PERENUNGAN
KEHIDUPAN
Sabbehi
me piyehi manapehi nanabhavo vinabhavo
Segala
milikku yang kucintai dan kusenangi wajar berubah, wajar terpisah dariku.
(Abinhapaccavekkhana
Patha)
Dalam kehidupan ini, kita sering kali
hanya menginginkan kebahagiaan dan menolak penderitaan. Padahal mau tidak mau
kita pasti mengalami dua hal itu, ketika kita bahagia sering kali kita larut
pada kebahagiaan dan melekat padanya, tapi kebalikannya dari hal itu kita
justru membenci dan tidak mau menderita, sehingga pada waktu kita mengalami
penderitaan kita akan sangat menderita sekali. Sebenarnya penyebab penderitaan
yang kita alami adalah karena kita tidak bisa menerima keadaan, tapi kalau kita
bisa menerima keadaan tentu saja kita akan mempunyai ketenangan dalam
menghadapi penderitaan dan bukannya malah larut dengan penderitan itu sendiri.
Sering kali kita menderita karena usia tua, sakit, kematian, berpisah dengan
yang dicintai dan hasil dari kamma buruk yang dilakukan.
Lalu bagaimana caranya agar kita bisa
menerima keadaan tersebut ? adalah dengan cara merenungkannyalah kita akan bisa
menerima hal itu, tanpa kita merenungkannya kita akan terus larut pada
kebahagiaan dan penderitaan. Inilah yang kita renungkan dalam kehidupan kita;
1.
Perenungan usia tua
Sering
kali kita lupa atau kita tidak pernah berpikir kalau kita akan mengalami usia
tua. Sehingga jika kita tidak pernah merenungkannya, di waktu kita masih muda
kita merasa bangga dengan kemudaan yang kita alami dan seringkali pula hal ini
menimbulkan kesombongan. Ketika kita bangga dengan kesombongan di waktu muda,
maka kita tidak akan punya rasa malu untuk melakukan kejahatan lewat pikiran,
ucapan, dan perbuatan. Tetapi di dalam diri seseorang yang sering merenungkan
kepastian usia tua, maka kesombongan kemudaan akan sepenuhnya lenyap atau
menjadi lemah, sehingga di waktu kita mengalami usia tua sekalipun, kita bisa
menerima keadaan itu dan tanpa penyesalan. Untuk alas an yang baik itulah fakta
menjadi tua harus sering direnungkan.
2.
Perenungan sakit
Semua
orang pasti akan mengalami yang namanya sakit, tidak ada orang yang dapat
terbebas dari penyakit. Tetapi pada waktu kita sehat, jarang sekali kita
berpikir kalau suatu saat nanti kita akan mengalami sakit, karena kita tidak
pernah berpikir demikian, maka sewaktu kita sehat kita menjadi sombong dan
arogan, bahkan kita juga banyak melakukan kejahatan baik melalui pikiran,
ucapan atau perbuatan dan jika kita mengalami sakit, kita akan sangat menderita
karenanya. Tetapi bagi orang yang sering merenungkan bahwa kita hidup di dunia
ini pasti mengalami sakit, maka kesombongan dan perbuatan-perbuatan jahat bisa
kita hindari pada waktu sehat, dengan perenungan ini juga kita bisa seimbang
menerimanya.
3.
Perenungan kematian
Tidak
ada juga yang bisa menghindari atau lari dari kematian, sepanjang-panjangnya
umur kita nantinya pasti akan mengalami kematian. Seringkali juga kata
“kematian” ini menjadi menakutkan ketika kita mendengarnya dalam kehidupan ini.
Tapi walaupun kita takut akan kematian yang sudah pasti, tidak jarang pula
ketika kita masih hidup kita masih mempunyai kesombongan dan melakukan
perbuatan jahat melalui pikiran, ucapan atau perbuatan. Tetapi dalam diri
seseorang yang merenungkan hal ini, kesombongan kehidupan akan sepenuhnya
lenyap atau akan menjadi lemah.
4.
Perenungan terpisah dari yang dicintai
Berpisah
dengan yang dicintai ini juga pasti, tetapi ketika kita masih berkumpul dengan
orang yang kita cintai, justru kita tidak pernah berpikir kalau kita akan
berpisah dengan mereka dan para mahluk mempunyai nafsu yang tinggi terhadap apa
yang dicintai, dank arena oleh nafsu itu, mereka menjalani kehidupan yang jahat
dalam pikiran, ucapan atau pebuatan. Tapi jika di dalam diri seseorang sering
merenungkan berpisah dari hal-hal yang dicintai, maka nafsu yang tinggi
terhadap apa yang dicintai akan lenyap atau akan menjadi lemah, dan melalui
perenungan inilah kita bisa menerima dan seimbang dalam menghadapi kehidupan.
5.
Perenungan terhadap hasil dari perbuatan
kita
Sering
kali kita tidak sadar akan perbuatan yang kita lakukan sehingga jika kita
melakukan perbuatan yang buruk, sering kali kita mengulanginya . Tetapi jika
kita selalu menyadari setiap perbuatan yang kita lakukan, kita akan bisa
mengontrol perbuatan kita. Sering kali juga ketika kita menuai hasil dari
perbuatan buruk, kita akan menderita. Tetapi jika seseorang merenungkan tanggung jawabnya terhadap
perbuatan-perbuatan buruk yang akan dilakukan, maka perilaku jahat itu
sepenuhnya akan tidak dilakukan dan jika kita mengalami penderitaan karena hasil
dari perbuatan kita sendiri, maka kita akan bisa menerimanya.
Dari perenungan – perenungan inilah maka
kita dalam melakukan suatu perbuatan akan lebih berhati-hati supaya tidak
menimbulkan penyesalan dan penderitaan, dan jika kita juga sering merenungkan
hal-hal di atas maka ketika kita mengalami penderitaan dalam kehidupan kita
bisa menerima dan tidak larut pada penderitaan itu sendiri. Maka dari itu,
perenungan terhadap usia tua, sakit, kematian, berpisah dengan yang dicintai
dan hasil dari perbuatan kita sendiri harus sering kali kita renungkan dalam
kehidupan kita.
Ceramah oleh Bhikkhu
Silanando Tanggal 26 Mei 2013.
Sumber : Berita
Dhammacakka No. 983 Tanggal 26 Mei 2013.
No comments:
Post a Comment