Anak Terbiasa Emut Jempol, Ini Dampak Negatifnya
Oleh Nasir | Plasadana – Sel, 16 Sep 2014 12:04 WIB
Baby boy is looking at
Kebiasaan mengisap jempol merupakan hal normal pada bayi maupun balita. Bagi mereka, ini merupakan kesenangan atau aktivitas yang menghibur. Terutama ketika anak lapar serta lelah. Tapi jika anak masih mengisap jempol hingga usia 4-6 tahun, akan muncul dampak negatif. Menurut dokter anak, Rini Sekartini dari Unit Kerja Koordinasi Tumbuh Kembang Anak di Ikatan Dokter Anak Indonesia, kebiasaan mengemut jari atau thumb sucking merupakan perilaku yang sering dijumpai pada bayi dan balita. Tapi jika terus dilakukan hingga di atas 3 tahun, anak akan dapat mengalami sakit perut.
"Juga akan tumbuh jaringan atau benjolan pada jari, dan gigi seri atas serta bawah tidak bisa berkembang," kata Rini dihubungi Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia, Kamis, 14 Agustus 2014. "Gigi bagian atas bisa terdorong melampaui batas tumbuhnya dan membuat si kecil menjadi tonggos."
Balita usia tiga bulan hingga dua tahun, Rini melanjutkan, akan merasa aman dan nyaman kala tangannya berada di rongga mulut. Itulah salah satu penyebab anak cenderung memasukan jari ke mulut. "Sehingga bayi merasa tenang serta nyaman. Dan orang tua tak dapat mencegahnya," kata dia.
Penyebab lain, orang tua kerap meninggalkan anak sendiri dalam kamar. Sehingga ia tidak mendapatkan stimulus, pun tak ada yang mengajaknya bermain. Karenanya, orang tua harus rajin beraktivitas dengan anak. "Seharusnya di usia dua tahun, anak sudah berhenti dari aktivitias itu," kata Rini.
Bila anak hanya sesekali memasukkan jari ke mulut, Rini melanjutkan, tidaklah bermasalah. Sebab belum menjadi kebiasaan dan dapat menghilang dengan cepat. Namun jika sudah menjadi aktivitas rutin, akan sulit mengatasinya. "Butuh waktu yang lumayan lama untuk mencegah sang anak dari kebiasaan itu," ujarnya.
https://id.she.yahoo.com/anak-terbiasa-emut-jempol--ini-dampak-negatifnya-032110942.html
No comments:
Post a Comment