Pasang Iklan Di Sini

Tuesday, October 21, 2014

Tentang Model Bisnis dan Tiga Fase Produk Startup Teknologi dari CEO Twitter

Tentang Model Bisnis dan Tiga Fase Produk Startup Teknologi dari CEO Twitter

Posted  by  & filed under Bisnis Model KanvasStartup.
post-7186-Dick-Costolo-of-Twitter-an-Imp-WcIv
Editor’s note :
Dick Costolo adalah CEO Twitter yang baru-baru ini mengajukan untuk go public (IPO), dengan semakin dekatnya Twitter dengan IPO, orang-orang mulai penasaran bagaimana Dick Costolo memandu perusahaannya menuju IPO.
Sedikit-sedikit mulai terkuak bahwa Dick Costolo juga adalah seorang blogger yang menulis topik tentang tantangan yang dihadapi startup untuk menjadi sebuah bisnis yang bagus. Ia menulisnya di blognya Burningdoor.com.
Berikut ini adalah posting oleh Dick Costolo di blognya yang paling menarik, membahas tentangbisnis model untuk perusahaan teknologi. Bagian paling menarik adalah tentang 3 fase dari sebuah startup teknologi. Perhatikan bahwa tulisannya membahas tentang jenis startup yang membutuhkan cukup waktu untuk mengumpulkan users sebelum melakukan monetizing, dan tidak semua jenis startup mengikuti fase ini, misalnya jenis ecommerce yang bisa menghasilkan uang dari hari pertama (Baca : Bisnis model ecommerce – cara membuat toko online).


Anda tidak perlu passionate terhadap revenue sampai model bisnis Anda mengungkapkan dirinya sendiri. Bagaimana bisa model bisnis mengungkapkan dirinya sendiri ?

Ada beberapa diskusi di blogsphere tentang  teknologi startup dan kebutuhan mereka untuk memiliki model bisnis yang jelas, dan rasa bingung dari para entrepreneur tentang kenapa ada bisnis yang dimulai tanpa mengetahui bisnis modelnya padahal di saat yang sama mereka diminta menunjukkan laporan keuangan pro forma 3 tahun ke depan dan di “goreng” dalam presentasi kepada investor.
Bagi banyak perusahaan teknologi, Anda tidak perlu selalu memiliki ide bagaimana Anda akan menghasilkan uang ketika Anda baru memulai, dan jika Anda menunjukkan perkembangan yang baik pada produk dan mendapatkan banyak user, Anda tidak perlu membuat komitmen untuk membuat model bisnis dalam waktu tertentu.
Anda perlu memahami secara jelas di mana Anda berada pada perumpamaan value chain dan di mana posisi, serta apa artinya Anda bagi perusahaan Anda. Banyak juga yang mengatakan bahwa fokus pada model bisnis terlalu dini bisa menghancurkan prospek perusahaan.
Ketika ditanya tentang kurangnya kejelasan model bisnis Google, John Doerr – salah satu investor awal Google menjawab ” Dengan traffic jenis ini, kita akan mencari tahu”. Sulit bagi sebagian orang untuk memahami ini apalagi ketika bertemu VC, di mana model bisnis yang jelas dan terbaik selalu ditanyakan. Sebenarnya apa yang terjadi di sini ?
Semua startup harus memikirkan jalan panjang di depan mereka dalam tiga fase :
  1. Selama fase 1, Anda harus memiliki passion kepada produk ( atau jasa)
  2. Selama fase 2, Anda harus memiliki passion kepada pelanggan Anda ( * dan * produk )
  3. Selama fase 3, Anda harus memiliki passion pada pendapatan ( * dan * pelanggan * dan * produk ).
Pertama, penting untuk diingat bahwa Anda (sebagai startup atau entrepreneur) memiliki sumber daya yang terbatas. Pada awalnya, Anda memiliki keterbatasan dalam hal sumber daya, tetapi tidak ada yang bisa membatasi ruang gerak Anda. Lebih mudah untuk berinovasi dan mengubah arah perusahaan di awal, namun tetaplah sulit untuk melakukan sembilan hal sekaligus. Ini mungkin adalah tahap favorit dari siklus hidup perusahaan bagi para founder. Segalanya mungkin, dan Anda  bisa sangat fokus dalam membangun perusahaan Anda dan bisa membuat  produk / jasa  yang paling mengagumkan.
Anda juga bisa merubah arah dengan cepat dan meluncurkan produk dengan kapabilitas yang berbeda atau terbaru sekaligus mematikan produk yang tampaknya tidak masuk akal atau tidak berkembang. Inilah salah satu alasan mengapa Anda jangan membuat kesepakatan dengan pelanggan besar sebelum produk Anda “dimasak” . Anda akan dibebani oleh komitmen produk dan support untuk pelanggan sebelum Anda benar-benar tahu apa yang diinginkan pasar.
Anda harus memiliki passion tentang pelanggan dan produk ketika anda fokus pada produk. Kebutuhan pelanggan dan tujuan Anda mungkin saja tidak sama. Walaupun hal seperti ini bisa memicu para investor untuk berinvestasi.
Jadi, perusahaan Anda bertumbuh, dan produk Anda juga bertumbuh ke arah yang tepat, dan jika beruntung, pertumbuhan perusahaan Anda bisa saja seperti jamur di musim hujan yang berakibat makin banyak user yang datang. Pada stage ini biasanya beberapa orang mulai mengatakan “memang itu bagus, tapi apa model bisnisnya?”, sementara orang lain yang mengatakan “jangan khawatir tentang model bisnis untuk sekarang, fokuslah pada pertumbuhan” (yang biasanya ditafsirkan oleh kelompok pertama sebagai ketamakan atau kebodohan). Ketika Anda tumbuh dalam fase ini, Anda harus membangun dan memperbesar tim awal Anda. Anda hanya perlu memiliki passion tentang produk dan pelanggan.
Jadi, apa artinya untuk menjadi passionate terhadap pelanggan ? Jika Anda passionate terhadap pelanggan berarti ( Anda mungkin mendengar umumnya banyak orang akan mengatakan “buatlah customer service yang hebat “. Memang tidak sepenuhnya salah tetapi maksud saya bukan itu) .
Anda melakukan apapun untuk a) mendapatkan lebih banyak pelanggan dan b ) memastikan bahwa pelanggan yang ada memiliki sedikit alasan untuk berhenti menggunakan produk Anda. Apakah layanan pelanggan yang baik salah satu cara untuk mencapai hal ini ? Hal ini bisa anda katakan, ya. Apa ada mekanisme lain untuk bisa passionate dengan pelanggan ? Nah, jika Anda ingin memaksimalkan layanan pelanggan, cobalah untuk membuat produk yang bisa digunakan dan tidak memiliki bug sebisa mungkin. Sangat merugikan jika pelanggan Anda beralih ke kompetitor hanya karena produk Anda tidak berjalan dengan baik.
Oke, kembali ke masalah awal : model bisnis . Katakanlah Anda memiliki 20 orang yang bekerja di perusahaan Anda. Katakanlah produk awal Anda adalah “the big hit”, dan banyak yang antusias dengan produk Anda sehingga laju pertumbuhan Anda melebihi impian terliar Anda. Produk ini masih dalam masa beta, tetapi Anda sedang mencoba melemparnya ke pasar.
Apakah penting Anda harus mengetahui model bisnis Anda sesegera mungkin Tidak.
Apakah penting Anda memiliki cukup uang untuk memastikan Anda dapat mengembangkan bisnis ? Ya.
Mungkin Anda bingung karena Anda tidak bisa mendapatkan akses ke modal kecuali jika Anda memiliki model bisnis yang sehat,kan ? Ya.
Apakah hidup ini adil ? Tidak.
Apakah Anda harus mencari tahu bagaimana Anda akan menghasilkan uang ? Tentu saja, tapi ….
Anda punya sumber daya yang terbatas. Ini masih awal. Hal ini sangat mungkin terjadi di mana model bisnis pertama Anda yang Anda coba tidak akan bekerja ( atau perlu diubah atau ditambah dengan mekanisme lainnya ). Jadi, di awal Anda harus fokus pada perusahaan yang Anda jalankan, passionate terhadap produk dan pelanggan, Anda tidak perlu ( dan bahkan Anda tidak boleh ) passionate terhadap revenue sampai model bisnis Anda mengungkapkan dirinya sendiri.
Bagaimana bisa model bisnis mengungkapkan dirinya sendiri?
Anda harus mencoba banyak hal yang berbeda, semakin sedikit Anda khawatir dan terpaku pada model tertentu, semakin banyak pula hal-hal yang dapat Anda coba . Mungkin itu model bisnis advertising (iklan), mungkin itu model bisnis free / premium, mungkin itu model private label, mungkin itu sesuatu yang lain sama sekali. Cobalah berikan diri Anda ruang untuk berandai-andai ” bisa begini, atau bisa begitu” sampai Anda menemukan cara yang bisa berjalan dengan baik.
Mengumumkan model bisnis Anda ke orang banyak sebelum Anda benar-benar mencari tahu yang mana yang bisa berjalan baik bisa saja membuat Anda terikat.
Teka-teki 1 : jika hal ini benar, lalu mengapa calon investor selalu mempertanyakan model bisnis Anda ? ! Karena mereka ingin memahami bagaimana Anda berpikir tentang perusahaan dan bisnis Anda. Hal ini pada akhirnya akan melalui tiga tahap. Apakah pemikiran Anda tentang model bisnis terdengar masuk akal ? Apakah banyak kasus kegagalan dalam bisnis serupa ? Jika demikian, lantas mengapa Anda berpikir bisnis Anda akan bekerja ?
Teka-teki 2 : Kami memberikan layanan gratis dan karena kita tidak memiliki model bisnis, apa sebaiknya kita jadikan berbayar sebagai salah satu model potensial? Saya kira Anda bisa, tapi mengapa Anda melakukannya jika itu akan menghambat pertumbuhan ? Lihat, ada banyak model bisnis yang besar dengan model bisnis paid subcription ( langganan berbayar ) . Ini pastinya akan membuat kita seperti main-main karena  ”dulu gratis, sekarang berbayar”  (coba pikirkan mesin ATM, misalnya.. itu gratis sampai kita semua menggunakannya, di mana sekarang ATM mengenakan charge sekitar $ 2 per penarikan ) .
Meskipun demikian, model bisnis gratis memiliki dampak paling kuat di Internet saat ini, dan Anda bekerja melawan tren dengan resiko sendiri. Hal ini mungkin benar bahkan di mana industri tertentu tidak mengakuinya. Bila Anda menambahkan biaya untuk menggunakan produk / layanan, Anda hanya akan menambahkan beban untuk mengakuisisi pelanggan. Jika orang lain mencoba mencari tahu bagaimana untuk menghasilkan uang di layanan tersebut dengan memberikannya secara gratis, maka tidak begitu menyenangkan menjadi Anda karena pesaing Anda bisa mengurangi biaya akuisisi pelanggan dan akan membuat hidup  Anda menjadi lebih sulit.
Di dunia internet pun ada banyak perusahaan yang mendapatkan uang dengan memberikanservice gratis di saat banyak perusahaan yang mengambil keuntungan dari service semacam itu.
Lalu kapan Anda perlu mencari tahu model bisnis Anda ? Jawabannya adalah : sebelum Anda kehabisan uang tunai. Menyebalkan memang untuk membaca banyak teks untuk sebuah kesimpulan yang kurang bagus, tapi begitulah kenyataaanya.

http://startupbisnis.com/tentang-model-bisnis-dan-tiga-fase-produk-startup-teknologi-dari-ceo-twitter/

No comments:

Post a Comment