Alur
Pembekuan Darah
Darah
sangatlah penting untuk kesehatan dalam kehidupan kita. Jika kita terkena luka
bisa menyebabkan kehilangan darah yang parah. Trombosit menyebabkan darah
membeku, menutup luka kecil, tetapi luka besar perlu dirawat dengan segera
untuk mencegah terjadinya kekurangan darah. Kerusakan pada organ dalam bisa
menyebabkan luka dalam yang parah atau hemorrhage.
Kemampuan untuk meminimalisisasi kehilangan darah melalui
pembukaan sistem vaskuler merupakan persyaratan yang penting. Penutupan yang
cepat atas kerusakan pada pembuluh darah kecil merupakan tugas dari trombosit.
Walaupun begitu, tambalan yang lebih permanen dan kuat merupakan hasil dari
generasi fibrin fibriler yang tidak larut dari prekursor fibrinogen dalam
larutan protein plasmanya pada proses pembekuan darah. Kegagalan dari
homesotasis primer akibat gangguan trombosit atau koagulasi, masing-masing
dapat memberikan ancaman hidup akibat pendarahan. Sebaliknya, pengaktifan
trombosit atau pembekuan darah yang tidak tepat dapat menyebabkan sumbatan
vaskuler, iskemia, dan kematian jaringan.
Reaksi pembekuan darah
dapat dirangsang melalui jalur intrinsik dan jalur ekstrinsik
A.
Jalur intrinsik: semua faktor yang
dibutuhkan untuk reaksi ini ada di dalam pembuluh darah
B.
Jalur ekstrinsik : membutuhkan kontak
dengan faktor jaringan di luar pembuluh darah untuk memulai pembekuan darah,
faktor yang dibutuhkan adalah jaringan di luar pembuluh darah.
Langkah-langkah
jalur ekstrinsik, yaitu pelepasan faktor jaringan
atau tromboplastin jaringan, selanjutnya mengaktifasi faktor X yang dibentuk
oleh kompleks lipoprotein dari faktor jaringan dan bergabung dengan faktor VII,
kemudian dengan hadirnya ion Ca2+ akan membentuk faktor X yang teraktivasi.
Selanjutnya faktor X yang teraktivasi tersebut akan segera berikatan dengan
fosfolipid jaringan, juga dengan faktor V untuk membenuk senyawa yang disebut
aktivator protrombin.
Langkah-langkah jalur
intrinsik, yaitu pengaktifan faktor XII dan pelepasan
fosfolipid trombosit oleh darah yang terkena trauma, kemudian faktor XII yang
teraktivasi ini akan mengaktifkan faktor XI, kemudian faktor XI yang
teraktivasi ini akan mengaktifkan faktor IX, faktor IX yang teraktivasi bekerja
sama dengan faktor VIII terakivasi dan dengan fosfolipid trombosit dan faktor 3
dari trombosit yang rusak, akan mengkatifkan faktor X. Disini jelas bahwa bila
faktor VIII atau trombosit kurang maka langkah ini akan terhambat. Faktor VIII
adalah faktor yang tidak dimiliki oleh penderita hemofilia. Trombosit tidak
dimiliki oleh penderita trombositopenia. Faktor X yang teraktivasi akan
bergabung dengan faktor V dan trombosit untuk membentuk suatu kompleks yang
disebut aktivator protrombin.
Mekanisme pembekuan
darah terdiri dari beberapa tahapan :
1.
Tromboplastin (membran lipoprotein) yang
dilepas oleh sel-sel jaringan yang rusak.
2.
Tromboplastin mengaktivasi protombin
(protein plasma) dengan bantuan ion kalsium untuk membentuk trombin
3.
Trombin mengubah fibrinogen yang dapat
larut, menjadi fibrin yang tidak dapat larut.
4.
Benang-benang fibrin membentuk bekuan,
atau jaring-jaring fibrin.
Faktor-faktor pembekuan darah antara lain sebagai
berikut :
1.
Faktor I : Fibrinogen
2.
Faktor II : Protombin
3.
Faktor III: Tromboplastin
4.
Faktor IV: Kalsium
5.
Faktor V: Proakselerin
6.
Faktor VII : Prokonvertin
7.
Faktor VIII : Antihemofilik faktor A
8.
Faktor IX : Antihemofilik faktor B
9.
Faktor X : Faktor Stuart
10.
Faktor XI : Antihemofilik faktor C
11.
Faktor XII : Faktor Hagemen
12.
Faktor XIII : Faktor stabilisasi fibrin
Hampir
seluruh faktor koagulasi dan inhibitor disintesis di dalam hati. Secara normal
terdapat di dalam plasma dalam bentuk tidak aktif. Setiap faktor protein dalam
kondisi tidak aktif, jika salah satu di aktivasi maka aktivitas enzimatiknya
akan mengaktivasi faktor selanjutnya di dalam siatu rangkaian, dengan demikian
akan terjadi suatu rangkaian reaksi (cascade of reaction) untuk membentuk suatu
bekuan.
Faktor
Pemicu Penyembuhan Luka
1.
Suply
darah yang baik ke daerah cedera
2.
Usia
muda (anak-anak sembuh lebih cepat)
3.
Nutrisi
yang baik (protein, vit C, Zink, vit K)
4.
Pendekatan
tepi luka yang baik
5.
Fungsi
lekosit serta respon peradangan yang normal
6.
Duktus
empedu yang berjalan secara normal
Pustaka
1.
Underwood
JCE. 1999. Patologi Umum dan Sistematik Edisi ke-2. Sarjadi, penerjemah. EGC
Penerbit Buku Kedokteran.
ini.. yang aku cari.. makasih gan.
ReplyDeleteSharing juga informasi mengenai biologi, semoga menambah wawasan seputar cabang cabang biologi, karena biologi adalah ilmu yang memiliki cabang cabang ilmu biologi yang cukup banyak.
Wajar, karena ilmu biologi selalu berkembang seiring perkembangan kebutuhan manusia akan biologi, sehingga cabang cabang ilmu biologi juga semakin berkembang dan bertambah banyak.
Untuk mempelajari cabang ilmu biologi dan pengertiannya di website sumber terlengkapnya yang membahas tentang cabang cabang biologi.
Silakan langsung saja klik DISINI>> cabang ilmu biologi dan pengertiannya.
Jangan lupa untuk tahu juga informasi pertanian indonesia di website jokowarino.com tempat berbagi informasi mengenai pertanian indonesia, karena indonesia adalah negara agraris. Betul?
Sesuai dengan namanya, jokowarino.com tempat berbagi informasi mengenai pertanian indonesia, website ini membahas banyak informasi seputar tips, trik, dan informasi info pertanina yang bermanfaat.
Info selengkapnya tentang jokowarino.com tempat berbagi informasi mengenai pertanian indonesia, silakan langsung saja kunjungi website resminya
DISINI>> jokowarino.com tempat berbagi informasi mengenai pertanian indonesia
Informasi ini dipersembahkan oleh foto dan desain fotografer ternama iluminen.com jakarta & bali wedding photographer