Pasang Iklan Di Sini

Tuesday, April 29, 2014

Dua Siswi di Pekalongan Ini Menyulap Kulit Durian Jadi Manisan

Dijual biji jagung Popcorn ukuran:
1. 200 gram   = Rp. 8.000,-
2. 250 gram   = Rp. 10.000,-
3. 500 gram   = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-
Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a / hubungi email : ricky_kurniawan01@yahoo.com


Dua Siswi di Pekalongan Ini Menyulap Kulit Durian Jadi Manisan



TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN- Inspirasi bisa datang dari siapa saja, termasuk dari remaja yang minim pengalaman. Contohnya siswa-siswa kreatif di Jateng, mereka mampu menciptakan sesuatu yang bisa menginspirasi semua orang.
Limbah kulit durian biasanya tidak terpakai. Namun lewat tangan terampil siswa-siwsi SMAN 1 Bojong, Kabupaten Pekalongan, kulit durian dapat diolah menjadi manisan yang lezat.
Nairul Rizqi (18), siswi Kelas XII IPA 2, mengatakan, awal mula ide tersebut muncul ketika melihat banyak limbah durian yang tidak digunakan di daerahnya.
Diketahui, Kabupaten Pekalongan merupakan satu dari beberapa daerah di Indonesia penghasil buah durian.
Melihat itu, Nairul dibantu enam rekannya memutar otak untuk mengolah limbah tersebut menjadi barang yang bermanfaat. Hingga akhirnya muncullah ide manisan.
Cara pembuatan manisan kulit durian pun cukup mudah. Siswi warga Desa Duwet, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, tersebut menjelaskan tahap awal disiapkan limbah durian dan air mendidih.
Ambil bagian kulit ari paling luar buah durian yang berwarna putih kemudian cuci menggunakan air bersih untuk selanjutnya direndam menggunakan air kapur.
Perendaman menggunakan air kapur yang selama 10-20 menit itu agar lendir yang melekat pada bagian kulit ari hilang.
Sambil menunggu lendirnya hilang, selanjutnya adalah membuat karamel. Proses pembuatan karamel berasal dari gula pasir dicampur sedikit air mendidih, kemudian diaduk terus hingga karamel tersebut mengental.
Jika kedua bahan itu sudah siap, masukan kulit durian yang sudah tidak ada lendirnya itu ke dalam karamel yang telah siap. Aduk terus sampai kering hingga akhirnya manisan kulit durian lezat itu pun siap disajikan.
"Membuat karamel mudah, paling 30 menit jadi, yang sulit ngupas kulit arinya karena kita harus ngambil sisi terluar yang hanya 0,5 centimeter, proses pencucian juga perlu berulang-ulang agar lendirnya hilang," tambahnya.
Rencananya buah karya tersebut akan diusulkan kepada Dinas Perundustrian setempat agar bisa dijadikan makanan khas Kabupaten Pekalongan dan juga dapat sebagai oleh-oleh asli daerah. Selamat mencoba. (Tribunjaeng/Endra Wijonarko)


https://id.she.yahoo.com/dua-siswi-di-pekalongan-ini-menyulap-kulit-durian-040550852.html

Sunday, April 27, 2014

(Dijual sebuah Counter di dalam City Mall Tangerang, ukuran 2 x 2 meter. Harganya sangat murah, hanya Rp 110 juta saja. Cocok untuk usaha di dalam Mall. Hubungi: 0818111368 / 02190450533. Pin bb: 7dfe719a. Foto counter menyusul. Bagi yang membantu memasarkan, akan dapat komisi.)

======================================================
Dijual biji jagung Popcorn ukuran:
1. 200 gram   = Rp. 8.000,-
2. 250 gram   = Rp. 10.000,-
3. 500 gram   = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-

Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a / hubungi email : ricky_kurniawan01@yahoo.com


PERUMPAMAAN GAJAH DAN SEKUMPULAN ORANG BUTA, Udana 68

by Utphala Dhamma on Friday, July 29, 2011 at 4:39pm ·

Sekali waktu, ada seorang raja di Savatthi. Dia memanggil pengawalnya dan berkata: "Ke sini, pengawalku yang baik, pergi dan kumpulkanlah mereka yang buta sejak lahir di Savatthi ini, pada satu tempat."

"Baik, tuanku", sahut pengawalnya, lalu dia melaksanakan titah rajanya, lalu setelah selesai dikumpulkan, raja berseru lagi kepadanya: "Sekarang, pengawalku yang baik, tunjukkan pada orang-orang buta ini seekor gajah."

"Baik, tuanku", kata pengawalnya, lalu melaksanakan lagi titah rajanya. Dia mendekatkan salah seorang dari orang-orang buta itu di kepala gajah, seorang lagi di telinganya, seorang di gadingnya, seorang di belalainya, seorang di kakinya, seorang di punggungnya, seorang di ekornya, seorang lagi di ujung-ekornya lalu pengawal berseru: "Wahai, orang-orang buta, inilah yang disebut gajah".

Setelah itu, sang pengawal kembali menghadap pada raja dan berkata: "Tuanku, gajah telah ditunjukkan kepada semua orang buta. Sesuai titah baginda." Sang raja kemudian menghampiri orang-orang buta, sudahkah engkau tahu bagaimana gajah itu?" "Ya, tuanku, kita telah mengetahuinya," kata mereka.

"Bila demikian, katakan bagaimana yang disebut gajah."

Orang buta yang memegang kepala gajah berkata "Gajah menyerupai tempayan." Yang memegang telinga berkata: "Gajah menyerupai kipas." Demikian seterusnya, mereka mengatakan gading seperti ujung bajak, belalai seperti pegangan bajak, badan gajah seperti lumbung padi, kaki seperti tiang, bokong seperti lesung, dan ekor sebagai alu-nya, ujung ekor seperti sapu.

Mereka mulai bertengkar, berteriak: "Ya, begitu!" "Tidak, tidak begitu!" "Gajah, tidak seperti itu!" "Ya, seperti itu!". Mereka kemudian berkelahi, dan sang raja malah menikmati apa yang dilihatnya

DANA

(Dijual sebuah Counter di dalam City Mall Tangerang, ukuran 2 x 2 meter. Harganya sangat murah, hanya Rp 110 juta saja. Cocok untuk usaha di dalam Mall. Hubungi: 0818111368 / 02190450533. Pin bb: 7dfe719a. Foto counter menyusul. Bagi yang membantu memasarkan, akan dapat komisi.)

======================================================
Dijual biji jagung Popcorn ukuran:
1. 200 gram   = Rp. 8.000,-
2. 250 gram   = Rp. 10.000,-
3. 500 gram   = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-

Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a / hubungi email : ricky_kurniawan01@yahoo.com

DANA

Dlm kehidupan sehari-hari, semua orang berkeinginan untuk menjadi sukses dan memiliki kekayaan, namun tidak semua orang bisa sukses dan mendapatkan apa yg dicita-citakan.Banyak orang yang telah bekerja keras, dengan sungguh-sungguh, hemat dan jujur, tetapi hidupnya tidak juga mengalami perubahan. Kalau ia bekerja sebagai karyawan, gaji dan karirnya tidak berkembang. Atau sebagai wiraswasta, usahanya tidak ada kemajuan ke arah yg lebih baik. Mengapa?

Apakah kesuksesan bisa didapat dengan memohon/berdoa/meminta kepada sosok yang di atas?

Jawaban secara Buddhis adalah....
Bekerja dengan sungguh-sungguh dan hemat, belumlah cukup untuk mendorong kita mencapai keadaan yang lebih baik, masih memerlukan dorongan kamma baik kita agar cepat berbuah, yang oleh istilah awam disebut sebagai hoki (keberuntungan).

Dengan cara apakah kita dapat menciptakan hoki (keberuntungan)? Dengan berbuat baik, memupuk kamma baik dan cara yang paling gampang mendapatkan kamma baik adalah dengan berdana.

Ada 10 dasar perbuatan baik (berjasa) yg menghasilkan kamma baik, menurut Buddha :

1. Danamaya : memberi dana/sumbangan kepada mereka yang patut menerima.
2. Silamaya : menghindari diri dari tindakan-tindakan, ucapan dan pikiran yang melanggar sila dan moral.
3. Bhavanamaya : pengembangan batin (SAMATHA & VIPASSANA BHAVANA).
4. Apacayanamaya : penghormatan kepada yang patut menerima dan rendah hati.
5. Veyyavaccamaya : bakti kepada mereka yang patut menerima.
6. Pattidanamaya : membagi kebahagiaan kepada mahkluk lain.
7. Pattanumodanamaya : kebahagiaan melihat dan mendengar orang lain memperoleh kebahagiaan.
8. Dhammasavanamaya : mendengarkan dan menghayati Dhamma.
9. Dhammadesanamaya : membabarkan dan mengajarkan Dhamma.
10. Ditthujukammaya : meluruskan pandangan salah.

Dari uraian di atas, kita dapat melihat bahwa dana berada di urutan pertama. Dana merupakan kunci dari pintu pengembangan batin berikutnya.
Orang yang tidak memiliki sifat berdana, sulit sekali untuk melakukan perbuatan baik lainnya.

Apabila seseorang hendak mendalami ajaran Buddha maka ia harus mengembangakan sifat tidak mementingkan diri sendiri, salah satunya berdana, dengan demikian ia menyediakan landasan yang kokoh untuk pengembangan batin berikutnya.

Harta duniawi tidaklah kekal, begitu mudah hilang dan hancur, tetapi berdana menghasilkan timbunan kebajikan dan pahala yang tidak akan hilang dan mempunyai sifat :
1. Ajeyya : tidak dapat diusik siapapun.
2. Acora : tidak ada seorangpun di dunia yang bisa mencurinya.
3. Anugamim : mengikuti si pelaku setiap langkah.
4. Etam adaya Gacchati : walaupun badan jasmani hancur, mampu mengikuti pelakunya hingga ke kehidupan selanjutnya.
5. Asadharana : hanya berlaku untuk pribadi si pelaku.
6. Yam Devabhpatthenti : mengabulkan setiap hal, sebagaimana dikehendaki.

Dengan berbuat baik melalui berdana, banyak sekali pahala yang akan kita terima, baik pada kehidupan sekarang (apabila kamma tersebut berkesempatan berbuah pada kehidupan sekarang), maupun pada
kehidupan selanjutnya.

Manfaat berdana dapat dibagi 2, yaitu :
1. Manfaat duniawi
2. Manfaat spiritual

Manfaat duniawi yang dapat diterima adalah memperoleh nama harum, penghargaan, penghormatan, memiliki banyak sahabat, memperoleh kedudukan, pengikut, murah rezeki, memperoleh kemakmuran,
tidak pernah kekurangan, serta bahagia.

Seandainya manfaat tersebut belum berbuah pada kehidupan sekarang, dikehidupan selanjutnya kita dapat terlahir di alam surga, atau kita dapat terlahir di keluarga yang makmur, terhormat dan bahagia, luhur dengan rupa yang gagah dan cantik, memiliki suara yang indah, fisik yang sempurna dan tidak berkekurangan.

Manfaat spiritual yang dapat diperoleh adalah kita dapat mengikis sifat serakah (lobha), kebencian (dosa) dan kebodohan batin (moha). Semua yang kita miliki adalah tidak kekal (anicca), suatu saat kita pasti berhadapan dengan kemelekatan terhadap harta milik kita, harus berpisah dengan orang-orang yang kita sayangi atau dengan jasmani kita sendiri, misalnya sakit atau saat ajal menjelang. Seperti uraian manfaat berdana di atas, yang pertama adalah untuk melepaskan kemelekatan terhadap benda/materi dan sifat egois (ke-aku-an)

Dengan melihat begitu banyak alasan dan manfaat yang dapat dipetik, maka kita semua tidak perlu ragu-ragu lagi untuk mulai berdana.
Dana yang diberikan tidaklah berupa materi , tetapi non materi juga termasuk dalam dana. Salah satu contoh dari dana non materi adalah membantu Ayah & Ibu, memberi ceramah Dhamma, menasehati, turut serta dalam kegiatan sosial, dan masih banyak lagi. 
Akhir kata, mari kita lakukan praktek melepas/berdana.

Written by Willy Huang    Tuesday, 11 May 2010 08:28
SUMBER: 
http://www.mitosmedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=147:dana&catid=9:dhamma&Itemid=8
---------------------

 

PENJELASAN MENGENAI DANA DAN TINGKATANNYA
Oleh : Bhikkhu Ledi Sayadaw

Teman - teman yang berbahagia sering kita dengar kata - kata " Dana", dan selalu yang terbesit dibenak kita bahwa dana adalah pemberian sejumlah uang. dana dengan pemberian sejumlah uang adalah salah satu bagian dari cara Ber-Dana. Untuk lebih kita pahami marilah kita sama - sama sedikit belajar tentang Dana :
Penggolongan Menurut Pasangan Dua

1.AMISA DANA dan DHAMMA DANA

Amisa Dana : Pemberian dalam bentuk materi (termasuk uang)
Dhamma Dana: Pemberian berupa pengetahuan Dhamma, misalnya: mengajar, memberikan khotbah, menulis, menerbitka dan memberi buku-buku Dhamma.

Dari keduanya, Dhamma Dana memberikan hasil atau vipaka yang lebih tinggi dan berguna. Karena ?SABDA DANAM DHAMMA DANAM JINATI?, artinya: dari semua pemberian, pemberian DHamma-lah yang tertinggi. Amisa Dana menghasilkan kemakmuran dan kesejahteraan materi. Dhamma Dana menghasilkan timbulnya kebijaksanaan dan pengetahuan.

2.SAKKACA DANA dan ASAKKACCA DANA

Sakkacca Dana: Pemberian dengan hati-hati, sopan dan penuh hormat.
Asakkacca Dana : Pemberian tanpa sifat-sifat tersebut di atas. Misalnya memberikan makanan kepada hewan, tanpa memperhatikan segi-segi kebersihan dan sebagainya.

Jika Asakkacca Dana menghasilkan buah maka seseorang akan mendapatkan sikap yang kurang hormat atau kasar dari teman-teman, anak-anak atau pelayan-pelayannya.

3.PUJA DANA dan ANUGGAHA DANA

Puja Dana : Pemberian kepada orang-orang yang menjalankan sila dan orang-orang mulia. Atau orang yang mempunyai status lebih tinggi sebagai tanda hormat.
Anuggaha Dana : Pemberian kepada orang yang lebih rendah.

Puja Dana menghasilkan buah yang lebih banyak dan tinggi. Anuggaha Dana-pun jika dilakukan dengan tepat, dapat juga membawa hasil buah akibat yang besar. Seorang Bodhisattva, Raja Vessantara memberikan seorang anaknya kepada seorang Brahmana rendahan yang bernama Jujaka. Tetapi karena Cetana (kehendaknya) demikian kuat, maka hasil yang diterimanya sangat besar.

4.SAHATTHIKA DANA dan ANATTHIKA DANA

Sahatthika Dana : Pemberian dengan tangan sendiri atau secara pribadi.
Anatthika Dana : Pemberian dengan menggunakan perantara, misalnya dengan melalui seorang pelayan.

Bila Anatthika Dana menghasilkan buah, mungkin disertai dengan tiadanya pengikut atau teman. Raja Rajanna dilahirkan di Alam Dewa Catumaharajika dengan menerima istana yang besar (atas dana yang dilakukan selama hidupnya sebagia manusia. Tetapi karena dana yang diberikan dilakukan melalui pelayannya, maka ia tinggal sendirian di dalam istana Dewa tersebut, tanpa adanya pelayan atau pendamping.

5.THAVARA DANA dan ATHAVARA DANA

Thavara Dana : Pemberian yang bersifat tahan lama, misalnya stupa, rumah peristirahatan, vihara, sekolah, jembatan, sumur, menara air, tanah dan sebagainya.
Athavara Dana : Pemberian yang sifatnya tidak tahan lama, misalnya, makanan, pakaian dan uang.

Thavara Dana menghasilkan buah yang lebih kuat. Athavara Dana dapat menghasilkan buah yang sama kuat dengan Thavara Dana, bila Athavara Dana dilakukan dengan teratur dan terus menerus (dalam jangka waktu tertentu).

6.SAPARIVARA DANA dan APARIVARA DANA

Saparivara Dana : Pemberian yang disertai dengan tambahan-tambahan lain yang lengkap.
Asaparivara Dana : Pemberian yang tidak disertai dengan tambahan-tambahan lain.

Pemberian nasi saja adalah Aparivara Dana, bila disertai dengan lauk pauk dan kue-kue, termasuk Saparivara Dana. Sama juga halnya dengan pemberian roti saja, adalah Aparivara Dana. Sedangkan bila disertai dengan mentega atau selai adalah Saparivara Dana. Bila Aparivara menghasilkan buah, biasanya akan cenderung untuk tidak lengkap, misalnya seseorang menerima rumah, mungkin tak ada dindingnya.

7.NICCA DANA dan ANICCA DANA

Nicca Dana : Pemberian yang dilakukan secara teratur dan tetap.
Anicca Dana : Pemberian yang dilakukan kadang-kadang saja. Dalam Anggutara Nikaya dikatakan bahwa jika seseorang melakukan Nicca Dana dan Thavara Dana adalah seperti seorang Sotapana. Dia tidak akan dilahirkan di alam Apaya (Alam menyedihkan / neraka).

8.SANKHARA DANA dan ASANKHARA DANA

Sankhara Dana : Pemberian Dana setelah mendapat dorongan atau anjuran dari orang lain.
Asankhara Dana : Pemberian yang dilakukan atas kehendak sendiri, tanpa dorongan dari orang lain.

Sankhara Dana bila menghasilkan buah, akan menjadi seseorang lamban berpikir dan bodoh, dan buahnya sendiri terbatas sekali. Asankhara Dana bila menghasilkan buah, akan menjadikan seseorang cerdas dan pandai, buahnya tidak terbatas.

9.JANA DANA dan AJANA DANA

Jana Dana : Pemberian yang dilakukan dengan sepenuh pengertian (mengerti akan akibat-akibatnya).
Ajana Dana : Pemberian yang dilakukan dengan tidak mengerti / mengetahui apa akibatnya.

Ajana Dana menghasilkan Dvihetuka Patisandhi. Mereka yang dilahirkan dengan Dvihetuka Patisandhi tidak banyak yang dapat mereka capai dalam kehidupan spiritual, sebab mereka tidak mempunyai Amoha (kebijaksanaan). Jana Dana membawa kea rah Tihetuka Patisandhi. Mereka yang lahir dengan Tihetuka Patisandhi dapat mencapai tingkat Arahat dalam kehidupan sekarang ini.

10.VATTA NISSITA DANA dan VIVATTA NISSITA DANA

Vatta Nissita Dana : Pemberian yang dilakukan untuk mengharapkan keuntungan-keuntungan yang bersifat duniawi. Keuntungan Duniawi melipyti keinginan untuk dilahirkan di alam-alam dewa, dilahirkan sebagai anak orang kaya.
Vivatta Nissita Dana :Pemberian dengan tujuan untuk membebaskan diri dari Samsara (kesengsaraan) dengan tercapainya Nibbana / Kebebasan.

Perbedaan antara Vatta Nissita Dana dengan Vivatta Nissita Dana ini merupakan keistimewaan dalam ajaran agama Buddha. Vatta Nissita Dana tidak membentuk Paramita; sedangkan Vivatta Nissita Dana dapat membentuk Paramita. Vatta Nissita Dana dapat pula membentuk Paramita, tetapi cenderung untuk memperpanjang Samsara (roda perputaran hidup dan mati).

11.DHAMMA DANA dan ADHAMMA DANA

Istilah Dhamma di sini lain dengan istilah Dhamma dalam nomor 1. Dhamma di sini berarti ?sesuai dengan hokum alam (Dhamma)? atau ?tidak melanggar hokum alam (Dhamma yang diajarkan oleh Sang Buddha)?

Dhamma Dana : Pemberian berupa nasi, pakaian dan sebagainya.
Adhamma Dana : Pemberian berupa minuman keras, senjata, mesiu dan sebagainya barang-barang yang berbahaya, yang mungkin menjadikan seseorang melanggar Panati atau Surameraya Sila.

(Untuk daftar lima macam Adhamma Dana lihat pada penggolongan Pasangan Lima)

12.DHAMMIKA DANA dan ADHAMMIKA DANA

Dhammika Dana : Pemberian yang betul diberikan kepada seseorang atau Yayasan yang dituju sejak dari semula.
Adhammika Dana : Pemberian yang sebetulnya akan diberikan kepada seseorang atau suatu Yayasan, tetapi orang itu merubah pikirannya dan memberikannya kepada orang lain atau Yayasan lain.

13.VATTHU DANA dan ABHAYA DANA

Vatthu Dana : Pemberian barang materi.
Abhaya Dana : Pemberian berupa suatu kebebasan kepada suatu makhluk dari bahaya atau dari kematian, misalnya membebaskan hewan-hewan dari kurungan (yang telah ditangkap), larangan untuk berburu di hutan, melatih / mematuhi Lima Sila (Pancasila) dan sebagainya.

14.AJJHATIKA DANA dan BAHIRA DANA

Ajjhatika Dana : Pemberian berupa anggota badan, misalnya mata, badan jasmani dan mengorbankan jiwa sendiri untuk kebaikan dan kebahagiaan orang lain.
Bahira Dana : Pemberian biasa, tidak berupa anggota tubuh sendiri.

Ada tiga macam Paramita (Kesempurnaan)
1.Paramita biasa.
2.Upa Paramita, yaitu pemberian anggota tubuh, tetapi tidak memberikanjiwa (hidup) seseorang.
3.Paramattha Paramita, yaitu pemberian jiwa / hidup seseorang.

15.SAVAJJA DANA dan ANAVAJJA DANA

Savajja Dana : Pemberian yang disertai kekejaman atau pembunuhan makhluk hidup (binatang-binatang).
Anavajja Dana : Pemberian yang tidak disertai denga kekejaman atau pembunuhan makhluk hidup.

Savajja Dana bila menghasilkan buah, cenderung disertai dengan adanya bahaya-bahaya, atau dapat pula hilangnya jiwa seseorang.

16.AGGA DANA dan UCCHITA DANA

Agga Dana : Pemberian sesuatu yang terbaik dan terutama.
Ucchita Dana : Pemberian berupa sesuatu yang bernilai rendah (barang sisa).

Jika si penerima Ucchita Dana menghargai dan menyukai pemberian itu, maka Dana yang diberikan itu tetap akan membawa hasil yang besar. Yang paling penting adalah Cetana (kehendak) yang baik dan Sakkacca (sikap pikiran yang hormat dan sungguh-sungguh) dari si pemberi, misalnya orang kaya memberi orang miskin, pemberian tersebut nampaknya nilainya rendah di mata orang kaya, tetapi dalam pandangan si orang miskin, barang tersebut sangat diharagai. Demikian juga dengan pemberian kepada hewan-hewan.

17.HINA DANA dan PANITA DANA

Hina Dana : Pemberian yang bernilai rendah.
Panita Dana : Pemberian yang bernilai tinggi.

(Penjelasan sama dengan penjelasan nomor 16)



Penggolongan Menurut Pasangan Tiga

1.HINA DANA, MAJJHIMA DANA dan PANITA DANA.
- Hina Dana : Pemberian yang dilakukan dengan harapan mendapat kemasyhuran.
- Majjhima Dana : Pemberian yang dilakukan dengan tujuan untuk dapat dilahirkan sebagai manusia yang kaya.
- Panita Dana : Pemberian yang dilakukan dengan harapan untuk mencapai kebebasan (Nibbana).

2.DASA DANA, SAHAYA DANA dan SAMI DANA.
- Dasa Dana : Pemberian yang bernilai rendah, misalnya sesuatu yang biasa diberikan kepada seorang budak.
- Sahaya Dana : Pemberian yang mempunyai tingkat yang sama dengan apa yang biasa digunakan seseorang  yang sama kedudukannya, misalnya sesuatu yang diberikan kepada seorang teman.
- Sami Dana : Pemberian yang bernilai tinggi, misalnya sesuatu yang bisa dipakai oleh para majikan atau raja-raja.

3.LOKA DANA, ATTA DANA dan DHAMMA DANA
- Loka Dana : Pemberian yang dilakukan karena tradisi setempat (takut dipandang rendah bila tidak ikut berdana).
-Atta Dana : Pemberian yang dilakukan untuk menjaga kewibawaan / pangkat seseorang.
-Dhamma Dana : Pemberian yang dilakukan karena ingin mempratekkan ajaran agama.



Penggolongan Menurut Pasangan Empat

1.CATTU PACCAYA DANA
Penggolongan ini meliputi empat macam kebutuhan seorang Bhikkhu :
-Civara Dana : Pemberian jubah kepada bhikkhu.
-Pindapatta Dana : Pemberian makanan kepada bhikkhu.
-Bhesajja Dana : Pemberian obat-obatan kepada bhikkhu.
-Senasana Dana : Pemberian tempat tinggal atau kuti kepada bhikkhu.
Senasana Dana memberikan buah jasa yang paling tinggi. VIHARA DANAM SANHASA AGGAM BUDDHENA VANNITAM. Artinya: Sebuah tempat tinggal bhikkhu yang diberikan kepada Sangha dipuji oleh Sang Buddha sebagai pemberian hadiah tertinggi. SOCA SABBADODA HOTI, YO DADATI UPASSAYAM, yang berarti : seseorang yang mendirikan tempat tinggal bhikkhu sebagai hadiah kepada Sangha, sama nilainya dengan segala macam hadiah.

2.DAKKHINA VISUDDHI DANA
Penggolongan ini didasarkan atas:
-Sifat si pemberi yang berbudi luhur (menjalankan sila).
-Sifat si pemberi yang tidak berbudi luhur (tidak menjalankan Sila)
-Sifat si penerima yang berbudi luhur (menjalankan Sila).
-Sifat si penerima yang tidak berbudi luhur (tidak menjalankan Sila)
Bila keduanya berbudi luhur, pemberian tadi akan menghasilkan buah yang banyak; jika salah satunya tidak berbudi luhur, hasil yang diperolehnya hanya sedikit.



Penggolongan Menurut Pasangan Lima

ADHAMMA DANA (lihat nomor 11 dari Penggolongan Menurut Pasangan Dua), ada lima macam Adhamma Dana, yakni :
1. Pemberian makanan minuman yang memabukkan, dan senjata dengan mesiunya.
2. 2. Pemberian boneka-boneka untuk pertunjukkan, alat tari-tarian.
3. Pemberian berupa hewan-hewan untuk maksud seksual.
4. Pemberian berupa wanita-wanita untuk maksud seksual.
5. Pemberian gambar atau karya-karya yang dapat menimbulkan Kilesa (kekotoran bathin).

Bila Seseorang memberikan racun, tali pengikat, pisau atau senjata-senjata lain secara sadar kepada seseorang yang ingin bunuh diri (juga cara-cara bunuh dirinya ikut diterangkan), hal itu termasuk Panatipata Kamma, bukan Kusala Kamma. Hal ini juga berlaku bagi seseorang yang sedang berusaha untuk membunuh orang lain. Tetapi, seandainya racun diberikan untuk tujuan penyembuhan penyakit, maka hal itu adalah Kusala Kamma.

Jika senjata-senjata dan mesiunya pertama-tama dibuat tak berbahaya, kemudian dapat digunakan di Vihara, maka hal itu adalah Kusala Kamma (perbuatan baik).

Pemberian berupa alat untuk menari, pertunjukkan dan sebagainya yang dapat menyebabkan timbulnya Kilesa (kekotoran bathin) adalah Akusala Kamma. Tetapi bila alat-alat seperti seruling, tambur, bedugdan sebagainya digunakan untuk menghasilkan suara-suara yang cocok dan sesuai untuk vihara, maka pemberian barang-barag tersebut tidak termasuk Akusala Kamma.

Bila barang-barang/obat-obatan yang memabukkan diberikan tidak dengan maksud untuk mabuk-mabukkan, tetapi untuk obat (dengan ditelan atau untuk dipakai diluar) dengan tujuan utama untuk menyembuhkan penyakit, maka hal itu adalah Kusala Kamma.

Pemberian hewan-hewan dan manusia (wanita) untuk menjalankan Kusala Kamma, dan tidak untuk maksud seksual atau perbuatan tidak bermoral lainnya, dapat dikatakan sebagai Dhamma Dana.


Di Dalam Velamaka Sutta, urutan daripada buah jasa yang diperoleh sesuai dengan tingkat-tingkat si penerima dan sesuai dengan hakikat / sifat perbuatan Dana tersebut adalah sebagai berikut :

1.Memberikan makanan kepada seseorang yang telah mencapai kesucian tingkat Sotapanna (tingkat pertama), akan menghasilkan buah jasa yang lebih banyak daripada memberikan Dana ke-empat jurusan, yang dilakukan oleh Brahmana Velamaka selama 7 tahun, 7 bulan dan 7 hari.

2.Memberikan makanan sekali kepada seorang Sakadagami (Kesucian kedua) akan lebih banyak menghasilkan buah daripada 100 orang Sotapana.

3.Kepada seorang Anagami akan menghasilkan buah jasa lebih banyak daripada 100 orang Sakadagami.

4.Kepada seorang Arahat (Kesucian terakhir) akan menghasilkan buah jasa yang lebih banyak daripada 100 orang Anagami (Kesucian ketiga)

5.Kepada seorang Pacceka Buddha (Buddha ?Diam?) akan menghasilkan buah jasa yang lebih banyak daripada 100 orang Arahat.

6.Kepada seorang Samma Sambuddha (Buddha ?Sempurna?) akan menghasilkan buah jasa yang jauh lebih banyak daripada 100 orang Pacekka Buddha.

7.Pemberian kepada Sangha (Pesamuan para Bhikkhu), akan menghasilkan buah jasa jauh lebih banyak daripada Samma-Sambuddha.

8.Pemberian sebuah Catudisa Sanghika Vihara menghasilkan buah jasa yang jauh lebih banyak. Ini adalah pemberian berupa dana materi yang tertinggi.

9.Lebih menghasilkan buah jasa yang besar adalah Berlindung kepada Sang Tiratana.

10.Lebih menghasilkan buah jasa yang besar adalah mematuhi / melaksanakan Pancasila Buddhis.

11.Lebih menghasilkan buah jasa yang besar adalah MENGEMBANGKAN CINTA KASIH (melatih Samatha Bhavana) untuk beberapa saat.

12.Lebih menghasilkan buah jasa yang besar adalah  MENGAMATI & MERENUNGKAN KETIDAKKEKALAN (melatih Vipassana Bhavana / Meditasi Pandangan Terang).


Seseorang dapat mencapai Nibbana dengan salah satu dari lima cara berikut ini :

1.Sebagai seorang Savaka Buddha atau seorang Arahat, Pengikut Ariya biasa dari Sang Buddha.
2.Sebagai seorang Mahavasaka atau pengikut sang Buddha dengan disertai suatu kemampuan istimewa. Di zaman Sang Buddha ada 80 Mahasavaka.
3.Sebagai seorang Aggasavaka atau Pengikut Utama Sang Buddha. Setiap Buddha selalu mempunyai 2 orang Aggasavaka, yaitu Pengikut Utama Sebelah Kiri dan Pengikut Utama Sebelah Kanan.
4.Sebagia seorang Pacceka Buddha atau Buddha Diam (Tak mempunyai kemampuan untuk membimbng orang lain menuju pencapaian Tingkat Kesucian).
5.Sebagai seorang Sammasambuddha atau seorang Buddha Yang Maha Sempurna. Mencapainya dengan usaha sendiri, dan dapat membimbing orang lain menuju Pencapaian Tingkat Kesucian.

Untuk mencapai tingkat Sammasambuiddha, seseorang harus memenuhi syarat melakukan tiga macam Paramita. Untuk menjadi seorang Pacceka Buddha dan Aggasavaka, seseorang harus melakukan dua macam Paramita. Sedangkan untuk menjadi seorang Arahat biasa (Savaka Buddha atau Mahasavaka), dibutuhkan satu macam Paramita saja.

Penjelasan singkat ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana cara melakukan pemberian yang baik. Sangat diharapkan agar penjelasan tersebut dapat membantu kita dalam menerapkan dasar-dasar Kamma yang baik.

Last Updated on Friday, 29 January 2010 10:15
SUMBER:
http://www.mitosmedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=65:penjelasan-mengenai-dana&catid=9:dhamma&Itemid=8
--------------


......
“Di sini, Ananda, dengan cara memberikan dana kepada binatang,
dana itu bisa diharapkan untuk memberikan imbalan seratus kali.

Dengan cara memberikan dana kepada orang biasa yang tidak bermoral,
persembahan itu bisa diharapkan untuk memberikan imbalan seribu kali.

Dengan cara memberikan dana kepada orang biasa yang bermoral,
dana itu bisa diharapkan untuk memberikan imbalan seratus-ribu kali.

Dengan cara memberikan dana kepada orang di luar [Ajaran], yang telah bebas dari nafsu jasmani terhadap kesenangan-kesenangan indera; dana itu bisa diharapkan untuk memberikan imbalan seratus ribu kali seratus-ribu.

“Dengan cara memberikan dana kepada orang yang telah memasuki jalan
menuju realisasi buah pemasuk-arus, persembahan itu bisa diharapkan untuk
memberikan imbalan tak-terhitung, tak-terukur.

Maka:

Apa yang dapat dikatakan tentang berdana kepada Pemasuk-Arus?

Apa yang dapat dikatakan tentang berdana kepada orang yang telah
memasuki jalan menuju realisasi buah yang-kembali-sekali-lagi?

Apa yang dapat dikatakan tentang berdana kepada Yang-Kembali-Sekali-Lagi?

Apa yang dapat dikatakan tentang berdana kepada orang yang telah
memasuki jalan menuju realisasi buah yang-tidak-kembali-lagi?

Apa yang dapat dikatakan tentang berdana kepada Yang–Tidak-Kembali-Lagi?

Apa yang dapat dikatakan tentang berdana kepada orang yang telah
memasuki jalan menuju realisasi buah tingkat arahat?

Apa yang dapat dikatakan tentang berdana kepada Arahat?

Apa yang dapat dikatakan tentang berdana kepada Paccekabuddha?

Apa yang dapat dikatakan tentang berdana kepada Tathagata,
yang telah mantap dan sepenuhnya tercerahkan?

.... TAK TERHITUNG, TAK TERUKUR...

~ MN 142. DAKKHINAVIBHANGA SUTTA