Pasang Iklan Di Sini

Thursday, June 21, 2012

Cream Prometazin



LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SEMI PADAT DAN CAIR
CREAM PROMETAZINE HCL

Disusun oleh :
Raymond                       (2010210224)
Reni Novitasari             (2010210225)
Ricky Kurniawan         (2010210226)
Rizki Anggin Luffani   (2010210235)
Samantha S.D.              (2010210239)
Sari Damaryanti           (2010210241)

Kelas/kelompok : A2/4

                                      FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA

I.       Tujuan Percobaan
1.      Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui cara penelusuran pustaka untuk mengumpulkan data zat berkhasiat tertentu dan zat tambahan yang diperlukan sebagai data penunjang dalam penyusunan formulasi sediaan.
2.      Dapat membuat cream dengan menggunakan berbagai jenis basis.
3.   Mengamati pengaruh basis terhadap karakteristik fisik dan pelepasan bahan aktif.

II.    Teori Dasar
      Cream adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Dapat berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Ada dua tipe cream, yaitu minyak dalam air dan air dalam minyak.
      Untuk cream air dalam minyak biasanya digunakan sabun polivalen , span, adeps lanae, cera. Sedangkan untuk cream tipe minyak  dalam air digunakan sabun  monovalen seperti TEA, Na stearat, K stearat, Amonium stearat. Selain itu untuk mencegah terjadinya oksidasi dapat ditambahkan antioksidan dan zat pengawet seperti nipagin dan nipasol dengan konsentrasi tertentu.
      Stabilitas cream dapat rusak system campurannya, terutama disebabkan perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan oleh penambahan salah satu fase secara berlebihan atau pencampuran dua tipe cream jika zat tidak tercampurkan  satu sama lain. Pengenceran cream hanya dapat dilakukan jika pengencer yang cocok dan harus dilakukan dengan teknik aseptic.
      Pada metode pembuatan fase  minyak dilelehkan sebagian mulai dengan bahan yang mempunyai titik leleh paling tinggi. Fase minyak yang lain kemudian ditambahkan untuk menurunkan titik leleh. Fase air dipanaskan beberapa derajat diatas suhu titik leleh fase minyak, kemudian kedua fase digabungkan. Bila yang akan membuat cream tipe air dalam minyak maka tambahkan fase air kedalam fase minyak lalu lakukan pengadukan yang konstan dan searah dan sebaliknya pada tipe minyak dalam air. Bahan-bahan yang mudah menguap seperti alcohol, kamfer, iodine maka ditambahkan setelah basis dingin kurang lebih 400 C.
      Bila bahan obat berupa padatan dan tidak larut dalam basis maka dihaluskan terlebih dahulu dan dicampurkan dengan cara triturasi.
      Cream dengan tipe minyak dalam air lebih disukai oleh kebanyakan pasien karena mempunyai sifat yang tidak lengket dan mudah tercuci oleh air, sehingga terasa lebih nyaman bila dibandingkan dengan cream tipe air dalam minyak.

III. Data preformulasi
A. Zat aktif
1. Prometazin HCl (FI IV hal 705, Martindale 36th Edition  hal. 588)
- Pemerian : Serbuk hablur, putih sampai kuning lemah, praktis tidak berbau, jika  dibiarkan lama di udara berwarna biru.
- Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam etanol mutlak panas dan dalam kloform; praktis tidak larut dalam eter, dalam aseton dan dalam etilasetat.
- pH : antara 4,0 dan 5,0
- OTT : Tidak bercampur dengan larutan alkali
- Khasiat : Antihistamin
                - Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.


B. Zat tambahan
            1. Propilen Glikol (FI IV hal. 712, Handbook of Pharmaceutical Excipient ed VI hal 407)         
 - Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas, praktis tidak berbau,   menyerap air pada udara lembab.
 - Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan kloroform, larut dalam eter, dan dalam beberapa minyak esensial; tetapi tidak dapat bercampur dengan minyak lemak.
             - Konsentrasi : 15 %
 - Kegunaan : humektan.
 - OTT : Inkompatibel dengan pengoksidasi seperti potassium permanganat.
 - Stabilitas : Dalam suhu yang sejuk, propilen glikol stabil dalam wadah tertutup         Propilen glikol stabil secara kimia ketika dicampur dengan etanol, gliserin, atau air. 
 - Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
            2. Asam stearat (Excipient 6th edition hal. 494)
             - Pemerian : Kristal Putih atau kuning berwarna, kristalin padat, atau putih.
             - Kelarutan : mudah larut dalam benzene, karbon tetraklorida, kloroform, dan eter, larut            dalam etanol, heksan, dan propilen glikol, praktis tidak larut dalam air.
 - Konsentrasi: 1-20%
 - Kegunaan : emulsifying agent
 - OTT : Inkomapatibel dengan hamper semua logam hidroksida dan zat pengoksidasi.
 - Stabilitas : Zat stabil, harus disimpan di tempat tertutup.

3. Cera Alba ( Farmakope Indonesia IV hal 186, Excipient 6th edition hal 558)
- Pemerian : padatan putih kekuningan, sedikit tembus cahaya dalam keadaan lapis tipis, bau khas lemah dan bebas bau tengik.
- Kelarutan : Tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dingin. Larut sempurna dalam kloroform dan eter juga minyak lemak.
- Konsentrasi : 1-20%
- Kegunaan : Stabilisator emulsi.
- OTT : Inkompatibel dengan zat pengoksidasi.
- Stabilitas : Stabil jika disimpan pada wadah tertutup dan terlindung dari cahaya.

4 Trietanolamin (TEA) (Handbook of Excipients 6th edition hal. 663)
            - Pemerian : Berwarna sampai kuning pucat, cairan kental.
- Kelarutan : bercampur dengan aseton, dalam benzene 1 : 24, larut dalam kloroform, bercampur dengan etanol.
- Konsentrasi : 2-4%
- Kegunaan: Zat pengemulsi
- OTT : akan bereaksi dengan asam mineral menjadi bentuk garam kristal dan ester dengan adanya asam lemak tinggi.
- Stabilitas : TEA dapat berubah menjadi warna coklat dengan paparan udara dan cahaya.

5. Natrium Benzoat (Handbook of Excipients 6th edition hal. 584)
- Pemerian : Granul atau serbuk, hablur putih, tidak berbau, atau praktis tidak berbau, stabil di udara.
- Kelarutan : mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan lebih mudah larut dalam etanol 90%.
- Konsentrasi : 0,02-0,5%
- Kegunaan : Pengawet.
- OTT : pencampuran kuartener, gelatin, garam ferri, garam kalsium, dan garam logam - berat termasuk perak dan raksa.

6. BHA (Handbook of Excipients 6th edition hal. 73)
- Pemerian : putih hampir putih, serbuk Kristal atau kekuningan, berbau aromatik.
- Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam etanol 50%, propilen glikol, kloroform, eter, dan heksan.
- Konsentrasi : 0,005-0,2%
- Kegunaan : anti oksidan
- OTT : Fenolik, zat pengoksidasi, dan garam ferri.
- Stabilitas : paparan dari cahaya menyebabkan perubahan warna dan kehilangan aktivitas.
- Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup, terlindung dari cahaya dan dalam tempat sejuk.

7. Vaselin album (Farmakope Indonesia IV hal. 822, Handbook of Excipients 6th edition hal. 331)
- Pemerian : Putih atau kekuningan, massa berminyak, transparan dalam lapisan tipis setelah didinginkan pada suhu 0C.
- Kelarutan : tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol dingin, atau panas dan dalam etanol mutlak dingin, mudah larut dalam benzene, karbon disulfit, dalam kloroform, larut dalam heksan dalam sebagian besar minyak lemak dan minyak atsiri.
- Konsentrasi : 10-30%
- Kegunaan : emolien dan basis salep.
- OTT : merupakan bahan inert yang tidak dapat bercampur dengan banyak bahan.
- Stabilitas : jika teroksidasi dapat menimbulkan warna dan bau yang tidak dikehendaki.  Untuk mencegah ditambahkan antioksidan.
- Wadah dan penyimpanan : di tempat tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk dan kering.

8. Cetaceum (Handbook of Excipients 6th edition hal. 775)
- Pemerian : Putih, hablur, bening, bau dan rasa lemah.
- Kelarutan : larut dalam kloroform, etanol mendidih (95%) dan minyak menguap, praktis tidak larut dalam etanol 95% dan air.
- Konsentrasi : 1-15%
- Kegunaan : emolien
- OTT : asam atau basa kuat

9. Adeps Lanae ( Farmakope Indonesia IV hal. 57)
- Pemerian : Massa seperti lemak, lengket, warna kuning, bau khas.
- Kelarutan : tidak larut dalam, air dapat bercampur dengan air lebih kurang 2x beratnya, agak sukar larut dalam etanol dingin, lebih larut dalam etanol panas, mudah larut dalam eter dan kloroform.
- Kegunaan : Emulsifying agent, basis salep.
- OTT : dapat mengandung pro oksidan dan dapat mempengaruhi stabilitas.
- Stabilitas : dapat mengalami autooksidasi selama penyimpanan. Untuk mencegah ditambahkan antioksidan.
- Wadah dan penyimpanan : di tempat yang tertutup, terlindung dari cahaya, sejuk, dan kering.

10. Na lauryl sulfat (Handbook of Excipients 6th edition hal. 448)
- Pemerian : putih atau krem sampai kuning pucat, Kristal berwarna atau serbuk.
- Kelarutan : larut dengan mudah dalam air, praktis tidak larut dalam kloroform dan eter.
- Konsentrasi : 0,5-2,5%
- Kegunaan : surfaktan anionic, emulsifying agent, penetrasi kulit, zat pembasah.
- OTT : inkompatibel dengan surfaktan kationik, garam alkaloid, dan garam potassium.
- Stabilitas : stabil dalam kondisi penyimpanan normal, dalam larutan dengan pH 2,5 atau kurang akan mengalami hidrolisis.

11. BHT (Handbook of Excipients 6th edition hal. 75)
- Pemerian : Putih atau kuning pucat, kristal padat atau serbuk.
- Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, gliserin, propilen glikol, larutan alkali hidroksida dan asam mineral, mudah larut dalam aseton, benzene, etanol, eter, minyak, dan paraffin liq.
- Konsentrasi : 0,005-0,02%
- Kegunaan : antioksidan
- OTT : fenolik, zat pengoksidasi kuat, seperti peroksida dan permanganate.
- Stabilitas : terpapar cahaya, kelembaban, serta pemanasan menyebabkan perubahan warna dan mengurangi aktivitas.

12 . Na Borat ( FI IV hal. 605)
-          Pemerian : hablur, transparan, tak berwarna, serbuk hablur, putih, tidak berbau dan hamper tidak berasa.
-          Kelarutan : larut dalam air.
-          Konsentrasi : 1-15%
-          Kegunaan : pengawet.


Formula
Tipe M/A
Bahan
Formula (%)
Prometazine HCl
2
Asam stearat
10
Cera alba
15
Vaseline album
10
TEA
3
Propilen glikol
15
Na benzoate
0,5
BHA
0,01
Aquadest
200

Tipe A/M
Bahan
Formula (%)
Prometazine HCl
2
Cetaceum
15
Cera alba
25
Adepes lanae
15
Na lauril sulfat
2
Na borat
5
BHT
0,01
Aquades
200

Perhitungan dan penimbangan
-Formula 1 (M/A)
1. Prometazine HCl = 2% x 200 gram = 4 gram
2. Basis cream = 200 - 4 gram = 196 gram
3. Asam stearat = 10% x 196 = 19,6 gram
4. Cera alba = 15 % x 196 gram = 29,4 gram
5. Vaselin album = 10 % x 196 gram = 19,6 gram
6. TEA = 3% x 196 gram = 5,88 gram
7. Propilen glikol = 15% x 196 gram = 29,4 gram
8. Na. benzoat = 0,5% x 196 = 0,98 gram
9. Air untuk Na benzoate = 0,98 gram  x 1 = 0,98 gram = 0.98 ml
10. BHA = 0,01 % x 196 = 0,0196 gram
11. Aquades = 200 - (4 + 19,6 + 29,4 + 19,6 + 5,88 +29,4 + 0,98 + 0,98 +  0,0196)
                     = 90,14 ml ~ 90 ml

-Formula 2 ( A/M)
1. Prometazine HCl = 2 % x 200 gram = 4 gram
2. Basis cream = 200 – 4 gram = 196 gram
3. Cetaceum = 15 % x 196 = 29,4 gram
4. Cera alba = 25 % x 196 = 49 gram
5. Adeps Lanae = 15 % x 196 = 29,4 gram
6. Na. lauril sulfat = 2% x 196 = 3,92 gram
7. Na. borat = 5% x 196 = 9,8 gram
8. BHT = 0,01%x 196 = 0,0196 gram
9. Aquades = 200 – (4 + 29,4 + 49 + 29,4 + 3,92 + 9,8 + 0,0196) gram = 74,46 ml ~ 75 ml

Penimbangan
Formula 1 (M/A)

Bahan
Penimbangan
Prometazine HCl
4
Asam Stearat
19,6
Cera Alba
29,4
Vaseline Album
19,6
TEA
5,88
Propilen Glikol
29,4
Na. Benzoat
0,98
Air untuk Na. Benzoat
0,9 ml
BHA
0,0196
Aquadest
90 ml









                  


Formula 2 (A/M)

Bahan
Penimbangan
Prometazine HCl
4
Cetaceum
29,4
Cera Alba
49
Adeps Lanae
29,4
Na. Lauryl Sulfat
3,92
Na. Borat
9,8
BHT
0,0196
Aquadest
75 ml



VII PEMBUATAN
      # Formula 1 tipe A /M
1.       Siapkan alat dan bahan
2.       Timbang bahan – bahan
3.       Panaskan mortar dan stamper
4.       Fase minyak : asam stearat, vaseline album dan cera alba dilebur di  waterbath 75 0 C   dalam cawan penguap
5.       Fase air : TEA + propilen glikol dilarutkan dalam air.  
6.       BHA dilarutkan dalam propilen glikol,
7.       Na. Benzoat dilarutkan dalam air.
8.       Fase minyak  masukkan dalam mortir panas, aduk ditambah fase air  aduk ad homogen sampai terbentuk basis cream
9.       Masukkan Prometazine HCl yang telah digerus dalam mortir kemudian masukkan basis cream sedikit demi sedikit gerus ad homogen
10.   Tambahkan BHA dan Na benzoate yg telah dilarutkan, gerus ad homogen
11.   Masukkan dalam tube.
12.   Sisanya lakukan evaluasi cream

# Formula 2 tipe A/M
1.       Siapkan alat dan bahan
2.       Timbang bahan – bahan
3.       Panaskan mortir dan stamper
4.       Fase minyak : cera alba, cetaceum, dan adeps lanae dilebur  dalam cawan penguap dipenangas air pada 750 C
5.       Masukkan BHT ke dalam fase minyak.
6.       Fase air : natrium borat dan natrium lauril sulfat dilarutkan dalam air
7.       Masukkan fase minyak ke dalam lumpang,lalu masukkan fase air sedikit demi sedikit ke dalam fase minyak sambil digerus kuat hingga terbentuk basis cream
8.       Masukkan prometazine HCl yang telah digerus , kemudian masukkan basis cream sedikit demi sedikit sambil digerus ad homogen
9.       Masukkan dalam tube
10.   Sisanya lakukan evaluasi cream

VIII. EVALUASI DAN PEMBAHASAN

1)      Uji Homogenitas
Oleskan cream di atas objek glass dan ratakan dengan objek gelas yang lain. Amati homogenitas zat aktif dalam basis.
Formula I     : homogen
Formula II   : tidak homogen


2)         Uji Viskositas
Viskometer brookfield
Alat : Viskometer Brookfield tipe RV
Kv : 7187,0 dyne/cm

Formula I tipe M/A

Spindel
Rpm
Faktor
Skala
F
Skala x KV
5
0,5
8000
44,50
356000
319821,5
5
1
4000
42,25
169000
303650,75
5
2
1600
55,25
88400
397081,75
5
1
4000
39,50
158000
283886,5
5
0,5
8000
26,00
208000
186862

                Formula 2 tipe A/M

Spindel
Rpm
Faktor
Skala
F
Skala x KV
2
0,5
800
55,50
44400
398878,5
2
1
400
56,00
22400
402472
2
2
200
56,50
11300
406065,5
2
1
400
56,25
22500
404268,75
2
0,5
800
56,00
44800
402472



3)      Uji Tipe Cream
-     Siapkan objek dan cover glass.
-     Teteskan masing – masing formula pada objek glass.
-     Teteskan Sudan III (larutan minyak tipe a/m).
-     Teteskan Metilen Blue (larutan air tipe m/a).
-     Amati pada mikroskop.




Formula
Sudan III
Metilen blue
Tipe

I


                

M/A

II

A/M


4) Uji penyebaran
Cream dioleskan pada cincin teflon yang mempunyai diameter luar 55mm dengan ketebalan 3mm dan diameter dalam sebesar 15mm dengan beralaskan kaca. Bagian dalam cincin teflon dipenuhi dengan cream kemudian diratakan dengan spatula sampai didapatkan permukaan yang rata tanpa gelembung udara, kemudian cincin teflon diangkat secara hati-hati sehingga didapat olesan cream dengan diameter 15mm dan ketebalan 3mm. Cream kemudian ditutup dengan lempeng kaca yang mempunyai diameter 8mm dengan bobot 20 gram, kemudian ditekan dengan bobot 200 gram dan didiamkan selama 3 menit, setelah itu dipindahkan dan diukur diameter dari permukaan cream yang melebar dengan menggunakan jangka sorong.
- Penyebaran cream diketahui dengan rumus :
 
Keterangan : F = kemampuan menyebar ( mm2 )
                      = 3,14
                     R = jari-jari





Formula 1
Formula 2
R = 25,055 mm
F =
    = (3,14) (25,055)2
    = 1917,1445 mm2
R = 20,1125 mm
F =
    = (3,14) (20,1125)2
    = 1270,1697 mm2

IX. Pembahasan
1.    Pada uji homogenitas, diperoleh formula cream II tidak homogen sedangkan formula cream   I homogen. Dari percobaan, formula II tidak homogen. Hal ini dapat disebabkan oleh pengunaan Prometazine HCl yang tidak dilarutkan dalam air terlebih dahulu. Prometazine HCl. Sedangkan pada formula I Prometazine HCl dilarutkan dalam air terlebih dahulu sebelum dicampur dengan basis cream.
2. Pada uji viskositas, rheogram yang diperoleh dari formula I tipe M/A menunjukkan sifat alir tiksotropik   tetapi terdapat penyimpangan data pada pengujian viskositas yang dapat disebabkan oleh kesalahan pada pengunaan viscometer. Pada formula II Tipe A/M diperoleh sifat alir antitiksotropik karean kurva turun berada di sebelah kanan kurva naik yang berarti viskositasnya semakin tinggi. 
3. Pada uji tipe cream, diperoleh formula I mempunyai tipe M/A dan formula II mempunyai tipe A/M. Hal ini disebabkan oleh perbedaan jumlah dari masing-masing fase yaitu fase minyak dan fase air. Jumlah fase yang lebih banyak akan menjadi fase luar. Pada formula I digunakan jumlah air yang lebih banyak sehingga terbentuk tipe M/A sedangkan pada formula II menggunakan jumlah minyak yang lebih banyak sehingga terbentuk tipe cream A/M. Emulgator juga dapat menentukan tipe cream, fase di mana emulgator terlarut  akan menjadi fase luar.
4.  Pada uji penyebaran, jari-jari yang diperoleh dari formula I lebih besar daripada formula II. Hal ini menunjukkan bahwa cream formula I lebih mudah menyebar saat digunakan dibandingkan dengan cream formula II.





X. KESIMPULAN

Formula I
Formula II
Homogenitas
homogen
Tidak homogen
Sifat alir
tiksotropik
antitiksotropik
Tipe cream
M/A
A/M
Penyebaran
Lebih mudah menyebar
Mudah menyebar

XI. DAFTAR PUSTAKA
a.       Ansel, H. C., Ph. D. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi keempat. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
b.      Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV. Jakarta.
c.       Lachman, Leon, Ph. D. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri II, edisi ketiga. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
d.      Mc. Evory, Gerald K, Pharm. D. American Hospital Formulary Service, Drug Information. American Society of Hospital Pharmacist.
e.       Wade, Ainley and Paul J. Weller. 1994. Handbook of Pharmaceutical Excipients, edisi kedua. London: The Pharmaceutical Press.
Van Duin, C. F. R


No comments:

Post a Comment