(Dijual sebuah Counter di dalam City Mall Tangerang, ukuran 2 x 2 meter. Harganya sangat murah, hanya Rp 110 juta saja. Cocok untuk usaha di dalam Mall. Hubungi: 0818111368 / 02190450533. Pin bb: 7dfe719a. Foto counter menyusul. Bagi yang membantu memasarkan, akan dapat komisi.)
======================================================
Dijual biji jagung Popcorn ukuran:
1. 200 gram = Rp. 8.000,-
2. 250 gram = Rp. 10.000,-
3. 500 gram = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-
Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a
I. DEFINISI ALKALOID
Alkaloid, berasal dari
kata “alkaline” yang artinya mirip alkali, merupakan nama umum golongan
senyawaa yang bersifat basa karena adanya atom Nitrogen dalam molekulnya,
memiliki struktur kimia yang kompleks, yang memiliki fungsi farmakologik
tertentu serta da;am jumlah kecil dapat mempengaruhi susunan syaraf pusat.
II. PENGGOLONGAN
ALKALOID BERDASARKAN TINGKAT KEBASAAN
Berdasarkan tingkat kebasaan atau
alkalinitas nya, alkaloid digolongkan menjadi 4 yaitu:
1. Basa kuat , pKb <3. Contohnya:
Cholin
2. Basa sedang , pKb =3-7 , Contohnya
Morfin, kodein, thebain, atropine, hiosiamin
3. Basa lemah , pKb = 7-10 , Contohnya:
Kinkhonin, Kinin
4. Basa sangat lemah , pKb = 10-12
. Contohnya: Theofilin, Theobromin, Kafein
III.
CONTOH PREKURSOR ALKALOID DAN ALKALOIDNYA
Prekursor
|
Golongan
alkaloid
|
Contoh
|
Ornitin
|
Pirolidin
|
Nikotin
|
Ornitin,
Kokain
|
Tropan
|
Atropin
|
Lysin
|
Piperidin
|
Koniin
|
Ornitin
|
Pyrolizidin
|
REtrorsin
|
Lysin
|
Quinolyzidin
|
Lupinin
|
Tyrosin
|
Isoquinolin
|
Kodein,
morfin
|
Tryptofan
|
Indol
|
Psilocybin,
Reserpin, Striknin
|
IV. GOLONGAN
ALKALOID DITINJAU DARI JALUR BIOSINTESISNYA.
Ditinjau dari jalur biosintessnya,
alkaloid dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Alkaloid
sejati, yaitu alkaloid yang prekursornya berupa asam amino, unsur N terdapat
pada cincin heterosiklik
2. Proto
Alkaloid, yaitu alkaloid yang prekursornya berupa asam amino, unsur N terdapat
pada rantai alifatik
3. Pseudoalkaloid, Prekursornya
bukan asam amino
V. CONTOH
ALKALOID DITINJAU DARI STRUKTUR KIMIA
Ditinjau dari struktur kimianya,
alkaloid dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu:
1. Pyridin : Piperin, konini,
trigonelline, arecoline, cystisin, lobelin, nicotine, anabasin, spartein
2. Pyrrolidin : Hygrin, cuscohygrin, nikotin
3. Tropan : Atropin, kokain, ekgonin, skopolamin, catuabin
4. Kuinolin : Kuinin, kuinidin, dihidrokuinin,
dihidrokuinidin, striknin, brusin, veratrin
5. Isokuinolin:
alkaloid opium (papaverin, narkotin), sanguinarin, hidrastin, berberin, emetin,
berbamin
6. Fenantren /
alkaloid opium: morfin, kodein, theain
7. Fenetilamin: Mescalin, efedrin,
dopamine
8. Indol:
a. Tryptamin: serotonin, DMT, 5-MeO-DMT,
bufotenin, psilocybin
b. Ergolin (Alkaloid ergot): Ergin,
ergotamine, asam lisergat, LSD
c. Beta-carboline: Harmin, harmalin,
tetrahydroharmin
d. Yohimban: Reserpin, yohimbin
e. Alkaloid vinca: Vinblastin,
vinkristin
f. Alkaloid mytragyna: Mytraginin,
7-hydroxymitraginin
g. Alkaloid Tabernanthe iboga: Ibogain,
voacangine, 18-methoxycoronaridin
h. Alkaloid strychnos nux-vomica:
Striknin, brusin
9. Purin: Kafein, teofilin, teobromin
10. Terpenoid:
a. Alkaloid akonit: Akonitin
b. Alkaloid steroid: Siklopamin, jervin,
samandarin, konesin
11. Amonium kuartener: Muskarin, kolin,
neurin
12. Alkaloid lainnya: Capsaicin
VI.
CONTOH ALKLAOID DITINJAU DARI KHASIAT FARMAKOLOGINYA
·
Fungsi alkaloid dalam tanaman saat ini
belum diketahui dengan jelas. Ada beberapa dugaan fungsi alkaloid, yaitu
sebagai metabolit sekunder yang berguna melindungi tanaman dari predator,
sebagai metabolit akhir yaitu limbah yang tidak berfungsi sebagai substansi
simpanan atau sebagai regulator pertumbuhan. Alkaloid banyak dimanfaatkan oleh
manusia karena memiliki efek farmakologi, diantaranya :
·
Depresan saraf pusat, yaitu morfin dan
skopolamin
·
Simulan saraf pusat, yaitu strihnin dan
kafein
·
Simpatomimetik, yaitu efedrin
·
Simpatolitik, yaitu yohimbin dan
alkaloid ergot
·
Parasimpatomimetik, yaitu eserin dan
pilokarpin
·
Antikolinergik, yaitu atoprin dan
hiosiamin
·
Ganglioplegik, yaitu spartein dan nikotin
·
Anestesi lokal, yaitu kokain
·
Mengobati fibrilasi, yaitu quinidine
·
Antitumor, yaitu vinblastin dan eliptisin
·
Antibakteri, yaitu berberin
·
Amoebasida, yaitu emetin
·
antispasmodik, didapatkan dari
senyawa propil-piperidin
·
sedatif, dari senyawa
propil-piperidin atau hiosiamin & skopolamin
·
anthelmintik, dari senyawa as.
nikotinat (tumb. Areca catechu)
·
analgetik narkotik, dari senyawa
kokain
·
antimalaria, dari senyawa kinina
(tumb. Cinchona succirubra)
·
antibiotik, dari senyawa viridicatin
·
analgetik untuk nyeri hebat, dari
senyawa morfin
·
emetik ekspektorn, dari senyawa
amatina
·
antipiretik, dari senyawa beberin
·
relaksan otot, dri senyawa
vinblastina
·
antihipertensi, dari senyawa
germidina
·
stimulan SSP, dari senyawa
d-norpseudo efedrin, theobromin yang juga berfungsi sbg diuretik
·
bronkodilator, dari senyawa
theofilina
·
simpatomimetik, dari senyawa efedrin
·
insektisida,dari senyawa seradina
·
adstringen
pada radang selaput lendir, dari senyawa hidrastina (tumb. Hydrastis canadensy)
Alkaloid banyak ditemukan pada organisme tingkat
tinggi tetapi tidak dapat ditemukan pada organisme tingkat rendah karena
dalam hal system organisasi invivonya, organisme tingkat rendah tidak
mampu melakukan sintesis alkaloid.
VII.
IDENTIFIKASI ALKALOID
Untuk mengidentifikasi adanya alkaloid atau tidak
dalam suatu tanaman maka dapat dilakukan cara sebagai berikut:
-2gram serbuk simplisia dilembabkan dengan 5 L
ammonia 30%, gerus, tambahkan 20 mL kloroform, digerus kuat.Campuran disaring
dengan kertas saring, filtrate = larutan organic A. 10 mL larutan organic A diekstraksi
dengan 10 mL larutan HCl 1:10 dengan pengocokan dalam tabung reaksi, ambil
larutan bagian atasnya (larutan B). Beberapa tetes larutan A diteteskan pada
kertas saring lalu semprot atau ditetesi dengan pereaksi Dragendorff, terbentuk
warna merah / jingga pada kertas saring artinya terdapat senyawa alkaloid
dalam tanaman tersebut. Kemudian larutan
B dibagi dalam 2 tabung reaksi, lalu tambahkan masing-masing dengan pereaksi
Dragendorff dan Mayer. Bila terbentuk endapan merah bata dengan pereaksi Dragendorff
artinya terdapat senyawa alkaloid. Bila terdapat endapan putih dengan pereaksi
Mayer maka artinya terdapat senyawa alkaloid.
VIII. PENETAPAN KADAR ALKALOID
Beberapa cara
yang dapat dilakukan untuk menetapkan kadar alkaloid dalam suatu tanaman adalah
:
1. Gravimetri à untuk penetpaan kadar morfin
dalam opium
2. Titrasi
asam-basa à Untuk penetapan
kadar kinina dalam kulit kina, hiosiamin dalam Belladonae folium
3. Titrasi asam
Perklorat dalam medium bebas air à
Untuk penetapan kadar reserpine dalam Rauwolfiae radix.
4.
Spektrofotometri untuk penetapan kadar tubokurarin dan ergotamine
5. Polarimetri à untuk penetapan kadar hiosiamin
disamping adanya atropine dalam campuran
6. Polarografi à dapat digunakan untuk semua
alkaloid
7.
Potensiometri à
dapat diterapkan untuk Kinin-HCl, Skopolamin HBr.
IX.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SOLVENT ORGANIK UNTUK MENGEKSTRAKSI ALKALOID
Dalam menekstraksi alkaloid terdapat 2 solvent
organic yang dapat digunakan yaitu eter dan kloroform. Masing masing solvent
organic mempunayi kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Kelebihan eter
sebagai solvent:
1. Tidak
membentukemulsi, pada pengocokan akan terjadi pemisahan dengan mudah.
2.
Titik didih rendah, cocok untuk senyawa termolabil
Kekurangan eter:
1. Mudah terurai
dan dapat terjadi ledakan bila dipanaskan
2. Dapat
dijenuhkan dengan air
3.
Daya pelarut kecil untuk alkaloida tertentu seperti kinin dan strikhnin
Kelebihan
Kloroform sebagai solvent:
1. Daya larut
besar
2. Kecenderungan
terurai kecil
3.
Tidak ada resiko peledakan bila dipanaskan
Kerugian
Kloroform:
1. Titik didih
agak tinggi, kurang cocok untuk alkaloid termolabil
2. Dapat
membentuk emulsi saat pengocokan sehingga mempersulit pemisahan.
X.
BEBERAPA CONTOH REAKSI WARNA UTUK ALKALOID DAN REAGENNYA
Beberapa
pereaksi yang dapat memberikan reaksi warna untuk menentukan adanya alkaloid:
a. Mayer reagen (iodida kalium merkuri)
b. Wagner reagen (I / KI)
Menghasilkan endapan bata merah
c. Hager yang pereaksi (larutan asam pikrat terkonsentrasi)
Menghasilkan endapan kuning
d. Reagen Dragendroff ini (larutan
kalium iodida bismut)
Menghasilkan warna orange kecoklatan kemerahan. Juga
digunakan sebagai pereaksi semprot untuk TLC identifikasi alkaloid.
e. Reagen lainnya yaitu asam Tannat,
fosfomolibdat asam, fosfotungstat
Khusus warna reagen
a. Erlich s reagen (Van-Urk reagen)
Solusi p-dimethylaminobenzaldehide
dalam asam, memberikan warna khas birun abu-abu atau
kehijauan dengan Ergot
b. Amonium sulfat Cerric (CAS) di bawah asam
Alkaloid khas reagen untuk indole,
memberikan oranye kuning atau kemerahan.
c. Vitali-Mari reagen: karakteristik untuk alkaloid tropan
d. Thaleoquine Reaksi: khas untuk alkaloid sinkona
e. Murexide Reaksi: khas untuk basa purin
dalam isolasi alkaloid langkah
pertama kita perlu asam dan basa. Dalam asam karena
menambahkan asam organik akan membuat ekstrak menghasilkan garam dan
menambahkan
dasar untuk kehilangan ikatan garam untuk bebas alkaloida
XI.
ANALISA KUANTITATIF ALKALOID
Analisa alkaloid secara kuantitatif perlu menggunakan
instrumental analisis. Salah satu instrument yang dapat digunakan dan pernah
digunakan untuk menganalisis alkaloid teofilin secara kuantitatif adalah KCKT.
Pada penelitian tersebut, digunakan teknik KCKT fase terbalik dengan kolom C8
dan fase gerak asetonitril serta larutan penyangga cocok untuk digunakan untuk
analisis senyawa teofilin yang bersifat polar.
TUGAS
TEKNOLOGI BAHAN ALAM
RESUME
ALKALOID
NAMA : RICKY KURNIAWAN
NPM : 2010210226
KELAS : A
FAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS
PANCASILA
JAKARTA
2013