Mahasiswa Bandung Ini Sudah Punya Pendapatan Rp 100 Juta/Bulan, Kok Bisa?
Selasa, 10/03/2015 13:18 WIB
Halaman 1 dari 3
Jakarta -Banyak yang menarik dari seleksi program Wirausaha Muda Mandiri (WMM), Mandiri Young Technopreneur (MYT), dan Wirausaha Sosial Mandiri (WSM). Salah satu peserta yang mengikuti program ini adalah Rizky Ananda.
Mahasiswa semester 10 Jurusan Teknik dan Manajemen Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Jawa Barat ini sudah memiliki pendapatan/omzet per bulan Rp 100 juta lebih. Rizki telah membuka usaha lumpia basah yang diberi nama Lumpia Basah Mas Miun.
Pria asal Cimahi kelahiran 15 Oktober 1991 itu mengungkapkan pendapatan tersebut berasal dari 7 outlet yang telah dibuka sejak 2013. Selain itu ternyata Rizki telah memiliki 25 outlet hasil dari proses bisnis kemitraan dengan para mitranya.
"Pendapatan per bulan dari 7 outlet pribadi yang dimiliki saya Rp 40-85 juta per bulan. Dan pemesanan bumbu saja Rp 20 juta/bulan," katanya saat ditemui detikFinance di Gedung Wisma Mandiri Club, Jalan Mataram Jakarta Selatan, Selasa (10/03/2015).
Rizki yang akrab disapa Miun itu menceritakan awal kesuksesan membangun usaha Lumpia Basah Mas Miun. Ia memulai usaha sejak Juni 2012, awalnya hanya satu outlet dengan modal Rp 4 juta. Outlet pertamanya di sekitar Kampus Unpad, daerah Jatinangor, Bandung. Sayangnya usahanya itu bangkrut karena salah strategi.
"Saya buka pas libur panjang, jalan 3 bulan saya bangkrut karena modal banyak dibuat untuk membayar operator," kisahnya.
Pengalaman pahit dari kegagalan memulai usaha, tidak membuat Rizki pesimistis. Tahun berikutnya, Rizky mendapatkan dana hibah dari pemerintah berupa Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Dana segar Rp 2 juta didapat kemudian kembali lagi membangun usahanya yang sempat mati suri.Next
Mahasiswa semester 10 Jurusan Teknik dan Manajemen Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Jawa Barat ini sudah memiliki pendapatan/omzet per bulan Rp 100 juta lebih. Rizki telah membuka usaha lumpia basah yang diberi nama Lumpia Basah Mas Miun.
Pria asal Cimahi kelahiran 15 Oktober 1991 itu mengungkapkan pendapatan tersebut berasal dari 7 outlet yang telah dibuka sejak 2013. Selain itu ternyata Rizki telah memiliki 25 outlet hasil dari proses bisnis kemitraan dengan para mitranya.
"Pendapatan per bulan dari 7 outlet pribadi yang dimiliki saya Rp 40-85 juta per bulan. Dan pemesanan bumbu saja Rp 20 juta/bulan," katanya saat ditemui detikFinance di Gedung Wisma Mandiri Club, Jalan Mataram Jakarta Selatan, Selasa (10/03/2015).
Rizki yang akrab disapa Miun itu menceritakan awal kesuksesan membangun usaha Lumpia Basah Mas Miun. Ia memulai usaha sejak Juni 2012, awalnya hanya satu outlet dengan modal Rp 4 juta. Outlet pertamanya di sekitar Kampus Unpad, daerah Jatinangor, Bandung. Sayangnya usahanya itu bangkrut karena salah strategi.
"Saya buka pas libur panjang, jalan 3 bulan saya bangkrut karena modal banyak dibuat untuk membayar operator," kisahnya.
Pengalaman pahit dari kegagalan memulai usaha, tidak membuat Rizki pesimistis. Tahun berikutnya, Rizky mendapatkan dana hibah dari pemerintah berupa Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Dana segar Rp 2 juta didapat kemudian kembali lagi membangun usahanya yang sempat mati suri.Next
Mahasiswa Bandung Ini Sudah Punya Pendapatan Rp 100 Juta/Bulan, Kok Bisa?
Selasa, 10/03/2015 13:18 WIB
Halaman 2 dari 3
"Saya buka lagi bisnis lumpia basah tanggal 27 Mei 2013. Saya bikin sistem yang rapi kemudian banyak orang yang tertarik," imbuhnya.
Ia terus mengembangkan bisnisnya dan berhasil mendaftarkan hak merek atas nama Lumpia Basah Mas Miun. Ia mengaku masakan lumpianya berbeda dari jenis lumpia yang ada pada umumnya.
"Lumpia biasanya kayak risol. Bedanya kita piring besar tadi, dioseng yang sama hanya kulitnya aja. Dimasak seperti nasi goreng, bahan baku touge, sawi, sea food, rendang hingga tahu sumedang," paparnya.
Ada beberapa menu yang ditawarkan dari setiap outlet milik Rizki, seperti:
Sebanyak 25 outlet kemitraan tersebar di berbagai kota di Jawa Barat seperti Sumedang, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, hingga Cimahi.
"Omzet per booth yang sudah aktual itu Rp 400.000-Rp 1,2 juta/hari. Ada juga yang Rp 850.000/hari di Sumedang karena cukup ramai," tuturnya.Next
Ia terus mengembangkan bisnisnya dan berhasil mendaftarkan hak merek atas nama Lumpia Basah Mas Miun. Ia mengaku masakan lumpianya berbeda dari jenis lumpia yang ada pada umumnya.
"Lumpia biasanya kayak risol. Bedanya kita piring besar tadi, dioseng yang sama hanya kulitnya aja. Dimasak seperti nasi goreng, bahan baku touge, sawi, sea food, rendang hingga tahu sumedang," paparnya.
Ada beberapa menu yang ditawarkan dari setiap outlet milik Rizki, seperti:
- Lumpia basah original (tanpa toping) Rp 6.000/pcs.
- Lumpia basah bakso Rp 7.000/pcs.
- Lumpia basah sosis Rp 7.000/pcs.
- Lumpia basah kwetiau Rp 7.000/pcs.
- Lumpia basah jamur Rp 7.000/pcs.
- Lumpia basah tongkol Rp 9.000/pcs.
- Lumpia basah cumi, udang, kerang, rendang Rp 11.000/pcs.
- Lumpia basah spesial Rp 12.000/pcs.
Sebanyak 25 outlet kemitraan tersebar di berbagai kota di Jawa Barat seperti Sumedang, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, hingga Cimahi.
"Omzet per booth yang sudah aktual itu Rp 400.000-Rp 1,2 juta/hari. Ada juga yang Rp 850.000/hari di Sumedang karena cukup ramai," tuturnya.Next
Mahasiswa Bandung Ini Sudah Punya Pendapatan Rp 100 Juta/Bulan, Kok Bisa?
Selasa, 10/03/2015 13:18 WIB
Halaman 3 dari 3
Anda berminat bermitra di Lumpia Basah Mas Miun?
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi calon mitra seperti biaya kemitraan Rp 10,7 juta. Biaya tersebut sudah termasuk pelatihan operator, booth, peralatan masak, bahan baku awal, peralatan promosi, SOP penyajian dan software pencatatan keuangan.
"3 tahun masa kontraknya, setelah itu cukup bayar Rp 3 juta untuk biaya lisensi," jelasnya.
Selain di Bandung dan Jawa Barat, beberapa calon mitra dari Jakarta seperti Kelapa Gading, Tangerang, Depok dan Bekasi juga banyak yang berminat. Namun untuk sementara, Rizki baru menerima permintaan kemitraan di Bandung dan sekitarnya menunggu dibangunnya cabang usaha di Jakarta.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi calon mitra seperti biaya kemitraan Rp 10,7 juta. Biaya tersebut sudah termasuk pelatihan operator, booth, peralatan masak, bahan baku awal, peralatan promosi, SOP penyajian dan software pencatatan keuangan.
"3 tahun masa kontraknya, setelah itu cukup bayar Rp 3 juta untuk biaya lisensi," jelasnya.
Selain di Bandung dan Jawa Barat, beberapa calon mitra dari Jakarta seperti Kelapa Gading, Tangerang, Depok dan Bekasi juga banyak yang berminat. Namun untuk sementara, Rizki baru menerima permintaan kemitraan di Bandung dan sekitarnya menunggu dibangunnya cabang usaha di Jakarta.
http://finance.detik.com/read/2015/03/10/131855/2854442/480/3/mahasiswa-bandung-ini-sudah-punya-pendapatan-rp-100-juta-bulan-kok-bisa
No comments:
Post a Comment