Pasang Iklan Di Sini

Friday, April 27, 2012

Tekonologi Farmasi Sediaan Semisolid dan likuid (Semsol)


Tekonologi Farmasi Sediaan Semisolid dan likuid (Semsol)

Pendahuluan
Kelarutan adalah jumlah bagian pelarut yang dapat melarutkan 1 bagian bahan obat. 1bagian ini dinyatakan sebagai 1 gram.

Ada beberapa pengertian dasar yang perlu diketahui sebelum mempelajari pelajaran ini yaitu:
1.       Bioavailabilitas. Adalah jumlah persentasi obat yang mampu direabsorpsi oleh tubuh dari dosis yang diberikan. Merupakan ukuran seberapa cepat dan seberapa banyak suatu obat mencapai sirkulasi sistemik
2.       Biofarmasetika. Adalah ilmu yang mempelajari hubungan sifat fisiko-kimia obat terhadap bioavailabilitas obat.
3.       Praformulasi. Adalah suatu investigasi tentang sifat sifat fisko-kimia zat aktif atau eksipien.
Tujuan Praformulasi adalah memberikan informasi kepada formulator dalam mengembangkan sediaan yang stabil dan tersedia hayati untuk dapat diproduksi dalam skala besar.
4.       Formula. Adalah susunan komponen komponen penyusun suatu sediaan yang dinyatakan dalam satuan tertentu.. (mg, g, kg % b/b, % b/v, dll)
5.       Formulasi. Adalah suatu proses mengubah obat dengan bantuan eksipien menjadi suatu bentuk sediaan. Obat + Eksipien + Metode pembuatan -> bentuk sediaan
6.       Dosage form (bentuk sediaan). Adalah semua bentuk di mana obat dalam formula yang cocok dapat diberikan untuk setiap kemungkinan cara penggunaan guna memastikan efek terapi yang maksimal dalam rangka meningkatkan kualitas hidup pasien.
7.       A drug is comperted to a medicine
Obat > Bentuk Sediaan > Efek Maksimal
 Macam-macam rute pemberian obat:
1.       Oral. Melalui mulut
2.       Peroral (per os). Lambung Melalui mulut.
3.       Sublingual. Di bawah lidah.
4.       Parenteral. Selain dari saluran (dengan penyuntikan.
a.       Intravena. Melalui vena
b.      Intraarteri. Melalui arteri
c.       IntraSpinal. Melalui spinal.
d.      Intakardia. Melalui jantung
e.      Intraartikular. Melalui persendian.
f.        Intrakutan atau Intra kulit. Melalui kulit.
5.       Rektal. Melalui rektum.
6.       Vaginal. Melalui vagina
7.       Uretral. Melalui uretra.
8.       Aural. Melalui telinga
9.       Transdermal. Melalui kulit, permukaan kulit.
10.   Intraokluar. Melalui mata.
11.   Konjungtival.  Melalui konjungtiva
12.   Epicutaneous. Melalui permukaan kulit.
Rancangan Bentuk sediaan harus dibuat berdasarkan:
1.       Pertimbangan Biofarmasetika. Berdasarkan rute pemberian obat dan sifat fisiko-kimia obat.
2.       Pendekatan fisiko-kimia obat. Berdasarkan hubungan penyakit yang diderita dengan bentuk sediaan obat yang cocok untuk diberikan.
3.       Pertimbangan terapeutik. Berdasarkan hubungan antara kondisi pasien dengan dosis yang harus diberikan. Meliputi pertimbangan berat nya penyakit, jenis kelamin, umur, situasi emergency atau tidak, lokasi pemberian obat, durasi pemberian obat, dll.

Praformulasi
Informasi yang perlu diketahui tentang sifat fisko-kimia obat berkaitan dengan pembuatan sediaan obat yaitu:
1.       Pemerian / Organoleptik
2.       Kelarutan
3.       PH
4.       PKa atau PKb
5.       Stabilitas
6.       Inkompatibilitas / OTT (Obat tidak tercampur)
7.       Wadah dan Penyimpanan
8.       Ukuran Pertikel
9.       Titik Leleh
10.   Konstanta disosiasi.
11.   Koefisien partisi
12.   Disosiasi
13.   Dosis
14.   Metode analitik
15.   Kristal, polimorfisme, dll.



Larutan
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih bahan terlarut yang membentuk satu fasa tunggal atau homogen, dan digunakan untuk penggunaan internal ataupun eksternal.
Keuntungan Membuat sediaan dalam bentuk larutan:
1.       Mudah ditelan
2.       Cepat diabsoprsi -> respons biologis cepat
3.       Obat terdistribusi merata -> Dosis Seragam
4.       Mengurangi iritasi karena langsung diencerkan asam lambung
Kerugian bentuk sediaan larutan:
1.       Bersifat voluminous.
2.       Stabilitas rendah -> Shelf life rendah
3.       Membutuhkan pengawet -> air merupakan media pertumbuhan bakteri
4.       Perlu pemanis -> untuk menutupi rasa tidak enak dari zat aktif
5.       5. Ketepatan dosis -> tergantung takaran
Macam-macam bentuk larutan:
A.      Untuk diminum:
1.       Mixtura. Larutan yang mengandung 2 atau lebih bahan terlarut (larutan majemuk)
2.       Eliksir. Larutan yang mengandung hidroksil alkohol yang diberi gula
3.       Sirup. Larutan yang mengandung gula kadar tinggi.
4.       Obat tetes pediaktrik. Untuk obat tetes seperti vitamin untuk bayi
B.      Untuk mulut dan kerongkongan
1.       Obat kumur / gargarisma
2.       Obat pencuci / pembilas mulut
C.      Digunakan pada rongga tubuh
1.       Obat tetes telonga
2.       Lain-lain
3.       Obat tetes hidung
D.      Lain-lain
1.       Tinctura. Larutan yang dibuat dengan menyari unsur aktif dari bahan obat alam
2.       Ekstrak cair. Larutan dari zat kimia yang dilarutkan dalam alkohol atau pelarut yang mengandung hidro alkohol
3.       Spiritus. Larutan yang mengandung bahan bahan harum + alkohol
Bahan bahan aditif untuk larutan:
1.       Pengawet. Contoh: Asam Benzoat, Na Benzoat, Metilparaben, Propil paraben
2.       Pemanis. Contoh: Aspartam, Na Sakarin, sakarosa, sirup simpleks, sorbitol, gliserin, glukosa
3.       Pewarna. Contoh: FD&C fast Green, Sunset yellow, Eritromisin
4.       Buffer. Contoh: Dapar Fosfat, Dapar asetat
5.       Antioksidan. Contoh: BHT, BHA, Propyl gallate, Vitamin C, Vitamin E
6.       Isotonis. Contoh: Garam -garam
7.       Perubah densitas. Contoh: Sirup simpleks
8.       Pewangi. Essence orange, Essence Aplle, Essence Strawberry, Oleum Rosae, Oleum orange
Cara-cara Meningkatkan kelarutan obat bila obat sukar larut dalam air.
1.       Gunakan Kosolven / Pelarut Campur
Contoh kosolven: air, glserin, propilena glikol ,etanol, poli etilena glikol
Persamaan Kelarutan Kosolven:
Log Cs = f. Log   + Log Co
Cs = Kelarutan Jenuh                                       dan  = Kelarutan dalam pelarut campur.
Co = Kelarutan dalam cairan
F = Fraksi Kosolven
Contoh penggunaan persamaan persamaan di atas
* Kelarutan parasetamol dalam formulasi pelarut campur. Kelarutan parasetamol : 11,1 mg/ml
pKa = 9,5 & dosis terapi = 120 mg/5 ml = 24 mg/ml
      pHp = 9,5 + log   = 9,57
2.       Dibuat garamnya
3.       Kompleksasi
4.       Pengaruh PH
5.       Ukuran Partikel
6.       Solubilisasi Miselar
7.       Hidrotopi
8.       Modifikasi kimia obat

No comments:

Post a Comment