MANUSIA SAMPAH
Kayappakopam rakkheyya, kayena
samvuto siya
Kayaduccaritam hitva, kayena
sucaritam care.
Janganlah menggunakan kekerasan fisik, sebagai lanjutan dari ledakan
emosi.
Kendalikan perbuatan melalui badan jasmani, janganlah melakukan
kejahatan dengan badan jasmani, berbuatlah kebajikan dengan badan jasmani.
(Dhammapada Kodha Vagga: 231)
Pandangan Umum
Manusia sampah adalah manusia yang
perilakunya jauh dari moralitas. Istilah lain adalah orang yang merosot
moralnya. Mereka lebih cenderung selalu melakukan tindakan kejahatan kepada
orang lain. Sifat buruk seperti menebar ketakutan kepada orang lain dikenal
dengan sebutan “Terroris”. Teroris merupakan suatu kumpulan orang yang tidak
bermoral dengan memiliki paham untuk menghancurkan orang lain demi mencapai
tujuan yang diharapkan. Namun, kita hanya akan membahas secara global sifat
buruk yang dimiliki manusia. Terkait dengan isi Dhammapada Kodha Vagga: 231,
tidak sedikit orang apabila marah kekuatan fisik akan menjadi kekuatan untuk
meluaokan emosinya. Hal itupun membuat orang lain menjadi takut, tidak nyaman
bersahabat dengannya.
Pandangan keliru itulah yang sangat
berbahaya apabila tidak diakhiri. Buddha menjelaskan dalam Anguttara Nikaya I: 17; “Bagi seseorang yang berpandangan salah melalui
jasmani, ucapan, dan pikiran. Ketiga hal itu pula akan dilakukan dengan
pandangan, kehendak, hasrat, harapan, serta bentukan. Semua yang muncul adalah
hal yang tidak dikehendaki dan membawa pada keinginan dan penderitaan, karena
pandangan buruk tersebut.”
Pandangan Buddhis tentang Manusia
A.
Empat
kondisi yang sulit diperoleh guna mencapai Dhamma
Guru Agung pernah mengajarkan Dhamma,
bahwa kehidupan manusia yang telah diperoleh saat ini adalah yang terbaik dan
termulia. Sebab empat hal yang teramat jarang telah tercapai sekaligus. Buddha
pernah menjelaskan hal ini dalam kitab komentar Dhammapada 182. Buddha menjelaskan tentang empat hal tersebut
kepada Erakapatta sang Raja Naga,
bahwa mereka yang terlahir menjadi seekor hewan tidak dapat mencapai tingkat
kesucian Sottapatti. Empat kondisi itu
adalah :
1.
Sangat sulit untuk menjadi manusia;
2.
Sangat sulit untuk bertahan hidup;
3.
Sangat sulit untuk mendengarkan Dhamma mulia
untuk merealisasi Nibbana;
4.
Sangat sulit berada dalam Buddha Sasana.
B.
Tipe
Manusia Menurut Dhamma
Manusia berasal dari kata Mano yang memiliki pengertian pikiran,
kesadaran atau dalam hal ini adalah batin dan Ussa memiliki pengertian yang telah maju atau berkembang dan maju.
Manusia dalam pandangan agama Buddha dapat dibedakan menjadi empat tipe:
1.
Manusia binatang
Ciri khasnya manusia ini adalah dipenuhi dengan
kebodohan batin (moha), tidak dapat
membedakan amna yang baik dan buruk, pantas, tidak pantas. Tidak berbakti pada
orangtua, keras hati, sombong, hanya menuruti hawa nafsu keinginan.
2.
Manusia setan
Ciri khasnya manusia ini adalah selalu diliputi oleh
keserakahan (lobha), kikir, tidak
pernah puas, hanya emmikirkan keuntungan diri sendiri, tidak mengenal kebaikan,
senang memuaskan nafsu inderanya saja.
3.
Manusia seutuhnya
Ciri khasnya orang ini adlaah senang membantu orang
lain yang menderita, tidak kikir, memiliki hiri
dan ottapa, hidup yang berpedoman
kepada Dhamma.
4.
Manusia Dewa
Manusia ini selalu suka membantu orang lain yang
menderita , memiliki pengendalian diri (sila),
metta, karuna, mudita, upekkha, panna yang sangat kuat.
C.
Manusia
Sampah
Buddha
menjelaskan tentang manuia sampah dalam Vasala-Sutta;
Sutta Nipata , yaitu kepada Brahmana
Aggika-Baradvaja salah satunya adalah:
(1.) “Siapapun yang marah, niat buruk, berpikiran
jahat, dan iri hati, pandangan salah, tipu muslihat, dialah disebut sampah.”
(2.) “Siapapun yang merusak atau agresif (suka
menyerang) di kota dan didesa dikenal sebagai perusak atau penjahat yang kejam,
dialah disebut sampah.”
(3.) “Siapapun yang tidak menyokong ayah atau
ibunya, yang sudah tua dan lemah, padahal dia hidup dalam keadaan berkecukupan,
dial ah disebut sampah.”
Sumber : Berita Dhammacakka No. 1191
No comments:
Post a Comment