TRIBUNNEWS.COM
- SETIAP orangtua selalu menginginkan anak yang baru saja dilahirkan
menjadi anak yang cerdas dan berperilaku baik. Faktanya untuk mencapai
keduanya bukan perkara mudah.
Banyak anak cerdas tapi tidak berperilaku baik. Ada banyak yang berperilaku baik tapi kecerdasannya tidaklah memuaskan.Idealnya anak harus berperilaku cerdas dan cerdas berperilaku. Lalu bagaimana membentuknya?
Tentu keinginan ini tak terbentuk secara instan. Jangan pernah berfikir mempunyai anak yang cerdas hanya bisa dilakukan dalam pereode yang singkat.
Semuanya dibentuk sejak dalam kandungan. Pembentukan ini kemudian berlanjut saat buah hati kita sudah lahir.
Sehebat apapun sistem pendidikan yang dimiliki tapi kalau tidak diawali pengembangkan kualitas anak-anak di usia dini, hasilnya kurang.
Masih ada anggapan tidak ada bedanya antara berperilaku cerdas dan cerdas berperilaku. Padahal keduanya adalah hal yang berbeda. Pakar tumbuh kembang anak DR. Dr. Ahmad Suryawan, SpA(K), mengatakan salah satu kehilangan di generasi kita sekarang adalah dua hal ini terpisahkan.
"Faktanya bisa dilihat sekarang. Anak-anak yang dulu hebat di sekolah dan dewasanya menjadi juara korupsi. Ini karena tidak cerdas perilaku di saat kecilnya," kata Ahmad Suryawan, saat media workshop Bantu Anak Indonesia Memiliki Perilaku Cerdas & Cerdas Berperilaku yang diadakan 'Morinaga di Jakarta belum lama ini.
Ketua Divisi Tumbuh Kembang Anak & Remaja Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr. Soetomo Fakultas Kesehatan Unair Surabaya ini mengatakan, masih ada anggapan orangtua, bahwa anak dibuat cerdas dulu, berperilaku baik akan mengikutinya.
"Faktanya tidaklah demikian. Saya menemukan banyak pasien yang IQ 150, potensi luar biasa tapi tidak bisa berperilaku baik. Suka melempar orangtua dengan sendal, sama guru good morning sama orangtua memaki. Sebaliknya, ada anak-anak yang sangat sopan sangat perhatian tapi tidak naik kelas terus," katanya.
Membangun perilaku cerdas, cerdas berperilaku harus dilakukan sejak periode kritis pada 1000 hari pertama kehidupan. Sejak anak memasuki pereode sensitif. "Cerdas dan berperilaku baik harus dibangun sejak sensitif pereode. Jadi keduanya dibentuk pada pereode yang sama dan beriringan," katanya.
Lalu bagaimana anak-anak berperilaku cerdas dan cerdas berperilaku? "Anak-anak yang berperilaku cerdas bisa menjawab dengan benar pertanyaan dua tambah dua, ibukota Indonesia dimana. Anak berperilaku cerdas jika jika dikasih orangtuanya uang Rp 10 ribu, lima ribu dijajankan sisanya ditabung tanpa sepengetahuan ibunya," kata Wawan memberikan contoh.
"Berperilaku cerdas, artinya anak berhasil atau mampu menyelesaikan tepat benar cepat, cerdas berperilaku ketika saat mempunyai halangan tidak kalah akal banyak sekali alternatif yang punyai. Celakanya anak yang kreatif ini sebagian besar tidak disukai orangtua karena umumnya menginginkan anak penurut bukan pembantah," katanya.
Ciri lain cerdas berperilaku, mampu menunjukkan perilaku yang adaktif yakni menyesuaikan situasi saat itu. Misalnya saat berada di rumah sendiri lari-lari di atas meja, turun lagi, lari kemana lagi karena merasa homy, tapi begitu ke bertamu tempat lain ia mulai menata diri oh ini bukan rumahku
https://id.she.yahoo.com/sang-juara-kelas-jadi-koruptor-biasanya-sejak-kecil-053937653.html
jangan lupa Kunjungin Balik yah Gan di BIG_COMPUTERdan bagi temen-temen yang pengen cari tugas sekolah, makalah, karya ilmiah, karya tulis dan artikel menarik lainya jagan lupa juga berkunjung yah di BIG_COMPUTER
ReplyDelete