Selasa, 30 Desember 2014 , 01:26:00
Bisnis Sepatu Kain yang Menguntungkan. Foto Dite Surendra/Jawa Pos/JPNN.com
BERITA TERKAIT |
Sulit menemukan ukuran sepatu yang sesuai dengan kakinya, Nikmatus Sholihah berinisiatif membuat sepatu sendiri. Hasil kreasi sepatunya menjadi produk bisnis yang mendatangkan keuntungan.
’’Ukuran sepatu saya nanggung, yaitu size 35. Ukuran dewasa bukan, ukuran anak-anak yabukan,’’ ungkap Nikmatus Sholihah lantas tertawa. Perempuan yang akrab disapa Nikma itu sulit menemukan sepatu yang cocok dengan dirinya. Saat menemukan ukuran yang pas, modelnya tidak sesuai. Saat menemukan model sepatu yang disukai, ukuran selalu tidak ada.
Pengalaman itulah yang mendorong Nikma berkreasi membuat sepatu sendiri. Dengan begitu, perempuan berjilbab tersebut merasa percaya diri karena model dan ukuran sepatu sesuai dengan keinginannya. Selain itu, mudah di-mix-match dengan baju yang dipakai.
Bahan kain yang digunakan pun beragam. Antara lain, kain katun, kanvas, batik, jins, dan kain impor dari Jepang. Satu jenis kain tidak berpatok pada satu sepatu. Namun, kain bisa dikombinasikan sehingga menjadi sepasang sepatu yang cantik.
Nikma sering memakai sepatu kreasinya saat menghadiri acara keluarga maupun hang out bersama teman-teman. Orang-orang tertarik dengan sepatu yang dikenakan perempuan 33 tahun tersebut. Satu per satu teman memesan sepatu kepada Nikma. Keadaan itulah yang ditangkap Nikma sebagai peluang bisnis sepatu. Sejak setahun lalu, bermodal sekitar Rp 5 juta, Nikma memberanikan diri membuka bisnis berlabel Nikma Basyar. ’’Kali pertama saya stok 10 pasang sepatu langsung habis,’’ kenangnya.
Pesanan lebih banyak lagi ketika Nikma memasang foto produknya di media sosial. Konsumen tidak hanya berasal dari Surabaya, namun menyebar hampir dari seluruh wilayah Indonesia. Misalnya, Jakarta, Kalimantan, Sulawesi, Batam, dan Bali. Lebih luas lagi, Nikma juga mendapat order dari Brunei dan Malaysia.
Nikma menerapkan sistem ready stock sekaligus customized. Dua sistem tersebut dianggap ampuh untuk menarik perhatian konsumen. Sistem stok bertujuan menghadapi konsumen yang ingin melihat produk sebelum membeli. ’’Kalau stok ada, saya siap menerima konsumen kapan pun,’’ imbuhnya. Sementara itu, sistem customized digunakanuntuk melayani keinginan konsumen yang lebih detail.
Selain sepatu dewasa, Nikma menyediakan sepatu anak-anak. Ada pula sepatu pasangan antara ibu dan anak. Harga setiap pasang sepatu berkisar Rp 105 ribu–Rp 165 ribu untuk ukuran anak-anak. Sepatu dewasa dihargai Rp 175 ribu–Rp 350 ribu. Hal tersebut bergantung pada kerumitan model dan bahan yang digunakan. Berdasar jenis, produk bisnis terdiri atas flat shoes, wedges, bot, dan heels.
Tidak hanya meraup keuntungan, dalam berbisnis, Nikma juga ingin memberikan edukasi kepada konsumen. Terutama tentang bahan kain yang digunakan dalam pembuatan sepatu. ’’Dalam packaging-nya, saya menyertakan secarik kertas tentang asal usul kain yang digunakan dalam sepatu tersebut,’’ kata perempuan yang saat ini berdomisili di Sidoarjo itu. Nikma pun menerima banyak respons positif dari konsumen.
Saat pesan, perempuan kelahiran 28 Mei 1981 tersebut mewajibkan konsumen membayar uang muka 50 persen dari harga produk. Kalau barang sudah jadi, konsumen harus melunasi pembayaran sebelum barang dikirim. ’’Jangka waktu pesan sampai produk jadi biasanya sekitar satu minggu,’’ terangnya. (bri/c7/c17/nda)
http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=278260