Pasang Iklan Di Sini

Friday, August 16, 2013

(17) 38 Berkah Utama, Arti dan Penjelasannya

(Dijual sebuah Counter di dalam City Mall Tangerang, ukuran 2 x 2 meter. Harganya sangat murah, hanya Rp 110 juta saja. Cocok untuk usaha di dalam Mall. Hubungi: 0818111368 / 02190450533. Pin bb: 7dfe719a. Foto counter menyusul. Bagi yang membantu memasarkan, akan dapat komisi.)

======================================================
Dijual biji jagung Popcorn ukuran:
1. 200 gram   = Rp. 8.000,-
2. 250 gram   = Rp. 10.000,-
3. 500 gram   = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-

Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a



17. Anavajjani kammani
Perbuatan tanpa cela

Seharusnya orang tidak melibatkan diri dalam segala bentuk kegiatan yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Melakukan perbuatan atau kegiatan yang menyokong kehidupan yang lebih baik diartikan sebagai perbuatan yang tidak tercela.

Kata Pali “Anavajjani kammani” berarti perbuatan yang tidak salah., perbuatna yang tidak dilarang, perbuatan yang tidak tercela, perbuatan yang tidak perlu dihindari, atau dijadikan karena berakibat buruk. Semua ini menunjukkan bahwa dari segala sisi, perbuatan itu adlaah baik.

“kammani “ artinya perbuatan, bekerja atau bentuk pekerjaan yang dapat berupa mata pencaharian, jenis pekerjaan, atau jabatan.

Mengapa Sang Buddha menekankan tentang perbuatan yang benar? Perbuatan/tindakan menggambarkan pelakunya. Mulanya mempengaruhi cara berpikir kita dan pada akhirnya menjadi pola hidup.


Jenis pekerjaan yang kita lakukan akan menentukan kondisi saat ini dan masa depan kita. Perbuatan yang benar akan membawa kebahagiaan duniawi dan spiritual. Bagi mereka yang memuaskan diri dengan perilaku-perilaku yang buruk, mungkin akan tampak sukses tetapi bersifat sementara.

Kesuksesan yang diperoleh dengan cara-cara tidak benar, tidak permanen, hanya sementara dan merugikan. Mereka yang menggunakan cara-cara yang tidak benar pasti akan mengalami penderitaan batin bahkan fisik. Kita dapat melihat contoh dari orang yang emmbiasakan diri dengan perbuatan yang tidak benar, ia dapat menjadi seorang pembunuh. Selalu dipenuhi dengan pikiran tentang membunuh dan menghancurkan orang lain.

Pada jaman Sang Buddha terdapat kisah seorang penjagal babi. Ia telah membunuh banyak babi sebagai mata pencahariannya. Sebelum dibunuh, babi tersebut disiksa dengan berbagai cara. Mereka dikejar hingga berteriak ketakutan dan pada saat disiksa, mereka berteriak kesakitan. Menjelang kematian si penjagal babi berlari seperti babi yang dikejarnya. Ia berlari dengan tangan dan kaki sambil berteriak seperti babi yang kesakitan dan meninggal secara mengenaskan. Perbuatan buruknya telah mengubah kehidupannya membuatnya merosot dan berkahir menjadi manusia babi.

Bagi mereka yang melakkan perbuatan-perbuatan baik akan tumbuh menjadi manusia yang penuh kebajikan dan amsyarakat akan mengasihi serta menyukainya. Mereka hidup bahagia.

Perbuatan-perbuatan yang benar memeberikan banyak manfaat., tidak hanya kepada si pelaku tetapi juga kepada orang lain. Singkatnya, perbuatan tanpa cela dalah melakukan perbuatan-perbuatan yang baik dengan benar.


Menuntun diri ke dalam kehidupan yang tiada cela harus memiliki sila yang baik. Untuk nejalanan sila, ia harus mampu membedakan antara yang baik dengan yang buruk. Jika perilaku seseorang bermoral, batinnya akan merasa damai. Ia akan selalu senang, terkendali, dan mampu menahan hawa nafsu. Ia tidak akan terpengaruh oleh rasa takut dan malu.

Di dalam masyarakat atau sekelompok orang, bila seseorang melatih diri dan berperilaku yang benar, orang lain pun akan ikut merasakan pengaruhnya. Orang yang memiliki kebajikan mempengaruhi lingkungannya menjadi sebuah lingkungan yang penuh dengan orang-orang bajik.

Banyak cara untuk melakukan perbuatan yang benar. Ia dapat menebarkan rasa damai dan harmoni di dalam rumah tangga dan lingkungannya. Ia dapat menciptakan lingkungan yang sehat dan terdidik, membantu orang lain ke arah keagamaan. Karena semua ini, Sang Buddha menjelaskan perbuatan tanpa cela sebagai berkah utama.

No comments:

Post a Comment