Pasang Iklan Di Sini

Saturday, August 4, 2012

ANALISIS TERAKHIR SANG BUDDHA

DIBUTUHKAN SEGERA KARYAWAN UNTUK MENJAGA TOKO PRIA / WANITA MINIMAL LULUSAN SMP
KIRIM CV KE ALAMAT EMAIL :
ricky_kurniawan02@yahoo.com
PALING LAMBAT TANGGAL 31 DESEMBER 2014


======================================================
Dijual biji jagung Popcorn ukuran:
1. 200 gram   = Rp. 8.000,-
2. 250 gram   = Rp. 10.000,-
3. 500 gram   = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-

Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a



ANALISIS TERAKHIR SANG BUDDHA
Oleh: Bhante Visuddhacara


Dalam ANALISIS TERAKHIR, Sang Buddha mengatakan:

"TIDAK ADA orang yg meninggal - TIADA diri, TIADA jiwa. HANYALAH PENDERITAAN YANG LAHIR dan PENDERITAAN YANG MENINGGAL"


Ini adl ajaran Sang Buddha yg tertinggi - tentang TANPA DIRI (ANATTA). Kita hanyalah kondisi pikiran dan tubuh yg senantiasa berubah, yg senantiasa muncul dan berlalu.

Ketika kita berlatih PERHATIAN-PENUH, Sang Buddha katakan, kita akan bisa memahami sifat tubuh dan pikiran yg fana ini, dan dalam pemahaman itu, kita akan terbebaskan dari semua penderitaan, dari semua ketakutan dan kecemasan kita. Kita bisa hidup dgn cerah - di masa ini, momen ini.

Dalam hal seorang Arahat -yogi yg sempurna- Ia memahami bahwa "menjalankan kehidupan suci, melakukan apa yg seharusnya dilakukan, tidak ada lagi (kelahiran kembali beserta penderitaan yg terkandung di dalamnya) yg akan muncul. "Inilah akhir dari penderitaan. Atau secara positif, pencapaian kedamaian dan kebahagiaan sejati.

Ajaran Sang Buddha sungguh kaya dan terkadang mungkin tidak mudah bagi kita utk dipahami. Terdapat banyak ajaran yg mungkin terlihat bertentangan dan membingungkan kita. Akan tetapi, selama kita berjalan dalam perhatian-penuh, kita sedang mengarah pada kejernihan dan kebijaksanaan.

Bahkan karena kita sedang berlatih perhatian-penuh sekarang, kita siap memetik buah dan menikmati keampuhannya. Kita akan bisa memahami bahwa hidup di saat ini sangat melegakan bagi pikiran - suatu cara hidup tanpa, atau dgn sedikit sekali ketegangan. Kita akan bisa merasakan bahwa kita menjadi lebih peka pada apa yg sedang terjadi pada diri kita sendiri, dan bahwa kita bisa berhubungan dgn orang lain secara lebih baik - tanpa kemarahan, kesombongan, tipuan, iri hati, cemburu, kecemasan, dan kekhawatiran.

Kita bisa menghargai betapa tidak kekalnya benda-benda, dan dapat menerimanya sebagaimana adanya. Dengan lebih sedikit keterikatan, kita lebih sedikit menderita. Semakin sedikit kita melekat, semakin lebih baiklah kita.

Itulah sebabnya kondisi Nibbana dari pikiran juga disebutkan sebagai pembebasan tanpa-keterikatan dari pikiran (Anupadda Cittassa Vimokho). Untuk mencapai pembebasan tanpa keterikatan dari pikiran ini, kita harus bisa hidup saat ini. Kita harus menghadapi setiap momen sebagaimana adanya - tanpa penolakan atau keterikatan, tanpa ketakutan atau kecemasan. Kita harus bisa menghadapinya dgn benar, dan itu berarti kita harus memberikan perhatian-penuh pada masa sekarang ini.

Kita harus terbuka pada setiap momen dgn keyakinan dan semangat, senantiasa bersedia utk belajar dan berkembang. Dengan berkesadaran-penuh, kita bisa berada dlm kedamaian.

=================



*CIRI KHAS PERHATIAN-PENUH*

Raja Milinda bertanya, "Apakah ciri khas dari perhatian-penuh, Yang Arya?"

Yang Arya Nagasena menjawab, "Sifatnya ialah terus-menerus memeriksa dan mengendalikan."

"Sejauh manakah, Yang Arya, 'terus-menerus memeriksa' merupakan sifat khas perhatian-penuh?"

"Jika perhatian-penuh muncul, seseorang terus-menerus memeriksa benda-benda bermanfaat maupun tidak bermanfaat; yg tidak bersalah maupun yg bersalah; hebat maupun bermutu rendah; dan (lagi) membedakan antara yg gelap dan terang; dan seseorang mengetahui, 'Ini adl:
- 4 Landasan Perhatian Penuh
- 4 Usaha Benar
- 4 Jalan Menuju Keberhasilan Batin
- 5 Kekuatan Mental
- 7 Faktor Pencerahan
- 8 Ruas Jalan Mulia

Dengan mengetahui ini, seseorang berlatih apa yg harus dilakukan, dan tidak berlatih apa yg tidak perlu dilakukan; seseorang memungut apa yg seharusnya dipungut, dan tidak memungut apa yg tidak seharusnya dipungut. Dengan cara itu, Raja Agung, perhatian-penuh mempunyai ciri terus-menerus memeriksa"

"Dan sejauh manakah, Yang Arya, 'mengendalikan' menjadi ciri perhatian-penuh?"

"Jika perhatian-penuh telah muncul, Raja Agung, seseorang bisa memeriksa hasil dari hal-hal yg bermanfaat dan yg tidak bermanfaat; seseorang akan tahu, 'Hal-hal ini berguna, dan yg itu tidak.' Dengan mengetahui ini, seseorang akan membuang hal-hal yg tidak berguna dan tidak menolong. Dengan cara itulah, Raja Agung, 'mengendalikan' menjadi ciri dari perhatian-penuh."

=================

::: CATATAN :::

- 4 LANDASAN PERHATIAN-PENUH:
a. KAYA-Nupassana (Perenungan terhadap JASMANI/TUBUH)
b. VEDANA-Nupassana (Perenungan terhadap PERASAAN)
c. CITTA-Nupassana (Perenungan terhadap KESADARAN)
d. DHAMMA-Nupassana (Perenungan terhadap FENOMENA/dhamma)


- 4 USAHA BENAR:
a. Dgn sekuat tenaga mencegah munculnya unsur2 jahat dan tdk baik di dalam batin.
b. Dgn sekuat tenaga berusaha utk memusnahkan unsur2 jahat dan tdk baik yg sudah ada di dalam batin.
c. Dgn sekuat tenaga berusaha utk membangkitkan unsur2 baik dan sehat di dalam batin.
d. Berusaha keras utk mempernyata, mengembangkan dan memperkuat unsur2 baik dan sehat yg sudah ada di dalam batin.


- 4 JALAN MENUJU KEBERHASILAN BATIN:
a. Hasrat cipta (Chanda)
b. Usaha benar/semangat (Viriya)
c. Kesadaran (Citta)
d. Kebijaksanaan penyelidikan (Vimamsa)


- 5 KEKUATAN MENTAL:
a. Keyakinan (Saddha)
b. Usaha benar/semangat (Viriya)
c. Kesadaran (Sati)
d. Penyerapan meditasi (Samadhi)
e. Kebijaksanaan (Panna)


- 7 FAKTOR PENCERAHAN:
a. Kesadaran/Perhatian (Sati)
b. Penyelidikan terhadap Dhamma (Dhammavicayo)
c. Semangat (Viriya)
d. Kegiuran (Piti)
e. Ketenangan (Passaddhi)
f. Konsentrasi (Samadhi)
g. Keseimbangan batin (Upekkha)


- 8 RUAS JALAN MULIA :
PANNA:
a. Pengertian benar
b. Pikiran benar
SILA:
c. Ucapan benar
d. Perbuatan benar
e. Pencaharian benar
SAMADHI:
f. Daya upaya benar
g. Perhatian benar
h. Konsentrasi benar

No comments:

Post a Comment