JALAN
KESUKSESAN
Vayametheva
puriso, yava atthassa nippada
Berusahalah
terus hingga hasil yang dituju tercapai.
(Samyutta
Nikaya, Sagathavagga 891)
Apa yang menjadi harapan manusia pada
umumnya di dalam kehidupan ini ? Umumnya manusia mempunyai kesamaan keinginan
yaitu dambaan untuk hidup sukses / berhasil sesuai dengan keinginan dan tujuan
serta cita-citanya masing-masing. Ada orang ingin sukses di bidang : karier;
bisnis; pendidikan; pergaulan; spiritual dan sebagainya, atau komplitnya sukses
secara lahir dan batin. Oleh karena itu, tidaklha mengherankan kalau kemudian
banyak orang yang mengharapkan suatu kesuksesan, lalu berusaha mencari dan
mengejarnya tetapi tidak sedikit yang mengalami kegagalan. Mengapa ? Menurut
jawaban umum yang sering kita dengar
yaitu dikatakan bahwa orang itu belum sukses karena nasibnya masih kurang baik, tidak
mujur atau belum ada hoki (ini jawaban sederhana / praktis). Namun jawaban yang
lebih intelektual adalah karena mereka belum melakukan hal-hal /
prinsip-prinsip yang telah dilakukan oleh orang-orang sukses. Misalnya seperti
yang telah dilakukan oleh para pendiri agama-agama besar di dunia; para
ilmuwan; para konglomerat; para pemimpin besar dunia dan sebagainya. Bagaimana
pandangan agama Buddha, tentang terjadinya suatu kesuksesan serta cara untuk
mencapai kesuksesan? Menurut Dhamma segala sesuatu itu terjadi, termasuk
kesuksesan bukan ditentukan oleh hanya satu faktor tunggal saja, tetapi
merupakan hasil gabungan dari berbagai faktor yang memenuhi persyaratan untuk
menjadi sukses atau dengan kata lain hasil pekerjaannya mencapai kesempurnaan.
Jadi kalau faktor yang dibutuhkan belum terpenuhi, maka kesuksesan tidak akan
terjadi. Contoh di jaman dahulu, ketika belum ditemukan korek api, orang
membuat api dengan kayu yang digosok secara terus menerus tidak boleh berhenti
sebelum nyala api, kalau berhenti harus diulang dari awal lagi, secara terus
menerus hingga sukses membuat nyala api. Nah api itu bisa nyala karena gabungan
dari beberapa faktor yaitu pertama: harus ada kayu yang kering, kalau kayunya
basah digosok sampai lelah tidak bakalan nyala apinya, kedua : harus ada orang
yang berniat membuat api, ketiga : niat itu harus diwujudkan dalam bentuk
tindakan menggosok kayu itu secara terus menerus, keempat : harus ada oksigen.
Bila persyaratan ini tidak terpenuhi maka orang tidak akan sukses membuat api
secara primitif.
Sejarah dunia menegaskan bahwa Sang
Buddha adalah seorang pekerja terkemuka, menjumpai berbagai kesulitan di dalam
melaksanakan pekerjaannya, akhirnya semua tujuan itu terpenuhi dan mencapai
sukses. Setelah semua terlaksana Beliau mencapai parinibbana. Sang Buddha setelah mencapai kesuksesan, Beliau dengan
penuh kasih saying demi kesuksesan semua mahluk Beliau mengajarkan Dhamma yang
terdapat di Vibhanga 216,413 dengan
nama Iddhipada 4: 4 macam jalan
kesuksesan, yaitu :
1.
Chanda :
Kesukaan / senang di dalam mengerjakan hal-hal yang sedang dikerjakan. Misalnya
: seorang guru harus senang mengajar; seorang petani harus suka bercocok tanam;
seorang murid harus senang belajar; seorang pengusaha harus suka bisnis; Chanda merupakan musuh dari kebosanan,
bila telah memiliki Chanda maka tidak
ada lagi yang namanya kebosanan dan pekerjaan yang berat / sulit akan menjadi
ringan dan mudah karena ada rasa suka / senang & cinta terhadap pekerjaan.
Tanpa Chanda di dalam diri, seseorang
tidak akan memperoleh kesuksesan karena bosan, selalu berpindah pindah tidak
ada ketetapan hati. Sebelum melakukan suatu pekerjaan, Chanda haruslah ditanamkan terlebih dahulu.
2.
Viriya
:
Usaha yang bersemangat di dalam mengerjakan sesuatu. Biasanya diawali Chanda lebih dahulu lalu mengerjakan
pekerjaan itu, di dalam melakukan pekerjaan umumnya akan mengalami kesulitan /
rintangan dan ini sangat tergantung keberanian dan kemauan yang kuat (Viriya) untuk menghadapinya demi
tercapainya kesuksesan. Viriya
bermanfaat untuk menghancurkan kemalasan. Dengan usaha / tekad yang bersemangat
terus, pantang menyerah membuat seseorang menjadi kuat menghadapi berbagai
kesulitan. Ciri-ciri orang yang memiliki Viriya,
biasanya tidak suka menumpuk / menunda pekerjaan. Untuk membangkitkan Viriya dapat dengan cara menambah Chanda, bergaul dengan orang yang rajin,
tak bergaul dengan yang malas.
3.
Citta :
Memperhatikan dengan sepenuh hati pada hal-hal yang sedang dikerjakan, tanpa
membiarkannya begitu saja. Adanya perhatian yang sungguh-sungguh akan membuat
seseorang tetap focus pada tujuan. Manfaat memiliki perhatian adalah tidak
lengah tapi waspada dan keuntungannya, apabila ada masalah akan segera
terdeteksi sehingga dapat dilakukan pencegahan secara dini (kerugian bisa
diminimalkan).
4.
Vimamsa :
merenungkan dan menyelidiki alasan alasan atau menggunakan pengertian secara
bijaksana terhadap hal hal yang sedang dikerjakan. Misalnya berkaitan dengan :
ketentuan-ketentuan; cara-cara bekerja yang baik demi memperoleh hasil yang
lebih baik serta apa keuntungan dan kerugian daripada pekerjaan itu. Jadi
perenungan (observasi), penyelidikan dan evaluasi harus senantiasa terus
dilakukan untuk memperbaiki, penyempurnaan dan meningkatkan hasil. Manfaat
mempunyai Vimamsa, menyebabkan
terciptanya berbagai macam produk-produk yang mensejahterakan manusia dan
pencapaian kesuksesan orang-orang besar di dunia ini.
Keempat sifat ini, apabila dipenuhi, akan
membawa seseorang mencapai tujuannya sesuai dengan kemampuan orang tersebut.
Namun apabila sifat-sifat ini seringkali diabaikan dan dilupakan, walaupun
seseorang berharap untuk mencapai tujuannya, keberhasilan dalam pekerjaan
apapun yang diambilnya; tak pernah diperoleh. Marilah kita simak contoh berikut
ini. Ada satu oeribahasa mengatakan, “Di mana ada kemauan di situ ada jalan.”
Secara umum dikatakan , kalau kita sungguh-sungguh bertekad untuk mengerjakan
sesuatu, walaupun pada mulanya tampak sukar dan tidak mungkin, cepat atau
lambat kita akan menemukan satu jalan untuk mengerjakannya.. Orang-orang yang
tidak menaruh pikiran dan hati ke dalam tugas atau kewajibannya jarang
memperoleh keberhasilan. Patut diingat tekad kuat atau kegigihan merupakan ciri
has semua orang yang telah menyelesaikan pekerjaan pekerjaan besar. Mereka
mungkin kekurangan sifat-sifat lainnya yang diharapkan. Mereka mungkin memiliki
kelemahan-kelemahan tertentu, namun ketekunan tidak pernah “absen” dari orang
yang mencapai sukses.
Keberanian dan kegagahan merupakan sifat
yang diperlukan dalam pencapaian besar / agung.Mereka yang takut untuk
mengambil kesempatan-kesempatan, yang tersembunyi dari kesukaran-kesukaran,
yang tak dapat berpantang/menahan diri dari kesenangannya, harus puas dengan
hasil-hasil yang “kecil”. Banyak orang yang menjadi terkenal, seperti para
sarjana, para ilmuwan, para penemu atau penjelajah, harus menghadapi berbagai
rintangan untuk mencapai keberhasilan.
Dari keterangan tersebut diatas dapat
diambil kesimpulan bahwa keempat jalan kesuksesan (Iddhipada 4) berfungsi untuk mengatasi empat hal yaitu :
1.
Bosan
2.
Malas
3.
Lalai / Lengah
4.
Bodoh
Yang merupakan sebab musabab mengapa
orang tidak memperoleh kesuksesan. Sang Buddha menyatakan bahwa barang siapa
ingin mencapai sukses, patut mengikuti empat prinsip keberhasilan, yaitu : Chanda, Viriya, Citta Vimamsa. NB :
Keempat sifat di atas adalah kondisi mental / batinyang positif, apabila
dipenuhi / dipraktekkan, akan membawa seseorang mencapai ke tujuan akhir yang
positif pula.
Ceramah Oleh : Bhikkhu
Adhijayo tanggal 13 Maret 2016
Sumber : Berita Dhammacakka
No. 1131.