DIBUTUHKAN SEGERA KARYAWAN UNTUK MENJAGA TOKO PRIA / WANITA MINIMAL LULUSAN SMP
KIRIM CV KE ALAMAT EMAIL :
ricky_kurniawan02@yahoo.com
PALING LAMBAT TANGGAL 31 MARET 2015
KIRIM CV KE ALAMAT EMAIL :
ricky_kurniawan02@yahoo.com
======================================================
Dijual biji jagung Popcorn ukuran:
1. 200 gram = Rp. 8.000,-
2. 250 gram = Rp. 10.000,-
3. 500 gram = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-
Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a
1. 200 gram = Rp. 8.000,-
2. 250 gram = Rp. 10.000,-
3. 500 gram = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-
Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SEMI PADAT DAN CAIR
SALEP
KLORAMFENIKOL
Disusun oleh :
Raymond (2010210224)
Reni Novitasari (2010210225)
Ricky Kurniawan
(2010210226)
Rizki Anggin Luffani
(2010210235)
Samantha S.D.
(2010210239)
Sari Damaryanti
(2010210241)
Kelas/kelompok :
A2/4
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2012
I.
Tujuan:
Membuat salep dengan berbagai jenis basis; mengamati pengaruh basis
terhadap karakteristik fisik dan pelepasan bahan aktif.
II.
Teori
Singkat:
Salep adalah
sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar (FI
III hal 33). Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian
topical pada kulit atau selaput lendir (FI IV hal 18).
(Howard C Ansel, Pengantar Bentuk Sediaan
Farmasi, Hal 502) Salep adalah preparat setengah padat untuk pemakaian luar,
salep dapat mengandung obat atau tidak mengandung obat, salep yang tidak
mengandung obat biasanya dikatakan sebagai dasar salep yang digunakan sebagai
pembawa dalam penyiapan salep yang mengandung obat.
(Howard C Ansel, Pengantar Bentuk Sediaan
Farmasi, Hal 502) Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar
salep yang cocok. Tergantung dari sifat bahan obat dan tujuan pemakaian, empat
kelompok dasar salep yang digunakan sebagai pembawa, antara lain :
1.
Dasar
salep senyawa hidrokarbon
2.
Dasar
salep serap/absorbsi
3.
Dasar
salep yang dapat dicuci dengan air
4.
Dasar
salep larut dalam air.
Setiap salep obat menggunakan salah
satu dasar salep tersebut.
Dasar salep hidrokarbon
Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep
berlemak (bebas air) antara lain vaselin putih. Hanya sejumlah kecil komponen
berair dapat dicampur ke dalamnya. Salep ini dimaksudkan untuk memperpanjang
kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup. Dasar
hidrokarbon dipakai terutama untuk efek emolien. Dasar hidrokarbon ini juga
sukar dicuci, tidak mengering dan tidak tampak berubah dalam waktu lama. Contoh
: petrolatum, paraffin, minyak mineral.
Dasar salep absorpsi
Dasar salep
absorpsi Dibagi menjadi 2 tipe :
a.
Yang
memungkinkan percampuran larutan berair, hasil dari pembentukan emulsi air dan
minyak. Misalnya petrolatum hidrofilik dan lanolin anhidrat.
b.
Yang sudah
menjadi emulsi air minyak (dasar emulsi), memungkinkan bercampur sedikit
penambahan jumlah larutan berair. Misalnya lanolin dan cold cream.
Dasar salep ini berguna sebagai emolien
walaupun tidak menyediakan derajat penutupan seperti yang dihasilkan dasar salep
berlemak. Seperti dasar salep berlemak dasar salep scrap tidak mudah
dihilangkan dari kulit oleh pencucian air. Dasar-dasar salep ini berguna dalam
farrnasi untuk pencampuran larutan berair kedalam larutan berlemak. Contoh :
petrolatum hidrofilik, lanolin, dan lanolin anhidrida, cold cream.
Dasar salep
serap dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok pertama terdiri atas dasar salep
yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak (parafin
hidrofilik dan lanolin anhidrat) dan kelompok kedua terdiri atas emulsi air
dalam minyak yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan
(lanolin). Dasar salep serap juga bermanfaat sebagai emolien.
Dasar salep yang dapat dicuci dengan air
Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam
air antara lain salep hidofilik yang lebih tepat disebut “krim”. Dasar salep
ini dinyatakan juga sebagai “dapat dicuci dengan air” karena mudah dicuci dari
kulit atau dilap basah, sehingga lebih dapat diterima untuk dasar kosmetik.
Beberapa bahan obat dapat menjadi lebih efektif menggunakan dasar salep ini
daripada dasar salep hidrokarbon. Keuntungan lain dari dasar salep ini adalah
dapat diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan yang terjadi pada kelainan dermatologik. Bahan obat tertentu
dapat diserap lebih baik oleh kulit jika dasar salep lainnya. Contoh : salep
hidrofilik
Dasar salep larut air
Kelompok ini disebut juga “dasar salep tak
berlemak” dan terdiri dari konstituen larut air. Dasar salep jenis ini
memberikan banyak keuntungan seperti dasar salep yang dapat dicuci dengan air
dan tidak mengandung bahan tak larut dalam air seperti parafin, lanolin
anhidrat atau malam. Dasar salep ini lebih tepat disebut “gel”. Dasar salep ini
mengandung komponen yang larut dalam air. Tetapi seperti dasar salep yang dapat
dibersihkan dengan air, basis yang larut dalam air dapat dicuci dengan air.
Basis yang larut dalam air biasanya disebut greaseless karena tidak mengandung
bahan berlemak. Karena dasar salep ini sangat mudah melunak dengan penambahan
air, larutan air tidak efektif dicampurkan dengan bahan tidak berair atau bahan
padat. Contohnya salep polietilen glikol.
Pemilihan dasar salep yang tepat untuk dipakai dalam formulasi tergantung pada
pemikiran yang cermat atas beberapa faktor berikut:
1. Laju pelepasan yang diinginkan bahan obat dari
dasar salep
2.
Keinginan
peningkatan oleh dasar salep absorbsi
perkutan dari obat
3.
Kelayakan melindungi lembab dari kulit oleh dasar salep
4.
Jangka lama dan pendeknya obat stabil dalam dasar salep
5.
Pengaruh obat bila ada terhadap kekentalan atau hal lainnya dari dasar
salep.
Semua faktor ini dan yang lainnya harus ditimbang satu
terhadap yang lainnya untuk memperoleh
dasar salep yang paling baik. Harus
dimengerti bahwa tidak ada dasar salep yang ideal dan juga tidak ada yang
memiliki semua sifat yang diinginkan. Sebagai contoh suatu obat yang cepat
terhidrolisis, dasar salep hidrolisis akan menyediakan stabilitas yang tinggi.
Walaupun dari segi terapeutik dasar salep yang lain dapat lebih disenangi.
Pemilihannya adalah untuk mendapatkan dasar salep yang secara umum menyediakan
segala sifat yang dianggap paling diharapkan.
Cara pembuatan salep harus memenuhi
peraturan umum :
a.
Zat yang
dapat larut dalam salep dilarutkan bila perlu dengan pemanasan rendah
b.
Zat yang
tidak cukup larut dalam dasar salep lebih dahulu diserbuk dan diayak dengan derajat ayakan no. 100
c.
Zat yang
mudah larut dalam air dan stabil, serta dasar salep mampu mendukung menyerap air tersebut, dilarutkan dulu
dalam air yang disediakan, setelah itu ditambahkan
dasar salep yang lainnya
d.
Bila dasar
salep dibuat dengan peleburan maka campuran tersebut harus diaduk sampai dingin
Pembuatan salep (Howard
C Ansel, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Hal 506)
Pembuatan salep baik dalam ukuran
besar maupun kecil, salep dibuat dengan dua metode umum:
> Pencampuran
Meliputi Pencampuran bahan padat
dan cairan.
> Peleburan
Dengan
metode peleburan, semua atau beberapa komponen dari salep dicampurkan dengan
melebur bersama dan didinginkan dengan
pengadukan yang konstan sampai mengental.
III. Data Preformulasi :
1.
Zat aktif
Kloramfenikol
(Farmakope
Indonesia edisi IV halaman 189 ; FI III hal 144).
Rumus molekul = C11H12Cl2N2O5.
Berat Molekul =
323,13.
Rumus Struktur =
Pemerian =
Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang, putih hingga putih kelabu
atau putih kekuningan.
Kelarutan = Sukar larut dalam air,
mudah larut dalam etenol, dalam propilena glikol.
Titik Lebur = Antara 1490
dan 1530 C.
pH = Antara 4,5 dan 7,5.
OTT = Endapan segera terbentuk bila kloramfenikol 500
mg dan eritromisin 250 mg atau tetrasiklin Hcl 500 mg dan dicampurkan dalam 1
liter larutan dekstrosa 5%.
Stabilitas = Salah
satu antibiotik yang secara kimiawi diketahui paling stabil dalam segala
pemakaian. Stabilitas baik pada suhu kamar dan kisaran pH 2-7, suhu 25oC
dan pH mempunyai waktu paruh hampir 3 tahun. Sangat tidak stabil dalam suasana
basa. Kloramfenikol dalam media air adalah pemecahan hidrofilik pada lingkungan
amida. Stabil dalam basis minyak dalam air, basis adeps lanae. (Martindale
edisi 30 hal 142).
Dosis =
Dalam salep 1 % (DI
2010 hal
223-227).
Khasiat = Antibiotik, antibakteri (gram positif, gram negatif, riketsia,
klamidin), infeksi meningitis (Martindale edisi 30 hal 141).
Indikasi = Infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri yang
sensitif terhadap kloramfenikol.
Efek Samping = Kemerahan kulit angioudem,
urtikaria dan anafilaksis.
Penyimpanan = Wadah tertutup rapat.
2.
Basis
·
Polietilenglikol 400 (FI
III hal 504, Pharmaceutical Excipient edisi 6 hal
517).
Rumus
Molekul = H(O-CH2-CH2)nOH.
Berat
Molekul = 380-420.
Pemerian = Cairan kental jernih;
tidak berwarna atau praktis tidak berwarna; bau khas lemah; agak higroskopis.
Kelarutan = Larut dalam air, dalam etanol 95% P, dalam
glikol lain.
Titik
Beku = 40 C sampai 80 C.
Khasiat = Basis salep, pelarut.
Konsentrasi = Sampai 30% v/v.
OTT = Tidak bercampur dengan beberapa zat pewarna.
Stabilitas = Dapat disterilkan
dengan autoklaf, filtrasi dan penyinaran sinar gamma.
Penyimpanan = Wadah tertutup rapat.
·
Polietilenglikol
4000 (FI III hal 506,
Pharmaceutical Excipient edisi 6 hal 517)
Rumus Molekul =
H(O-CH2-CH2)nOH.
Berat Molekul =
3000-3700.
Pemerian = Serbuk licin putih atau potongan putih kuning
gading; praktis tidak berbau; tidak berasa.
Kelarutan =
Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P.
Titik Lebur =
500 sampai 580 C.
OTT = Tidak bercampur
dengan beberapa zat pewarna.
Stabilitas = Dapat disterilkan
dengan autoklaf, filtrasi dan penyinaran sinar gamma.
Khasiat =
Basis salep, pelarut.
Penyimpanan =
Wadah tertutup rapat.
IV. Alat dan Bahan
Alat
1.
Lumpang dan mortir 11. Anak timbangan
2.
Water bath 12. Cawan penguap
3.
Batang pengaduk 13. Tube
4.
Sudip 14. Objek glass
5.
Spatula 15. Thermometer
6.
Beaker glass 16. Stop watch
7.
Labu ukur 17. Tabung reaksi dan raknya
8.
Pipet volum 18. Erlenmeyer
9.
Viscometer
Brookfield 19. Kertas perkamen
10.
Timbangan
Bahan
1. Kloramfenikol
2. PEG
400
3. PEG
4000
V.Formula
- Kloramfenikol 1 %
- PEG
400 39,6 %
- PEG
4000 59,4 %
m.f.unguentum 200
VI. Perhitungan dan Penimbangan
Ø Perhitungan
Formula
Dibuat
200 gram
-
Kloramfenikol : 1%
(1/100)
X 200 gram = 2 gram
-
Basis salep : 100% - 1% = 99 %
(99/100) X 200 gram = 198 gram
PEG 4000 : (60/100) X 198 gram =
118,8 gram
PEG 400 : (40/100) X 198 gram =
79,2 gram
Ø
Penimbangan
Bahan
|
Penimbangan
|
Kloramfenikol
|
2 gram
|
PEG 4000
|
118,8 gram
|
PEG 400
|
79,2 gram
|
VII. Pembuatan
·
Disiapkan
alat dan bahan yang diperlukan
·
Ditimbang bahan – bahan yang diperlukan
·
Dibuat basis salep dengan
cara :
PEG 4000 dan PEG 400 dilebur di water bath ad melebur (suhu 500 sampai 580 C) sempurna.
·
Digerus basis salep ad homogen.
·
Digerus Kloramfenikol ad halus dalam lumpang.
·
Dicampurkan basis salep ke dalam lumpang yang berisi kloramfenikol sedikit
demi sedikit, digerus ad homogen.
·
Dimasukkan dalam tube,
dikemas.
·
Dilakukan
evaluasi (uji organoleptik, uji homogenitas dan uji viskositas)
VIII. Evaluasi
1. Uji
Homogenitas
Cara :
Dioleskan
salep diatas kaca objek. Lalu diratakan tipis-tipis. Diamati homogenitas bahan aktif dalam basis salep.
2. Viskositas
dan Sifat Alir
1. Sediaan gel dimasukkan dalam wadah.
2. Diletakkan wadah tersebut pada alat viskometer, diatur spindel yang cocok dengan
cara mencelupkannya ke dalam sediaan.
3. Lalu diukur
viskositas dan sifat alir sediaan tersebut.
Alat : Viskometer Brookfield tipe RV
Konstanta alat :
7187,0
dyne/cm
Viskositas : Faktor x skala
Gaya ( F ) : skala x konstanta alat (RV)
IX. Data Hasil Evaluasi
1.
Organoleptik
Warna = Putih
Bentuk = Semi padat (cukup keras)
Bau = Tidak berbau
2.
Uji Homogenitas
Formula
salep (Kloramfenikol) = homogen
3.
Uji Viskositas dan Sifat Alir
No. spindel
|
rpm
|
Skala
|
Faktor
|
η (cPs)
|
Gaya (dyne/cm2)
|
6
|
0,5
|
57,2
|
20000
|
1144000
|
411096,4
|
6
|
1
|
57,25
|
10000
|
572500
|
411455,8
|
6
|
2
|
58
|
5000
|
290000
|
416846
|
6
|
1
|
57,25
|
10000
|
572500
|
411455,8
|
6
|
0,5
|
57,5
|
20000
|
1150000
|
413252,5
|
·
Perhitungan Viskositas ( η )
1.
Skala
x Faktor = 57,2 x 20000 = 1144000 cPs
2.
Skala
x Faktor = 57,25 x 10000 = 572500 cPs
3.
Skala
x Faktor = 58 x 5000 = 290000 cPs
4.
Skala
x Faktor = 57,25 x 10000 = 572500 cPs
5.
Skala
x Faktor = 57,5 x 20000 = 115000 cPs
·
Perhitungan Gaya (F)
1.
Kv
x Skala = 7187 x 57,2 = 411096,4 dyne/cm2
2.
Kv
x Skala = 7187 x 57,25 = 411455,8 dyne/cm2
3.
Kv
x Skala = 7187 x 58 = 416846 dyne/cm2
4.
Kv
x Skala = 7187 x 57,25 = 411455,8 dyne/cm2
5.
Kv
x Skala = 7187 x 57,5 = 413252,5 dyne/cm2
Sifat Alir
Formula
|
Sifat Alir
|
Formula salep
(Kloramfenikol)
|
Pseudoplastis
|
X.
Pembahasan
1) Pada uji organoleptik, sediaan berbentuk setengah
padat (salep) cukup keras, berwarna
putih dan tidak berbau. Uji ini untuk melihat
terjadinya perubahan fase.
2) Pada percobaan, digunakan basis
PEG 4000 dan PEG 400 dengan perbandingan 60 : 40. Dengan formula basis PEG 4000
: PEG 400 = 60 : 40, jumlah PEG 4000 yang digunakan terlalu banyak, karena PEG
4000 berbentuk padatan sehingga basis
yang terbentuk cukup keras viskositasnya mirip lilin.
3)
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kehomogenan zat aktif dalam basis,
sehingga setiap kali salep tersebut digunakan dosisnya sama.
4)
Selain itu, uji homogenitas ini melihat apakah masih ada partikel obat yang
terlalu kasar yang dapat menimbulkan iritasi pada kulit. Homogenitas juga dapat dipengaruhi oleh faktor
penggerusan yang dilakukan pada saat pembuatan.
5) Pada uji
homogenitas ini, formula salep (Kloramfenikol) menunjukkan hasil yang homogen
di atas kaca objek, tidak terlihat adanya partikel-partikel kecil yang membuat
salep terasa kasar. Ini menunjukkan bahwa penggerusan yang dilakukan tepat
walaupun hasil sediaan cukup keras.
6) Uji
viskositas dan sifat alir adalah untuk mengetahui seberapa besar tahanan yang
diberikan oleh sediaan dan bagaimana sifat alirnya bila diperlakukan pada
berbagai tingkatan gaya.
7) Sifat alir
yang diharapkan pada sediaan semi solid adalah sifat alir thiksotropi yang mana
pada keadaan diam menyerupai suatu gel, ketika digunakan mengalami transformasi
dari gel ke sol dan pada saat tekanan ditiadakan struktur tersebut mulai
terbentuk kembali secara perlahan. Dari hasil uji evaluasi tentang viskositas dan rheologi, sifat alir yang
diperoleh adalah pseudoplastis.
8)
Sifat alir dari salep yang terbentuk adalah Pseudoplastis karena pada rpm 1,
nilai viskositas yang naik ataupun turun adalah sama. Pada nilai rpm 0,5 ,
nilai viskositas seharusnya juga sama untuk kurva yang naik ataupun turun namun
hasil praktikum menunjukkan berbeda, yang disebabkan karena kesalahan pada saat
praktikum seperti kesalahan membaca skala, atau setelah menggunakan rpm 1 untuk
kurva turun, salep tidak didiamkan cukup lama sehingga viskositasnya belum
kembali ke keadaan normal.
XI. Kesimpulan
1. Uji Homogenitas :
Formula salep (Kloramfenikol) = homogen
2.
Uji Viskositas dan Sifat Alir
Formula
|
Sifat
Alir
|
Formula
salep (Kloramfenikol)
|
Pseudoplastis
|
XII. Saran
· Dianjurkan untuk basis salep
perbandingan PEG 4000 lebih sedikit dari PEG 400 agar mendapatkan bentuk
sediaan salep yang viskositasnya lebih baik. Sebab sediaan salep jika
padatannya (PEG 4000) lebih banyak dapat membuat sediaan mengeras atau
viskositasnya lebih tinggi dari yang seharusnya.
·
Untuk menghindari kesalahan hasil uji
viskositas (kurva naik dengan kurva turun tidak sama) yang dapat dilakukan
antara lain teliti membaca skala atau setelah menggunakan rpm dari yang satu ke
rpm selanjutnya didiamkan beberapa menit terlebih dahulu sehingga viskositasnya
kembali ke keadaan normal.
XIII. Daftar Pustaka
1.
Departemen kesehatan RI. 1979. Farmakope
Indonesia edisi III. Jakarta : Depkes RI
3.
Ansel C. Howard. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi
IV UI Press, Jakarta.
4.
Sweetman, Sean C, dkk. 2002. Martindale
The Complete Drug Reference Thirty-third Edition. London : Pharmaceutical
Press
5.
Rowe, Raymond C, dkk. 2009. Handbook
Of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition. London : Pharmaceutical Press
keren tulisan-tulisannya, update trus (produktif)
ReplyDelete