Pasang Iklan Di Sini

Sunday, October 5, 2014

Mengobati Keserakahan

Mengobati Keserakahan
Jine kadariyam danena’ti
Kalahkan kekikiran dengan kemurahan hati (Dhammapada 223)



Dua jenis Penyakit
Dalam kitab suci Anguttara Nikaya, Dukanipatapali, Buddha menjelaskan bahwa ada dua jenis penyakit yaitu : penyakit jasmani dan penyakit batin. Penyakit jasmani ada banyak macamnya, mulai dari penyakit jasmani yang ringan sampai penyakit jasmani yang berat, yang mungkin engancam kehidupan orang yang terdera penyakit itu. Penyakit batin adalah keserakahan, kebencian dan kebodohan batin. Dalam keseharian bisa ditemukan beberapa mahluk / orang dapat bebas dari penyakit jasmani selama seminggu, dua minggu, … , setahun, dua tahun, … , bahkan mungkin seratus tahun. Tapi sulit untuk menemukan mahluk yang terbebas dari penyakit batin walaupun hanya sesaat saja.

Kekayaan sejati
Dalam Anguttara Nikaya, Cakkanipatapali, terdapat percakapan antara Sang Buddha dan Ugga, seorang perdana menteri yang mengabdi pada Raja Migara Rohaneyya. Sebagai abdi raja, Ugga memuji-muji kekayaan materi yang dimiliki oleh Raja Migara di hadapan Buddha.

Hananti bhoga dummedham
Kekayaan dapat menghancurkan orang bodoh. (Dhammapada 355)
Kepada Ugga, Buddha menjelaskan bahwa kekayaan materi yang dimiliki oleh Raja Migara bukanlah kekayaan sejati, kekayaan materi itu dapat musnah karena : terbakar, kebanjiran, disita oleh pemerintah, dirampok, direbut musuh, dan dihamburkan oleh ahli waris.

Bhogatanhaya dummedho,
Hanti anneya attanam
Karena serakah dan mengumbar harta orang bodoh akan menghancurkan orang lain dan dirinya sendiri (Dhammapada 355)

Kepada Ugga, Sang Buddha menjelaskan bahwa ada tujuh kekayaan sejati yang aman dari segala ancaman dan tidak dapat dimusnahkan, yaitu: Keyakinan (Saddha), Kemoralan (Sila), Malu berbuat jahat (Hiri), Takut akan akibat perbuatan jahat (Ottappa), Giat belajar Dhamma (Bahusacca), Kemurahan hati (Caga / Dana) dan kebijaksanaan (Panna).

Dua macam dana
Seperti disebutkan di atas, bahwa salah satu dari tujuh kekayaan sejati adalah kemurahan hati (Dana). Dalam kitab suci Ittivuttaka, Buddha menjelaskan bahwa ada dua macam dana, yaitu dana yang bersifat materi dan dana yang bersifat non materi.

Sifat pendana
Kitab suci Ittivuttaka Kelompok Tiga, memuat perumpamaan yang menjelaskan  bahwa sifat orang dalam berdana itu seperti kondisi cuaca: Ada awan tanpa hujan (kemarau), hujan local, dan hujan dimana-mana.
Maksud dari perumpamaan ini adalah:
1.      Dalam keseharian ada orang yang tidak memiliki kedermawanan, kikir, pelit, orang yang seperti ini adalah bagaikan awan tanpa hujan (kemarau).
2.      Ada orang yang memberi, tapi dalam memberi, dia memiliih-milih si penerima, di sini dia memberi, di sana dia tidak memberi, orang seperti ini diibaratkan seperti hujan lokal, hujan setempat.
3.      Orang ketiga yang selalu memberi dimanapun dan kepada siapapun (hujan dimana-mana).

Berdana tepat waktu
Dalam kitab suci Anguttara Nikaya, Atthakanipatapali disebutkan bahwa salah satu syarat  dalam berdana adalah tepat waktu (Kalenadeti).
Dalam pancakanipatapali dari kitab yang sama dirujuk bahwa pemberian yang dikatakan tepat waktu dapat dipersembahkan kepada lima macam orang :
1.      Orang yang baru tiba
2.      Orang yang akan pergi
3.      Saat makanan sukar didapat
4.      Orang sakit
5.      Saat panen pertamanya

Pahala nyata dari berdana
Anguttara Nikaya, Pancakanipatapali memuat bahwa ada  pahala-pahala nyata yang hasilnya langsung dirasakan saat ini dari berdana. Ada lima pahala nyata yaitu :
1.      Disukai dan dihargai orang banyak
2.      Kebaikan dan kebijaksanaan mengikutinya
3.      Nama baiknya tersebar
4.      Punya rasa percaya diri
5.      Setelah meninggal lahir kembali di surge

Na ve kadariya devalokam vajanti
Orang kikir tidak dapat pergi ke alam surge (Dhammapada 177)


Kesimpulan
Penyakit dapat emmunculkan penderitaan. Demikian pula batin yang serakah, kikir, penuh kemelekatan akan membuat derita dalam kehidupan ini dan akan datang. Oleh karena itu marilah  mengurangi derita batin dengan berlatihan mempraktekkan kemurahan hati, karena berdana mengobati kekikiran, keserakahan dan kemelekatan.
Sumber : Berita Dhammacakka No. 1053 tanggal 14 September 2014 oleh Bhikkhu Dhammiko).






No comments:

Post a Comment