TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SEMI PADAT DAN CAIR
GEL PIROKSIKAM
Disusun oleh :
Raymond (2010210224)
Reni Novitasari (2010210225)
Ricky Kurniawan (2010210226)
Rizki Anggin Luffani
(2010210235)
Samantha (2010210239)
Sari Damaryanti (2010210241)
Kelas/kelompok : A2/4
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2012
I. Tujuan:
Membuat gel dengan berbagai jenis basis ; Mengamati
pengaruh basis terhadap
karakteristik
fisik dan pelepasan bahan aktif.
II. Teori Dasar:
Gel merupakan sistem
semi padat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil
atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Gel
kadang – kadang disebut jeli.
Jika
massa gel terdiri dari jaringan kecil yang terpisah, gel digolongkan sebagai
sistem dua fase ( misalnya Gel Aluminium Hidroksida ). Dalam sistem dua fase,
jika ukuran partikel dari fase terdispersi relatif besar, massa gel
kadang-kadang dinyatakan sebagai magma ( misalnya Magma Bentonit ). Baik gel
maupun magma dapat berupa tiksotropik, membentuk semi padat jika dibiarkan dan
akan menjadi cair pada pengocokan, gel fase tunggal dapat dibuat dari makro
molekul sintetik ( misalnya Karbomer ) atau dari gom alam ( misalnya Tragakan
). Sediaan tragakan disebut juga mucilago. Gel
dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topikal atau dimasukan ke
dalam lubang tubuh.
Ada 2 macam basis gel yaitu gel hidrofobik
dan gel hidrofilik :
1.
Gel hidrofobik ( oleogel ) adalah
sediaan dengan basis yang biasanya mengadung parafin cair dengan polietilen
atau minyak lemak membentuk gel dan silika koloidal atau aluminium atau sabung
seng.
2. Gel
hidrofilik ( hidrogel ) adalah sediaan dengan basis yang biasanya mengandung
air, gliserol atau propilen glikol membentuk gel dengan gelling agent ( pembentuk gel ) yang sesuai seperti tragakan, pati,
derivat selulosa, polimer karboksivinil, dan magnesium-aluminium silikat.
Sifat / Karakteristik Gel (Lachman, 496 – 499):
· Zat pembentuk gel yang ideal untuk sediaan farmasi dan kosmetik
ialah inert, aman dan tidakbereaksi dengan komponen lain.
· Pemilihan bahan pembentuk gel harus dapat memberikan bentuk
padatan yang baik selama penyimpanan tapi dapat rusak segera ketika sediaan
diberikan kekuatan atau daya yang disebabkan oleh pengocokan dalam botol,
pemerasan tube, atau selama penggunaan topikal.
· Karakteristik gel harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan
sediaan yang diharapkan.
· Penggunaan bahan pembentuk gel yang konsentrasinya sangat tinggi
atau BM besar dapat menghasilkan gel yang sulit untuk dikeluarkan atau
digunakan).
· Gel dapat terbentuk melalui penurunan temperatur, tapi dapat juga
pembentukan gel terjadi satelah pemanasan hingga suhu tertentu. Contoh polimer
seperti MC, HPMC dapat terlarut hanya pada air yang dingin yang akan membentuk
larutan yang kental dan pada peningkatan suhu larutan tersebut akan membentuk
gel.
· Fenomena pembentukan gel atau pemisahan fase yang disebabkan oleh
pemanasan disebut thermogelation.
III. Data Preformulasi :
1. Zat
aktif
Piroksikam (Farmakope
Indonesia edisi IV halaman 683, Martindale edisi 35 halaman 102)
λ = 230 nm (British Pharmacope hal 1645)
Rumus molekul = C15H13N3O4S.
Berat Molekul =
331,35.
Pemerian = Serbuk, hampir putih atau coklat terang atau kuning terang; tidak
berbau. Bentuk monohidrat berwarna kuning.
Kelarutan = Sangat sukar larut dalam air, dalam asam-asam encer dan sebagian
besar pelarut organik; sukar larut dalam etanol dan dalam larutan alkali
mengandung air.
Stabilitas =
Kurang dari 300 C.
Dosis =
0,5-1%.
Khasiat =
Analgetik-antipiretik, antiinflamasi.
Indikasi = Rasa nyeri, inflamasi dan kekakuan pada
rematoit arthritis, osteoarthritis.
Efek Samping =
Gangguan kulit, sindrom nefrotik dan nefritis interstisial.
Penyimpanan =
Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.
2. Bahan Tambahan
A. CMC Na. (Carboxymethylcellulose sodium) (Handbook
Of Pharmaceutical Exipent edisi VI halaman 120; Farmakope Indonesia Edisi IV
halaman 175; Remington edisi 21 halaman 1073).
Pemerian = Serbuk atau granul, putih sampai krem,
higroskopis.
Kelarutan = Mudah terdispersi dalam air
membentuk larutan koloida, tidak larut dalam etanol, eter, dan pelarut organik
lain.
Stabilitas = Larutan stabil
pada pH 2-10, pengendapan terjadi pada pH dibawah 2. Viskositas larutan
berkurang dengan cepat jika pH diatas 10. Menunjukan viskositas dan stabilitas
maksimum pada pH 7-9. Bisa disterilisasi dalam kondisi kering pada suhu 160
selama 1 jam, tapi terjadi pengurangan viskositas.
Penyimpanan = Dalam
wadah tertutup rapat.
OTT = Inkompatibel dengan larutan asam kuat dan
dengan larutan garam besi dan beberapa logam seperti aluminium, merkuri dan
zink juga dengan gom xanthan; pengendapan terjadi pada pH dibawah 2 dan pada
saat pencampuran dengan etanol 95%.; Membentuk kompleks dengan gelatin dan
pektin.
Kegunaan = Suspending agent, bahan penolong tablet,
peningkat viskositas.
Konsentrasi = 3-6%
C. Tween 80 (
Farmakope Indonesia IV halaman 687, Handbook of
Pharmaceutical excipients edisi VI halaman 375 )
Pemerian = Cairan seperti minyak, jernih berwarna kuning
mudahingga coklat muda, bau khas lemah, rasa pahit dan hangat.
Kelarutan = Sangat mudah larut dalam air, larutan tidak
berbau dan praktis tidak berwarna, larut dalam etanol, dalam etil asetat, tidak
larut dalam minyak mineral.
Konsentrasi = 1-15%.
Stabilitas = Stabil pada elektrolit dan asam lemah, dan
basa. Berangsur-angsur akan tersaponifikasi dengan asam kuat dan basa.
OTT = Akan berubah warna atau mengendap dengan
phenol, dan tannin.
Penyimpanan = Dalam wadah tertutup baik, lindungi dari
cahaya, ditempat sejuk dan kering.
D.
Air suling (aquadest) (Farmakope Indonesia
edisi III halaman 96)
BM = 18,02.
Rumus molekul = H2O.
Pemerian = Cairan jernih
tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
Penyimpanan = Dalam wadah
tertutup baik.
Stabilitas = Air
adalah salah satu bahan kimia yang stabil dalam bentuk Fisik (es , air , dan
uap). Air harus disimpan dalam wadah yang sesuai. Pada saat penyimpanan dan
penggunaannya harus terlindungi dari kontaminasi partikel - pertikel ion dan
bahan organik yang dapat menaikan konduktivitas dan jumlah karbon organik.
Serta harus terlindungi dari partikel - partikel lain dan mikroorganisme yang
dapat tumbuh dan merusak fungsi air.
OTT = Dalam formula air dapat bereaksi dengan bahan
eksipient lainya yang mudah terhidrolisis.
IV.
ALAT DAN
BAHAN
Alat:
1. Beaker
Glass 12.
Kuvet
2. Timbangan
analitik 13. Stirer
3. Pengaduk
mekanik 14. Labu takar
4. Mortir +
stamper 15. Filler
5. Batang
pengaduk 16. Kaca objek
6. Sudip 17. Anak timbangan
7. Penangas
air 18. Termometer
8. Cawan
Petri 19. Gelas ukur
9. Tabung
reaksi 20. Tube
10.Pipet
tetes 21. Pipet volume
11.Spektrofotometer
Bahan:
1.
Piroksikam
2.
CMC Na
3.
Tween 80
4.
Aquadest
V.
FORMULA
:
Piroksikam 0,5 %
CMC Na 6 %
Tween 80 5 %
Aquadest
ad 200
VI.
PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN
Ø Perhitungan
1. Zat aktif : Piroksikam = 0,5 % x 200 gram = 1 gram
2.
Basis gel :CMC Na = 6 % x 200 gram= 12 gram
Tween 80 = 5% x 200 gram = 10
gram
3.
Aquadest untuk mengembangkan CMC Na. =10
x CMC Na = 120 gram ~ 120 ml
4.
Aquadest untuk melarutkan Tween 80
= 1 x 10 gram =
10 gram ~ 10
ml
5.
Aquadest :
200 – (1 + 12 + 10 + 120+ 10) gram = 47 gram ~
47 ml
Ø Penimbangan
Bahan
|
PENIMBANGAN
|
Piroksikam
|
1 gram
|
CMC
Na
|
12 gram
|
Tween
80
|
10 gram
|
Aquadest
( CMC Na )
|
120 ml
|
Aquadest
(Tween 80)
|
10 ml
|
Sisa
Aquadest
|
47 ml
|
VIII.
PEMBUATAN
· Disiapkan dan bersihkan
peralatan dan bahan yang akan digunakan.
· Ditimbang bahan-bahan yang diperlukan.
· Didispersikan CMC Na ke dalam aquadest
dalam keadaan tertutup, kemudian disimpan semalaman agar larut dan mengembang
dengan sempurna.
· Digunakan pengaduk mekanik
untuk membentuk gel dari campuran tersebut.
· Dicampurkan Tween 80 dalam 10 ml aquadest hangat, diaduk
ad campur.
· Dimasukkan Tween 80
sedikit demi sedikit ke dalam massa gel.
· Digerus piroksikam di
dalam mortir sampai halus dan homogen, kemudian ditambahkan massa gel ke dalam mortir dan
gerus perlahan ad homogen.
· Dimasukkan sisa aquadest
sedikit demi sedikit.
· Ditimbang 10 gram gel
kemudian dimasukkan
ke dalam tube, dikemas, sisanya untuk evaluasi.
IX.
EVALUASI
1. Uji
homogenitas
Dioleskan
gel diatas kaca objek, diratakan. Diamati homogenitas bahan
aktif di dalam basis.
2. Uji pelepasan zat aktif
· Ditimbang
seksama 10 gram gel di dalam cawan Petri
· Dimasukkan
cawan Petri tersebut ke dalam beaker glass
· Ditambahkan
Larutan dapar fosfat pH 7,4 bersuhu 370C sebanyak 500 ml ke dalam
beaker glass tersebut (pertahankan suhu agar tetap 370C di atas
penangas air).
· Setiap 15 menit, larutan dapar fosfat pH 7,4 di dalam beaker glass diaduk kemudian
diambil 10,0 ml untuk ditentukan kadarnya secara spektrofotometri.
· Ditambahkan
lagi Larutan dapar fosfat pH 7,4 bersuhu 370C dalam jumlah yang sama
dengan yang diambil
· Ditentukan
kadar bahan aktif yang terlepas
Dilakukan perhitungan faktor
koreksi agar didapat hasil yang akurat.
Pembuatan dapar fosfat pH 7,4 ( DDIP/ Drug
Development Industrial Pharmaceutical )
- KH2PO4
BM = 136,09.
- NaOH, BM = 40.
- Bobot KH2PO4
0,2 M = 27,218 g/L.
- Bobot NaOH 0,2 M = 8
g/L.
- Larutkan 6,8 g KH2PO4
dalam aquadest ad 250
ml dan larutan 2 g NaOH ad 250 ml.
50
ml KH2PO4 0,2 M + NaOH 39,1 ml 0,2 M → untuk 200 ml.
Maka untuk 1000 ml → 50ml
x 5 KH2PO4 0,2 M + 39,1 ml x 5 NaOH 0,2 M = 250 ml KH2PO4
0,2 M + NaOH 0,2 M 195,5 ml ad aquadest 1000 ml.
Kurva Kalibrasi
Pembuatan
larutan baku stok 100 ppm
1.
Ditimbang 10 mg
piroksikam, dilarutkan dengan dapar fosfat 100 ml
2.
Dibuat pengenceran 5 ppm,
10 pm, 15 ppm, 20 ppm, 25 ppm
3.
Diukur serapannya dengan spektrofotometer uv-vis, λ : 230 nm
Pembuatan
seri piroksikam
·
5 ppm
V1.N1 = V2.N2
V1.100 ppm = 50. 5 ppm
V1 = 2,5
ml ad 10,0 ml dapar fosfat
· 10 ppm
V1.N1 = V2.N2
V1.100 ppm = 50 ml. 10 ppm
V1 = 5 ml ad 10,0 ml dapar fosfat
· 15 ppm
V1.N1 = V2.N2
V1.100 ppm = 50 ml. 15 ppm
V1 = 7,5 ml ad 10,0 ml dapar fosfat
· 20 ppm
V1.N1 = V2.N2
V1.100 ppm = 50 ml. 20 ppm
V1 = 10 ml ad
10,0 ml dapar fosfat
· 25 ppm
V1.N1 = V2.N2
V1.100 ppm = 50 ml. 25 ppm
V1
= 12,5 ml ad 10,0 ml dapar fosfat
3. Uji Viskositas dan Sifat Alir
1. Sediaan
gel dimasukkan dalam wadah.
2. Letakkan
wadah tersebut pada alat viskometer, diatur
spindel yang cocok dengan cara mencelupkannya ke dalam
sediaan.
3.Lalu
diukur viskositas dan sifat alir sediaan
tersebut.
Alat : Viskometer Brookfield tipe RV
Konstanta alat : 7187,0
dyne/cm
Viskositas : Faktor
x skala
Gaya ( F ) : skala x konstanta
alat (RV)
X. Data Hasil Evaluasi
1. Uji Homogenitas :
Formula gel (Piroksikam) =
Homogen
2. Uji Pelepasan Zat Aktif
Data
Kurva Kalibrasi
Konsentrasi (ppm)
|
Serapan (A)
|
5
|
0,138
|
10
|
0,278
|
15
|
0,425
|
20
|
0,564
|
25
|
0,694
|
Dari data
Kurva Kalibrasi di dapat persamaan garis sebagai berikut
a = 0,0004
b = 0,0280
r = 0,9998
Data
Uji pelepasan
T
(menit)
|
Serapan
|
Faktor Pengenceran
|
15
|
0,192
|
10 X
|
30
|
0,236
|
10 X
|
45
|
0,187
|
10 X
|
60
|
0,201
|
10 X
|
Perhitungan kadar
15 Menit
y = a + bx
0,192 = 0,0004 + 0,0280x
x = 6,8428 mg/L
Cx = 3,4214
mg/500ml x 10
= 34,214 mg/500ml
Faktor Koreksi :
x 34,214 = 0,6843 mg/500ml
Kadar zat aktif sesungguhnya = 34,214 mg/500 ml
% pelepasan zat aktif =
x 100% = 33,94%
30 Menit
y = a + bx
0,236 = 0,0004 + 0,0280x
x = 8,4143 mg/L
Cx = 4,2071 mg/500ml x 10
= 42,071 mg/500ml
Faktor Koreksi :
x 42,071 = 0,8414 mg/500ml
Kadar zat aktif sesungguhnya = 42,071+ 0,6843
= 42,7553 mg/500 ml
% pelepasan zat aktif =
x 100% = 41.74%
45 Menit
y = a + bx
0,187 = 0,0004 + 0,0280x
x = 6,6643 mg/L
Cx = 3,3321 mg/500ml x 10
= 33,321 mg/500ml
Faktor Koreksi :
x 33,321 = 0,6664 mg/500ml
Kadar zat aktif sesungguhnya = (33,321 + 0,8414) + 0,6843
= 35,3687 mg/500 ml
% pelepasan zat aktif =
x 100% = 33,06%
60 Menit
y = a + bx
0,201 = 0,0004 + 0,0280x
x = 7,1643 mg/L
Cx = 3,5821 mg/500ml x 10
= 35,821 mg/500ml
Faktor Koreksi :
x 35,821 = 0,7164 mg/500ml
Kadar zat aktif sesungguhnya = (35,821 + 0,6664) + 0,8414 + 0,6843
= 38,0131 mg/500ml
% pelepasan zat aktif =
x 100% = 35,54%
· Perhitungan Faktor Koreksi
· Kadar zat aktif dalam 500 ml dapar fosfat pH 7,4 = Cx
· Faktor Koreksi =
x Cx
Tabel Data
Kt
(menit)
|
Cx
(mg/500
ml)
|
Faktor Koreksi
(mg/500ml)
|
Kadar zat aktif
sesungguhnya
(mg/500
ml)
|
15
|
34,214
|
0,6843
|
34,214
|
30
|
42,071
|
0,8414
|
42,7553
|
45
|
33,321
|
0,6664
|
35,3687
|
60
|
35,821
|
0,7164
|
38,0131
|
Perhitungan kadar = 1/100 x 10,08 gram = 0,1008 gram = 100,8 mg
Persentase Pelepasan
Rumus :
Kadar zat aktif sesungguhnya x 100%
=
Bobot yang
ditimbang
Ket : bobot
yang ditimbang didapat dari bobot gel yang ditimbang dikali dengan 0,5% (kadar piroksikam)
Data hasil
T
(menit)
|
Persentase pelepasan
(%)
|
15
|
33,94
|
30
|
41.74
|
45
|
33,06
|
60
|
35,54
|
3.
Uji Viskositas dan Sifat Alir
No. Spindel
|
rpm
|
Skala
|
Faktor
|
η (cPs)
|
Gaya (dyne/ cm2)
|
6
|
0,5
|
45,5
|
20000
|
910000
|
327008,5
|
6
|
1
|
57,5
|
10000
|
575000
|
413252,5
|
6
|
2
|
71
|
5000
|
355000
|
510277
|
6
|
1
|
57
|
10000
|
570000
|
409659
|
6
|
0,5
|
43
|
20000
|
860000
|
309041
|
·
Perhitungan Viskositas ( η )
1. Skala x Faktor = 45,5 x 20000 = 910000 cPs
2. Skala x Faktor = 57,5 x 10000 = 575000 cPs
3. Skala x Faktor = 71 x 5000 = 355000 cPs
4. Skala x Faktor = 57 x 10000 = 570000 cPs
5. Skala x Faktor = 43 x 20000 = 860000 cPs
·
Perhitungan Gaya (F)
1. Kv x Skala = 7187 x 45,5 = 327008,5 dyne/cm2
2. Kv
x Skala = 7187 x
57,5 = 413252,5 dyne/ cm2
3. Kv
x Skala = 7187 x
71 = 510277 dyne/ cm2
4. Kv
x Skala = 7187 x
57 = 409659 dyne/ cm2
5. Kv
x Skala = 7187 x
43 = 309041 dyne/ cm2
Sifat Alir
Formula
|
Sifat
Alir
|
Formula
Gel (Piroksikam)
|
Thixotrophy
Pseudoplastis
|
VIII. Pembahasan
ü Homogenitas
gel yang terbentuk adalah homogen karena saat pengujian tidak terlihat partikel
partikel kasar. Bila terlihat partikel partikel kasar pada pengujian, maka
dikatakan tidak homogen.
ü Pada
uji pelepasan, seharusnya kadar pelepasan zat aktif semakin meningkat bersamaan
dengan lamanya waktu pengujian. Tetapi hasil praktikum menunjukkan kadar
pelepasan zat aktif pada menit 30 adalah kadar pelepasan paling besar dan kadar
pelepasan zat aktif pada menit 45 lebih kecil daripada menit 15. Hal ini bisa
saja disebabkan karena suhu yang kurang terjaga konstan, dan tempat pemipetan
yang berbeda.
ü Pada
uji pelepasan, dilakukan pengenceran karena ternyata sampel yang diambil pada
menit 15, 30, 45, dan 60 mempunyai nilai serapan lebih dari 1.
ü Sifat alir yang diharapkan pada sediaan semi solid adalah sifat
alir thiksotropi yang mana pada keadaan diam menyerupai suatu gel, ketika
digunakan mengalami transformasi dari gel ke sol dan pada saat tekanan ditiadakan
struktur tersebut mulai terbentuk kembali secara perlahan. Dari hasil uji evaluasi tentang viskositas
dan rheologi, sifat alir yang diperoleh adalah pseudoplastis.
ü Sifat
alir gel yang terbentuk adalah Thixotrophy Pseudoplastis karena pada rpm 1
kurva arah turun, nilai viskositasnya lebih kecil daripada nilai viskositas
pada rpm yang sama kurva arah naik. Begitu pula untuk nilai rpm 0,5 kurva arah
turun lebih kecil nilai viskositasnya daripada nilai viskositas pada rpm 0,5
kurva arah naik.
IX.
Daftar Pustaka
1.
Lachman, Leon, dkk. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri edisi
ketiga . Jakarta : UI Press.
2.
Departemen
kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta : Depkes RI.
3.
Departemen
kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta : Depkes RI.
4.
Sweetman,
Sean C, dkk. 2002. Martindale The Complete Drug Reference Thirty-third
Edition. London : Pharmaceutical Press.
5.
Rowe, Raymond C, dkk.
2009. Handbook Of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition. London : Pharmaceutical Press.
6.
Troy, David B, dkk. 2006. Remington 21st
Edition. Philadelphia : University of Sciences.
Boleh Saya tanya , uji viskositasnya ini dilakukan sendiri atau dilakukan oleh orang lain di tempat khusus ? Terimakasih
ReplyDeleteTerima kasih atas pertanyaannya. Uji viskositasnya dilakukan sendiri di dalam laboratorium fakultas farmasi universitas pancasila menggunakan alat penguji viskositas dan tidak dilakukan oleh orang lain di tempat khusus. Terima kasih.
ReplyDeleteThanks yaa
ReplyDelete