Pasang Iklan Di Sini

Friday, March 13, 2015

Ceramah Dhamma (17) : MENINGGALKAN PENGHALANG-PENGHALANG

MENINGGALKAN PENGHALANG-PENGHALANG

Pamadam appamadena yada nudati pandito pattapasadamaruyha’ti
“Bilamana orang bijaksana telah mengatasi kelengahan dengan kewaspadaan, maka ia akan terbebas dari kesedihan”. (Dhammapada 28)

       Setiap tujuan yang sudah ditetapkan biasanya akan tidak mudah untuk dicapai. Karena setiap ada tujuan juga pasti akan muncul juga halangan atau rintangannya. Demikian pula dalam kehidupan ini apa yang menjadi tujuan  atau cita-cita kita, akan selalu muncul rintangan-rintangan untuk mencapainya. Seperti halnya seorang pelajar yang ingin lulus dalam sekolahnya, dia harus belajar dengan tekun dan memenuhi persyaratan untuk kelulusannya. Halangannya bisa muncul seperti malas belajar, sering tidak masuk kelas atau mungkin karena tidak mampu membayar biaya sekolahnya sehingga tujuannya tidak tercapai karena rintangan tersebut. Demikian pula dengan pekerjaan, berumah tangga, dan mencapai tujuan-tujuan lainnya semuanya akan memiliki rintangannya masing-masing. Sang Buddha juga membabarkan dalam Anguttara Nikaya, berkenaan tentang rintangan-rintangan dalam menggapai tujuan. Demikianlah seperti yang Sang Buddha sabdakan dalam Anguttara Nikaya sebagai berikut:

      Tak ada hal lain yang kuketahui, O para bhikkhu, yang oleh karena hal itu maka nafsu-nafsu indera yang tadinya belum muncul kemudian muncul dan nafsu-nafsu yang telah muncul kemundian meningkat dan menjadi kuat sedemikian besar seperti yag disebabkan oleh hal ini : suatu objek yang indah. Bagi orang yang secara tidak benar memperhatikan suatu objek yang indah, nafsu indera yang tadinya belum muncul akan muncul dan nafsu indera yang telah muncul akan meningkat dan menjadi kuat.

      Tak ada hal lain yang kuketahui, O para bhikkhu, yang oleh karena hal itu maka niat jahat yang tadinya belum muncul kemudian muncul dan niat jahat yang telah muncul kemundian meningkat dan menjadi kuat sedemikian besar seperti yag disebabkan oleh hal ini : suatu objek yang tidak menyenangkan. Bagi orang yang secara tidak benar memperhatikan suatu objek yang tidak menyenangkan, niat jahat yang tadinya belum muncul akan muncul dan niat jahat yang telah muncul akan meningkat dan menjadi kuat.

      Tak ada hal lain yang kuketahui, O para bhikkhu, yang oleh karena hal itu maka kemalasan serta kelambanan  yang tadinya belum muncul kemudian muncul dan kemalasan serta kelambanan yang telah muncul kemundian meningkat dan menjadi kuat sedemikian besar seperti yang disebabkan oleh hal ini : lesu, lamban, peregangan tubuh yang malas-malasan, mengantuk setelah makan, kemalasan mental.  Bagi orang yang pikirannya malas, kemalasan serta kelambanan yang tadinya belum muncul akan muncul dan kemalasan serta kelambanan yang telah muncul akan meningkat dan menjadi kuat.

      Tak ada hal lain yang kuketahui, O para bhikkhu, yang oleh karena hal itu maka kegelisahan serta kekhawatiran yang tadinya belum muncul kemudian muncul dan kegelisahan serta kekhawatiran yang telah muncul kemundian meningkat dan menjadi kuat sedemikian besar seperti yag disebabkan oleh hal ini : pikiran yang tidak tenang.  Bagi orang yang pikirannya tidak tenang, kegelisahan serta kekhawatiran yang tadinya belum muncul akan muncul dan kegelisahan serta kekhawatiran yang telah muncul akan meningkat dan menjadi kuat.

      Tak ada hal lain yang kuketahui, O para bhikkhu, yang oleh karena hal itu keraguan yang tadinya belum muncul kemudian muncul dan keraguan yang telah muncul kemundian meningkat dan menjadi kuat sedemikian besar seperti yang disebabkan oleh hal ini : perhatian yang tidak benar.  Bagi orang yang secara tidak benar memperhatikan segala sesuatu, keraguan yang tadinya belum muncul akan muncul dan keraguan yang telah muncul akan meningkat dan menjadi kuat.

      Tak ada hal lain yang kuketahui, O para bhikkhu, yang oleh karena hal itu maka nafsu indera yang tadinya belum muncul tidak akan muncul dan nafsu indera yang telah muncul kemudian ditinggalkan sedemikian besar seperti yang disebabkan oleh hal ini : suatu objek yang menjijikan. Bagi orang yang dengan benar memperhatikan objek yang menjijikan, maka nafsu indera yang tadinya belum mucul tidak akan muncul dan nafsu indera yang telah muncul akan ditinggalkan.

      Tak ada hal lain yang kuketahui, O para bhikkhu, yang oleh karena hal itu maka niat jahat yang tadinya belum muncul tidak akan muncul dan niat jahat yang telah muncul kemudian ditinggalkan sedemikian besar seperti yang disebabkan oleh hal ini : pembebasan hati karena cinta kasih. Bagi orang yang dengan benar memperhatikan pembebasan hati karena cinta kasih, maka niat jahat yang tadinya belum mucul tidak akan muncul dan niat jahat yang telah muncul akan ditinggalkan.

      Tak ada hal lain yang kuketahui, O para bhikkhu, yang oleh karena hal itu maka kemalasan serta kelambanan yang tadinya belum muncul tidak akan muncul dan kemalasan serta kelambanan yang telah muncul kemudian ditinggalkan sedemikian besar seperti yang disebabkan oleh hal ini : elemen kebangkitan, elemen ketekunan, elemen usaha yang kuat. Bagi orang yang telah membangkitkan dua energy, kemalasan serta kelambanan yang tadinya belum mucul tidak akan muncul dan kemalasan serta kelambanan yang telah muncul akan ditinggalkan.

      Tak ada hal lain yang kuketahui, O para bhikkhu, yang oleh karena hal itu maka kegelisahan serta kekhawatiran yang tadinya belum muncul tidak akan muncul dan kegelisahan serta kekhawatiran yang telah muncul kemudian ditinggalkan sedemikian besar seperti yang disebabkan oleh hal ini : pikiran yang sudah tenang. Bagi orang yang pikirannya sudah tenang, maka kegelisahan serta kekhawatiran yang tadinya belum mucul tidak akan muncul dan kegelisahan serta kekhawatiran yang telah muncul akan ditinggalkan.

      Tak ada hal lain yang kuketahui, O para bhikkhu, yang oleh karena hal itu maka keraguan yang tadinya belum muncul tidak akan muncul dan keraguan yang telah muncul kemudian ditinggalkan sedemikian besar seperti yang disebabkan oleh hal ini : perhatian yang benar. Bagi orang yang dengan benar memperhatikan segala sesuatu, keraguan yang tadinya belum mucul tidak akan muncul dan keraguan yang telah muncul akan ditinggalkan.

      Demikianlah Sang Buddha sudah membabarkan tentang hal-hal yang perlu dan tidak perlu untuk kita lakukan demi keberhasilan dari cita-cita kita. Sehingga ketika kita mampu mengalahkan rintangan-rintangan tersebut atau juga yang biasa disebut lima rintangan itu maka keberhasilan sudah tentu akan menjadi miliki kita.

      Oleh karena itu marilah berusaha untuk menerapkan apa yang sudah Sang Buddha babarkan tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari. Semoga kita selalu maju dalam Dhamma, semoga cita-cita luhur kita tercapai dan juga semoga semua mahluk berbahagia.

Ceramah Dhamma oleh Bhikkhu Atthakusalo tanggal 9 Desember 2012.
Sumber : Berita Dhammacakka No. 959 tanggal 9 Desember 2012.









No comments:

Post a Comment