sesuatu disertai rasa was-was, seperti misalnya rasa resah akan pekerjaan yang belum selesai atau bila mengalami kerugian materi; ia tak akan mampu berada dalam ketenangan batin. Hal ini mengganggu dan membuatnya resah dan menimbulkan rasa takutnya dan semua perasaan was-was tersebut menghalangi konsentrasinya.
5. Vicikiccha adalah keragu-raguan yang merupakan rintangan terakhir. Arti harfiah kata Pali ini adalah : tanpa (vi = vigata) obat penyembuh (cikiccha). Seseorang yang menderita karena keragu-raguan. Sesungguhnya menderita penyakit yang kronis, dan jika ia tak mampu melenyapkan maka selanjutnya ia akan menderita terus-menerus. Dan selama seseorang tergantung pada keadaan batin seperti itu, ia akan memandang apapun secara skeptic. Dan ini amat merugikan perkembangan batin. Para penafsir menggambarkan penghalang ini sebagai ketidak-mampuan mengambil keputusan yang tepat, termasuk juga keragu-raguan yang berhubungan dengan kemungkinan mencapai tingkat Jhana yaitu kedalaman meditasi.
      Jadi kelima rintangan batin ini baik sendiri – sendiri maupun secara bersama-sama merintangi terciptanya ketenangan konsentrasi. Bati yang terikat pada sifat seperti itu, tak dapat berkonsentrasi dengan baik pada objek apapun dengan nyaman. Memang benar seseorang dapat memusatkan perhatiannya (konsentrasi) pada objek atau pikiran mengenai sesuatu yang mengobarkan nafsu atau ketidak-baikan dan sebagainya, namun ini merupakan konsentrasi yang keliru (micchasamadhi). Jelaslah selama kotoran batin dan hawa nafsu (kilesa) terdapat pada diri seseorang, maka cetusan-cetusan pikiran jahat terus bermunculan. Bagaimanapun seorang siswa meditasi yang melatih dirinya dengan tekun dan tetap mampu mencegah perbuatan yang tidak baik sebab rintangan-rintangan ini berada di bawah kendalinya.
      Seseorang harus mengembakan lima kekuatan batin (faktor-faktor Jhana) yang disebut Jhananga untuk mampu mengatasi rintangan-rintangan ini. Mereka adalah vitakka, vicara, piti, sukha dan ekagata, yang dengan tepat merupakan kebalikan dari kelima rintangan ini. Kelima faktor batin inilah yang meningkatkan siswa meditasi dari tingkat yang rendah sampai ke tingkatan yang lebih tinggi. Kesadaran yang disertai dengan peningkatan batin ini disebut Jhana.
      Faktor-faktor jasmaniah ini dalam urutan tahap demi tahap, mampu memperlemah rintangan-rintangan batin yang membantu jalan menuju konsentrasi. Nafsu indriya, sebagai misal, dilemahkan oleh ekagata, yaitu penyatuan arah atau penyatuan pikiran (piti); kelambanan dan kemalasan dengan Vitakka; rasa takut dan gelisah dengan sukkah; keragu-raguan diatasi dengan Vicara. Jika diletakkan bersisian akan terjadi urutan sebagai berikut :
Kamacchanda                         --- Ekagata
Vyapada                                  --- Piti
Thinamiddha                           --- Vitakka
Uddhacca-kukucca                 --- Sukkha
Vicikiccha                                --- Vicara


 Sumber : Buku Berjudul "Meditasi Buddhis"
Judul Asli : Buddhis Meditation
Oleh : Piyadassi Thera




No comments:

Post a Comment