Pasang Iklan Di Sini

Thursday, August 23, 2012

Perenungan tentang diri

DICARI KARYAWAN UNTUK PENJAGA TOKO PRIA / WANITA MINIMAL LULUSAN SMP, LULUSAN SD DIPERSILAHKAN MELAMAR
KIRIMKAN CV KE ALAMAT EMAIL ricky_kurniawan02@yahoo.com
PALING LAMBAT 31 DESEMBER 2014

======================================================
Dijual biji jagung Popcorn ukuran:
1. 200 gram   = Rp. 8.000,-
2. 250 gram   = Rp. 10.000,-
3. 500 gram   = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-

Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a

Persis sobat, inilah JASMANI.
JASMANI memang ada, tapi hanya JASMANI semata.
Tak lebih dari jasmani yang teramati ini dengan segala sifat-sifatnya.
Beginilah JASMANI adanya... 

Izinkan ku menemanimu, sobat,
Menyadari keberadaanya,
Mengamati betapa alaminya mekanisme masuk & keluarnya nafas ini,
Atau dengan penuh kewaspadaan menyadari posisi, aktifitas, gerak-gerik tubuh jasmani ini,
Atau mengamati komponen-komponen tubuh jasmani ini, perubahannya dan kelapukannya,
Atau mengamati empat unsur dasar materi,
Menyadari timbul lenyapnya,
Mengamati ketidakkekalanxnya,
Memakluminya sebagai JASMANI semata...
(KAYANUPASSANA)
------


Benar sobat, inilah PERASAAN.
PERASAAN memang ada, tapi hanya perasaan semata.
Tak lebih dari perasaan yang teramati ini dengan segala sifat-sifatnya.
Beginilah PERASAAN adanya...

Izinkan ku menemanimu, sobat,
Menyadari keberadaanya,
Mengamati jenis dan kekuatannya,
Entah jenis perasaan yang timbul adalah yang menyenangkan, tidak menyenangkan, ataupun bukan keduanya (netral),
Mengamati timbul lenyapnya,
Mengamati ketidakkekalannya,
Memakluminya sebagai PERASAAN semata...
(VEDANANUPASSANA)
------

Tentu sobat, inilah PIKIRAN.
PIKIRAN memang ada, tapi hanya pikiran semata.
Tak lebih dari pikiran yang teramati ini dengan segala sifat-sifatnya.
Beginilah PIKIRAN adanya...

Izinkan ku menemanimu, sobat,
Menyadari keberadaanya,
Mengamati warna dan teksturnya,
Entah saat pikiran diliputi lobha (nafsu keserakahan) atau terbebas dari lobha (alobha),
Entah saat pikiran diliputi dosa (kebencian, kemarahan, ketidaksukaan) atau terbebas dari dosa (adosa),
Entah saat pikiran diliputi moha (kegelapan/kebodohan batin, kebingungan, khayalagn, kelengahan) atau terbebas dari moha (amoha),
Entah saat pikiran diliputi kemalasan/kelembaman batin atau tidak,
Entah saat pikiran diliputi kegelisahan atau tidak,
Entah saat pikiran terkonsentrasi/terpusat atau tidak,
Entah saat pikiran bersifat luhur atau tidak, terkembang ataupun tidak,
Mengamati timbul lenyapnya,
Mengamati ketidakkekalannya,
Memakluminya sebagai PIKIRAN semata...
(CITTANUPASSANA)
------


Begitulah sobat, inilah PANCAKHANDHA (Batin & Jasmani): 
- Jasmani (Rupa),
- Perasaan (Vedana),
- Persepsi atau pencerapan (Sañña),
- Bentuk-bentuk batin/pikiran (Sankhara), dan
- Kesadaran (Viññana).

PANCAKHANDHA (Batin & Jasmani) memang ada, tapi hanya fenomena (dhamma) semata.
Tak lebih dari fenomena (dhamma) yang teramati ini dengan segala sifat-sifatnya.
Begitulah PANCAKHANDHA adanya...

Izinkan ku menemanimu, sobat,
Menyadari keberadaanya,
Mengamati sifat-sifatnya, bagaimana mereka berubah-ubah, timbul lenyap, terkoordinasi, saling mengkondisi, saling menopang, tak berdiri sendiri.
Mengamati ketidakkekalannya,
Memakluminya sebagai FENOMENA (dhamma) semata...
(DHAMMANUPASSANA: dengan Pancakhandha sebagai objek perenungan)
------

Begitulah sobat, inilah 6 AYATANA (6 Indera & 6 Obeknya):
Indera penglihatan & yang terlihat, Indera pendengaran & yang terdengar, Indera penciuman & bebauan, Indera pengecap & rasa, Indera peraba & sentuhan, Indera pikiran & yang dikenali pikiran (objek-objek pikiran). 
6 AYATANA (6 Indera & 6 Objeknya) memang ada, tapi hanya fenomena (dhamma) semata.
Tak lebih dari fenomena (dhamma) yang teramati ini dengan segala sifat-sifatnya.
Begitulah adanya 6 AYATANA (6 Indera & 6 Objeknya)...

Izinkan ku menemanimu, sobat,
Menyadari keberadaanya,
Mengamati sifat-sifatnya dan belenggu yang menyertainya (samyojana, mis: pandangan salah tentang adanya atta, nafsu, kebencian, kegelapan batin, dll. ~> Lobha, Dosa & Moha yang membakarnya),
Mengamati timbul lenyapnya,
Mengamati ketidakkekalannya,
Memakluminya sebagai FENOMENA (dhamma) semata...
(DHAMMANUPASSANA: dengan 6 Ayatana & Objeknya sebagai objek perenungan)
------

Begitulah sobat, inilah 4 KEBENARAN MULIA.
Inilah dukkha, 
Inilah asal muasal dukkha,
Inilah lenyapnya dukkha,
Inilah jalan menuju lenyapnya dukkha [Jalan Mulia Beruas 8]
Begitulah adanya 4 KEBENARAN MULIA...

Izinkan ku menemanimu, sobat,
Menyadari keberadaanya,
Merenungkannya sebagai fenomena alami alam dalam proses sebab musabab yang saling bergantungan,
Fenomena dukkha, fenomena asal muasalnya, fenomena lenyapnya, dan kondisi-kondisi yang menuju pada lenyapnya.
Memakluminya sebagai FENOMENA (dhamma) semata...
(DHAMMANUPASSANA: dengan 4 KEBENARAN MULIA sebagai objek perenungan)
------

Begitulah sobat, inilah FENOMENA (dhamma).
FENOMENA memang ada, tapi hanya fenomena semata.
Tak lebih dari fenomena yang teramati ini dengan segala sifat-sifatnya.
Begitulah FENOMENA adanya...

Izinkan ku menemanimu, sobat,
Menyadari keberadaanya,
Mengamati sifat-sifatnya,
Mengamati timbul lenyapnya,
Mengamati ketidakkekalannya,
Memakluminya sebagai FENOMENA (dhamma) semata...
(DHAMMANUPASSANA)
------

Ada dan sebagaimana adanya...
*Selalu berada dalam perubahan, timbul-ada-lenyap, tak bisa diandalkan, bukan suatu diri/ruh/atta, kosong dari (tanpa) suatu diri/ruh/atta, bukan milik suatu diri/ruh/atta, dengan sifat alami yg khas, mekanisme, perilaku, kondisi-kondisi penunjang & hukumnya masing-masing*
Sebagaimana adanya...
Ah, apa yg bisa diharapkan, diandalkan, digantungi, digenggam, dilekati dari semua ini?

REKOMENDASI: DN 22. Mahasatipatthana Sutta 
*******************

NOTE:

1. Istilah makhluk (Satta) sudah dijelaskan dengan lugas oleh Bhikkhuni Vajira, seorang Arahat, dalam SN 5.10, Samyutta Nikaya, sebagai perjanjian umum untuk merujuk pada satu set kumpulan khandha-khandha. Yang disebut makhluk pada hakekatnya adalah semata paduan atau kumpulan dari komponen-komponen batin dan jasmani berupa:
1. Tubuh jasmani (Rupa)
2. Perasaan (Vedana)
3. Persepsi atau pencerapan (Sañña),
4. Bentuk-bentuk batin/pikiran (Sankhara), dan
5. Kesadaran (Viññana).
Kelima komponen di atas disebut Pancakhandha, di mana masing-masing khandha adalah bukan suatu diri/ruh/atta, kosong dari (tanpa) suatu diri/ruh/atta, bukan milik suatu diri/ruh/atta, TIDAK DAPAT DITEMUKAN suatu diri/ruh/atta pada MASING-MASING UNSUR tersebut.

2. PIKIRAN/CITTA di sini adalah aktivitas bersama kesadaran (viññana), bentuk-bentuk pikiran (sankhara) dan persepsi (sañña); di luar perasaan (vedana).

3. FENOMENA/DHAMMA adalah: Fenomena apapun (dhamma) baik fenomena jasmani/fisik, fenomena batin, maupun Nibbana. Dalam Mahasatipatthana Sutta, ada fenomena bentuk-bentuk batin seperti PANCA NIVARANA (5 Rintangan Batin) dan SATTA BOJJHANGO (7 Faktor Pencerahan) sebagai objek pengamatan; atau juga fenomena batin jasmani baik dalam kerangka PANCAKHANDHA maupun dalam kerangka 6 AYATANA (6 Indera Internal & 6 Objek Eksternal) serta belenggu yang menyertainya, dan juga 4 KEBENARAN MULIA sebagai objek perenungan yang berupa fenomena adanya dukkha, fenomena asal mulanya, fenomena berhentinya, serta fenomena yang mengkondisi lenyapnya. Semua dapat diamati sebagai semata fenomena yang bukan suatu diri/ruh/atta, kosong, tidak mengandung suatu diri/ruh/atta, dan bukan milik suatu diri/ruh/atta,; yang memilikii sifat, karakter, corak, mekanisme, prilaku, kondisi-kondisi penunjang dan/atau hukumnya masing-masing. 


No comments:

Post a Comment