Pasang Iklan Di Sini

Monday, March 4, 2013

Teknologi Bahan Alam yang Mencakup Fitokimia

(Dijual sebuah Counter di dalam City Mall Tangerang, ukuran 2 x 2 meter. Harganya sangat murah, hanya Rp 110 juta saja. Cocok untuk usaha di dalam Mall. Hubungi: 0818111368 / 02190450533. Pin bb: 7dfe719a. Foto counter menyusul. Bagi yang membantu memasarkan, akan dapat komisi.)

======================================================
Dijual biji jagung Popcorn ukuran:
1. 200 gram   = Rp. 8.000,-
2. 250 gram   = Rp. 10.000,-
3. 500 gram   = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-

Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a



Kimia Bahan Alam merupakan salah satu cabang ilmu kimia yang membahas tentang senyawa senyawa kimia yang terdapat dalam bahan alam baik yang berasal dari mineral, mikroba, jaringan & organ hewan, serta dari tumbuhan.
Bahan senyawa aktif dari hewan:                                            Bahan aktif dari mineral:
-Gelatin                                                                                    -Garam Kalsium
-Asam empedu ( asam Kholat, asam desoksi-kholat,               -Iod (Dari rumput laut, mineral tanah,
  chemodesoksikholat)                                                               dan garam-garam)
-Dekstran (sebagai plasma ekspander)
-Heparin
Berbagai jenis sediaan obat alami:
1. Jamu; serbuk, ekstrak, simplisia à dikemas modern
2. Sediaan/ preparat Galenika; Tinktur, Ekstrak, Pulvis, dll.
3. Fitofarmaka; Ekstrak Standar à dikemas modern.
Sudah diuji Praklinik dan uji klinik berkaitan dengan uji khasiat dan uji toksisitas (akut dan kronis)
Sediaan Galenika (Alkaloida)
1. Sediaan Galenika Opium: Pulvis Opii, Tinctur Opii,Tinctur Opii Aromatica, Ekstrak Opii.
2. Sediaan GalenicaRadix Ipecac
3. Sediaan Galenika Radix Rauwolfiae
4. Sediaan Galenika Belladonae/ Hyoscyamin Herba/Ekstrak
5. Sediaan Chinae Cortex
6. Sediaan Colae Semen
Sediaan Galenika Minyak Atsiri:
1. Sediaan Galenika Oleum Caryophilli (minyakCengkeh)
2. Sediaan Galenika Oleum Citronellae (minyak sereh)
3. Sediaan Galenika Oleum Menthae (Minyak permen)
4. Sediaan Galenika Oleum Cajuputi (Minyak Kayu Putih)
Konsep Obat Tradisional
1. Sistem Aryuveda
a. Mulanya berkembang di India, menyebar ke Asia Tenggara
b. Aryuveda & Science of Life
c. Tujuan pengobatan Aryuveda: Mengembalikan dan menjaga keseimbangan metabolism tubuh pada keadaan normal
2. Sistem Cina
a. Mulanya berkembang di Cina daratan, menyebar ke Jepang, Korea, Taiwan
b. Konsep Yin-Yang Orbisiconography
3. Sistem Yunani-Tibb.
Merupakan warisan dari peradaban Arab & Yunani Kuno, menyebar ke Timur Tengah, Turki, Mesir, Eropa
4. Sistem Obat Tradisional Indonesia
Merupakan campuran antara pengaruh pengaruh system obat tradisional dari luar dengan system local yang dimiliki oleh masing masing suku bangsa Indonesia
c/: Jamu à ada bukti empiris
Fitofarmaka à ada bukti empiris yang diikuti bukti ilmiah
Obat /modern (dengan bahan aktif dari tanaman) à ada bukti ilmiah dan uji klinik yang ketat.
Tahap pembuatan simplisia tumbuhan:
1. Penyiapan
a. Pengumpulan organ tumbuhan                  d. Pengeringan: alamiah dan buatan
b. Pencucian dan sortasi basah                                 e. Sortasi kering
c. Perajangan                                                            f. Pewadahan dan Penyimpanan
2. Ekstraksi
3. Metode Pemisahan: Isolasi, Partisi, Kromatografi, Pemurnian hasil isolasi.
4. Uji Kemurnian isolate: KLT 2 dimensi, Titik leleh, kromatografi gas, HPLC
5. Identifikasi dan Penentuan Struktur
Perlakuan khusus dikenakan jika simplisia tersebut:
1. Mengandung jamur, lumut kerak, dan spora paku-pakuan
2. Akar
3. Buah; yang kecil langsung dikeringkan, yang besar seperti cabe merah dibelah dulu
4. Bunga; dikeringkan dengan sinar matahari, dianginkan atau dalam lemari pengering
5. Biji; Bila biji janya tercemar bahan organic asing langsung dijemur
6. Daun: seperti bunga
7. Kayu; diserut tipis, dikeringkan dalam lemari pengering
8. Herba; pengeringan seperti kayu
9. Kulit; pengeringan seperti kayu
10. Rimpang; dicuci berih, yang kecil langsung dijemur, yang besar diiris tipis memanjang
11. Umbi; dicuci bersih, diiris tipis, pengeringan seperti kayu
12. Umbi Lapis; bila dalam keadaan utuh setelah dicuci langsung dijemur.
13. Balsam, malam , getah, gum; Lazimnya memerlukan proses pengeringan
14. Hasil pengolahan (misal agar-agar).; disimpan seperti apa adanya. Bila higroskopis, disimpan ddisertai bahan pengering
15. Simplisia yang berasal dari hewan
a. Bila berasal dari tubuh hewan, dijemur lagsung atau menggunakan lemari pengering
b. Minyak lemak; Penyimpanan dalam wadah terisi penuh
c. Lemak dan lilin hewan; Penyimpanan dalam wadah tertutup
d. Hasil olahan cair (misal madu); penyimpanan dalam wadah terisi penuh dan tertutup baik
16. Minyak mineral; diolah oleh industry minyak bumi.
17. Minyak atsiri; disimpan dalam wadah terisi penuh, tertutup baik, terlindung dari cahaya, suhu kamar
18. Minak nabati padat (misal lemak cokelat, lemak pala); disimpan dalam wadah tertutup baik
Metabolit primer: Suatu zat atau senyawa esensial yang ada dalam organisme dan tumbuhan yang berperan dalam proses semua kehidupan organisme tersebut, atau merupakan kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup bagi organisme/ tumbuhan tersebut . C/ : Karbohidrat, lemak, protein, asam nukleat.
Fungsi metabolit primer:
1. Memenuhi kebutuhan dasar hidup tumbuhan
2. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tersebut.
3. Sebagai cadangan makanan.
Metabolit sekunder: Suatu senyawa sangat penting bagi kehidupan tumbuhan penghasilnya untuk mempertahankan diri dari serangan mahluk lain. Contoh:
1. Alkaloida                                         6. Tanin dan Fenol-Fenolat
2. Glikosida, Glikosida Flavonoid       7. Saponin
3. Terpenoid                                        8. Kuinon
4. Minyak Atsiri                                   9. Kumarin
5. Steroid dan Triterpenoid
Fungsi metabolit primer:
1. Untuk tumbuhan penghasil: Mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam ekosistem, dan membentuk penyebaran dari tumbuhan (penarik serangga). C/: Minyak atsiri.
2. Untuk Manusia: Sebagai obat, sumber vitamin, penyamak kulit


Dukungan Regulasi dalam mendukung pengembangan industry ekstrak dan program KeMenKes dalam mendorong kemandirian bahan baku obat (Ekstrak)
Dasar Pengembangan Obat:
-UU Kesehatan No. 36/2009
-PP No. 72/1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
-PP 17/1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri
-KepMenKes no. 381/ 2007 tentang Kebijakan Obat Tradisional Nasional (KOTRANAS)
-Rencana Strategis (RENSTRA) Kementrian Kesehatan
-KepMenKes No.1076/ 2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional
-KepMenKes No. 1109/ 2009 tentang Pengobatan Komplementer Alternatif
-PerMenKes No. 246/MenKes/Per/V/1990 tentang Industri Industri Obat Tradisional dan Pendafataran Obat Tradisional.
-PerMenKes No. 003/ 2010 tentang Saintifikasi Djamoe dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan
Analisis Situasi:
1. Faktor Pendukung:
-Penelitian                             -Industri Farmasi /OT
-Area yang luas                     -Aneka Ragam Budaya dan Etnis
-Indonesia sebagai Mega Center Keanekaragaman Hayati
2. Peluang
-Ekspor                                             -Penerimaan profesi kedokteran terhadap Jamu/OT
-Trend Penggunaan Herbal   -Budaya Penggunaan Jamu
3. Tantangan
-Masuknya Jamu/ OT Impor
-Sulit menjamin mutu, keamanan dan manfaat
-Sumber Daya Alam dibawa ke luar negeri
4. Faktor Penghambat
-Net Working               -Regulasi
-IPTEK                                    -Standar
-SDM
Strategi:
1. Peningkatan ketersediaan bahan baku jamu/ OT yang terstandar
2. Membangun Net Working
3. Memanfaatkan penelitian dan inovasi teknologi
4. Meningkatkan daya saing industry farmasi
Rencana Pengembangan OT-Ekstrak
1. Mendirikan sentra Ekstrak di setiap provinsi
2. Meningkatkan teknologi ekstraksi: sesuai bahannya dan ekstrak terfraksi
3. Membuat standar dan persyaratan simplisia dan ekstrak
Definisi Obat Herba:
-Eropa: Herba medisinal dan produk turunannya harus memenuhi persyaratan sistim terapetik yang efisien.
-Amerika: Sediaan Herba dipandang sebagai pelengkap atau alternative untuk tujuan pemeliharaan kesehatan dan atau pengobatan
-Indonesia, dibedakan dalam 3 kategori:
a. Empiris à jamu
b. Obat Herbal Terstandar (OHT) dengan uji preklinik
c. Fitofarmaka, terstandar dengan uji klinis
Bentuk ekstrak sebagai hasil olah galenik simplisia herbal (Hewani ataupun mineral) memberikan banyak keuntungan dan kemudahan pengembangan sediaan produk, yaitu:
-Sediaan menjadi lebih ringkas dan ekonomis
-Opsi inovasi bentuk dan jenis sediaan, seperti sirop/suspense, tablet, kapsul, serbuk, termasuk perbaikan rasa, aroma, dan warna yang lebih baik / menarik.
-Perencanaan mutu yang lebih bai; standarisasi mutu dan aspek higienis
-Added value, baik secara ekonomi maupun estetika yang besar karena mengandung iptek.
Ekstrak didefinisikan sebagai bentuk galenik hasil olah penyarian terhadap bahan herba (hewani, pelican) dengan pelarut (menstrum) tertentu yang sesuai, dimana bentuk akhirnya dapat berupa cair (ekstrak fluidum), kering (ekstrak siccum), kental dan semi-solid (ekstrak spissum) sesuai dengan kebutuhan.
Dari sudut kefarmasian, ekstrak adalah suatu seidaan yang memenuhi persyaratan mutu dasar, yaitu mutu yang konsistensi dan jaminan keterulangannya, merupakan suatu massa, yang walaupun mengandung multikonstituen, tetap dianggap sebagai suatu kesatuan yang utuh.
Ekstrak merupakan suatu massa komplek mengandung berbagai jenis senyawa yang diantaranya bisa berupa:
-senyawa primer yang bertanggungjawab atas bioaktivitas (farmakodinamik) ekstrak
-senyawa sekunder, yang mempengaruhi potensi bioaktivitas atau farmakokinetik senyawa primer
-Senyawa yang berperan terhadap sifat fisika kimia ekstrak.
Ekstrak merupakan suatu entitas aktif, maka bioaktivitasnya pun merupakan totalitas dari seluruh konstituen yang terkandung dalam ekstrak.
Farmakope Eropa mengklasifikasikan ekstrak dalam 3 kategori:
1. Ekstrak Terstandar à Ekstrak dengan kadar konstituen primer tetap
Contoh: Ekstrak senna (Cassia senna) à kandungan sennosides
2. Ekstrak terkuantifikasi à Ekstrak dimana senyawa sekunder atau senyawa penanda dibuat tetap.
Senyawa yang secara nyata menunjukkan kontribusi terhadap bioaktivitas disebut sebagai biomarker, sedangkan senyawa yang peranan bioaktivitasnya tidak diketahui secara nyata disebut sebagai senyawa penanda (marker)
Contoh: Ekstrak Curcuma (Curcuma domestica) à Total Curcuminoid (biomarkers)
 Ekstrak Ortosiphonis à sinensetin (markers)
3. Ekstrak lain à Ekstrak yang tidak atau belum diketahui secara jelas senyawa senyawa mana diantara konstituennya yang berperan adlam bioaktivitas ekstrak.  Kualitas ekstrak ini dinyatakan dengan pernyataan sari larut (natura extractive substances) atau rasio massa simplisia terhadap massa ekstrak
C/: Ekstrak jahe (10:1)
Sebagai sediaan farmasi, ekstrak harus memenuhi persyaratan mutu dasar, yaitu konsistensi dan jaminan keterulangan bioaktivitas yang terukur atau standarisasi mutu. Standarisasi mutu adalah semua tindakan tindakan terukur yan dilakukan selama proses manufaktur dan pengawasan mutu bahan herba untuk mendapatkan mutu yang konsisten seragam dan terulang. Rangkaian standarisasi ekstrak herba mencakup 2 bidang besar:
1. Pertanian sebagai hulu: Pemilihan bibit, lahan, cara budidaya yang sesuai, waktu dan cara panen, perlakuan pasca panen, dan penimpanan harus mengikuti prinsip-prinsip yang baik, tercakup dalam GAP (Good Agriculture Practices)
2. Manufaktur sebagai hilir: penerimaan bahan baku, proses produksi dampai menjadi ekstrak , harus memenuhi GMP (Good Manufacturing Practices)
Parameter Standarisasi:
1. Simplisia:
-Batasan norma simplisia
-Kadar LEmbab (susut pengeringan)
-Batasan kandungan bahan organic asing
-Kadar Sari Larut Air
-Kadar Sari larut alcohol
-Kadar Abu Total
-Kadar Abu tidak larut asam
-Kadar kandungan senyawa tertentu
2. Ekstrak (kering)
-Pemerian: Warna, aroma, rasa
-Kadar air (susut pengeringan)
-Kadar abu total
-Kadar abu tidak larut asam
-Kadar substansi ekstraktif (rasio simplisia/ekstrak)
-Kadar senyawa racun (marker/ biomarker)

Faktor yang mempengaruhi mutu ekstrak:
1. Bahan baku: sari larut, kandungan air, distribusi ukuran rajangan, homogenitas
2. Pelarut (menstrum): jenis solven, rasio menstrum massa simplisia, kecepatan alir/durasi ekstrak
3. Proses produksi: Metode proses, lama proses, suhu, tekanan, ukuran batch
4. Alat: Volume, Okupasi Volume, Tekanan Statik
Parameter-Parameter Kritis:
1. Pelarut
Pemilihan menstrum termasuk parameter kritik karena menentukan konstituen mana yang akan tersari ke dalam misela, bioaktivitas ekstral, dan juga penting dari segi keamanan
2. Proses Ekstraksi tidak sempurna
-Jumlah menstrum terlalu sedikit
-Kesesuaian sifat menstrum (kecepatan difusi menstrumke dalam material bahan)
-Reabsorpsi konstituen  kembali ke dalam matriks simplisia
3. Kehilangan Konstituen
-Dekomposisi yang dikatalisasi logam (dari percolator)
-Degradasi selama proses ekstraksi
-adanya reaksi redoks/ hidrolisis
-Separasi/filtrasi misela yang tidak baik
Salah satu cara untuk mendapatkan fraksi bioaktif adalah dengan metode TCEBS (Tandem Chemistry expression Bioassay System) yang merupakan perpaduan antara uji ekspresi bioaktivitas ekstrak secara biomolekular, identifikasi fisika dan kimia.
Secara garis besar, TCEBS mencakup uji penapisan bioaktivitas dan upaya identifikasi dan isolasi senyawa bioaktif primer atau sekunder.


Fitofarmaka sebagai peluang bisnis Masa Depan
Pasar Farmasi di Asia Tenggara bertumbuh dari tahun ke tahun,  rata rata 18 % per tahun. Omset Pasar Farmasi di Asia Tenggara mencapai US$ 10 miliar, didominasi Indonesia, Filipina dan Vietnam. Pasar Malaysia dan Vietnam tumbuh tercepat, mencapai 19 % CAGR (Compound Annual Growth Rate) 2003-2010 E. Indonesia, Vietnam dan Filipina memiliki pertumbuhan penduduk dan konsumsi obat yang hampir sama, sehingga punya potensi besar.
Pasar Farmasi Indonesia
-Lebih tinggi dibandingkan Malaysia dan Singapura
-Pertumbuhan dipacu oleh kenaikan volume konsumsi obat oleh masyarakat, dan bukan oleh harga obat
-Pemerintah menaikkan alokasi anggaran belanja obat melalui masyarakat miskin
-Jumlah penduduk dan orang tua diatas 65 tahun naik, sehingga menggerakan konsumsi obat


Produsen Obat Lokal:
-Tahun 2010, penugasan pemerintah untuk membuat obat generic
-Pasar obat resep, pangsa obat generic di Indonesia 10% (rendah)
-Kedepan diperkirakan meningkat karena PerMenKes No. HL.02.02/MenKes/068/I/2010 yang mewajibkan penggunaan obat generic di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah
-Barrier to Entry tinggi à Regulasi pemerintah yang melarang perusahaan farmasi asing untuk menjual produknya di Indonesiatanpa mempunyai fasilitas produksi di Indonesia. Ketatnya regulasi pemerintah mengenai standar kualitas menimbulkan barrier to Entry pada industry farmasi.
Produsen Obat Asing:
-Ekspansi ke produk Consumer Health (minuman berenergi dan produk nutrisi khusus)
-Diversifikasi produk pemain besar, meningkat
Obat Bahan Alam di Indonesia masih mempunyai peluang bisnis karena Indonesia disebut juga World Megadiversity. Pada Terrestrial Diversity, terdapat 30.000 spesies, 9600 diantaranya merupakan tanaman obat tetapi baru 250 spesies yang sudah digunakan sebagai obat herbal. Sementara itu, pada Marine Diversity, terdapat 782 spesies Algae, 13 spesies rumput laut, 28 spesies tanaman Mangrove, 850 spesies Sponge, 910 spesies Coral yang bisa menjadi obat herbal.
Regulasi Jamu:
1. KepMenKes 1076/2003 à Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional
2. KepMenKes No. 1109/2007 à Pengobatan Komplementer Alternatif
3. PerMenKes No.003/2010  à Saintifikasi Jamu (Pembuktian ilmiah Jamu, Praktik Penggunaan Jamu dalam Penelitian, Memasukkan Jamu dalam pelayanan kedokteran)
Kebijakan dan Strategi Dalam Skema Perkembangan Obat Herbal:
1. Pendekatan Teknologi
-Teknologi produksi bibit
-Teknologi Penanaman berdasarkan GAP (Good Agriculture Practices)
-Teknologi  Saat Memanen untuk optimasi kandungan bahan aktif
-Teknologi Pasca panen dan saat melakukan proses untuk mendapatkan ekstrak herbal dan terstandar dengna kualitas yang direkomendasikan
-Teknologi uji klinik dan preklinik
-Teknologi produksi berdasarkan GMP (Good Manufacturing Practices)
2. Pendekatan Ekonomi
-Insentif finansial untuk perusahaan yang menggunakan hasil R&D obat herbal dalam produknya
-Dukungan finansial untuk industry obat herbal skala kecil dan medium dari pemerintah, bank, dan lembaga keuangan lain melalui skema kredit khusus
-Mendirikan “Trading House” untuk tanaman obat dan turunannya untuk menjamin ketersediaan dan stabilitas harga, serta menguntungkan bagi semua pihak.
Potensi industry jamu dan obat tradisional hingga kini belum tergarap maksimal. Kondisi ini disebabkan minimnya dukungan pencatatan dan penelitian terpadu mengenai khasiat obat bahan alam. Selain itu, Animo masyarakat Indonesia dari pedesaan hingga perkotaan besar akan obat herbal atau jamu meningkat tajam karena kesadaran akan Back To Nature yang semakin meningkat.
Produk yang dihasilkan dari tanaman dalam bentuk:
-Setengah Jadi (simplisia, pati, ekstrak, minyak)
-Produk Jadi (Obat Tradisional/Jamu, makanan/minuman, kosmetik, farmasi
Pengolahan dan diversifikasi produk:
-Produk Primer (Rimpang) menjadi produk sekunder (Simplisia) mempunyai nilai tambah 7-15 kali.
-Pengolahan dari simplisia menjadi ekstrak mempunyai nilai tambah 80-280 kali.
Peluang Industri Jamu:
-Pemberdayaan dan sosialisasi manfaat jamu perlu didukung seluruh pihak termasuk pemerintah dan DPR, serta mendorong dan memfasilitasi jamu Brand Indonesia
- Promosi dan kerjasama perdagangan yang dilakukan pemerintah sangat diperlukan sehingga jamu bisa menjadi satu kebutuhan masyarakat di luar negeri
-Pamor jamu di tengah-tengah masyarakat sebagai salah satu cara penyembuhan semakin menggembirakan. Terlebih kini jamu telah melalui proses ‘ saintifikasi’ untuk menjamin kualitasnya.
-Di tahun 2010, DepKemenKes melakukan penelitian tentang kebiasaan orang Indonesia minum Jamu (33 provinsi):
à5%               minum jamu setiap hari
à45%             kadang kadang minum jamu
à50%             pernah minum jamu
Dari jumlah tersebut, 95 % diantaranya merasakan manfaatnya.
Perkembangan Pasar Herbal:
1. Pangsa Pasar Herbal di Dunia
-Dalam 20 tahun terakhir ini di USA dilaporkan banyak ketidakpuasan public terhadapbiaya obat yang diresepkan, ditambah makin meningkatnya minat kembali ke alam menyebabkan peningkatan dalam penggunaan obat herbal
-WHO memperkirakan 80% orang diseluruh dunia bergantung pada obat obat herbal untuk beberapa bagian perawatan kesehatan primer
-Di Jermansekitar 600-700 obat obatn berbasi tanaman diresepkan oleh sekitar 70 % dokter Jerman
-GIA (Global Industry Analisis ) melaporkan bahwa pasar global suplemen herbal dan pengobatan herbal akan mencapai US$93,15M di tahun 2015, didorong oleh meningkatnya kesadaran konsumen tetang kesehatan.
2. Pangsa Pasar Herbal Dalam Negeri
-Omset industry jamu tahun 2010 sekitar Rp. 10T. Angka ini masih jauh di bawah proyeksi ideal Rp. 40T.
-Kesenjangan yang tinggi antara pasar nyata dengan potensi industry jamu
-Industri jamu dalam negeri sangat efisien apabila perusahaan jamu tidak bekerja dari hulu ke hilir karena saat ini sudah ada Core Bisnis:
à Core Bisnis dari Bahan Baku sampai menjadi Ekstrak
à Core Bisnis dari Ekstrak sampai Manufacturing
à Core Bisnis dari Manufacturing sampai Marketing
Dengan melihat system Core Bisnis tersebut, perusahaan jamu akan lebih efisien sama dengan perusahaan farmasi menggunakan bahan baku impor dan hanya mengolah formulasinya (Tidak bekerja dari hulu ke hilir).

Tantangan Bagi Industri OT:
-Rendahnya kualitas bahan baku
-Kecenderungan pedagang bahan baku memasarkan bahan baku tertentu ke luar negeri
-Petani enggan memproses hingga siap dijual ke pabrik karena tidak memiliki gudang penimbunan dan sarana untuk memproses bahan baku.
-Hasil petani menurun karena memburuknya cuaca belakangan ini
-Harga bahan baku naik
Cara Industri Herbal Bisa Bersaing Menghadapi Pasar Global
1. Produk yang dihasilkan berkualitas dan berdaya saing tinggi (Quality, Safety, dan Efficacy) didukung oleh:
-IndustriOT memenuhi CPOTB / GMP
-Simplisia Bermutu (Budidaya atau Standarisasi)
-Formulasi dan Teknologi Ekstraksi sehingga keamanan, khasiat, dan kualitas dapat terukur dan terstandar
2. Inovasi dalm Proses, Produk dan Kemasan
3. Terus menerus memasarkan dan mempromosikan Jamu, Mambangun Pasar dan kepercayaan masyarakat à Strategi Pemasaran (Brosur, Benner, Website, Billboard, iklan cetak, Corporate Identity misalnya pembuatan Logo perusahaan atau logo produk yang keren, professional dan modern dapat meningkatkan penjualan)
4. Regulasi dan Perundang-Undangan diharapkan waktunya lebih dipercepat dan mengurangi hambatan
















Tugas Teknologi Bahan Alam
Ringkasan

Dibuat oleh:
Nama: Ricky Kurniawan
NPM: 2010210226

Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila
Jakarta

1 comment:

  1. BANTU PROSES KARTU KREDIT BANK BNI SYARIAH
    BNI Syariah Hasanah Card Classic credit card
    BNI Syariah Hasanah Card Classic
    Mencari kartu kredit yang menggunakan prinsip syariah? BNI Syariah Hasanah Card Classic jawabannya yang menggunakan Akad Kafalah, Qardh, dan Ijarah.
    INFO pin 582F4A2E TLP/SMS/WA DI 085600125176/FB CHAIRUL ICHSAN BUANA atau di duniabuana@rocketmail.com. alamat email di rooly88@gmail.com, melayani nasabah di seluruh nusantara
    BP CHAIRUL SARTO UTOMO untuk
    KANTOR BASECAMP DIVISI MARKETING DI
    JL PANDA BARAT V NO 7
    Berikut Alamat dan Nomor Telepon Bank BNI Syariah Kantor Cabang Semarang.
    Alamat: Jl Ahmad Yani No. 152, Semarang 50242.
    Nomor Telepon: (024) 831 3247 831 5027
    Nomor Faks: (024) 831 3217
    karyawan lampirkan syarat fc ktp slip gaji min 3 juta npwp wajib, wiraswasta lampirkan fc ktp,npwp,siup dan tdp untuk wiraswasta wajib ada no fixline ( telp kabel ) di tempat usahanya
    proses berkas dikirim via emai/wa/line/bbm dan 100% aman bisa hub no bni syariah ahmad yani untuk menanyakan nama saya ,atau
    BNI Syariah Call Center 500046 atau 68888 melalui ponsel.
    proses kurang lebih 14 hari kerja, TERIMA KASIH

    ReplyDelete