LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SEMI PADAT DAN CAIR
CREAM PROMETAZINE HCL
Disusun oleh :
Raymond (2010210224)
Reni Novitasari (2010210225)
Ricky Kurniawan
(2010210226)
Rizki Anggin Luffani
(2010210235)
Samantha S.D.
(2010210239)
Sari Damaryanti
(2010210241)
Kelas/kelompok :
A2/4
FAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
I. Tujuan Percobaan
1. Diharapkan mahasiswa dapat
mengetahui cara penelusuran pustaka untuk mengumpulkan data zat berkhasiat
tertentu dan zat tambahan yang diperlukan sebagai data penunjang dalam
penyusunan formulasi sediaan.
2. Dapat membuat cream dengan
menggunakan berbagai jenis basis.
3. Mengamati pengaruh basis terhadap karakteristik fisik dan pelepasan
bahan aktif.
II. Teori Dasar
Cream
adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih obat terlarut
atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Dapat berupa emulsi mengandung
air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Ada dua tipe cream, yaitu
minyak dalam air dan air dalam minyak.
Untuk
cream air dalam minyak biasanya digunakan sabun polivalen , span, adeps lanae,
cera. Sedangkan untuk cream tipe minyak
dalam air digunakan sabun
monovalen seperti TEA, Na stearat, K stearat, Amonium stearat. Selain
itu untuk mencegah terjadinya oksidasi dapat ditambahkan antioksidan dan zat
pengawet seperti nipagin dan nipasol dengan konsentrasi tertentu.
Stabilitas
cream dapat rusak system campurannya, terutama disebabkan perubahan suhu dan
perubahan komposisi disebabkan oleh penambahan salah satu fase secara
berlebihan atau pencampuran dua tipe cream jika zat tidak tercampurkan satu sama lain. Pengenceran cream hanya dapat
dilakukan jika pengencer yang cocok dan harus dilakukan dengan teknik aseptic.
Pada
metode pembuatan fase minyak dilelehkan
sebagian mulai dengan bahan yang mempunyai titik leleh paling tinggi. Fase
minyak yang lain kemudian ditambahkan untuk menurunkan titik leleh. Fase air
dipanaskan beberapa derajat diatas suhu titik leleh fase minyak, kemudian kedua
fase digabungkan. Bila yang akan membuat cream tipe air dalam minyak maka
tambahkan fase air kedalam fase minyak lalu lakukan pengadukan yang konstan dan
searah dan sebaliknya pada tipe minyak dalam air. Bahan-bahan yang mudah
menguap seperti alcohol, kamfer, iodine maka ditambahkan setelah basis dingin
kurang lebih 400 C.
Bila bahan obat berupa padatan dan tidak larut dalam basis
maka dihaluskan terlebih dahulu dan dicampurkan dengan cara triturasi.
Cream
dengan tipe minyak dalam air lebih disukai oleh kebanyakan pasien karena
mempunyai sifat yang tidak lengket dan mudah tercuci oleh air, sehingga terasa
lebih nyaman bila dibandingkan dengan cream tipe air dalam minyak.
III.
Data preformulasi
A. Zat aktif
1. Prometazin HCl (FI IV hal 705, Martindale 36th
Edition hal. 588)
- Pemerian : Serbuk hablur, putih sampai kuning
lemah, praktis tidak berbau, jika dibiarkan
lama di udara berwarna biru.
- Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air,
dalam etanol mutlak panas dan dalam kloform; praktis tidak larut dalam eter,
dalam aseton dan dalam etilasetat.
- pH : antara 4,0 dan 5,0
- OTT : Tidak bercampur dengan
larutan alkali
- Khasiat : Antihistamin
- Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah
tertutup rapat, tidak tembus cahaya.
B. Zat tambahan
1. Propilen Glikol (FI
IV hal. 712, Handbook of Pharmaceutical Excipient ed VI hal 407)
- Pemerian
: Cairan kental, jernih, tidak berwarna, rasa khas, praktis tidak berbau, menyerap air pada udara lembab.
- Kelarutan
: Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan kloroform, larut dalam
eter, dan dalam beberapa minyak esensial; tetapi tidak dapat bercampur dengan
minyak lemak.
- Konsentrasi : 15 %
- Kegunaan
: humektan.
- OTT :
Inkompatibel dengan pengoksidasi seperti potassium permanganat.
- Stabilitas
: Dalam suhu yang sejuk, propilen glikol stabil dalam wadah tertutup Propilen glikol stabil secara kimia
ketika dicampur dengan etanol, gliserin, atau air.
- Wadah dan
penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
2. Asam stearat
(Excipient 6th edition hal. 494)
- Pemerian : Kristal Putih atau kuning
berwarna, kristalin padat, atau putih.
- Kelarutan : mudah larut dalam benzene,
karbon tetraklorida, kloroform, dan eter, larut dalam etanol, heksan, dan propilen glikol,
praktis tidak larut dalam air.
- Konsentrasi:
1-20%
- Kegunaan
: emulsifying agent
- OTT :
Inkomapatibel dengan hamper semua logam hidroksida dan zat pengoksidasi.
- Stabilitas
: Zat stabil, harus disimpan di tempat tertutup.
3. Cera Alba ( Farmakope Indonesia IV hal 186, Excipient 6th
edition hal 558)
- Pemerian : padatan putih kekuningan, sedikit
tembus cahaya dalam keadaan lapis tipis, bau khas lemah dan bebas bau tengik.
- Kelarutan : Tidak larut dalam air, agak sukar
larut dalam etanol dingin. Larut sempurna dalam kloroform dan eter juga minyak
lemak.
- Konsentrasi : 1-20%
- Kegunaan : Stabilisator emulsi.
- OTT : Inkompatibel dengan zat pengoksidasi.
- Stabilitas : Stabil jika disimpan pada wadah
tertutup dan terlindung dari cahaya.
4 Trietanolamin (TEA) (Handbook of Excipients 6th edition
hal. 663)
- Pemerian : Berwarna sampai kuning pucat, cairan kental.
- Kelarutan : bercampur dengan aseton, dalam
benzene 1 : 24, larut dalam kloroform, bercampur dengan etanol.
- Konsentrasi : 2-4%
- Kegunaan: Zat pengemulsi
- OTT : akan bereaksi dengan asam mineral
menjadi bentuk garam kristal dan ester dengan adanya asam lemak tinggi.
- Stabilitas : TEA dapat berubah menjadi warna
coklat dengan paparan udara dan cahaya.
5. Natrium Benzoat (Handbook of Excipients 6th edition hal.
584)
- Pemerian : Granul atau serbuk, hablur putih,
tidak berbau, atau praktis tidak berbau, stabil di udara.
- Kelarutan : mudah larut dalam air, agak sukar
larut dalam etanol dan lebih mudah larut dalam etanol 90%.
- Konsentrasi : 0,02-0,5%
- Kegunaan : Pengawet.
- OTT : pencampuran kuartener, gelatin, garam
ferri, garam kalsium, dan garam logam - berat termasuk perak dan raksa.
6. BHA (Handbook of Excipients 6th edition hal. 73)
- Pemerian : putih hampir putih, serbuk Kristal
atau kekuningan, berbau aromatik.
- Kelarutan : praktis tidak larut dalam air,
mudah larut dalam etanol 50%, propilen glikol, kloroform, eter, dan heksan.
- Konsentrasi : 0,005-0,2%
- Kegunaan : anti oksidan
- OTT : Fenolik, zat pengoksidasi, dan garam
ferri.
- Stabilitas : paparan dari cahaya menyebabkan
perubahan warna dan kehilangan aktivitas.
- Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup,
terlindung dari cahaya dan dalam tempat sejuk.
7. Vaselin album (Farmakope Indonesia IV hal. 822, Handbook of
Excipients 6th edition hal. 331)
- Pemerian : Putih atau kekuningan, massa
berminyak, transparan dalam lapisan tipis setelah didinginkan pada suhu 0C.
- Kelarutan : tidak larut dalam air, sukar
larut dalam etanol dingin, atau panas dan dalam etanol mutlak dingin, mudah
larut dalam benzene, karbon disulfit, dalam kloroform, larut dalam heksan dalam
sebagian besar minyak lemak dan minyak atsiri.
- Konsentrasi : 10-30%
- Kegunaan : emolien dan basis salep.
- OTT : merupakan bahan inert yang tidak dapat
bercampur dengan banyak bahan.
- Stabilitas : jika teroksidasi dapat
menimbulkan warna dan bau yang tidak dikehendaki. Untuk mencegah ditambahkan antioksidan.
- Wadah dan penyimpanan : di tempat tertutup
rapat, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk dan kering.
8. Cetaceum (Handbook of Excipients 6th edition hal. 775)
- Pemerian : Putih, hablur, bening, bau dan
rasa lemah.
- Kelarutan : larut dalam kloroform, etanol
mendidih (95%) dan minyak menguap, praktis tidak larut dalam etanol 95% dan
air.
- Konsentrasi : 1-15%
- Kegunaan : emolien
- OTT : asam atau basa kuat
9. Adeps Lanae ( Farmakope Indonesia IV hal. 57)
- Pemerian : Massa seperti lemak, lengket,
warna kuning, bau khas.
- Kelarutan : tidak larut dalam, air dapat
bercampur dengan air lebih kurang 2x beratnya, agak sukar larut dalam etanol
dingin, lebih larut dalam etanol panas, mudah larut dalam eter dan kloroform.
- Kegunaan : Emulsifying agent, basis salep.
- OTT : dapat mengandung pro oksidan dan dapat
mempengaruhi stabilitas.
- Stabilitas : dapat mengalami autooksidasi
selama penyimpanan. Untuk mencegah ditambahkan antioksidan.
- Wadah dan penyimpanan : di tempat yang
tertutup, terlindung dari cahaya, sejuk, dan kering.
10. Na lauryl sulfat (Handbook of Excipients 6th edition hal.
448)
- Pemerian : putih atau krem sampai kuning
pucat, Kristal berwarna atau serbuk.
- Kelarutan : larut dengan mudah dalam air,
praktis tidak larut dalam kloroform dan eter.
- Konsentrasi : 0,5-2,5%
- Kegunaan : surfaktan anionic, emulsifying
agent, penetrasi kulit, zat pembasah.
- OTT : inkompatibel dengan surfaktan kationik,
garam alkaloid, dan garam potassium.
- Stabilitas : stabil dalam kondisi penyimpanan
normal, dalam larutan dengan pH 2,5 atau kurang akan mengalami hidrolisis.
11. BHT (Handbook of Excipients 6th edition hal. 75)
- Pemerian : Putih atau kuning pucat, kristal
padat atau serbuk.
- Kelarutan : praktis tidak larut dalam air,
gliserin, propilen glikol, larutan alkali hidroksida dan asam mineral, mudah
larut dalam aseton, benzene, etanol, eter, minyak, dan paraffin liq.
- Konsentrasi : 0,005-0,02%
- Kegunaan : antioksidan
- OTT : fenolik, zat pengoksidasi kuat, seperti
peroksida dan permanganate.
- Stabilitas : terpapar cahaya, kelembaban,
serta pemanasan menyebabkan perubahan warna dan mengurangi aktivitas.
12 . Na Borat ( FI IV hal. 605)
-
Pemerian : hablur, transparan, tak
berwarna, serbuk hablur, putih, tidak berbau dan hamper tidak berasa.
-
Kelarutan : larut dalam air.
-
Konsentrasi : 1-15%
-
Kegunaan : pengawet.
Formula
Tipe M/A
Bahan
|
Formula (%)
|
Prometazine HCl
|
2
|
Asam stearat
|
10
|
Cera alba
|
15
|
Vaseline album
|
10
|
TEA
|
3
|
Propilen glikol
|
15
|
Na benzoate
|
0,5
|
BHA
|
0,01
|
Aquadest
|
200
|
Tipe A/M
Bahan
|
Formula (%)
|
Prometazine HCl
|
2
|
Cetaceum
|
15
|
Cera alba
|
25
|
Adepes lanae
|
15
|
Na lauril sulfat
|
2
|
Na borat
|
5
|
BHT
|
0,01
|
Aquades
|
200
|
Perhitungan dan penimbangan
-Formula 1 (M/A)
1. Prometazine HCl = 2% x 200 gram = 4 gram
2. Basis cream = 200 - 4 gram = 196 gram
3. Asam stearat = 10% x 196 = 19,6 gram
4. Cera alba = 15 % x 196 gram = 29,4 gram
5. Vaselin album = 10 % x 196 gram = 19,6 gram
6. TEA = 3% x 196 gram = 5,88 gram
7. Propilen glikol = 15% x 196 gram = 29,4 gram
8. Na. benzoat = 0,5% x 196 = 0,98 gram
9. Air untuk Na benzoate = 0,98 gram
x 1 = 0,98 gram = 0.98 ml
10. BHA = 0,01 % x 196 = 0,0196 gram
11. Aquades = 200 - (4 + 19,6 + 29,4 + 19,6 + 5,88 +29,4 + 0,98 + 0,98
+ 0,0196)
= 90,14 ml ~ 90 ml
-Formula 2 ( A/M)
1. Prometazine HCl = 2 % x 200 gram = 4 gram
2. Basis cream = 200 – 4 gram = 196 gram
3. Cetaceum = 15 % x 196 = 29,4 gram
4. Cera alba = 25 % x 196 = 49 gram
5. Adeps Lanae = 15 % x 196 = 29,4 gram
6. Na. lauril sulfat = 2% x 196 = 3,92 gram
7. Na. borat = 5% x 196 = 9,8 gram
8. BHT = 0,01%x 196 = 0,0196 gram
9. Aquades = 200 – (4 + 29,4 + 49 + 29,4 + 3,92 + 9,8 + 0,0196) gram =
74,46 ml ~ 75 ml
Penimbangan
Formula 1 (M/A)
Bahan
|
Penimbangan
|
Prometazine HCl
|
4
|
Asam Stearat
|
19,6
|
Cera Alba
|
29,4
|
Vaseline Album
|
19,6
|
TEA
|
5,88
|
Propilen Glikol
|
29,4
|
Na. Benzoat
|
0,98
|
Air untuk Na. Benzoat
|
0,9 ml
|
BHA
|
0,0196
|
Aquadest
|
90 ml
|
Formula 2 (A/M)
Bahan
|
Penimbangan
|
Prometazine HCl
|
4
|
Cetaceum
|
29,4
|
Cera Alba
|
49
|
Adeps Lanae
|
29,4
|
Na. Lauryl Sulfat
|
3,92
|
Na. Borat
|
9,8
|
BHT
|
0,0196
|
Aquadest
|
75 ml
|
VII PEMBUATAN
# Formula 1 tipe A /M
1. Siapkan
alat dan bahan
2. Timbang
bahan – bahan
3. Panaskan
mortar dan stamper
4. Fase
minyak : asam stearat, vaseline album dan cera alba dilebur di waterbath 75 0 C dalam cawan penguap
5. Fase
air : TEA + propilen glikol dilarutkan dalam air.
6. BHA
dilarutkan dalam propilen glikol,
7. Na.
Benzoat dilarutkan dalam air.
8. Fase
minyak masukkan dalam mortir panas, aduk
ditambah fase air aduk ad homogen sampai
terbentuk basis cream
9. Masukkan
Prometazine HCl yang telah digerus dalam mortir kemudian masukkan basis cream
sedikit demi sedikit gerus ad homogen
10.
Tambahkan BHA dan Na benzoate yg telah
dilarutkan, gerus ad homogen
11. Masukkan
dalam tube.
12. Sisanya
lakukan evaluasi cream
# Formula 2 tipe A/M
1. Siapkan
alat dan bahan
2. Timbang
bahan – bahan
3. Panaskan
mortir dan stamper
4. Fase
minyak : cera alba, cetaceum, dan adeps lanae dilebur dalam cawan penguap dipenangas air pada 750
C
5. Masukkan
BHT ke dalam fase minyak.
6. Fase
air : natrium borat dan natrium lauril sulfat dilarutkan dalam air
7. Masukkan
fase minyak ke dalam lumpang,lalu masukkan fase air sedikit demi sedikit ke
dalam fase minyak sambil digerus kuat hingga terbentuk basis cream
8. Masukkan
prometazine HCl yang telah digerus , kemudian masukkan basis cream sedikit demi
sedikit sambil digerus ad homogen
9. Masukkan
dalam tube
10. Sisanya
lakukan evaluasi cream
VIII. EVALUASI DAN PEMBAHASAN
1)
Uji
Homogenitas
Oleskan cream di atas objek glass dan
ratakan dengan objek gelas yang lain. Amati homogenitas zat aktif dalam basis.
Formula I : homogen
Formula II : tidak homogen
2)
Uji Viskositas
Viskometer brookfield
Alat : Viskometer Brookfield tipe RV
Kv : 7187,0 dyne/cm
Formula I
tipe M/A
Spindel
|
Rpm
|
Faktor
|
Skala
|
F
Skala x KV
|
|
5
|
0,5
|
8000
|
44,50
|
356000
|
319821,5
|
5
|
1
|
4000
|
42,25
|
169000
|
303650,75
|
5
|
2
|
1600
|
55,25
|
88400
|
397081,75
|
5
|
1
|
4000
|
39,50
|
158000
|
283886,5
|
5
|
0,5
|
8000
|
26,00
|
208000
|
186862
|
Formula
2 tipe A/M
Spindel
|
Rpm
|
Faktor
|
Skala
|
F
Skala x KV
|
|
2
|
0,5
|
800
|
55,50
|
44400
|
398878,5
|
2
|
1
|
400
|
56,00
|
22400
|
402472
|
2
|
2
|
200
|
56,50
|
11300
|
406065,5
|
2
|
1
|
400
|
56,25
|
22500
|
404268,75
|
2
|
0,5
|
800
|
56,00
|
44800
|
402472
|
3)
Uji
Tipe Cream
- Siapkan
objek dan cover glass.
- Teteskan
masing – masing formula pada objek glass.
- Teteskan
Sudan III (larutan minyak tipe a/m).
- Teteskan
Metilen Blue (larutan air tipe m/a).
- Amati
pada mikroskop.
Formula
|
Sudan III
|
Metilen blue
|
Tipe
|
I
|
M/A
|
||
II
|
A/M
|
4) Uji penyebaran
Cream dioleskan pada
cincin teflon yang mempunyai diameter luar 55mm dengan ketebalan 3mm dan
diameter dalam sebesar 15mm dengan beralaskan kaca. Bagian dalam cincin teflon
dipenuhi dengan cream kemudian diratakan dengan spatula sampai didapatkan permukaan yang rata
tanpa gelembung udara, kemudian cincin teflon diangkat secara hati-hati
sehingga didapat olesan cream dengan diameter 15mm dan ketebalan 3mm. Cream kemudian ditutup dengan lempeng kaca yang
mempunyai diameter 8mm dengan bobot 20 gram, kemudian ditekan dengan bobot 200
gram dan didiamkan selama 3 menit, setelah itu dipindahkan dan diukur diameter
dari permukaan cream yang melebar dengan menggunakan jangka sorong.
- Penyebaran cream diketahui dengan
rumus :
Keterangan : F = kemampuan menyebar ( mm2
)
= 3,14
R =
jari-jari
Formula 1
|
Formula 2
|
R = 25,055 mm
F =
= (3,14) (25,055)2
= 1917,1445 mm2
|
R = 20,1125 mm
F =
= (3,14) (20,1125)2
= 1270,1697 mm2
|
IX.
Pembahasan
1. Pada uji homogenitas,
diperoleh formula cream II tidak homogen sedangkan formula cream I homogen. Dari percobaan, formula II tidak
homogen. Hal ini dapat disebabkan oleh pengunaan Prometazine HCl yang tidak
dilarutkan dalam air terlebih dahulu. Prometazine HCl. Sedangkan pada formula I
Prometazine HCl dilarutkan dalam air terlebih dahulu sebelum dicampur dengan
basis cream.
2. Pada uji viskositas, rheogram yang diperoleh dari
formula I tipe M/A menunjukkan sifat alir tiksotropik tetapi terdapat penyimpangan data pada
pengujian viskositas yang dapat disebabkan oleh kesalahan pada pengunaan
viscometer. Pada formula II Tipe A/M diperoleh sifat alir antitiksotropik
karean kurva turun berada di sebelah kanan kurva naik yang berarti
viskositasnya semakin tinggi.
3. Pada uji tipe cream, diperoleh formula I mempunyai tipe M/A dan
formula II mempunyai tipe A/M. Hal ini disebabkan oleh perbedaan jumlah dari
masing-masing fase yaitu fase minyak dan fase air. Jumlah fase yang lebih
banyak akan menjadi fase luar. Pada formula I digunakan jumlah air yang lebih
banyak sehingga terbentuk tipe M/A sedangkan pada formula II menggunakan jumlah
minyak yang lebih banyak sehingga terbentuk tipe cream A/M. Emulgator juga
dapat menentukan tipe cream, fase di mana emulgator terlarut akan menjadi fase luar.
4. Pada uji penyebaran, jari-jari
yang diperoleh dari formula I lebih besar daripada formula II. Hal ini
menunjukkan bahwa cream formula I lebih mudah menyebar saat digunakan
dibandingkan dengan cream formula II.
X. KESIMPULAN
Formula I
|
Formula II
|
|
Homogenitas
|
homogen
|
Tidak
homogen
|
Sifat alir
|
tiksotropik
|
antitiksotropik
|
Tipe cream
|
M/A
|
A/M
|
Penyebaran
|
Lebih mudah
menyebar
|
Mudah
menyebar
|
a. Ansel, H. C., Ph. D. 1989. Pengantar
Bentuk Sediaan Farmasi, edisi keempat. Jakarta: Universitas Indonesia
Press.
b. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV.
Jakarta.
c. Lachman, Leon, Ph. D. 1994. Teori
dan Praktek Farmasi Industri II, edisi ketiga. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
d. Mc. Evory, Gerald K, Pharm. D. American
Hospital Formulary Service, Drug Information. American Society of Hospital
Pharmacist.
e. Wade, Ainley and Paul J. Weller. 1994. Handbook of Pharmaceutical Excipients, edisi kedua. London: The
Pharmaceutical Press.
Van Duin, C. F. R
No comments:
Post a Comment