(Dijual sebuah Counter di dalam City Mall Tangerang, ukuran 2 x 2 meter. Harganya sangat murah, hanya Rp 110 juta saja. Cocok untuk usaha di dalam Mall. Hubungi: 0818111368 / 02190450533. Pin bb: 7dfe719a. Foto counter menyusul. Bagi yang membantu memasarkan, akan dapat komisi.)
======================================================
Dijual biji jagung Popcorn ukuran:
1. 200 gram = Rp. 8.000,-
2. 250 gram = Rp. 10.000,-
3. 500 gram = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-
Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a
======================================================
1. 200 gram = Rp. 8.000,-
2. 250 gram = Rp. 10.000,-
3. 500 gram = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-
Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a
I. PENDAHULUAN
Kanker merupakan suatu kondisi dimana
sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami
pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Kanker cukup sering
di Indonesia dengan perkiraan terdapat 100 penderita kanker diantara 100.000
penduduk. Kanker tergolong penyakit berbahaya dan salah satu penyebab kematian
tertinggi. Penyebabnya bisa bermacam-macam, antara lain factor genetic, bahan
kimia Radiasi ultraviolet, radiasi gelombang elektromagnetik, infeksi virus dan
bakteri. Namun sebenarnya tubuh kita mempunyai mekanisme pertahanan sendiri
untuk mencegah kanker. Mekanisme pertahanan tersebut melibatkan system imun
yang ada dalam tubuh kita. Sistem imun ada 2 macam yaitu system imun spesifik
dan non spesifik.
Sel imun yang nonspesifik dapat langsung menghancurkan sel tumor tanpa
sensitisasi sebelumnya. Efektor system imun tersebut adalah sel Tc, fagosit
mononuclear, polinuklear, sel NK. Aktivasi sel T melibatkan sel Th dan Tc. Sel
Th penting pada pengerahan dan aktivasi makrofag dan sel NK. Sel NK adalah sel
limfosit besar bergranula berasal dari sumsum tulang. Walaupun memiliki
beberapa ciri sel T, sel ini adalah bagian dari populasi sel nol dalam darah
periferi. Sel NK tidak bersifat fagositik tetapi secara efektif dapat
menghancurkan tumor dan sel yang tertulari virus dengan toksisitas langsung
tanpa adanya perangsangan antigen sebelumnya. Sel NK menghasilkan interferon
saat menghadapi sel target. Interferon ini kemudian bertindak meningkatkan aktivitas
sel NK dengan meningkatkan diferensiasi cepat dari sel pendahulu sel NK. System
sel NK-interferon memainkan peran yang kritis dalam resistensi terhadap tumor.
Walaupun demikian, terdapat jenis tumor atau kanker yang tidak
menyediakan cukup rangsangan untuk menimbulkan tanggap kebal sampai tumor
tersebut mencapai ukuran yang tidak dapat dikontrol oleh induk semang atau
penyebab kanker tersebut menyerang saat system imun sedang mengalami penurunan
sehingga system imun tidak mampu mengatasi penyebab tersebut dan akhirnya
penyebab kanker tersebut berkembang menghasilkan kanker.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kanker dapat dianggap sebagai
penyakit yang ditimbulkan ekspansi progresif sel asal progenitor tunggal yang
dapat melepaskan diri dari pengawasan regulator pembagian sel dan mekanisme
homeostasis yang normal. Dewasa ini, kanker merupakan sebab kematian yang
sangat berarti di negara-negara industri.
A.
Kanker
Penyakit Gen
Pada keadaan normal, pertumbuhan sel
dipertahankan seimbang oleh berbagai regulator yang mengatur kecepatan sel
membagi diri, diferensiasi dan mati. Kanker terjadi melalui proses yang disebut
transformasi yang terjadi bila sel mengalami perubahan genetik dan mendapat
kemampuan untuk melepaskan diri dari mekanisme regulator seperti diatas. Proses
diduga terjadi bertahap yang mengubah sel normal menjadi derivat klon yang
sangat ganas.
B.
Antigen
Kanker
Imunitas kanker ialah proteksi sistem
imun terhadap timbulnya kanker. Identifikasi molekuler antigen kanker telah
dapat memberikan berbagai informasi mengenai respons imun terhadap kanker yang
dapat merupakan faktor kunci dalam perkembangan imunoterapi anti kanker.
1.
Tumor
Spesifik Antigen
Merupakan antigen sasaran ideal untuk
terapi imun kanker. Contoh TSA adalah protein dalam kanker yang diinduksi
virus.
2.
Tumor
Associated Antigen
Pada banyak hal, kanker tidak
menunjukkan antigen unik yang dapat dikenal limfosit untuk diproses sebagai
antigen. Antigen kanker tersebut tidak spesifik, disebut Tumor Associated Antigen (TAA).
-
Antigen
Onkofetal, contoh TAA
-
Jenis
TAA lain adalah tissue-specific
differentiation antigen
C.
Usaha
Tumor Melepaskan Diri Dari Respon Imun
Kebanyakan
tumor timbul pada individu yang tidak imunokompromais. Hal itu berarti bahwa
tumor sendiri memiliki mekanisme untuk menghindarkan diri dari imunitas
nonspesifik dan spesifik. Kebanyakan sel tumor tidak dapat dipresentasikan dan
diproses oleh karena tidak memiliki molekul B7 (CD80) dan CD86 sebagai molekul
konstimulatori.
Sel
tumor juga tidak mengekspresikan sel T terutama MHC-II atau molekul adhesi
ICAM-I atau LFA3. Banyak tumor hanya mengekspresikan sedikit MHC-I yang
menimbulkan resistensi terhadap sel Tc. Tumor lain mengekspresikan FasL yang
menginduksi apoptosis limfosit yang mengilfiltrasi jaringan dengan tumor. Tumor
sendiri dapat melepas berbagai faktor imunosupresif seperti FGF-β yang
merupakan sitokin imunosupresif poten.
D.
Imunodiagnosis
Imunodiagnosis
kanker dapat dilakukan dengan 2 tujuan yaitu menemukan antigen spesifik
terhadap sel kanker dan mengukur respon imun pejamu terhadap sel kanker. Sel
kanker dapat ditemukan dalam sitoplasma. Ciri-ciri suatu kanker dapat
ditentukan dari sitoplasma, permukaan sel atau produk yang dihasilkan atau
dilepasnya yang berbeda baik dalam sifat maupun dalam jumlah dibanding orang
normal.
Pertanda
kanker mempunyai sifat antigen yang lemah. Adanya antibody monoclonal telah
banyak membantu dalam imunodiagnosis sel kanker dan produknya.
E.
Pengobatan
Kanker
Meskipun pengobatan kanker seperti
operasi, kemoterapi, radiasi telah meningkatkan masa hidup penderita,
manipulasi respon imun terhadap kanker untuk meningkatkan destruksi kanker,
merupakan hal yang penting. Mengontrol kanker dengan cara-cara imunologis
berperan dalam eradiksi kanker primer, metastasis, dan residu yang tertinggal
setelah regimen terapi konvensional. Hasil imunoterapi yang ideal adalah
eradiksi spesifik kanker dengan kerusakan minimal terhadap sel normal penjamu.
a)
Imunoterapi
Pasif
1.
Antibodi
Monoklonal
Imunoterapi (IT) pasif yang
menggunakan antibody monoclonal (mAb) untuk menghancurkan sel ganas telah
dicoba, namun tidaklah spesifik. Anti CD20 adalah mAb yang banyak digunakan
dalam onkologi. mAb membunuh sel kanker melalui apoptosis atau aktivasi
komplemen, ADCC atau fagositosis. Sebagai contoh CD20 diekspresikan pada sel B
normal dan sel limfoma. Infus anti CD20 dapat mengurangi atau menyembuhkan 50%
limfoma sel B.
Anti CD20 menghancurkan sel B ganas
melalui aktivasi komplemen dan sitotoksisitas selular, serta menginduksi
apoptosis sel B. Anti-CD20 telah pula dikonjugasikan dengan bahan radioaktif
untuk menghantarkan dosis tinggi radioaktif langsung ke tempat kanker.
Anti-CD20 juga merusak sel normal dan bila dilabel dengan bahan radioaktif
dapat juga digunakan untuk mengetahui luas penyebaran limfoma dalam tubuh.
2.
Imunotoksin
Imunoterapi dengan mAb terhadap TAA
telah dicoba bersama toksin yang dapat mencegah proses selular atau bersama
radioisotop yang membantu membunuh DNA dan melepas partikel dengan energy
tinggi. Namun dosis yang diperlukan adalah tinggi dan toksik untuk sumsum
tulang. Cara pemberian antibody ini belum nampak berhasil.
b)
Imunoterapi
Aktif
Imunoterapi aktif telah digunakan
dalam usaha mencegah anergi sel T. Anergi terjadi bila antigen kanker
dipresentasikan ke sel T tanpa bantuan molekul konstimulator. Jalan mudah untuk
melakukan hal itu ialah dengan menginfuskan sitokin. IL-2 akan mengaktifkan sel
T dan sel NK secara langsung. Namun IL-2 dapat menimbulkan efek samping berat
yaitu kebocoran kapiler, edem dan hipotensi. Pemberian IFN sistemik, baik IFN-α
dan IFN-β meningkatkan ekspresi MHC-1. IFN juga menunjukkan efek
anti-proliferasi terhadap sel kanker, meskipun pemberian sistemik memberikan
efek samping.
c) Lymphokine Activated Killer cells
CTC/Tc dapat diaktifkan di luar tubuh
dan kemudian diinfuskan kembali dengan atau tanpa IL-2. Limfosit perifer
dibiakkan dengan IL-2 untuk memperoleh Lymphokine
Activated Killer (LAK) sitotoksik yang diaktifkan. Sel tersebut tidak lain
adalaha sel NK, jadi tidak mempunyai spesifisitas sel T, tetapi hanya bereaksi
dan membunuh sel kanker saja yang tidak atau sedikit mengekspresikan MHC-I.
Cara tersebut menunjukkan toksisitas yang bermakna.
d) Tumor Infiltrating Lymphocyte
Pada pemeriksaan histologi kanker
padat ditemukan infiltrasi sel. Tumor Infiltrating Lymphocyte (TIL) tersebut
terutama terdiri atas makrofag dan limfosit yang terdiri atas sel NK dan CTL.
Seperti halnya dengan LAK, TIL diperoleh dari penderita dengan kanker,
diaktifkan dengan IL-2. TIL adalah limfosit CD8+ yang diperoleh dari kanker penderita
yang beberapa diantaranya spesifik untuk kanker. Cara yang juga menginfuskan
kembali ke penderita dengan atau tanpa IL-2 ini menunjukkan toksisitas yang
berarti.
e) Macrophage Activated Killer Cells
Pendekatan lain yaitu menggunakan sitokin
dan makrofag yang diaktifkan. Monosit diisolasi dari darah perifer penderita
dengan kanker, dibiakkan in vitro dengan sitokin (IFN-ɣ) yang mengaktifkan sel
dan meningkatkan sitotoksisitas sebelum diinfuskan kembali ke penderita.
Meskipun sel yang diperoleh sangat sitotoksik dan fagositik, namun
non-spesifik.
F.
Vaksinasi
Bila ditemukan TSA atau TAA, maka
memberikan vaksin kanker dapat dipertimbangkan. Vaksin diharapkan akan
memberikan efek profilaksis dan menginduksi imunitas terhadap kanker. Sel
kanker penderita yang dimatikan (iradiasi) sedang dicoba digunakan sebagai
vaksin yang diharapkan akan mengaktifkan sel imun yang reaktif terhadap sel
kanker.
Beberapa sel dendritik imatur dapat
memfagositosis antigen lebih efektif disbanding sel dendritic matang. Pemberian
sel imatur tersebut diharapkan akan dapat menginduksi respon antikanker CTL
yang lebih baik. Ada 2 jenis vaksin untuk pengobatan kanker, yaitu vaksin
propilaktik dan vaksin kanker terapetik.
Vaksin Propilaktik adalah vaksin kanker yang ditujukan untuk mencegah
terjadinya penyakit kanker yang disebabkan oleh mikroorganisme. Upaya
pengembangan vaksin propilaktik untuk mencegah terjadinya penyakit kanker yang
disebabkan oleh mikroorganisme tidak terlepas dari kemampuan peneliti untuk
mengidentifikasi mikroorganisme yang menyebabkan terjadinya kanker.
Cara vaksin kanker propilaktik bekerja meningkatkan respon imun mirip
dengan cara kerja vaksin tradisional, yaitu berdasarkan jenis antigen yang
digunakan sebagai vaksin untuk menimbulkan respon imun sehingga apabila ada
invasi mikroorganisme yang masuk, akan segera dikenali dan dimusnahkan. Contoh
vaksin propilaktik, yaitu Gardasil yang dapat mencegah infeksi HPV tipe 6, tipe
11, tipe 16 dan tipe 18, Cervarix yang dapat mencegah HPV tipe 16 dan tipe 18
saja, dan HBV, yaitu vaksin virus hepatitis B.
Vaksin kanker terapetik adalah vaksin kanker yang digunakan untuk
memperlambat atau mencegah pertumbuhan sel kanker dan untuk mengeliminasi sel
sel kanker yang tidak dapat dimusnahkan dengan cara terapi konvensional.
Efektivitas vaksin terapetik bergantung pada: 1) Selektivitas vaksin yang dapat
merangsang respon imun spesifik terhadap sel kanker yang tepat. 2) Respon imun
yang dirangsang oleh vaksin kanker harus sangat kuat dan mampu mengatasi barrier
yag dibuat oleh sel kanker sehingga sel kanker tidak dapat lolos dari serangan
antibody dan sel T-sitotoksik. Vaksin kanker terapetik dibuat dengan
menggunakan antigen yang berasal dari sel kanker. Cancer-assosiated antigen
yang digunakan antara lain berupa senyawa karbohidrat, glikoprotein dan
gangliosida. Vaksin kanker terapetik juga dapat dibuat dari sel sel kanker yang
telah dilemahkan atau dimatikan yang mengandung cancer-associated antigens. Sel
sel kanker tersebut dapat berasal dari penderita sendiri (vaksin autologous),
atau berasal dari penderita kanker lainnya (vaksin allogenik). Berbagai jenis
cancer-associated antigens, yaitu molekul yang berasal dari sel sel kanker
termasuk sel kanker payudara, prostat, kolon, pancreas, paru-paru, Rahim, dan
sel kanker kulit, telah digunakan sebagai kandidat vaksin kanker terapeti.
Molekul molekul spesifik antara lain, Carcionembryonic antigen (CEA), cancer
testis antigens, Mucin-1 (MUC 1), gangliosida, dan mutan protein p53, telah
diteliti sebagai kandidat vaksin kanker.
G.
Terapi
Gen
Terapi gen ditujukan untuk
melokasikan sitokin ketempat yang diperlukan. Bila sitokin hanya ditujukan ke
tempat kanker, akan mengurangi efek samping sistemik. Cara ini dilakukan dengan
mengangkat sel kanker, lalu dilakukan transfeksi dengan gen sitokin. Bila sel
tersebut diinfuskan kembali, sel kanker tersebut akan mensekresi sitokin
seperti IL-2 atau IFN-ɣ sehinnga dapat mengaktifkan sel T. bila sel T sudah
memberikan respon terhadap transfected cell dan menjadi sel memori, akan
mempunyai kemampuan membunuh sel untuk waktu yang lama.
Sampai sekarang cara itu belum
menunjukkan hasil yang efektif, baik yang diberikan sendiri atau yang diberikan
bersama dengan kemoterapi, radioterapi atau operasi.
III. KESIMPULAN
Kanker merupakan suatu kondisi dimana
sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami
pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali.
Tubuh kita mempunyai mekanisme
pertahanan sendiri untuk mencegah kanker. Mekanisme pertahanan tersebut
melibatkan system imun yang ada dalam tubuh kita. Walaupun demikian, terdapat
jenis tumor atau kanker yang tidak menyediakan cukup rangsangan untuk
menimbulkan tanggap kebal sampai tumor tersebut mencapai ukuran yang tidak
dapat dikontrol oleh induk semang atau penyebab kanker tersebut menyerang saat
system imun sedang mengalami penurunan sehingga system imun tidak mampu
mengatasi penyebab tersebut dan akhirnya penyebab kanker tersebut berkembang
menghasilkan kanker. Ada beberapa cara mengobati kanker yang berkaitan dengan
system imun yaitu: Imunoterapi Pasif mencakup Antibodi Monoklonal dan
Imunotoksin, Imunoterapi Aktif, Lymphokine
Activated Killer cells, Tumor Infiltrating Lymphocyte, Macrophage Activated Killer Cells, Vaksinasi dan Terapi Gen.
IV. PUSTAKA
Baratawidjaja, Karnen Garna.
IMUNOLOGI DASAR, edisi 7. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2006
Tizard, Ian. 1982. Pengantar Imunologi Veteriner edisi kedua.
Canada: W.B Saunders Company.
Radji, Maksum. 2010. Imunologi dan
Virologi. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan.
TUGAS IMUNOLOGI
PAPER TERAPI KANKER BERKAITAN DENGAN
SISTEM IMUN
Anggota Kelompok:
Fransiska 2010210110
Fransiska Caherin 2010210
Ricky Kurniawan 2010210226
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2012