Pasang Iklan Di Sini

Saturday, March 28, 2015

LIMA RINTANGAN (PANCANIVARANA)

LIMA RINTANGAN (PANCANIVARANA)

      Bila Anda mengembangkan kesadaran dan perhatian benar secara bertahap, maka pemusatan perhatian pada napas akan bertambah kuat. Maka Anda akan sadar, bahwa sebenarnya hanya ada napas dan batin yang memperhatikannya dan tidak ada apa-apa dibalik keduanya  tidak ada yang disebut ‘ego’, ‘aku’ atau sesuatu yang bersifat kekal atau semacamnya. Itulah napas, dan Anda tidak mengalami dua macam proses, yang ada hanya satu proses, melulu penarikan dan pengeluaran napas yang seperti ombak laut. Dalam arti yang paling tinggi adalah : terdapatnya meditasi (tentang kesadaran dan perhatian), namun tidak ada pelaku dibaliknya. Apabila Anda dapat mencapai tingkatan pengertian ini pada pemusatanmu, berarti bahwa latihan pemusatanmu sudah sangat tinggi dan bersamaan dengan hal ini, muncullah kebahagiaan yang menggiurkan dan kedamaian batin yang amat mengesankan, suatu pengalaman yang sebelumnya belum pernah Anda alami.

      Mungkin keadaan seperti ini hanya sebentar dan pikiran ruwet kembali lagi. Ia akan berkelana pula, dan akan terasa sulit untuk berkonsentrasi. Anda akan merasa malas atau ingin tidur, bisan dan gelisah, merasa jemu dengan latihan meditasi. Tidak mengapa. Memang begitulah cara batin manusia bekerja. Kini Anda mengerti kelakuan batin melalui pengalaman sendiri dan tidak melalui buku-buku atau apa yang didengar. Anda harus menumbuhkan kembali kemauan, menetapkan ketekunan, siap untuk bertempur. Lupakanlah diri sendiri dan suatu saat Anda akan mencapai tingkat Jhana (dhyana) suatu pengalaman pencerapan penuh pada konsentrasi yang mendalam dan berhasil melenyapkan segala rintangan. Tahap pemusatan seperti itu, yang bersifat menenangkan (samatha bhavana) amat perlu dan penting sekali untuk menumbuhkan Pengertian Benar. Penembusan dan memperoleh Pandangan Terang (Vipassana) untuk mencapai batin yang bersih --- Nibbana.

      Banyak rintangan yang harus dihadapi siswa meditasi, namun ada lima rintangan khususnya dalam usaha membangun pemusatan batin dan pencapaian Jalan ke arah kebebasan.. Ia disebut ‘Nivaranani’ sebab bersifat menutupi, memotong dan merusak. Ia menutup pintu ke arah kebebasan. Apakah lima rintangan ini. Nafsu keinginan akan obyek indriya yang menyenangkan seperti bentuk yang dapat dilihat (rupa) dan lain-lain, ingin menyakiti orang lain, kelambanan dan kemalasan (batin), kekacauan dan kekuatiran,  keraguan dan ketidakpastian.

      Batin yang sudah terisi oleh sifat seperti itu tak akan bisa berhasil melakukan pemusatan kepada objek apapun yang baik. Tanpa Usaha Benar kelima rintangan pengembangan batin tidak dapat diatasi. Fungsi Empat Usaha Benar ini ada empat macam, yaitu mencegah, melenyapkan, mengembangkan dan mempertahankan. Usaha Benar atau juga disebut Daya Upaya Benar menyajikan sifat :

1.      Mencegah munculnya pikiran atau itikad jahat yang masih belum muncul.
2.      Melenyapkan pikiran yang tidak baik yang sedang tampak / muncul
3.      Menumbuhkan dan mengembangkan pikiran baik yang belum muncul.
4.      Menunjang dan menumbuhkan pikiran bai yang sudah ada.

      Dengan pikiran yang tidak benar yang dimaksudkan di sini adalah sebab atau akar yang menumbuhkan kejahatan seperti keserakahan, kebencian, dan kebodohan batin. Semua kotoran batin yang lain berasal dari tiga akar kejahatan ini, sedangkan yang baik merupakan lawannya.

      Keempat sila Daya Upaya Benar merupakan pelengkap dari Usaha konsentrasi. Usaha Benar ini bekerja sama dengan dua faktor secara serentak dalam satu golongan, yakni Kesadaran dan Perhatian Benar. Usaha dan Daya Upaya Benar melenyapkan pikiran jahat yang menjadi perintang pelaksanaan meditasi. Dan meningkatkan serta mempertahankan sifat batin yang baik yang diperlukan sebagai penunjang mengembangkan Perhatian Benar.

      Apabila batin siswa melemah, maka tibalah saatnya menumbuhkan kemauan dan semangatnya, meningkatkan usaha dan mengatasi keengganan dan kemalasan. Kemurungan dan melemahnya batin serta faktor batin merupakan musuh meditasi, karena bila batin melemah, maka Daya nya pun melemah. Ini mengakibatkan bertambahnya kelemahan, yang akhirnya menjurus pada ketidakacuhan.

Sumber : Buku Berjudul “ Meditasi Buddhis”
Judul Asli : “Buddhis Meditation”
Oleh : Piyadassi Thera


No comments:

Post a Comment