TUJUH
AKIBAT ORANG PEMARAH
Akkodhena Jine Kodham ,
ti
Kalahkan Kemarahan
Dengan Cinta Kasih
(Petikan
Syair Dhammapada 223)
Pada diri seseorang
yang diliputi kemarahan, ada tujuh kondisi yang dapat menyebabkan kemenangan
bagi musuhnya. Apakah ketujuh kondisi itu ? Pertama, ambillah contoh! Seseorang
mengharapkan lawannya, “Aku berharap musuhku berpenampilan buruk”. Mengapa
demikian ? Karena orang tersebut tidak suka dengan penampilan baik musuhnya.
Walaupun seseorang mandi, memakai parfum, berpotongan rambut dan jenggot yang
menawan, serta berpakaian yang pantas, tetap akan dianggap berpenampilan buruk
oleh lawannya. Hal tersebut karena si lawan memandang dengan penuh kebencian
dan kemarahan.
Kedua, ambillah contoh seseorang yang mengharapkan lawannya, “Aku
berharap musuhku tidak dapat tidur dengan nyenyak”. Mengapa demikian ? Karena
orang tersebut tidak suka lawannya dapat tidur dengan nyenyak. Ia, karena telah
diliputi dan dikuasai oleh kemarahan, walaupun berbaring di atas tempat tidur
yang empuk, berselimut putih yang indah dan bersulam bunga, beralaskan kulit
rusa yang lembut, dengan kelambu di atasnya dan bantal merah pada setiap sisi,
tetap tidak akan dapat tidur dengan nyenyak karena kemarahannya.
Ketiga, ambillah contoh
seseorang yang mengharpakan lawannya “ Aku berharap musuhku tidak
berkecukupan”. Mengapa emikian ? Karena orang tersebut tidak suka lawannya
hidup berkecukupan. Ia, karena telah diliputi dan dikuasai oleh kemarahan,
memiliki pandangan kerugian sebagai keuntungan dan keuntungan sebagai kerugian.
Hal itu terjadi karena ia selalu diliputi kemarahan.
Keempat, ambillah
contoh seseorang yang mengharapkan lawannya, “Aku berharap musuhku menjadi
miskin”. Mengapa demikian ? Karena orang tersebut tidak suka lawannya memiliki
kekayaan. Ia, karena telah diliputi dan
dikuasai oleh kemarahan, walaupun memiliki harta kekayaan apapun yang didapat
dengan bekerja keras, melalui kekuatan dan cucuran keringatnya sendiri secara
benar, tetap saja pemerintah akan menyita karena ia selalu diliputi oleh kemarahan.
Kelima, ambillah contoh
seseorang yang mengharapkan lawannya, “Aku berharap musuhku tidak memiliki
kemasyhuran”. Mengapa demikian ? Karena orang tersebut tidak suka lawannya
menjadi termasyhur. Ia, karena telah diliputi dan dikuasai oleh kemarahan,
walaupun memiliki kemasyhuran apapun, tetap akan dilupakan orang karena ia
selalu diliputi oleh kemarahan.
Keenam, ambillah contoh
seseorang yang mengharapkan lawannya, “Aku berharap musuhku tidak memiliki
kawan”. Mengapa demikian ? Karena orang tersebut tidak suka lawannya berkawan
dengan orang banyak. Ia, karena telah diliputi dan dikuasai oleh kemarahan,
siapapun kawan, sahabat dan sanak saudara yang ia miliki, semua akan menghindar
dan menjauhi karena ia selalui diliputi oleh kemarahan.
Ketujuh, ambillah
contoh seseorang yang mengharapkan lawannya, “Aku berharap musuhku terlahir di
alam neraka”. Mengapa demikian ? Karena orang tersebut tidak suka lawannya
terlahir di alam surga. Ia, karena telah diliputi dan dikuasai oleh kemarahan,
akan melakukan perbuatan slah, baik dengan badan jasmani, ucapan maupun
pikiran, sehingga dirinya sendirilah yang akan terlahir di alam neraka.
(Anguttara Nikaya IV. 94)
Bagaimana Agar Kita
Tidak Jadi Orang yang Pemarah ?
Dalam Anguttara Nikaya
III.185, ada lima cara untuk mengatasi kebencian yang harus dilenyapkan bila
muncul. Apakah kelima cara tersebut ? Pertama, pada siapapun kebencian muncul,
padanya cinta kasih harus dikembangkan. Kedua, pada siapapun kebencian muncul,
padanya welas asih harus dikembangkan. Ketiga, pada siapapun kebencian muncul,
padanya keseimbangan batin harus dikembangkan. Dan keempat, pada siapapun
kebencian muncul, ia harus melupakannya, tidak memperhatikannya. Terakhir, pada
siapapun kebencian muncul, fakta bahwa kebencian itu adalah akibat dari perbuatan
diri sediri. Seseorang harus mulai berpikir, “Ini adalah akibat perbuatanku
sendiri, akibat tindakanku sendiri, perbuatan adalah penyebab, penghubung, dan
landasan dari timbulnya kebencian itu. Dan perbuatan apapun yang seorang
lakukan, baik atau buruk, ia akan menerima balasannya.” Inilah lima cara untuk
mengatasi kebencian.
Sabbe Satta Bhavantu
Sukhitatta…
Ceramah Dhamma : Oleh
Bhikkhu Medhaviro - Minggu, 11 Januari 2015
Sumber : Berita
Dhammacakka No. 1070 Tgl. 11 Januari 2015
No comments:
Post a Comment