TRIBUNNEWS.COM - Segala sesuatu yang berlebihan pasti berdampak buruk. Ini berlaku pada penggunaan gadget, dalam hal ini ponsel pintar.
Banyak memang sumbangsih yang ponsel pintar berikan bagi kehidupan manusia. Berkat ponsel, komunikasi jadi lancar, manusia pun lebih produktif. Namun di lain sisi, benda tersebut berpotensi membawa bencana bila penggunaannya berlebihan. Korban yang paling berpotensi adalah remaja lantaran paling sering terekspos alat ini.
Seperti diwartakan MedicalDaily.com, para peneliti Baylor University in Texas mengungkap berbagai dampak negatif dari pemakaian ponsel berlebih oleh remaja.
Dalam studi yang dipublikasikan dalam Journal of Behavioral Addictions, disebutkan 60 persen dari 164 mahasiswa yang menjadi responden mengaku kecanduan bermain ponsel. Ditemukan pula, mahasiswa paling sering berinteraksi dengan ponsel, yaitu 10 jam, ketimbang pria, selama delapan jam.
Rinciannya, rata-rata mereka menghabiskan 1,5 jam untuk SMS, 46 menit untuk mengirim surat elektronik, 38 menit mengecek Facebook, dan 34 menit berselancar di internet tanpa tujuan yang jelas.
Menurut James Roberts, salah seorang peneliti yang terlibat, dampak buruk dari pemakaian ponsel berlebih adalah turunya performa murid dalam bidang akademis.
"Ponsel bisa saja dijadikan sebagai 'pelarian' dari kelas. Bagi sebagaian murid, ponsel bisa menjadi media untuk menyontek," ujarnya.
Yang terburuk, meski ponsel menawarkan kepraktisan untuk mencari informasi, pada akhirnya murid malah terancam kehilangan kemampuan verbal dan intelegensi emosinya.
Tak berhenti di situ, kualitas tidur mereka pun terganggu. Studi lainnya yang melibatkan 200 mahasiswa mengungkap setiap minggunya mahasiswa kehikangan waktu tidur selama 45 menit karena keseringan menggunakan ponsel.
"Bisa bayangakan ada sesuatu dari ponsel yang membuat mereka harus selalu terkoneksi dengan dunia luar," ujar Sue K.Adams, asisten profesor untuk studi perkembangan manusia dan keluarga.
Denise Daniels, ahli pengasuhan dan suster dokter anak, khawatir pola pertumbuhan otak kaum muda terganggu karena kebiasaan tersebut.
"Jejak-jejak saraf mereka berubah. Hal tersebut akan memengaruhi konsentrasi dan daya tahan tubuh. Pada kasus yang biasa terjadi, mereka kehilangan hubungan personal. Tak aneh rasanya bila kita sering melihat anak yang sudah mati rasa, tak ada lagi empati dan simpati," terangnya. (Daniel Ngantung)
https://id.she.yahoo.com/kecanduan-gadget-ancam-kecerdasan-emosi-075555577.html
No comments:
Post a Comment