Pasang Iklan Di Sini

Thursday, March 12, 2015

Ceramah Dhamma (5) : PERENUNGAN KEHIDUPAN

PERENUNGAN KEHIDUPAN
Sabbehi me piyehi manapehi nanabhavo vinabhavo
Segala milikku yang kucintai dan kusenangi wajar berubah, wajar terpisah dariku.
(Abinhapaccavekkhana Patha)

      Dalam kehidupan ini, kita sering kali hanya menginginkan kebahagiaan dan menolak penderitaan. Padahal mau tidak mau kita pasti mengalami dua hal itu, ketika kita bahagia sering kali kita larut pada kebahagiaan dan melekat padanya, tapi kebalikannya dari hal itu kita justru membenci dan tidak mau menderita, sehingga pada waktu kita mengalami penderitaan kita akan sangat menderita sekali. Sebenarnya penyebab penderitaan yang kita alami adalah karena kita tidak bisa menerima keadaan, tapi kalau kita bisa menerima keadaan tentu saja kita akan mempunyai ketenangan dalam menghadapi penderitaan dan bukannya malah larut dengan penderitan itu sendiri. Sering kali kita menderita karena usia tua, sakit, kematian, berpisah dengan yang dicintai dan hasil dari kamma buruk yang dilakukan.
      Lalu bagaimana caranya agar kita bisa menerima keadaan tersebut ? adalah dengan cara merenungkannyalah kita akan bisa menerima hal itu, tanpa kita merenungkannya kita akan terus larut pada kebahagiaan dan penderitaan. Inilah yang kita renungkan dalam kehidupan kita;
1.      Perenungan usia tua
Sering kali kita lupa atau kita tidak pernah berpikir kalau kita akan mengalami usia tua. Sehingga jika kita tidak pernah merenungkannya, di waktu kita masih muda kita merasa bangga dengan kemudaan yang kita alami dan seringkali pula hal ini menimbulkan kesombongan. Ketika kita bangga dengan kesombongan di waktu muda, maka kita tidak akan punya rasa malu untuk melakukan kejahatan lewat pikiran, ucapan, dan perbuatan. Tetapi di dalam diri seseorang yang sering merenungkan kepastian usia tua, maka kesombongan kemudaan akan sepenuhnya lenyap atau menjadi lemah, sehingga di waktu kita mengalami usia tua sekalipun, kita bisa menerima keadaan itu dan tanpa penyesalan. Untuk alas an yang baik itulah fakta menjadi tua harus sering direnungkan.

2.      Perenungan sakit
Semua orang pasti akan mengalami yang namanya sakit, tidak ada orang yang dapat terbebas dari penyakit. Tetapi pada waktu kita sehat, jarang sekali kita berpikir kalau suatu saat nanti kita akan mengalami sakit, karena kita tidak pernah berpikir demikian, maka sewaktu kita sehat kita menjadi sombong dan arogan, bahkan kita juga banyak melakukan kejahatan baik melalui pikiran, ucapan atau perbuatan dan jika kita mengalami sakit, kita akan sangat menderita karenanya. Tetapi bagi orang yang sering merenungkan bahwa kita hidup di dunia ini pasti mengalami sakit, maka kesombongan dan perbuatan-perbuatan jahat bisa kita hindari pada waktu sehat, dengan perenungan ini juga kita bisa seimbang menerimanya.

3.      Perenungan kematian
Tidak ada juga yang bisa menghindari atau lari dari kematian, sepanjang-panjangnya umur kita nantinya pasti akan mengalami kematian. Seringkali juga kata “kematian” ini menjadi menakutkan ketika kita mendengarnya dalam kehidupan ini. Tapi walaupun kita takut akan kematian yang sudah pasti, tidak jarang pula ketika kita masih hidup kita masih mempunyai kesombongan dan melakukan perbuatan jahat melalui pikiran, ucapan atau perbuatan. Tetapi dalam diri seseorang yang merenungkan hal ini, kesombongan kehidupan akan sepenuhnya lenyap atau akan menjadi lemah.

4.      Perenungan terpisah dari yang dicintai
Berpisah dengan yang dicintai ini juga pasti, tetapi ketika kita masih berkumpul dengan orang yang kita cintai, justru kita tidak pernah berpikir kalau kita akan berpisah dengan mereka dan para mahluk mempunyai nafsu yang tinggi terhadap apa yang dicintai, dank arena oleh nafsu itu, mereka menjalani kehidupan yang jahat dalam pikiran, ucapan atau pebuatan. Tapi jika di dalam diri seseorang sering merenungkan berpisah dari hal-hal yang dicintai, maka nafsu yang tinggi terhadap apa yang dicintai akan lenyap atau akan menjadi lemah, dan melalui perenungan inilah kita bisa menerima dan seimbang dalam menghadapi kehidupan.

5.      Perenungan terhadap hasil dari perbuatan kita
Sering kali kita tidak sadar akan perbuatan yang kita lakukan sehingga jika kita melakukan perbuatan yang buruk, sering kali kita mengulanginya . Tetapi jika kita selalu menyadari setiap perbuatan yang kita lakukan, kita akan bisa mengontrol perbuatan kita. Sering kali juga ketika kita menuai hasil dari perbuatan buruk, kita akan menderita. Tetapi jika seseorang merenungkan  tanggung jawabnya terhadap perbuatan-perbuatan buruk yang akan dilakukan, maka perilaku jahat itu sepenuhnya akan tidak dilakukan dan jika kita mengalami penderitaan karena hasil dari perbuatan kita sendiri, maka kita akan bisa menerimanya.

      Dari perenungan – perenungan inilah maka kita dalam melakukan suatu perbuatan akan lebih berhati-hati supaya tidak menimbulkan penyesalan dan penderitaan, dan jika kita juga sering merenungkan hal-hal di atas maka ketika kita mengalami penderitaan dalam kehidupan kita bisa menerima dan tidak larut pada penderitaan itu sendiri. Maka dari itu, perenungan terhadap usia tua, sakit, kematian, berpisah dengan yang dicintai dan hasil dari perbuatan kita sendiri harus sering kali kita renungkan dalam kehidupan kita.

Ceramah oleh Bhikkhu Silanando Tanggal 26 Mei 2013.

Sumber : Berita Dhammacakka No. 983 Tanggal 26 Mei 2013. 

No comments:

Post a Comment