Tekonologi
Farmasi Sediaan Semisolid dan likuid (Semsol)
Pendahuluan
Kelarutan adalah
jumlah bagian pelarut yang dapat melarutkan 1 bagian bahan obat. 1bagian ini
dinyatakan sebagai 1 gram.
Ada beberapa
pengertian dasar yang perlu diketahui sebelum mempelajari pelajaran ini yaitu:
1.
Bioavailabilitas.
Adalah jumlah persentasi obat yang mampu direabsorpsi oleh tubuh dari dosis
yang diberikan. Merupakan ukuran seberapa cepat dan seberapa banyak suatu obat
mencapai sirkulasi sistemik
2.
Biofarmasetika.
Adalah ilmu yang mempelajari hubungan sifat fisiko-kimia obat terhadap
bioavailabilitas obat.
3.
Praformulasi.
Adalah suatu investigasi tentang sifat sifat fisko-kimia zat aktif atau
eksipien.
Tujuan Praformulasi adalah memberikan informasi kepada formulator dalam mengembangkan
sediaan yang stabil dan tersedia hayati untuk dapat diproduksi dalam skala
besar.
4.
Formula.
Adalah susunan komponen komponen penyusun suatu sediaan yang dinyatakan dalam
satuan tertentu.. (mg, g, kg % b/b, % b/v, dll)
5.
Formulasi.
Adalah suatu proses mengubah obat dengan bantuan eksipien menjadi suatu bentuk
sediaan. Obat + Eksipien + Metode pembuatan -> bentuk sediaan
6.
Dosage
form (bentuk sediaan). Adalah semua bentuk di mana obat dalam formula yang
cocok dapat diberikan untuk setiap kemungkinan cara penggunaan guna memastikan
efek terapi yang maksimal dalam rangka meningkatkan kualitas hidup pasien.
7.
A
drug is comperted to a medicine
Obat > Bentuk Sediaan > Efek Maksimal
Macam-macam rute pemberian obat:
1.
Oral.
Melalui mulut
2.
Peroral
(per os). Lambung Melalui mulut.
3.
Sublingual.
Di bawah lidah.
4.
Parenteral.
Selain dari saluran (dengan penyuntikan.
a.
Intravena.
Melalui vena
b.
Intraarteri.
Melalui arteri
c.
IntraSpinal.
Melalui spinal.
d.
Intakardia.
Melalui jantung
e.
Intraartikular.
Melalui persendian.
f.
Intrakutan
atau Intra kulit. Melalui kulit.
5.
Rektal.
Melalui rektum.
6.
Vaginal.
Melalui vagina
7.
Uretral.
Melalui uretra.
8.
Aural.
Melalui telinga
9.
Transdermal.
Melalui kulit, permukaan kulit.
10.
Intraokluar.
Melalui mata.
11.
Konjungtival. Melalui konjungtiva
12.
Epicutaneous.
Melalui permukaan kulit.
Rancangan Bentuk
sediaan harus dibuat berdasarkan:
1.
Pertimbangan
Biofarmasetika. Berdasarkan rute pemberian obat dan sifat fisiko-kimia obat.
2.
Pendekatan
fisiko-kimia obat. Berdasarkan hubungan penyakit yang diderita dengan bentuk
sediaan obat yang cocok untuk diberikan.
3.
Pertimbangan
terapeutik. Berdasarkan hubungan antara kondisi pasien dengan dosis yang harus
diberikan. Meliputi pertimbangan berat nya penyakit, jenis kelamin, umur,
situasi emergency atau tidak, lokasi pemberian obat, durasi pemberian obat,
dll.
Praformulasi
Informasi yang
perlu diketahui tentang sifat fisko-kimia obat berkaitan dengan pembuatan
sediaan obat yaitu:
1.
Pemerian
/ Organoleptik
2.
Kelarutan
3.
PH
4.
PKa
atau PKb
5.
Stabilitas
6.
Inkompatibilitas
/ OTT (Obat tidak tercampur)
7.
Wadah
dan Penyimpanan
8.
Ukuran
Pertikel
9.
Titik
Leleh
10.
Konstanta
disosiasi.
11.
Koefisien
partisi
12.
Disosiasi
13.
Dosis
14.
Metode
analitik
15.
Kristal,
polimorfisme, dll.
Larutan
Larutan adalah sediaan
cair yang mengandung satu atau lebih bahan terlarut yang membentuk satu fasa
tunggal atau homogen, dan digunakan untuk penggunaan internal ataupun eksternal.
Keuntungan
Membuat sediaan dalam bentuk larutan:
1.
Mudah
ditelan
2.
Cepat
diabsoprsi -> respons biologis cepat
3.
Obat
terdistribusi merata -> Dosis Seragam
4.
Mengurangi
iritasi karena langsung diencerkan asam lambung
Kerugian bentuk sediaan larutan:
1.
Bersifat
voluminous.
2.
Stabilitas
rendah -> Shelf life rendah
3.
Membutuhkan
pengawet -> air merupakan media pertumbuhan bakteri
4.
Perlu
pemanis -> untuk menutupi rasa tidak enak dari zat aktif
5.
5.
Ketepatan dosis -> tergantung takaran
Macam-macam
bentuk larutan:
A.
Untuk
diminum:
1.
Mixtura.
Larutan yang mengandung 2 atau lebih bahan terlarut (larutan majemuk)
2.
Eliksir.
Larutan yang mengandung hidroksil alkohol yang diberi gula
3.
Sirup.
Larutan yang mengandung gula kadar tinggi.
4.
Obat
tetes pediaktrik. Untuk obat tetes seperti vitamin untuk bayi
B.
Untuk
mulut dan kerongkongan
1.
Obat
kumur / gargarisma
2.
Obat
pencuci / pembilas mulut
C.
Digunakan
pada rongga tubuh
1.
Obat
tetes telonga
2.
Lain-lain
3.
Obat
tetes hidung
D.
Lain-lain
1.
Tinctura.
Larutan yang dibuat dengan menyari unsur aktif dari bahan obat alam
2.
Ekstrak
cair. Larutan dari zat kimia yang dilarutkan dalam alkohol atau pelarut yang
mengandung hidro alkohol
3.
Spiritus.
Larutan yang mengandung bahan bahan harum + alkohol
Bahan bahan
aditif untuk larutan:
1.
Pengawet.
Contoh: Asam Benzoat, Na Benzoat, Metilparaben, Propil paraben
2.
Pemanis.
Contoh: Aspartam, Na Sakarin, sakarosa, sirup simpleks, sorbitol, gliserin,
glukosa
3.
Pewarna.
Contoh: FD&C fast Green, Sunset yellow, Eritromisin
4.
Buffer.
Contoh: Dapar Fosfat, Dapar asetat
5.
Antioksidan.
Contoh: BHT, BHA, Propyl gallate, Vitamin C, Vitamin E
6.
Isotonis.
Contoh: Garam -garam
7.
Perubah
densitas. Contoh: Sirup simpleks
8.
Pewangi.
Essence orange, Essence Aplle, Essence Strawberry, Oleum Rosae, Oleum orange
Cara-cara
Meningkatkan kelarutan obat bila obat sukar larut dalam air.
1.
Gunakan
Kosolven / Pelarut Campur
Contoh kosolven: air, glserin, propilena glikol ,etanol, poli etilena
glikol
Persamaan
Kelarutan Kosolven:
Log Cs = f. Log + Log Co
Cs = Kelarutan
Jenuh dan = Kelarutan
dalam pelarut campur.
Co = Kelarutan
dalam cairan
F = Fraksi
Kosolven
Contoh
penggunaan persamaan persamaan di atas
* Kelarutan
parasetamol dalam formulasi pelarut campur. Kelarutan parasetamol : 11,1 mg/ml
pKa = 9,5
& dosis terapi = 120 mg/5 ml = 24 mg/ml
pHp = 9,5 + log = 9,57
2.
Dibuat
garamnya
3.
Kompleksasi
4.
Pengaruh
PH
5.
Ukuran
Partikel
6.
Solubilisasi
Miselar
7.
Hidrotopi
8.
Modifikasi
kimia obat