Bagaimana
cara mengatasi problem masalah
Uttitthe nappamajjeyya, dhammam
sucaritam care,
Dhammacari sukham seti, asmim
loke paramhi ca’ti.
Bangun! Jangan Lengah ! Tempuhlah Kehidupan Benar.
Barang siapa menempuh kehidupan benar, maka ia akan hidup bahagia di
dunia ini maupun di dunia berikutnya.
(Dhammapada XIII:2)
Di dunia ini tidak ada orang yang tidak punya masalah.
Setiap orang pasti mempunyai masalahnya masing-masing; apakah dia orang kaya,
apalagi orang miskin; apakah dia orang yang mempunyai pangkat / kedudukan
ataupun orang yang biasa; apakah dia anak-anak, remaja, dewasa, kakek ataupun
nenek; apakah dia seorang bujangan ataupun yang sudah berkeluarga; apakah dia
pedagang atau pengusaha ataupun karyawan; semuanya mempunyai masalah, bahkan
para bhikkhu pun masih mempunyai masalah, jangan dikira bahwa para bhikkhu
tidak mempunyai masalah, mereka juga mempunyai masalah.
Masalah-masalah ini banyak sekali di dunia ini, apakah
masalah ekonomi, sosial, politik, pekerjaan, kesehatan, keuangan, keluarga,
teman ataupun pacaran.
Lalu bagaimana cara kita mengatasi masalah-masalah ini ?
Banyak dari kita yang mempunyai masalah tetapi mereka tidak tahu bahwa mereka
mempunyai masalah, nah bagi mereka ini maka cara pemecahan masalahnya akan
sulit. Contoh : Orang yang mempunyai kemelekatan yang sangat erat terhadap
sesuatu ataupun orang yang tidak mempunyai pengendalian diri yang baik.
Misalnya orang yang mempunyai tekanan darah tinggi atau kolesterol yang tinggi
tetapi tidak bisa mengendalikan diri terhadap makanan-makanan yang bisa
menimbulkan tekanan darah tinggi, seperti daging kambing, ataupun durian.
Walaupun dia pergi ke dokter untuk berobat da makan obat pemberian dokter,
tentunya bagi orang-orang seperti ini untuk bisa sembuh atau untuk bisa keluar
dari masalahnya adalah sangat sulit sekali. Dia tidak ada pengendalian diri
atau kemauan untuk mengatasi masalahnya, makan obat hanya bisa mengatasi
gejala-gejalanya saja tetapi sumbernya tidak diatasi. Mereka masih senang /
melekat terhadap hal-hal yang menimbulkan kesenangan indriawi walaupun hal ini
bisa meninbulkan masalah (dukkha), mereka tidak peduli, yang penting bisa enjoy
dulu sekarang, apa yang akan terjadi akibatnya adalah urusan nanti. Orang yang
berpandangan demikian adalah orang yang bodoh atau orang yang tidak bijaksana.
Orang yang bodoh / tidak bijaksana akan sangat sulit sekali bisa keluar dari
masalah-masalahnya.
Mengapa sampai bisa terjadi masalah? Semua masalah pasti ada
sebabnya, di dunia ini tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa sebab, tiak ada
sesuatu yang terjadi secara kebetulan. Banyak sekali penyebab timbulnya masalah
ini: adanya nafsu keinginan (tanha), adanya kemelekatan, tidak mengerti tentang
kebenaran, tidak adanya pengendalian diri, sebagai akibat dari karma buruk yang
berbuah, dan lain-lain. Jika seseorang mempunyai nafsu keinginan (tanha) yang
sangat besar, seakin besar nafsu keinginannya maka akan semakin besar pula
penderitaanya; tetapi apabila nafsu keinginannya semakin kecil / berkurang,
maka masalahnya akan semakin kecil / berkurang dan penderitaan / dukkha-nya pun
akan semakin berkurang. Demikan juga dengan orang yang mempunyai kemelekatan,
misalnya kemelekatan terhadap minuman keras. Seorang pemabuk tahu bahwa minum
minuman keras adalah tidak baik, tetapi karena kemelekatannya, tidak bisa
mengatasi kemelekatannya, maka dia tidak bisa menahan diri terhadap minuman
keras. Kemelekatan ini amat berbahaya, apalagi kemelekatan terhadap pandagan
salah. Bagaimana cara menyelesaikan
masalah ? Untuk menyelesaikan masalah kita harus mempunyai pengendalian diri,
mengurangi / meperkecil nafsu keinginan, mengendalikan pikiran, mempunyai
kesabaran dan toleransi, bertindak bijaksana, harus mengerti bahwa segala
sesuatu di dunia ini tidak ada yang kekal, semuanya pasti akan berlalu sesuai
dengan waktu.
Ada pepatah Tionghoa yang berbunyi : “Kalau ada masalah
besar, jadikan menjadi kecil ; kalau ada masalah kecil, jadikan supaya tidak
ada masalah.” Semoga kita semua terbebas dari masalah.
Sabbe satta bhavantu
sukhitatta. Semoga semua mahluk hidup berbahagia.
Sumber : Berita Dhammacakka No.1062 tgl 16 November 2014
Oleh : Bhikkhu Santadhiro
No comments:
Post a Comment