Inilah Pembuat Pachinko Terbesar di Jepang, dan Juga Bos Dari Sega, Perusahaan Game Legendaris Jepang. Dia Juga Dijuluki Sebagai Donald Trump-nya Jepang.
Hajime Satomi adalah salah satu dari 50 orang terkaya
di Jepang. Majalah Forbes memperkirakan kekayaannya sebesar 1 miliar
dolar Amerika. Semua itu datangnya dari Sammy Corporation, bisnis game
dan hiburan yang ia mulai sendiri kala berusia 33 tahun. Sammy
Corporation bermula sebagai pembuat mesin pachinko untuk mengakomodasi
gaya hidup masyarakat Jepang. Pachinko adalah sebutan bagi mesin pinball
dan mesin slot yang paling diminati sebagai hiburan bagi kalangan
pekerja di Jepang. Sukses besar, bahkan hingga menyandang predikat
sebagai pembuat mesin pachinko terbesar di Jepang, Sammy Corporation
terus menggurita ke bisnis lain, dari hotel, kasino, hingga membeli
studio game terkenal di dunia: Sega. Yup, Sega!
Mahasiswa drop out
Pada 1975, Hajime Satomi mengundurkan diri dari bangku kuliah untuk mendirikan perusahaan impiannya. Kala itu, ia melihat besarnya potensi di mesin pachinko yang masih dimanufaktur secara serampangan oleh produsen lokal. Instingnya terbukti benar, ketika 26 tahun kemudian, pada tahun 2001, mereka melantai di Tokyo Stock Exchange dengan sukses, dan memantapkan diri sebagai pembuat mesin pachinko terbesar di Jepang.Kisah Sukses Donald Trump versi Jepang [Studentpreneur]
Membeli Sega
Pada tahun 2004, Hajime Satomi membeli Sega dengan harga 394 juta dolar Amerika. Kala itu, Sega tengah sekarat. Persaingan di dunia konsol begitu ketat, terutama setelah kedatangan Sony dengan Playstation mereka. Dreamcast mereka gagal menembus pasar. Tidak lagi melihat adanya potensi di sini, maka Hajime Satomi mengakhiri partisipasi Sega di dalam persaingan di dunia console. Meski demikian, Sega masih bersaing sebagai studio pembuat game. Hajime Satomi kemudian memimpin perusahaan gabungan bernilai 4,5 juta dolar Amerika ini di bawah bendera baru Sega Sammy Holding, Inc. Hingga kini, Sega Sammy Holdings terus menduduki salah satu dari 60 perusahaan terbaik di Jepang, berdasarkan recurring income.Berorientasi pada profit
Sejak keputusannya menutup produksi console Sega, Hajime Satomi jadi lawan nomor satu bagi para gamers, terutama pecinta Sega garis keras. Banyak komentar-komentar negatif tentangnya tersebar di Internet. Akan tetapi, tampaknya ia membiarkan komentar-komentar itu seperti angin lalu. Profit tetap jadi orientasi nomer satu baginya. Misalnya ketika ia memutuskan untuk menambang Sonic sebagai komoditi yang terlalu banyak direproduksi berulang-ulang. “Sejak tahun 2003, dengan Sonic Heroes, beban kerja kami sudah berlebih. Saya ingin istirahat, sejujurnya. saya tahu Sonic adalah hit terbesar kami, sekaligus maskot perusahaan, tetapi ketika Anda memiliki pimpinan yang bahkan tidak menyadari tentang intelectual property perusahaannya sendiri, dan berpikir bahwa Sonic adalah satu-satunya franchise yang kami miliki, hal ini menempatkan lebih banyak tekanan pada kami,” curhat Takashi Iizuka, head developer Sonic Team. Akan tetapi, ketika dikonfirmasi secara terpisah, Satomi hanya menjawab, “Anda bercanda? Saya baru saja mendapat laporan penjualan untuk Sonic Lost World. Kami berhasil, big time! Jika ada pun, saya ingin lebih banyak Sonic! Persetan dengan waralaba lain, mereka dapat membusuk di belakang gudang kami, saya tidak peduli. Saya akan menelepon Iizuka-san untuk mengerjakan sekuel!”
Di satu sisi, Hajime Satomi
menunjukkan bahwa kadang, bos memang harus siap untuk dibenci. Bos harus
bersikap rasional, tanpa melibatkan perasaan. Karena hal tersebut,
Hajime Satomi sering dijuluki sebagai Donald Trump versi Jepang.
Bagaimana menurut Anda? Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga
bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur. [Photo Credit: Erokism]
No comments:
Post a Comment