Saya senang berkunjung ke museum di mana saja, termasuk di New York. Karena profesi saya desainer, museum yang saya kunjungi tak jauh dari topik itu. Museum of Modern Art (MoMA) di New York sudah menarik perhatian saya ketika merencanakan perjalanan ke kota "yang tak pernah tidur" ini.
Rencana saya hari itu sederhana. Naik subway di jalur E lalu berhenti di 53rd St. & Fifth Avenue. Tak sulit mencarinya. Cari kios The Halal Guys yang terkenal itu, lalu seberangi jalan. Tak jauh dari situ, ada pintu masuk museum. Ada baiknya makan siang atau makan pagi dulu sebelum ke museum karena saya tahu sejam atau dua jam di sana tak akan cukup bagi saya.
Berbekal kartu keanggotaan yang dipinjamkan seorang teman di sana, saya bisa masuk gratis. Untung teman saya juga lelaki, jadi petugasnya tidak menyadari saya menggunakan kartu orang lain. Jika membayar, tarifnya untuk dewasa adalah $25, lansia $18, dan anak-anak $14 sekali masuk.
Total ada sembilan lantai di museum ini. Lantai T1, M dan T2 adalah tiga lantai terdasar menjadi lokasi teater. Lantai 1 adalah lobi, restoran, ArtLab, dan Sculpture Garden. Lantai 2 adalah Galeri Kontemporer, Media, Pameran Desain Buku dan Ilustrasi serta Pameran Khusus. Lantai 3 tentang Arsitektur, Gambar dan Fotografi.
ArtLab adalah ruang eksibisi temporer. Pada waktu itu, ada Materials Lab yang tujuannya adalah mengajak pengunjung untuk mengeksplorasi material-material yang digunakan dalam karya seni, misalnya tekstur cat minyak, lapisan dasar, kain, kayu, sampai yang non-tradisional dan digital. Sculpture Garden adalah taman terbuka di dalam museum yang isinya adalah seni-seni patung modern. Menikmati karya seni di ruang terbuka sambil menghidup udara segar.
Lantai 4 dan 5 tentang Seni Lukis dan Patung, dari era-era berbeda, antara lain 1880 - 1940 dan 1940 - 1980. Saya menemukan karya Jason Pollock, Andy Warhol, Frida Kahlo, Henri Matisse, Piet Mondrian, Claude Monet, Pablo Picasso dan Vincent van Gogh di lantai-lantai ini, mulai dari lukisan, seni grafis hingga seni patung. Betapa bahagianya, terutama saat menyaksikan karya-karya Jason Pollock dan Andy Warhol. Semua yang biasanya saya lihat hanya di internet, buku atau media massa, sekarang bisa saya lihat secara langsung.
Total ada sembilan lantai di museum ini. Lantai T1, M dan T2 adalah tiga lantai terdasar menjadi lokasi teater. Lantai 1 adalah lobi, restoran, ArtLab, dan Sculpture Garden. Lantai 2 adalah Galeri Kontemporer, Media, Pameran Desain Buku dan Ilustrasi serta Pameran Khusus. Lantai 3 tentang Arsitektur, Gambar dan Fotografi.
ArtLab adalah ruang eksibisi temporer. Pada waktu itu, ada Materials Lab yang tujuannya adalah mengajak pengunjung untuk mengeksplorasi material-material yang digunakan dalam karya seni, misalnya tekstur cat minyak, lapisan dasar, kain, kayu, sampai yang non-tradisional dan digital. Sculpture Garden adalah taman terbuka di dalam museum yang isinya adalah seni-seni patung modern. Menikmati karya seni di ruang terbuka sambil menghidup udara segar.
Lantai 4 dan 5 tentang Seni Lukis dan Patung, dari era-era berbeda, antara lain 1880 - 1940 dan 1940 - 1980. Saya menemukan karya Jason Pollock, Andy Warhol, Frida Kahlo, Henri Matisse, Piet Mondrian, Claude Monet, Pablo Picasso dan Vincent van Gogh di lantai-lantai ini, mulai dari lukisan, seni grafis hingga seni patung. Betapa bahagianya, terutama saat menyaksikan karya-karya Jason Pollock dan Andy Warhol. Semua yang biasanya saya lihat hanya di internet, buku atau media massa, sekarang bisa saya lihat secara langsung.
Lantai 6 adalah ruang pameran khusus, yang biasanya berganti-ganti beberapa bulan atau beberapa tahun sekali.
Objek-objek seni favorit saya antara lain "Campbell's Soup Cans" & "Marilyn Diptych" oleh Andy Warhol, "Full Fathom Five" oleh Jackson Pollock, "Broadway Boogie-Woogie" oleh Piet Mondrian, dan semua karya-karya tipografi yang ada di sana.
Museum ini ramah keluarga dan saya melihat banyak orang tua membawa anaknya. Wajah-wajahnya sumringah mencoba berbagai eksibisi interaktif, misalnya seperti di ArtLabs — menyentuh material-material dan mencoba mengenalinya. Beberapa eksibisi digital juga ada seperti instalasi video interaktif yang membuat pengunjung tertawa-tawa, sedih atau malah tertegun heran.
Objek-objek seni favorit saya antara lain "Campbell's Soup Cans" & "Marilyn Diptych" oleh Andy Warhol, "Full Fathom Five" oleh Jackson Pollock, "Broadway Boogie-Woogie" oleh Piet Mondrian, dan semua karya-karya tipografi yang ada di sana.
Museum ini ramah keluarga dan saya melihat banyak orang tua membawa anaknya. Wajah-wajahnya sumringah mencoba berbagai eksibisi interaktif, misalnya seperti di ArtLabs — menyentuh material-material dan mencoba mengenalinya. Beberapa eksibisi digital juga ada seperti instalasi video interaktif yang membuat pengunjung tertawa-tawa, sedih atau malah tertegun heran.
Mudah-mudahan museum di Indonesia bisa menjadi sarana rekreasi seperti ini, selain tentunya untuk penikmat seni sejati yang ingin menghabiskan waktu berjam-jam meresapi karya-karya favoritnya.
Sigit Adinugroho mengisi blog perjalanan ranselkecil.com.
Simak juga keseruan para Funbassadors bertualang di Filipina pada halaman ini.
https://id.berita.yahoo.com/mengunjungi-museum-of-modern-art--new-york-064924973.html
No comments:
Post a Comment