Perlindungan yang
Bermutu Bagi Kehidupan
Tasma hi attakamena, mahattamabhikankhata
Saddhamo garukatabbo, saram buddhana sasana’nti
Seseorang yang menginginkan
kebaikannya sendiri, menginginkan kemajuan spiritual, harus secara mendalam
menghormati Dhamma sejati, merenungkan ajaran Sang Buddha (Samyutta Nikaya,
Garava Sutta)
Evolusi manusia dari masa ke masa
selalu meninggalkan cerita, tidak terkecuali tentang perlindungan untuk pribadi
masing-masing dari segala amcam ancaman, bencana, kerugian, nasib sial, dan
kematian. Manusia purba yang hidup berabad-abad lalu memiliki keyakinan bahwa
suatu bencana terjadi karena “Sang Penguasa” murka, maka mereka memberikan
berbagai macam kurbanan dan sesajian pada bebatuan yang besar, pohon-pohon yang
besar dengan latar belakang ketakutan bukan atas alas an kepedulian.
Gambaran yang tidak begitu
berbeda pun dapat kita lihat dalam kehidupan saat ini. Manusia modern masi
tetap berusaha mengejar aksesoris atau pernak-pernik yang berbau pusaka untu
berbagai macam kebutuhan biasa yang disebut sebagai jimat. Pemahaman tentang
“nasib buruk “ yang terjadi di kehidupan kita sering disalahartikan karena
sudah digariskan, ditakdirkan dan disuratkan seperti itu, ini merupakan
pemahaman fatalsitik imana tidak ada kemungkinan sedikitpun bagi kita sebagai
manusia untuk berdaya upaya mengubahnya. Kesialan yang terjadi dianggap sebagai
ujian hidup dari yang kuasa, bukan malah dipahami sebagai konsekuensi dari
tindakan buruk diri sendiri.
Berlindung kepada Tiratana
Tiratana secara harfiah berarti
tiga permata, yang terdiri dari Buddha, Dhamma, dan Sangha. Permata merupakan
jenis bebatuan yang berharga dan bernilai tinggi. Oleh sebab tiu, permata
digunakan sebagai perumpamaan terhadap kemuliaan, keagungan dan keluhuran dari
Buddha, Dhamma, dan Sangha.
Seorang umat Buddha yang
berlindung kepada Tiratana, setelah mempelajari, mengetahui dan mempraktikkan
ajaran Beliau, maka:
Ia memperoleh keyakinan sempurna
dalam Sang Buddha sebagai berikut : “Sang Buddha adalah sempurna, telah
mencapai penerangan sempurna, sempurna dalam pengetahuan sejati dan perilaku,
maha mulia, pengenal seluruh alam, pemimpin yang tanpa bandingnya bagi
orang-orang yang harus dijinakkan, guru para dewa dan manusia , yang
tercerahkan, yang suci.”
Ia memperoleh keyakinan dalam
Dhamma sebagai berikut :
“Dhamma telah dinyatakan dengan
sempurna oleh Sang Bhagava, terlihat di sini dan saat ini, efektif segera,
mengundang untuk diselidiki, mengarah pada tujuan, untuk dialami oleh para
bijaksana untuk diri mereka sendiri.”
Ia memperoleh keyakinan dalam
Sangha sebagai berikut:
“Sangha para siswa Sang Bhagava
mempraktikkan jalan yang baik, mempraktikkan jalan yang lurus, mepraktikkan
jalan sejati, mempraktikkan jalan yang benar, yaitu, empat pasang mahluk,
delapan jenis individu; Sangha para siswa Sang Bhagava ini layak menerima
persembahan, layak menerima keramahan, layak menerima persembahan, layak
menerima penghormatan, lading jasa yang tiada bandingnya di dunia.”
Menjadikan sesosok Buddha sebagai
perlindungan berarti kita sebagai murid-murid beliau berusaha untuk bisa
meneladani berbagai macam sifat-sifat luhur Beliau. Beliau merupakan sesosok
guru yang bijaksana dan cerdas selain energik dan penuh semangat dalam
mendedikasikan hidupnya demi kebahagiaan banyak mahluk.
Melalui ajaran-Nya, Buddha
mewartakan anjuran-anjuran tentang manfaat dari berdana, bertata susila, dan
kemuliaan ddalam praktik meditasi yang membawa ke pembebasan. Buddha juga
emmiliki murid-murid yang dapat menembus ajaran yang telah dibabarkannya selama
45 tahun lamanya. Kualitas Buddha, Dhamma dan Sangha sampai saat ini masih
begitu memberikan dampak positif bagi kehidupan yang kita jalani. Wujud nyata
kita sebagai murid yang masih berkutat dalam siklus samsara ini untuk
menghormati Buddha dan ajaran-Nya yaitu dengan senantiasa mempraktikkan ajaran
yang telah Beliau babarkan.
Oleh karena ketakutan, para
manusia biasanya pergi mencari perlindungan ke gunung-gunung, hutan-hutan,
pohon-pohon keramat, dan tempat-tempat penjualan. Perlindungan seperti itu
tidaklah aman, perlindungan semacam itu bukanlah yang tertinggi, dengan
perlindungan semacam itu, seseorang tidaklah terbebas dari penderitaan.
Keinginan Manusia Terhadap
Kehidupannya
Empat keinginan yang dimiliki
orang di dunia ini dan yang dapat dicapai oleh mereka walaupun dengan kesukaran
apabila mereka mau menempuh dengan jalan yang benar : (1) Semoga saya menjadi
kaya dan semoga kekayaan terkumpul padaku dengan cara yang benar dan pantas,
(2) semoga saya beserta sanak keluarga dan kawan-kawan dapat mecapai kedudukan social
yang tinggi, (3) Semoga saya selalu berhati-hati di dalam kehidupan ini,
sehingga saya dapat berusia panjang, dan (4) Apabila kehidupan did ala dunia
ini telah berakhir, semoga saya dapat terlahir di alam bahagia.
Sekiranya keinginan semacam itu
adalah hal yang manusiawi dan lumrah sekali. Seseorang mengharapkan panjang
usia, banyak harta, lancer usaha, harmonis keluarga dan kelahiran ulang di alam
bahagia setelah melakukan beraneka macam kebaikan. Sebagai umat Buddha, kita
boleh-boleh saja mengarahka tekad dari jasa baik yang telah kita lakukan
terhadap harapan-harapan tersebut karena kita telah menanam modal dan
berinvestasi pada kebaikan. Buddha pun tidak pernah melarang para perumah
tangga berdaya upaya dengan benar mengumpulkan harta kekayaan. Dalam
Dhammavibhanga dijelaskan tentang keuntungan yng diperoleh karena memiliki
kekayaan, setelah memperoleh kekayaan dan harta benda dengan cara – cara yang
benar dan pantas, seseorang dapat:
1. Merawat
ayah, ibu, anak, istri, dan pembantu-pembantu sehingga mereka semua hidup
bahagia,
2. Menjamu
teman-teman,
3. Menghilangkan
bahaya-bahaya yang timbul dari bermacam-macam sebab,
4. Mengadakan
lima macam pengorbanan: [pengorbanan keluarga: memberikan bantuan terhadap
sanak keluarga, pengorbanan tamu: menyambut tamu dengan sepantasnya,
pengorbanan untuk mereka yang telah meninggal: melakukan pattidana,
pengorrbanan untuk raja / pemerintah : membayar pajak, pengorbanan dewa,
melakukan perbuatan-perbuatan berjasa ]
5. Menyokong
kehidupan para samana yang kelakuannya benar dan sesuai dengan fungsinya.
Ketika telah
muncul keyakinan dan semangat spiritual dalam batin kita, maka selama kita
masih menjumpai dan mempraktikkan Dhamma dalam hidup ini, segala hal yang baik
akan menjadi milik kita, segala marabahaya, malapetaka, dan bencana senantiasa
menjauh dari kita. Dhamma akan melindungi seseorang yang mempraktikkannya.
Minggu, 09
November 2014
Oleh : Bhikkhu
Khemadharo
(Dikutip dari
Berita Dhammacakka No 1061 Tanggal 09 November 2014)
No comments:
Post a Comment