RODA-RODA KEBERHASILAN
(Membahas Cakka Sutta-AN &
Dasuttara Sutta-DN)
“Patirupe vase dese, ariyamittakaro siya;
Sammapanidhisampanno, pubbe punnakato naro;
Dhanam dhanam yaso kitti, sukhancetamdhivattati.”
“Ketika seseorang berdiam di tempat
yang seusai dan bergaul dengan para
mulia, ketika ia telah membentuk tekad yang benar, dan telah melakukan
perbuatan berjasa di masa lampau, panen, kekayaan, kemasyuran, dan reputasi,
bersama dengan kebahagiaan akan mendatanginya.”
(Anguttara Nikaya ,
Catukkanipatapali-Cakkasuttam)
Jika
berbicarakehidupan tentu semua orang
ingin hidup yang baik. Hidup yang baik ini bukan hanya masalah hidup yang bebas
dari masalah. Hidup yang baik yaitu perkara bagaimana seseorang dapat mencapai
tujuan-tujuannya. Tujuan seseorang pastilah berbeda, dari satu orang ke orang yang
lainnya. Mencapai kesuksesan itulah bahasanya. Sukses hanya sebuah kata untuk
memberikan pernyataan, pernyataan atas suatu hal yang orang harapkan kemudian
didapatkannya. Sukses inipun bukan juga masalah materi, tetapi lebih dari itu
adalah masalah batin atau mental.
Banyak cara,
banyak jalan, dan banyak solusi bagi seseorang yang ingin mencapai
tujuan-tujuannya, menjadi sukses dan merasa berhasil atas apa yang
dicita-citakannya. Dalam hal ini tentu saja kita semua tidak dapat mengelak
atau menghindar dari kenyataan bahwa, kita membutuhkan solusi untuk sukses dan
mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Sebagai umat
Buddha yang tentu mengenal Dhamma sebagai ajaran Buddha, kita haruslah berusaha
mencari jalan atau solusi tersebut di dalamnya,bukan malah keluar dari Dhamma,
atau malah bertolak belakang dengan Dhamma. Dalam hal ini, Buddha pernah
menguraikan di dalam Anguttara Nikaya,
Catukkanipatapali-Cakkasuttam bahwa ada empat roda yang ketika roda ini
berputar, maka para dewa dan manusia akan emncapai kebesaran dan kekayaan
berlimpah, termasuk tujuan-tujuan hidupnya. Apa keempat roda tersebut:
1. Patirupadesavaso
Bertempat tinggal di tempat yang
sesuai.
2. Sappurisavasayo
Bergaul dengan para mulia atau
memiliki teman yang baik (kalyanamitta)
3. Attasammapanidhi
Telah membentuk tekad yang benar atau
memahami apa yang berguna bagi dirinya sendiri.
4. Pubbe ca katapunnata
Memiliki simpanan kebajikan di masa
lampau atau telah melakukan perbuatan berjasa di masa lampau.
Itulah empat hal yang ketika dimiliki
oleh seseorang, maka apa yang menjadi tujuan dan cita-citanya akan tercapai.
Pada bagian Sutta
yang lain di Digha Nikaya – Dasuttara Sutta,
Buddha juga mengatakan bahwa empat roda ini sebagai cattaro bahukaro yaitu empat hal yang sangat membantu. Artinya sama
dengan di dalam Cakka Sutta-Anguttara
Nikaya, bahwa empat hal ini dapat membantu pada pencapaian tujuan-tujuan di
dalam hidup ini. Pada kedua Sutta tersebut, keduanya disebut sebagai “Roda”.
Mengapa demikian, karena sama seperti roda pada umumnya yang digunakan pada
kendaraan-kendaraan, roda tersebut dapat membantu laju kendaraan tersebut. Dengan
demikian maksud dari roda tersebut (cakka)
yaitu ketika dimiliki akan membantu pemiliknya untuk melaju dalam kehidupan
ini.
Kehidupan ini
memang sulit, namun akan semakin sulit jika kita selalu beranggapan demikian.
Sebaliknya tidak banyak beranggap namun banyak bertindak, itulah awal dari
kemudahan hidup. Banyak bertindak tanpa banyak beranggapan.
Ceramah Dhamma oleh : Bhikkhu Gunapiyo Minggu Tanggal 31
Januari 2016
Sumber : Berita Dhammacakka N0. 1125 Minggu Tanggal 31
Januari 2016.
Kisah Sammajjana Thera
Sammajjana Thera
mempergunakan sebagian besar waktunya untuk menyapu halaman vihara. Pada waktu
itu, Revata Thera juga tinggal di vihara, tetapi tidak seperti Sammajjana,
Revata Thera mempergunakan sebagian
besar waktunya untuk bermeditasi atau pemusatan batin secara mendalam. Melihat
kebiasaan Revata Thera, Sammajjana Thera berpikir bahwa thera-thera yang lain
hanya bermalas-malasan menghabiskan waktunya.
Suatu hari Sammajjana
pergi menemui Revata Thera dan berkata , “Kamu sangat malas, hidup dari
pemberian makanan yang diberikan dengan penuh keyakinandan kemurahan hati,
tidakkah kamu berpikir kamu sewaktu-waktu harus harus membersihkan lantai ,
halaman atau tempat-tempat lain?”
Revata Thera
menjawab, “Teman, seorang bhikkhu tidak seharusnya menghabiskan seluruh
waktunya untuk menyapu. Ia harus menyapu pagi-pagi sekali, kemudian pergi untuk
menerima dana makanan. Setelah menyantap makanan, sambil merenungkan kondisi
tubuhnya ia harus berusaha untuk menyadari kesunyataan tentang kumpulan
kehidupan-kehidupan (khanda), atau lainnya, membaca buku-buku pelajaran sampai
malam tiba. Kemudian ia dapat melakukan lagi pekerjaan menyapu jika ia
menginginkannya.”
Sammajjana Thera
dengan tekun mengikuti saran yang diberikan oleh Revata Thera dan tidak lama
kemudain Sammajjana mencapai tingkat kesucian Arahat.
Bhikkhu-bhikkhu
lain mengetahui sampah yang tertimbun di halaman. Mereka bertanya kepada
Sammajjana mengapa ia tidak menyapu seperti biasanya.
Sammajjana
menjawab , “Ketika saya tidak sadar, saya setiap saat menyapu, tetapi sekarang
saya tidak lagi tidak sadar.”
Ketiak para
bhikkhu mendengar jawaban tersebut, mereka menjadi sangsi, sehingga mereka
pergi menghadap Sang Buddha, dan berkata, “Bhante, Sammajjana Thera secara
tidak benar mengatakan dirinya sendiri telah menjadi seorang Arahat, ia
mengatakan hal yang tidak benar.”
Kepada mereka ,
Sang Buddha menjawab , “Sammajjana telah benar-benar mencapai tingkat kesucian
Arahat, ia mengatakan hal yang sebenarnya.”
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 172 berikut:
Barangsiapa yang sebelumnya pernah malas, tetapi kemudian
tidak malas, maka ia akan menerangi dunia ini bagaikan bulan yang terbebas dari
awan.”
Sumber : Dhammapada Atthakatha
No comments:
Post a Comment