Pasang Iklan Di Sini

Tuesday, February 5, 2013

Anicca Dukkha Anatta

(Dijual sebuah Counter di dalam City Mall Tangerang, ukuran 2 x 2 meter. Harganya sangat murah, hanya Rp 110 juta saja. Cocok untuk usaha di dalam Mall. Hubungi: 0818111368 / 02190450533. Pin bb: 7dfe719a. Foto counter menyusul. Bagi yang membantu memasarkan, akan dapat komisi.)

======================================================
Dijual biji jagung Popcorn ukuran:
1. 200 gram   = Rp. 8.000,-
2. 250 gram   = Rp. 10.000,-
3. 500 gram   = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-

Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a


Anicca Dukkha Anatta

Segala sesuatu yang terbentuk/terkondisi/bersyarat adalah tidak kekal [anicca].
Apabila dengan kebijaksanaan orang dapat melihat hal ini;
maka ia akan merasa jemu/tak terkesan dengan apa yang mengecewakan [pancakkhandha].
Inilah Jalan yang membawa pada kesucian (277)

Segala sesuatu yang terbentuk/terkondisi/bersyarat adalah mengecewakan [dukkha].
Apabila dengan kebijaksanaan orang dapat melihat hal ini;
maka ia akan merasa jemu/tak terkesan dengan apa yang mengecewakan [pancakkhandha].
Inilah Jalan yang membawa pada kesucian.(278)

Segala sesuatu, segala dhamma, yang terbentuk maupun yang tak terbentuk, adalah bukan diri/bukan personal [anatta]
Apabila dengan kebijaksanaan orang dapat melihat hal ini;
maka ia akan merasa jemu/tak terkesan dengan apa yang mengecewakan [pancakkhandha].
Inilah Jalan yang membawa pada kesucian.(279)

(Dhammapada, MAGGA VAGGA, 277 - 279)
KISAH-KISAH YANG MELATAR-BELAKANGINYA

1. Kisah Yang Berhubungan Dengan ANICCA

Setelah menerima pelajaran meditasi dari Sang Buddha, lima ratus bhikkhu pergi ke sebuah hutan untuk berlatih meditasi. Tetapi mereka mengalami sedikit kemajuan, sehingga mereka kembali kepada Sang Buddha dan menanyakan pelajaran meditasi lainnya yang akan membuat mereka mencapai hasil yang lebih baik. Dalam benak hati-Nya, Sang Buddha mengetahui bahwa pada masa Buddha Kassapa, bhikkhu-bhikkhu itu bermeditasi dengan objek ketidakkekalan.
Kemudian Beliau berkata, “Para bhikkhu, semua keadaan yang berkondisi adalah subjek dari perubahan dan akan musnah, oleh karena itu tidaklah kekal.”

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 277 berikut :

Segala sesuatu yang terbentuk/terkondisi/bersyarat adalah tidak kekal [anicca].
Apabila dengan kebijaksanaan orang dapat melihat hal ini;
maka ia akan merasa jemu/tak terkesan dengan apa yang mengecewakan [pancakkhandha].
Inilah Jalan yang membawa pada kesucian (277)

Lima ratus bhikkhu mencapai tingkat kesucian arahat, setelah khotbah Dhamma itu berakhir.


2. Kisah Yang Berhubungan Dengan DUKKHA
Kisahnya sama dengan kisah Anicca. Sang Buddha mengetahui bahwa terdapat kelompok 500 bhikkhu yang lain bermeditasi dengan objek dukkha, sehingga Beliau berkata, “Para bhikkhu, semua khandha adalah mengecewakan dan tidak memuaskan, maka segala kelompok kehidupan (khandha) adalah dukkha.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 278 berikut :

Segala sesuatu yang terbentuk/terkondisi/bersyarat adalah mengecewakan [dukkha].
Apabila dengan kebijaksanaan orang dapat melihat hal ini;
maka ia akan merasa jemu/tak terkesan dengan apa yang mengecewakan [pancakkhandha].
Inilah Jalan yang membawa pada kesucian.(278)

Lima ratus bhikkhu mencapai tingkat kesucian arahat, setelah khotbah Dhamma itu berakhir.


3. Kisah Yang Berhubungan Dengan ANATTA
Kisahnya sama dengan kisah Anicca dan kisah Dukkha. Sang Buddha mengetahui bahwa terdapat 500 bhikkhu lain lagi bermeditasi dengan obyek Anatta, sehingga Beliau berkata, “Para bhikkhu, segala dhamma/fenomena adalah bukan diri/bukan personal/tanpa substansi. Mereka bukanlah milik siapapun, tak dapat dimiliki.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 279 berikut :

Segala sesuatu, segala dhamma, yang terbentuk maupun yang tak terbentuk, adalah bukan diri/bukan personal [anatta]
Apabila dengan kebijaksanaan orang dapat melihat hal ini;
maka ia akan merasa jemu/tak terkesan dengan apa yang mengecewakan [pancakkhandha].
Inilah Jalan yang membawa pada kesucian. (279)

Lima ratus bhikkhu mencapai tingkat kesucian arahat, setelah khotbah Dhamma itu berakhir.

REFERENCE:
http://www.tipitaka.net/tipitaka/dhp/verseload.php?verse=277

No comments:

Post a Comment