Pasang Iklan Di Sini

Monday, December 8, 2014

Perempuan ini Berprofesi "Mengobati" Klinik Kesehatan

Perempuan ini Berprofesi "Mengobati" Klinik Kesehatan

Dikontrak untuk menyehatkan klinik, atau bahkan menghidupkan klinik.

ddd
Senin, 8 Desember 2014, 12:57
Affita Indria Dewi di salah satu klinik yang pernah ia kelola. (Foto koleksi pribadi)
Affita Indria Dewi di salah satu klinik yang pernah ia kelola. (Foto koleksi pribadi)(Koleksi pribadi)
VIVAnews - Profesi Affita Indria Dewi, boleh dibilang cukup unik. Dia mengaku mampu menyembuhkan klinik kesehatan. Kok bisa?

Menurut perempuan yang lahir pada 16 Januari 1980 itu, meski memberi layanan kesehatan, klinik kesehatan tak selalu punya manajemen yang prima.

Jangankan klinik kecil, pengelolaan klinik kesehatan skala besar juga acap menemui kendala pada manajemennya.

"Mereka terlalu berkonsentrasi pada tenaga profesional saja, seperti dokter, sehingga kerap melupakan cash flow yang menjadi nyawa sebuah bisnis," ujar perempuan yang minta disapa Fita kepada VIVAnews, akhir pekan kemarin.

Memang, kata Fita, pelayanan kesehatan merupakan misi kemanusiaan. Namun, tanpa adanya sirkulasi keuangan yang segar, mustahil misi kemanusiaan itu bisa berjalan.

"Klinik kesehatan makin menjamur. Banyak produk dan layananhealth dan aesthetics ditawarkan. Persaingan makin kompetitif," kata dia.

Sektor kesehatan, mau tak mau menjadi ladang bisnis baru. Kenyataan itu, tak bisa ditampik. Sayangnya, pemilik klinik kerap melupakan sisi bisnis dari klinik kesehatan.

Akibatnya, tingkat kunjungan klinik perlahan-lahan menurun, dan tak sedikit yang terpaksa tutup lantaran tak lagi didatangi pasien.

"Nah, saya di-hire untuk menangani hal semacam itu, menyehatkan klinik, atau bahkan menghidupkan klinik," tutur dia.

Sebelum melakukan 'pengobatan', Fita lebih dulu mendiagnosa penyakit yang diderita klinik kesehatan. "Biasanya, keberadaan klinik kurang dikomunikasikan. Kan sayang, dokter dan fasilitas bagus, tetapi pasiennya sedikit," ujarnya.

Komunikasi, atau bahasa lainnya, promosi di bidang kesehatan butuh trik sendiri. Sebab, menurut peraturannya, sektor kesehatan tidak boleh melakukan promosi yang sifatnya hard selling.

"Bentuknya macam-macam, misalnya health education, dan sebagainya. Channel-nya bisadigital maupun konvensional," tutur pemilik Klinikonsultan ini.

Persoalan lain yang kerap melanda klinik kesehatan adalah kebocoran keuangan, lantaran buruknya pengelolaan sumber daya manusia.

Sering kali, konsentrasi klinik tercurah pada tenaga profesionalnya, seperti dokter dan paramedis. "Mengelola dokter memang sangat tricky (rumit). Tetapi, kalau sudah tahu akan mudah. Sayangnya, banyaknya konsentrasi pada dokter membuat SDM lainnya terabaikan," ujarnya.

Menurut Fita, diperlukan strategi pengelolaan SDM yang cermat dan berintegritas. Perlunya, agar semua karyawan menjalankan fungsi pengawasan mandiri. Budaya perusahaan harus diinternalisasi ke tiap karyawan.

Sementara itu, bila ingin mendirikan klinik baru, Fita mengaku dia dan timnya dapat membantu mempersiapkan proses hingga terbitnya perizinan. Tak itu saja, Fita juga bisa menyediakan dokter untuk praktik di klinik.

"Kebetulan saya punya jaringan dokter, jadi mudah kalau menarik mereka untuk praktik di klinik," tuturnya.

Fita pernah terlibat di berbagai pengelolaan klinik. Misalnya, Dentist & Dentist, dr Khee & Co Clinic, Denta Dental Care, dan banyak lagi.

Berapa harga jasanya? "Nanti saja kalau benar-benar ingin mengontrak saya, hehehe.." ujarnya sembari terkekeh. 

http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/566325-perempuan-ini-berprofesi--mengobati--klinik-kesehatan

No comments:

Post a Comment