DN 10
Subha
Sutta
Tentang Subha
Moralitas, Konsentrasi, Kebijaksanaan
Diterjemahkan dari bahasa Pāḷi ke bahasa Inggris oleh
Maurice O’Connell Walshe
[204] 1.1. DEMIKIANLAH YANG KUDENGAR.1 Suatu ketika, Yang Mulia Ānanda sedang berdiam
di Sāvatthi, di Hutan Jeta, di Taman Anāthapiṇḍika, tidak lama
setelah Sang Bhagavā meninggal dunia.2 Dan pada saat itu, pemuda bernama Subha, putra
Todeyya,3 sedang menetap di Sāvatthi untuk suatu urusan.
1.2. Dan Subha berkata kepada seorang pemuda:
‘Pergilah, adikku, ke tempat di mana Petapa Ānanda berada, tanyakan padanya
atas namaku apakah ia dalam keadaan sehat, bebas dari keletihan, kuat,
bersemangat, dan berdiam dengan nyaman, dan katakan: “Baik sekali, jika Yang
Mulia Ānanda, demi belas kasihnya, mengunjungi kediaman Subha, putra Todeyya.”’
1.3. ‘Baiklah, Tuan,’ pemuda itu menjawab.
Kemudian ia pergi ke tempat Yang Mulia Ānanda, saling bertukar sapa, dan duduk
di satu sisi. Kemudian ia menyampaikan [205] pesan itu.’
1.4. Yang Mulia Ānanda menjawab: ‘Ini bukan
waktu yang tepat, anak muda. Hari ini aku meminum obat. Mungkin besok jika
waktu dan kesempatannya memungkinkan.’ Dan anak muda itu bangkit, kembali ke
Subha dan melaporkan apa yang terjadi antara dia dengan Yang Mulia Ānanda, dan
menambahkan: ‘Misiku sejauh ini telah selesai, Yang Mulia Ānanda mungkin akan
datang besok.’
1.5. Dan sesungguhnya, saat malam berakhir,
Yang Mulia Āṅanda merapikan
jubahnya, membawa jubah dan mangkuknya dan, disertai oleh Yang Mulia Cetaka,4 datang
ke kediaman Subha, dan duduk di tempat yang telah disediakan. Kemudian Subha
mendekati Yang Mulia Ānanda, saling bertukar sapa dengannya, dan duduk di satu
sisi. Kemudian ia berkata: [206] ‘Yang Mulia Ānanda sudah lama menjadi pelayan
pribadi Yang Mulia Gotama, menetap di dekat Beliau. Engkau, Yang Mulia Ānanda,
pasti mengetahui hal-hal apa yang dipuji oleh Yang Mulia Gotama, dan yang
dengannya Beliau menggerakkan, menasihati, dan mengukuhkan orang-orang. Apakah,
Yang Mulia Ānanda, hal-hal itu?’
1.6. ‘Subha, ada tiga kelompok hal yang dipuji
oleh Sang Bhagavā, dan yang dengannya Beliau menggerakkan, menasihati, dan
mengukuhkan orang-orang. Apakah tiga itu? Kelompok moralitas Ariya,5kelompok konsentrasi Ariya, dan kelompok kebijaksanaan Ariya.
Ini adalah tiga kelompok hal yang dipuji oleh Sang Bhagavā …. ‘
‘Yang Mulia Ānanda, apakah kelompok moralitas
Ariya yang dipuji oleh Sang Bhagavā …?’
1.7-29. ‘Tuan muda, seorang Tathāgata telah
muncul di dunia ini, seorang Arahat, Buddha yang telah mencapai Penerangan
Sempurna, memiliki kebijaksanaan dan perilaku yang Sempurna, telah sempurna
menempuh Sang Jalan, Pengenal seluruh alam, penjinak manusia yang harus
dijinakkan yang tiada bandingnya, Guru para dewa dan manusia, Tercerahkan dan
Terberkahi. Beliau, setelah mencapainya dengan pengetahuan-Nya sendiri,
menyatakan kepada dunia bersama para dewa, māra dan Brahma, para raja dan umat
manusia. Beliau membabarkan Dhamma, yang indah di awal, indah di pertengahan,
indah di akhir, dalam makna dan kata, dan menunjukkan kehidupan suci yang
sempurna dan murni sepenuhnya. Seorang siswa pergi meninggalkan keduniawian dan
mempraktikkan moralitas (Sutta 2, paragraf 41-63). Itu adalah kesempurnaan
moralitas.’
1.30. ‘Itu adalah kelompok moralitas Ariya
yang dipuji oleh Sang Bhagavā …. Tetapi ada lagi yang harus dilakukan.’
‘Sungguh indah, Yang Mulia Ānanda, sungguh menakjubkan! Kelompok moralitas
Ariya telah dipenuhi dengan sempurna, tidak ditinggalkan dalam keadaan tidak
sempurna. Dan aku tidak melihat kelompok moralitas Ariya ini [207] dipenuhi
oleh siapa pun di antara para petapa dan Brahmana dari aliran lain. Dan jika
ada di antara mereka yang menemukan kesempurnaan ini dalam diri mereka, mereka
akan sangat gembira sehingga mereka akan mengatakan: “Kita sudah selesai!
Tujuan pertapaan kita telah tercapai! Tidak ada lagi yang harus dilakukan!”
Tetapi Yang Mulia Ānanda menyatakan bahwa masih ada lagi yang harus dilakukan!’
[Akhir
dari bagian pembacaan pertama]
2.1 ‘Yang Mulia Ānanda, apakah kelompok
konsentrasi Ariya yang dipuji oleh Yang Mulia Gotama …?’
2.2-18. ‘Dan bagaimanakah seorang bhikkhu
menjaga pintu-pintu indrianya? Ia menjaga pintu-pintu indrianya dan mencapai
empat jhāna (Sutta 2, paragraf 64-82). Ini muncul padanya melalui konsentrasi.’
[208]
2.19. ‘Itu adalah kelompok konsentrasi Ariya
yang dipuji oleh Sang Bhagavā …. Tetapi ada lagi yang harus dilakukan.’
‘Sungguh indah, Yang Mulia Ānanda, sungguh menakjubkan! Kelompok konsentrasi
Ariya telah dipenuhi dengan sempurna, tidak ditinggalkan dalam keadaan tidak
sempurna. Dan aku tidak melihat kelompok konsentrasi Ariya ini dipenuhi oleh
siapa pun di antara para petapa dan Brahmana dari aliran lain. Dan jika ada di
antara mereka yang menemukan kesempurnaan ini dalam diri mereka, mereka akan
sangat gembira sehingga mereka akan mengatakan: “Kita sudah selesai! Tujuan
pertapaan kita telah tercapai! Tidak ada lagi yang harus dilakukan!” Tetapi
Yang Mulia Ānanda menyatakan bahwa masih ada lagi yang harus dilakukan!’
2.20. ‘Yang Mulia Ānanda, apakah kelompok
kebijaksanaan Ariya yang dipuji oleh Yang Mulia Gotama?’ 2.21-22. ‘Dan
demikianlah, dengan pikiran terkonsentrasi, ia mencapai berbagai pandangan
terang (Sutta 2, paragraf 83-84). Ini muncul padanya melalui kebijaksanaan.
2.23-36. ‘Ia menembus Empat Kebenaran Mulia,
sang jalan dan, lenyapnya kekotoran (Sutta 2, paragraf 85-97). Dan ia
mengetahui: “ …. Tidak ada lagi yang lebih jauh di sini.”
2.37. Itu adalah kelompok kebijaksanaan Ariya
yang dipuji oleh Sang Bhagavā, yang dengannya Beliau menggerakkan, menasihati,
dan mengukuhkan orang-orang. Lebih dari itu, tidak ada lagi yang harus
dilakukan.’ [210]
‘Sungguh indah, Yang Mulia Ānanda, sungguh
menakjubkan! Kelompok kebijaksanaan Ariya telah dipenuhi dengan sempurna, tidak
ditinggalkan dalam keadaan tidak sempurna. Dan aku tidak melihat kelompok
kebijaksanaan Ariya ini dipenuhi oleh siapa pun di antara para petapa dan
Brahmana dari aliran lain. Dan tidak ada lagi yang lebih jauh yang harus
dilakukan! Sungguh indah, Yang Mulia Ānanda, sungguh menakjubkan! Bagaikan
seseorang yang menegakkan apa yang terjatuh, atau menunjukkan jalan bagi ia
yang tersesat, atau menyalakan pelita di dalam gelap, sehingga mereka yang
memiliki mata dapat melihat apa yang ada di sana. Demikian pula Yang Mulia
Ānanda telah membabarkan Dhamma dalam berbagai cara.’
‘Yang Mulia Ānanda, aku berlindung kepada
Gotama Sang Bhagavā, kepada Dhamma, dan kepada Sangha. Sudilah Yang Mulia
Ānanda menerimaku sebagai seorang siswa-awam yang telah menerima perlindungan
sejak hari ini hingga akhir hidupku!’
- 1. Kita mungkin
bertanya-tanya, seperti halnya RD, mengapa ini dimasukkan ke dalam Sutta
terpisah, padahal isinya kurang lebih sama dengan DN 2. tetapi pengulangan
tidak pernah diabaikan oleh para penulis Canon masa lalu, dan ini tidak
diragukan dilakukan sehubungan dengan kisah Subha menjadi pengikut Buddha.
RD menunjukkan bahwa tiga kelompok ini adalah sīla, samādhi dan paññā,
yang kami terjemahkan menjadi (agak berbeda dari RD) sebagai moralitas,
konsentrasi dan kebijaksanaan. RD juga menyebutkan bahwa istilah samādhi
tidak ditemukan dalam naskah-naskah Pre-Buddhist. Menurut catatannya harus
ditambahkan bahwa penggunaan istilah ini dalam naskah Hindu untuk
menunjukkan kondisi pencerahan adalah tidak selaras dengan penggunaan
dalam Buddhisme, dimana arti dasar dari konsentrasi meluas untuk
menjelaskan ‘meditasi’ secara umum.
- 2. Kronologi sangat
sedikit atas Nikāya ini. Peristiwa meninggal dunia-nya Sang Buddha
dijelaskan dalam DN 16.
- 3. Seorang
Brahmana, yang namanya berarti ‘orang Tudi’.
- 4. Seperti Todeyya,
namanya berasal dari nama tempat kelahirannya di negeri Cetiya.
- 5. Sīlakkhandha.
Ini juga merupakan nama dari kelompok pertama dari tiga kelompok Nikāya
ini, namun dua lainnya tidak mirip dalam polanya.
http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/subha-sutta-2/
No comments:
Post a Comment