Pasang Iklan Di Sini

Thursday, December 20, 2012

Manajemen Model Bisnis Baru

(Dijual sebuah Counter di dalam City Mall Tangerang, ukuran 2 x 2 meter. Harganya sangat murah, hanya Rp 110 juta saja. Cocok untuk usaha di dalam Mall. Hubungi: 0818111368 / 02190450533. Pin bb: 7dfe719a. Foto counter menyusul. Bagi yang membantu memasarkan, akan dapat komisi.)

======================================================
Dijual biji jagung Popcorn ukuran:
1. 200 gram   = Rp. 8.000,-
2. 250 gram   = Rp. 10.000,-
3. 500 gram   = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-

Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a

Belajar masak

Jakarta, 20 Desember 2012

Manajemen Model Bisnis Baru
Dalam suatu pertemuan para petinggi sebuah perusahaan induk (Holding company) swasta, keberhasilan salah satu anak usaha dalam industri hiburan dibahas. Unit bisnis tersebut memberikan keuntungan 70%.
Setiap direksi aktif memberikan saran dan rekomendasi dari analisis usaha yang dibuatnya. Mereka berbagai pengetahuan dan pengalaman ini untuk menjawab apakah sukses usaha dan model bisnis di industri hiburan itu bisa diterapkan di unit bisnis lain dalam satu perusahaan induk itu.
Pada dasarnya , setiap jenis usaha dan bisnis bersifat unik. Sistem copy-paste (Salin dan tempel) atau mirroring suatu model bisnis hanya untuk usaha atau industri sejenis. Karena itu, model bisnis terbilang sukse di satu bidang usaha belum berhasil jika diterapkan pada unit usaha lain yang berbeda.
Dalam bukunya, Business Model Generation, Alex Osterwalder menuliskan perlunya sembilan kerangka bisnis yang terintegrasi. Pertama, Pengusaha harus mengetahui profil pelanggan. Kedua, penentuan jenis usaha yang hendak ditawarkan kepada konsumen. Ketiga, soal jaringan distribusi. Apapun jenis bisnisnya, seorang pengusaha harus bisa menentukan sistem distribusi penjualan produknya agar bisa sampai ke pelanggan. Keempat, Penentuan pola promosi.
Sebuah bisnis baru harus diketahui calon pelanggan, karena itu perlu promosi baik secara online maupun offline. Promosi secara offline dilakukan lewat kegiatan bersifat fisik, misalnya mengadakan event atau gathering, membagikan brosur dan memasang spanduk atau baliho di jalan.
Promosi produk secara online diyakini lebih murah, bahkan seringkali gratis, antara lain melalui blog, facebook, atau twitter, hingga memasang iklan di Google Adwords.
Kelima, Penentuan pendapatan. Jangan pernah membuat bisnis tanpa membuat rencana pendapatan. Sejak awal sudah harus ditentukan jenis-jenis pendapatan yang akan diperoleh.
Jika akan mendirikan media online, perhitungn pendapatan dari iklan harus dapat diperkirakan. Kalau mendirikan toko, seharusnya bisa memperkirakan penghasilan dari volume penjualan/omzet. Tentukan target pendapatan per bulan.
Keenam, penentuan mitra bisnis. Nyaris tidak ada sukses dalam berbisnis tanpa bekerja sama dengan pihak lain. Tentukan dari awal apakah bisnis baru itu memerlukan investor untuk permodalan atau tidak. Apakah perlu mengadakan perjanjian kerja sama khusus dengan distributor?
Ketujuh, kegiatan apa saja yang akan dilakukan untuk menghasilkan uang. Apakah akan mengadakan event, mengumpulkan uang, lalu mendapatkan dana dari sponsor? Apakah mengadakan kursus Web Design setiap hari?
Kedelapan, Membuat dan menjalankan bisnis umumnya tidak bisa sendirian, diperlukan adanya tenaga staf. Sejak awal tentukan berapa banyak dan jenis keahlian yang diperlukan karyawan dalam perusahaan yang akan didirikan itu. Misalnya dalam sebuah toko, berapa banyak tenaga penjualan diperlukan, berapa banyak tenaga kasir diperlukan dan berapa banyak tenaga adminsitrasi seperti akuntan diperlukan.?
Kesembilan, semua poin yang dilakukan dari poin 6 hingga 9 perlu biaya, lakukan perhitungan secara seksama, lalu putuskan apakah rencana bisnis menguntungkan atau tidak .
Dalam dunia bisnis, profitabilitas tidak hanya diatas kertas, tetapi keuntungan juga benar benar harus dirasakan secara nyata.

Disadur dari Koran Harian Kompas

No comments:

Post a Comment