Laporan dari Beijing
Xiaomi Bukan Lagi 'Beras Kecil'
Jumat, 16/01/2015 15:49 WIB
(ki-ka): Steve Vickers & Hugo Barra (rns/detikINET)
Beijing - Di pasar mana pun menjelajah, Xiaomi percaya diri bisa memenuhi ambisinya. Perusahaan asal China ini merasa keunikan mereka akan membuatnya mudah diterima.
"Di Indonesia kami sangat tahu bahwa persaingannya sengit, baik merek internasional maupun lokal. Di setiap pasar yang kami masuki, selalu ada perangkat yang secara spesifikasi mirip dengan kami. Tapi sebenarnya tidak punya kualitas sama," ujar Vice President Xiaomi Global Hugo Barra di sela di sela peluncuran Mi Note di National Convention Center, Beijing, China.
Xiaomi -- yang secara harfiah berarti 'beras kecil' -- memang memiliki strategi marketing unik. Selain handset yang dijual mempunyai spesifikasi tinggi namun dibanderol murah, mereka menerapkan marketing viral melalui media sosial dan basis penggemarnya, Mi Fans.
"Misalnya Redmi, apa yang mereka bicarakan adalah produk ini habis terjual, desainnya baik, dibuat dengan sangat baik, cepat, kamera yang bagus, UI dan lain-lain. Ini adalah hal yang menurut saya tidak ada yang menyamai," sesumbar Barra.
Yang lebih menarik adalah bagaimana Xiaomi memelihara kedekatannya dengan Mi Fans, sebutan untuk komunitas pecinta MIUI dan ponsel Xiaomi. Para fans setia ini secara tidak langsung digandeng menjadi duta produk Xiaomi.
"Mi Fans akan menciptakan lebih banyak Mi Fans. Satu orang Mi Fans memberitahu 10 temannya dan seterusnya. Ini adalah bagaimana kami mulai tumbuh setiap bulannya," kata Barra.
Menurutnya ini adalah cara yang kuat bagi sebuah brand dalam mempromosikan produknya. Orang akan mendengar, tertarik dengan topik lalu membicarakannya. Alhasil, kekuatan dari mulut ke mulut di media sosial ini akan berlanjut dan sangat efektif untuk pemasaran.
General Manager Southeast Asia Steve Vickers mengamini pernyataan Barra. Dikatakannya, kekuatan dari mulut ke mulut selalu memberikan nilai lebih pada apapun jenis komunikasinya.
"Kami hanya memanfaatkan pendekatan dari mulut ke mulut dan mengaplikasikannya pada era media sosial. Jadi jika Anda bertanya apa yang kami lakukan, kami sebenarnya melakukan cara tradisional mulut ke mulut," simpulnya.
Beberapa tahun lalu tidak ada yang mengenal Xiaomi. Kini, si anak baru tersebut tiba-tiba melesat ke peringkat tiga vendor ponsel terbesar di dunia, menyalip nama-nama besar di bisnis perangkat genggam. Mulai dari LG, Sony, Lenovo, HTC, Huawei dan lainnya kini bersaing ketat dengan Xiaomi. (rns/ash)
"Di Indonesia kami sangat tahu bahwa persaingannya sengit, baik merek internasional maupun lokal. Di setiap pasar yang kami masuki, selalu ada perangkat yang secara spesifikasi mirip dengan kami. Tapi sebenarnya tidak punya kualitas sama," ujar Vice President Xiaomi Global Hugo Barra di sela di sela peluncuran Mi Note di National Convention Center, Beijing, China.
Xiaomi -- yang secara harfiah berarti 'beras kecil' -- memang memiliki strategi marketing unik. Selain handset yang dijual mempunyai spesifikasi tinggi namun dibanderol murah, mereka menerapkan marketing viral melalui media sosial dan basis penggemarnya, Mi Fans.
"Misalnya Redmi, apa yang mereka bicarakan adalah produk ini habis terjual, desainnya baik, dibuat dengan sangat baik, cepat, kamera yang bagus, UI dan lain-lain. Ini adalah hal yang menurut saya tidak ada yang menyamai," sesumbar Barra.
Yang lebih menarik adalah bagaimana Xiaomi memelihara kedekatannya dengan Mi Fans, sebutan untuk komunitas pecinta MIUI dan ponsel Xiaomi. Para fans setia ini secara tidak langsung digandeng menjadi duta produk Xiaomi.
"Mi Fans akan menciptakan lebih banyak Mi Fans. Satu orang Mi Fans memberitahu 10 temannya dan seterusnya. Ini adalah bagaimana kami mulai tumbuh setiap bulannya," kata Barra.
Menurutnya ini adalah cara yang kuat bagi sebuah brand dalam mempromosikan produknya. Orang akan mendengar, tertarik dengan topik lalu membicarakannya. Alhasil, kekuatan dari mulut ke mulut di media sosial ini akan berlanjut dan sangat efektif untuk pemasaran.
General Manager Southeast Asia Steve Vickers mengamini pernyataan Barra. Dikatakannya, kekuatan dari mulut ke mulut selalu memberikan nilai lebih pada apapun jenis komunikasinya.
"Kami hanya memanfaatkan pendekatan dari mulut ke mulut dan mengaplikasikannya pada era media sosial. Jadi jika Anda bertanya apa yang kami lakukan, kami sebenarnya melakukan cara tradisional mulut ke mulut," simpulnya.
Beberapa tahun lalu tidak ada yang mengenal Xiaomi. Kini, si anak baru tersebut tiba-tiba melesat ke peringkat tiga vendor ponsel terbesar di dunia, menyalip nama-nama besar di bisnis perangkat genggam. Mulai dari LG, Sony, Lenovo, HTC, Huawei dan lainnya kini bersaing ketat dengan Xiaomi. (rns/ash)
http://inet.detik.com/read/2015/01/16/154939/2805655/317/xiaomi-bukan-lagi-beras-kecil
No comments:
Post a Comment