SUNGGUH
BERUNTUNG TERLAHIR SEBAGAI MANUSIA YANG BISA MENGENAL DHAMMA
Kiccha
manussapatilabho, kiccam maccana jivitam
Kiccham
saddhammassavanam, kiccho buddhanam uppado’ti.
Sungguh
sulit untuk dapat terlahir sebagai manusia, sungguh sulit untuk dapat bertahan
hidup, sungguh sulit untuk dapat mendengarkan Dhamma, sungguh jarang terjadi
kemunculan para Buddha (Dhammapada ayat 182).
Pada umumnya setiap mahluk hidup termasuk
kita sebagai manusia menginginkan kebahagiaan, kesenangan, kesejahteraan,
kekayaan, kesehatan, umur yang panjang dan hal-hal yang menyenangkan lainnya.
Tidak ada yang menginginkan penderitaan, kesusahan, kemiskinan, dan hal-hal
yang tidak menyenangkan lainnya.
Kebahagiaan atau kesenangan dan hal-hal
yang menyenangkan lainnya itu tidak bisa kita peroleh atau kita dapatkan dengan
Cuma-Cuma ataupun dengan meminta atau memohon ataupun dengan berdoa atau lewat
sumpah; tetapi kesenangan atau kebahagiaan ini bisa kita peroleh dengan jalan
berbuat kebajikan. Di dalam Anguttara Nikaya, Sutta Pitaka, Sang Buddha
menjelaksan manfaat atau buah dari perbuatan bajik atau berjasa. Ada lima hal
yang diinginkan, dicintai, dan disukai tetapi yang jarang diperoleh di dunia
ini yang merupakan buah dari kebajikan. Apakah lima hal itu ? Umur panjang,
keelokan, kebahagiaan, kemasyhuran, dan setelah meninggal terlahir di alam surga.
Akan tetapi dari lima hal itu, Sang Buddha tidak pernah mengajarkan bahwa
kelima nya ini dapat dicapai lewat berdoa, permohonan, permintaan ataupun lewat
sumpah. Seandainya saja orang dapat memperoleh kelimanya ini lewat doa,
permohonan, permintaan ataupun sumpah, siapa yang tidak akan memperolehnya ?
Tetapi Sang Buddha mengajarkan bahwa kelimanya itu dapat diperoleh dengan jalan
berbuat kebajikan.
Sungguh
sulit untuk dapat terlahir sebagai manusia.
Terlahir sebagai manusia adalah suatu hal
yang sungguh sangat menguntungkan dan membahagiakan. Mengapa ? Karena untuk
dapat terlahir sebagai manusia itu tidak mudah, sangat sulit. Bagaimana
sulitnya ? Di dalam salah satu khotbah Sang Buddha yang berjudul Nakhasikha
Sutta, Sang Buddha menjelaska betapa sulitnya untuk dapat terlahir sebagai
manusia dengan perumpamaan debu dari tanah dan menempelkannya di kuku-Nya dan
bertanya kepada para bhikkhu lebih banyak mana jumlah debu yang ada di kuku-Nya
jika dibandingkan dengan jumlah debu yang ada di tanah; para bhikkhu menjawab
bahwa jumlah debu yang ada di ujung kuku Sang Buddha terlalu sedikit dan dapat
diabaikan bila dibandingkan dengan jumlah debu yang ada di tanah yang jumlahnya
jauh lebih banyak. Kemudian Sang Buddha melanjutkan bahwa bagi mereka yang
terlahir sebagai manusia, setelah kematiannya, untuk dapat terlahir kembali
sebagai manusia adalah sangat sedikit sekali seperti jumlah debu yang ada di
ujung kuku Sang Buddha, sedangkan mereka yang akan terlahir kembali di
alam-alam rendah atau alam-alam menderita yaitu : alam neraka, alam peta/setan,
alam binatang, alam asura/raksasa setelah kematiannya sebagai manusai adalah
sebanyak jumlah debu yang ada di tanah. Jadi, betapa sulitnya untuk dapat
terlahir sebagai manusia telah ditunjukkan dengan jelas dalam khotbah Sang
Buddha tersebut.
Untuk mendapatkan kehidupan kita seperti
sekarang ini adalah sesulit seperti yang dijelaskan di atas. Alam manusia
adalah alam kehidupan menyenangkan / bahagia di samping alam dewa/ surga. Di
samping alam-alam kehidupan bahagia, ada juga alam-alam kehidupan
menyedihkan/menderita di mana para mahluk yang terlahir di alam-alam ini jauh
dari kesenangan/kebahagiaan, penuh dengan penderitaan, kesukaran, ketidaknyamanan
dan hal-hal yang tidak menyenangkan lainnya. Dan sekali suatu mahluk terlahir
di alam-alam menderita ini maka akan sangat sulit bagi mereka untuk dapat
terlahir di alam alam yang menyenangkan, karena apa ? Karena mahluk-mahluk di
alam-alam enderita ini sangat sulit untuk bisa berbuat kebajikan dan sangat
sulit untuk bisa mendengarkan Dhamma, ajaran kebenaran. Semua mahluk hidup
termasuk kita pernah terlahir di alam-alam rendah / menderita jauh lebih banyak
jumlahnya daripada kelahiran kita di alam-alam bahagia. Hal ini berarti bahwa
kita telah menghabiskan lebih banyak waktu sambil menderita di alam-alam
rendah. Apakah kita menginginkan kehidupan yang demikian ? Tentu saja tidak.
Lalu apa yang harus kita lakukan ? Saat
ini kita sudah terlahir sebagai manusia sedangkan untuk dapat terlahir sebagai
manusia adalah sangat sulit. Apabila kita tidak inigin terlahir kembali di
alam-alam rendah setelah kematian kita, tentu saja kita harus memanfaatkan
kelahiran kita sebagai manusia saat ini dengan sebaik-baiknya dengan belajar
dan mempraktikkan Dhamma dengan sungguh-sungguh, dengan banyak berbuat
kebajikan dan tidak berbuat kejahatan. Apabila kita belajar dan mempraktikkan
Dhamma dengan sungguh-sungguh, maka kehidupan kita sekarang ini mampu mencegah
kelahiran kembali di alam-alam yang lebih rendah dan mampu mengkondisikan
kelahiran kita yang lebih baik di masa mendatang. Kehidupan yang kita miliki
sekarang adalah kehidupan yang sangat berharga.
Sangat
sulit untuk dapat bertahan hidup
Walaupun sudah terlahir sebagai manusai,
tidak mudah untuk dapat menjalani kehidupan sebagai manusia. Bertahan hidup
adalah suatu hal yang menjadi masalah besar bagi seseorang setelah dia menjadi
manusia, karena untuk dapat bertahan hidup adalah sangat sulit. Untuk dapat
bertahan hidup seseorang membutuhkan
makanan, pakaian, tempat tinggal, dan obat-obatan, dan uga
kebutuhan-kebutuhan lainnya. Tidak semua orang bisa memperoleh
kebutuhan-kebutuhan ini dengan mudah. Ditambah lagi dengan adanya bencana alam
seperti banjir, gunung meletus, tanah longsor, badai tropis, tsunami dan lain
sebagainya; juga dengan adanya konflik atau peperangan di beberapa daerah. Dan
juga tidak semua orang bisa hidup sampai usia tua.
Sungguh
sulit untuk dapat mendengarkan Dhamma
Tidak semua orang di dunia ini bisa
mendengarkan Dhamma ajaran Sang Buddha. Dibandingkan dengan orang yang bisa
mendengarkan Dhamma, jauh lebih banyak orang yang tidak mengenal Dhamma.
Padahal apabila bisa mendengarkan Dhamma maka akan banyak sekali manfaat yang
bisa diperoleh. Di dalam Anguttara Nikaya disebutkan ada 5 manfaat mendengarkan
Dhamma :
1.
Mendengar yang belum didengar.
2.
Apabila sudah mendengar, maka akan
mengerti dengan lebih jelas.
3.
Meninggalkan / melenyapkan
keragu-raguan.
4.
Memberikan pengertian / pandangan benar.
5.
Membuat batin / pikiran menjadi tenang
dan bahagia.
Sungguh
jarang terjadi kemunculan pada Buddha
Tidak setiap kalpa muncul seorang Buddha
(lamanya satu kalpa = lamanya satu masa dunia). Bisa puluhan , ratusan, ribuan,
bahkan sampai seratus ribu kalpa tidak muncul seorang Buddha. Apabila tidak ada
seorang Buddha muncul atau Dhamma ajaran-Nya ada, maka tidak aka nada mahluk
hidup yang bisa terbebas dari dukkha / penderitaan.
Kesimpulan
Kehidupan kita yang sekarang ini adalah
kehidupan yang sangat berharga dan mulia. Karena apa? Karena kehidupan kita
sekarang ini bisa mengatasi keempat kondisi sulit ini.Maka sebaiknya gunakan
kesempatan yang sangat jarang / sulit ktia temukan ini dengan belajar dan
mempraktikkan Dhamma dengan sungguh-sungguh dan dengan banyak berbuat
kebajikan. Jangan digunakan untuk berbuat kejahatan dan hal-hal yang tidak
bermanfaat.
Sabbe Satta Bhavantu
Sukhitatta, semoga semua mahluk hidup berbahagia.
Ceramah Dhamma oleh
Bhikkhu Santadhiro
Sumber : Berita
Dhammacakka No. 1142 tgl 29 Mei 2016
No comments:
Post a Comment