Pasang Iklan Di Sini

Tuesday, July 2, 2013

38 BERKAH UTAMA, ARTI DAN PENJELASANNYA

(Dijual sebuah Counter di dalam City Mall Tangerang, ukuran 2 x 2 meter. Harganya sangat murah, hanya Rp 110 juta saja. Cocok untuk usaha di dalam Mall. Hubungi: 0818111368 / 02190450533. Pin bb: 7dfe719a. Foto counter menyusul. Bagi yang membantu memasarkan, akan dapat komisi.)

======================================================
Dijual biji jagung Popcorn ukuran:
1. 200 gram   = Rp. 8.000,-
2. 250 gram   = Rp. 10.000,-
3. 500 gram   = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-

Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a


1. Asevana balanam

Tak bergaul dengan orang bodoh


Orang bodoh yang memanjakan dirinya dalam lima bentuk perbuatan jahat dan sepuluh bentuk perbuatan tercela, tidak seharusnya dijadikan teman.


Secara harfiah makandari kalimat “ Asevana ca Balanam “ adalah “Tidak bergaul dengan, atau tidak bekerja sama dengan, orang bodoh”. Kata “ Bala” diartikan sebagai orang bodoh.

Anjuran yang terkandung di dalam kalimat ini adalah agar seseorang tidak mencari dan mengikuti mereka yang tidak bijaksana. Dengan kata lain mengikuti cara dan sikap yang tidak bijaksana adalah kebodohan.
Karakter seseorang mencerminkan pergaulannya. Bila seseorang bergaul dengan mereka yang bodoh, dengan sendirinya ia pun akan menjadi bodoh dan tidak bijaksana.


Orang bodoh memiliki tiga ciri: Pikirannya buruk, ucapannya kasar dan perilakunya jahat.

Orang demikian cenderung berperilaku dan melakukan hal hal yang tidak benar, bergaul dengan mereka hanya akan mengakibatkan seseorang jatuh dalam kemerosotan batin.

Dalam agama Buddha, orang yang bodoh disebutkan sebagai ia yang cenderung melakukan lima bentuk perbuatan jahat dan sepuluh bentuk perbuatan yang tidak bermanfaat.

Oleh karena itu, Sang Buddha menyatakan bahwa langkah pertama dalam memperoleh berkah utama adalah tak bergaul dengan orang yang tidak bijaksana atau bodoh.

Kata Pali yang dipergunakan untuk menyatakan orang tidak bijaksana atau orang bodoh, adalah “Bala” . Kata ini juga berarti orang yang masih muda – anak-anak. Orang yang masih muda, secara fisik masih lemah, dan kepribadiannya masih belum matang. Tubuh dan pikirannya masih belum berkembang sepenuhnya. Karena itu, mereka dapat melakukan hal-hal yang bodoh, sikap dan perilakunya pun tidak terkontrol.
Akan tetapi, pengertian “ Bala “ di sini adalah mencirikan seseorang yang tidak bijaksana, bodoh, tidak berpikiran jernih, kasar dan jahat, meskipun mereka telah dewasa dari segi usia. Mereka tidak dapat membedakan yang benar dan salah. Dalam istilah agama Buddha, mereka tidak mengenal Dhamma – ajaran Sang Buddha. Mereka tidak mempraktikkan Dhamma yang telah disampaikan oleh Sang Buddha, senantiasa melakukan segala sesuatu tanpa menyadari akibatnya.


Dalam konteks ini, “ Bala ” bukan ditujukan kepada anak-anak yang berusia muda. Melainkan orang yang bodoh dan jahat. Bergaul dengan mereka hanya akan menjerumuskna kita pada tindakan-tindakan menyakiti orang lain.

Oleh karena itu, menjauhkan diri dari mereka sesungguhnya merupakan berkah utama yang membawa keselamatan. Sang Buddha telah mengelompokkan hal ini sebagai berkah utama yang pertama.

Orang odoh cenderung melakukan perbuatan jahat. Sehingga setiap orang yang bergaul dengan mereka akan memiliki sifat dan perilaku yang sama. Bahkan anak-anak dari keluarga sejahtera pun dapat merosot kualitas hidupnya.

Suatu waktu ketika calon Buddh aterlahir sebagai Pandit (yang bijaksana) dengan nama Akitti, beiau memohon kepada Raja Dewa untuk diberikan perlindungan agar tidak pernah bertemu dengan orang yang bodoh dantidak bijaksana.

No comments:

Post a Comment