Seri Orang Terkaya di Jepang 1: Kontroversi Eitaro Itoyama Dengan Yakuza
Jika dalam hidup roda selalu berputar, maka hidup orang ini bisa dibilang seperti rollercoaster. Bagaimana tidak? Pada tahun 2010, ia sempat singgah di posisi ke 8 dari 10 besar orang terkaya di Jepang. Kekayaannya kala itu mencapai 3,4 Milliar Dollar atau hampir sekitar 40 Trilliun Rupiah. Tiga tahun kemudian, atau tahun 2013, Forbes memperkirakan bahwa kekayaannya merosot tinggal seperenamnya saja, menjadi 500 Juta Dolar Amerika atau sekitar 6 Trilliun Rupiah. Dari daftar 50 orang terkaya di Jepang, ia menempati posisi ke-50.
Namanya adalah Eitaro Itoyama, salah satu pebisnis paling kontroversial di Jepang. Sumber kekayaannya berasal dari 9 lapangan golf miliknya. Sekali waktu, pada tahun 1998, ia pernah jadi pemegang saham terbesar di Japan Airline, maskapai penerbangan terbesar di Asia. Kala itu, publik langsung berspekulasi tentang adanya agenda tersembunyi di balik pembelian saham terbesar di Japan Airline.
“Saya tidak melakukannya untuk diri saya sendiri, melainkan untuk Japan Airline,” katanya. Kala itu, Itoyama berusaha membantu merevitalisasi Japan Airline, sebuah perusahaan senilai $1,8 miliar dengan hutang sebesar $12 miliar. Namun dua kali Japan Airline gagal membayar dividen, Itoyama menyerah dan memutuskan untuk menjual sebagian besar sahamnya.
Memang, kontroversi sudah jadi bagian dari hidup Itoyama. Sekali waktu, ia pernah ditusuk di bagian lengan ketika sedang berpidato di depan umum. Media Jepang juga kerap mengkait-kaitkan dirinya dengan yakuza, organisasi kriminal bawah tanah di Jepang. Dan Itoyama sama sekali tidak membantah.
Kehidupan penuh kontroversi tampaknya memang sudah mendarah daging bagi Itoyama. Ia menikah dengan keponakan Ryoichi Sasakawa, seorang gangster kenamaan. Sasakawa adalah terdakwa kejahatan perang, yang menjadi sangat kaya dengan cara mempromosikan taruhan balapan speedboat ilegal. Dan jauh sebelum itu, ia terlahir sebagai anak tidak sah dari Shintaro Sasaki, salah satu pengusaha terkaya di Jepang pada tahun 60-an. Namun, bukannya hidup dengan bergelimang harta, Itoyama melalui masa kecilnya dengan kemiskinan yang menyedihkan. Dari sinilah ia menyadari tentang pentingnya uang. Money is a world without end, katanya. Dan satu-satunya cara untuk meraihnya adalah dengan pengetahuan dan kerja keras. Menurutnya, orang yang akan kaya adalah para pekerja keras dengan kemampuan menjual. Buktinya, ia berhasil bangkit dari hutang jutaan dolar Amerika hingga jadi miliarder seperti sekarang.
Baginya, bad press is a friend. Menerima publisitas negatif pada beberapa kasus justru bisa menguntungkan, selama kita tahu bagaimana mengatasinya dengan baik. Pemberitaan negatif hanya berarti bahwa orang tersebut telah melakukan sesuatu yang tidak biasa. Kritik datang sebagai hasil dari kesalahan atau kegagalan. Apabila kita mengevaluasinya baik-baik, mungkin saja kita bisa menemukan jalan menuju sukses.
Dan terlepas dari segala kontroversi yang ditimbulkannya, Itoyama seperti khalayak pada umumnya dengan hobi-hobi, seperti berlayar. Ia mengaku pernah tiga kali mengelilingi dunia dengan yacht berukuran lima puluh kaki yang telah dirancang khusus. Itoyama juga merupakan seorang penulis buku-buku terlaris tentang bisnis dan politik. Ia dikenal publik Jepang sebagai “The Investment Guru”. Dalam salah satu bukunya, “The Philosophy of Money”, ia mengajarkan tentang bagaimana setiap bisnis, bahkan layanan sosial sekalipun, bisa menghasilkan uang. Yaitu, Stay current. Atau, beradaptasi terhadap perubahan.
Nah Sobat Studentpreneur, apakah bisnis Anda sudah beradaptasi terhadap perubahan? Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur. [Photo Credit:World List]
http://studentpreneur.co/seri-orang-terkaya-di-jepang-1-kontroversi-eitaro-itoyama-dengan-yakuza/
No comments:
Post a Comment