DIBUTUHKAN SEGERA KARYAWAN UNTUK MENJAGA TOKO PRIA / WANITA MINIMAL LULUSAN SMP
KIRIM CV KE ALAMAT EMAIL :
ricky_kurniawan02@yahoo.com
PALING LAMBAT TANGGAL 31 MARET 2015
KIRIM CV KE ALAMAT EMAIL :
ricky_kurniawan02@yahoo.com
======================================================
Dijual biji jagung Popcorn ukuran:
1. 200 gram = Rp. 8.000,-
2. 250 gram = Rp. 10.000,-
3. 500 gram = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-
Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a
1. 200 gram = Rp. 8.000,-
2. 250 gram = Rp. 10.000,-
3. 500 gram = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-
Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a
Tak bisa dipungkiri, produk
kosmetika dan perawatan kulit saat ini pasti mengandung berbagai bahan kimia.
Tak heran jika banyak kabar berbedar tentang efek buruk penggunaan
produk-produk tersebut, seperti rumor tentang deodoran yang katanya bisa
meningkatkan risiko kanker payudara. Tapi apakah benar?
Jangan telan bulat-bulat semua
informasi yang Anda dengar. Di bawah ini ada lima mitos yang salah tentang
deodoran dan antiperspiran, yang sudah dibantah oleh banyak ahli termasuk oleh
American Cancer Society.
1. Deodoran meningkatkan risiko
kanker payudara.
Nyaris tak ada bukti ilmiah yang
mendukung mitos ini. Sejumlah ilmuwan pernah melakukan penelitian di tahun
2002, melibatkan 813 wanita pengidap kanker payudara dan 793 wanita yang sehat.
Para ilmuwan tersebut tak menemukan adanya hubungan antara risiko kanker payudara,
penggunaan deodoran, maupun kebiasaan mencukur rambut ketiak.
2. Memakai deodoran setelah mencukur
rambut ketiak membuat bahan kimia yang berbahaya jadi lebih mudah masuk ke
dalam tubuh dan menyebabkan kanker payudara.
Jika Anda bercukur dan tak sengaja
melukai kulit ketiak Anda, kulit Anda berisiko terkena infeksi. Dan jika kulit
yang luka atau terinfeksi terkena paparan deodoran, tentu saja akan menimbulkan
iritasi kulit. Bukan kanker payudara.
3. Deodoran mengandung bahan kimia
bernama parabens yang menyebabkan kanker.
Penelitian menunjukkan bahwa
parabens mengandung substansi yang mirip dengan hormon estrogen. Jika tubuh
terpapar banyak estrogen, risiko kanker payudara memang meningkat. Namun
estrogen yang terdapat dalam parabens jauh lebih sedikit dibanding estrogen
yang dihasilkan secara alami oleh tubuh kita. Fakta lainnya: parabens tak hanya
terdapat pada deodoran, tapi juga shampo, body lotion, sun screen, dan berbagai
jenis make up. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa parabens bisa ditemukan
pada urine 99% manusia. Dan hingga kini belum ada bukti bahwa parabens
menyebabkan kanker.
4. Antiperspirant membuat produksi
keringat berkurang. Racun-racun berbahaya di dalam tubuh pun jadi tak terbuang.
Tubuh membersihkan diri dari
racun-racun yang berpotensi menyebabkan kanker bukan lewat keringat, melainkan
dengan bantuan ginjal dan hati. Bahan-bahan berbahaya ini "diusir"
keluar dari darah melalui urine dan feces.
5. Risiko kanker payudara bagi pria
lebih kecil karena mereka tak mencukur bulu ketiak dan bahan-bahan deodoran tak
terserap masuk ke dalam kulit.
Pria lebih jarang terkena kanker
payudara dibanding wanita karean pria memiliki jaringan payudara yang lebih
sedikit dibanding wanita. Jaringan payudara wanita jumlahnya seratus kali lipat
pria, jadi wajar saja jika risiko kanker payudara pada wanita pun seratus kali
lebih besar. Hal lain yang menyebabkan perbedaan tingginya risiko kanker
payudara adalah hormon. Jika seorang pria memiliki kadar hormon estrogen yang
tinggi, ia pun berisiko lebih besar untuk terkena kanker payudara. Semua tak
ada hubungannya dengan rambut ketiak maupun penggunaan deodoran.
http://id.promotion.yahoo.com/stylefactor/artikel/post/stylefeatures/63/5-mitos-tentang-deodoran-dan-kanker-payudara.html
No comments:
Post a Comment