DIBUTUHKAN SEGERA KARYAWAN UNTUK MENJAGA TOKO DI DAERAH DEPOK , PRIA / WANITA MINIMAL LULUSAN SMP
KIRIM CV KE ALAMAT EMAIL :
ricky_kurniawan02@yahoo.com
PALING LAMBAT TANGGAL 31 MARET 2015
KIRIM CV KE ALAMAT EMAIL :
ricky_kurniawan02@yahoo.com
======================================================
Dijual biji jagung Popcorn ukuran:
1. 200 gram = Rp. 8.000,-
2. 250 gram = Rp. 10.000,-
3. 500 gram = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-
Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a
Mengapa Si Cerdas Tak Beruntung dalam Asmara
Keberuntungan
ternyata tak selalu jadi milik si cerdas, terutama dalam hal asmara.
Minggu, 15 Maret 2009, 19:05 WIB
Elin Yunita Kristanti
(doc Corbis)
BERITA TERKAIT
- Mengelola Keuangan Keluarga Baru
- Lima Bahasa Ekspresi Cinta
- Kepuasan Bercinta Seketika, Pria Lebih Siap
- Ketika Pasangan Digoda Pria Lain
- Mengatasi Gangguan Bercinta
VIVAnews - Keberuntungan ternyata tak selalu jadi milik si cerdas,
terutama dalam hal asmara. Menurut pakar hipnoterapi, Alex Benzer berpendapat
makin cerdas seseorang makin tak beruntung dia dalam hubungan asmara. Benarkah?
1. Pencapaian lebih penting ketimbang jalinan asmara
Orang cerdas biasanya datang dari keluarga yang juga cerdas. Sejak kecil, sang anak cerdas hidup dalam lingkungan yang berorientasi pada pencapaian. Nilai sempurna, rangking teratas, masuk sekolah favorit, jago olahraga, pintar main musik, jadi tuntutan dan hukumnya wajib. Bayangkan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai semua itu. Ketika tumbuh dewasa, orang-orang cerdas ini selalu memasang target dalam hidupnya. Sehingga, tak ada waktu untuk persoalan asmara.
2. Si cerdas mengira dengan pencapaiannya mereka berhak mendapatkan cinta
Etos yang selalu dipegang para para pemilik otak moncer adalah, kerja keras akan berbuah hasil yang baik. Hasil baik bisa berarti pujian, penghormatan dari lingkungan, dan rasa sayang dari orang tua yang merasa bangga. Namun, si cerdas mengira kerja keras mereka otomatis akan membuahkan kehidupan asmara yang indah.
Maaf, untuk hal ini, Anda salah. Mungkin saja kecerdasan yang memancar dalam diri Anda akan menarik perhatian lawan jenis. Anda mungkin akan mendapatkan kencan istimewa. Namun, dengan hanya mengandalkan kemampuan intelektual, kencan yang anda dapatkan hanya akan jadi kencan pertama dan terakhir.
Sukses dalam hal asmara tak ada kaitannya dengan kecerdasan intelektual. Kemampuan membuat mencintai Anda tak ada hubungannya dengan secerdas apa Anda menyelesaikan soal-soal kalkulus super rumit. Sama halnya dengan kemampuan membangkitkan romantisme, percayalah, hapalan sajak Shakespeare Anda tak akan manjur tanpa diimbangi kemampuan memahami pasangan.
3. Si cerdas tak punya kesadaran seksual
Berstatus 'orang cerdas', yang katanya hanya sekitar 5 persen dari seluruh populasi manusia, tak serta merta menaikan daya tarik seksual Anda. Bagi perempuan cerdas, penting untuk Anda bergaya sensual. Sebaliknya, bagi para pria cerdas, tampilah sedikit agresif. Menjadi cerdas tak berarti menjadi dingin dan kaku.
4. Terlalu banyak berpikir tanpa bertindak
Asmara merupakan hal yang lumrah. Sejak nenek moyang manusia, homo erectus, adalah fitrah manusia untuk bereproduksi. Andapun diprogram untuk bereproduksi. Jadi, jangan hanya berteori, lakukan saja.
1. Pencapaian lebih penting ketimbang jalinan asmara
Orang cerdas biasanya datang dari keluarga yang juga cerdas. Sejak kecil, sang anak cerdas hidup dalam lingkungan yang berorientasi pada pencapaian. Nilai sempurna, rangking teratas, masuk sekolah favorit, jago olahraga, pintar main musik, jadi tuntutan dan hukumnya wajib. Bayangkan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai semua itu. Ketika tumbuh dewasa, orang-orang cerdas ini selalu memasang target dalam hidupnya. Sehingga, tak ada waktu untuk persoalan asmara.
2. Si cerdas mengira dengan pencapaiannya mereka berhak mendapatkan cinta
Etos yang selalu dipegang para para pemilik otak moncer adalah, kerja keras akan berbuah hasil yang baik. Hasil baik bisa berarti pujian, penghormatan dari lingkungan, dan rasa sayang dari orang tua yang merasa bangga. Namun, si cerdas mengira kerja keras mereka otomatis akan membuahkan kehidupan asmara yang indah.
Maaf, untuk hal ini, Anda salah. Mungkin saja kecerdasan yang memancar dalam diri Anda akan menarik perhatian lawan jenis. Anda mungkin akan mendapatkan kencan istimewa. Namun, dengan hanya mengandalkan kemampuan intelektual, kencan yang anda dapatkan hanya akan jadi kencan pertama dan terakhir.
Sukses dalam hal asmara tak ada kaitannya dengan kecerdasan intelektual. Kemampuan membuat mencintai Anda tak ada hubungannya dengan secerdas apa Anda menyelesaikan soal-soal kalkulus super rumit. Sama halnya dengan kemampuan membangkitkan romantisme, percayalah, hapalan sajak Shakespeare Anda tak akan manjur tanpa diimbangi kemampuan memahami pasangan.
3. Si cerdas tak punya kesadaran seksual
Berstatus 'orang cerdas', yang katanya hanya sekitar 5 persen dari seluruh populasi manusia, tak serta merta menaikan daya tarik seksual Anda. Bagi perempuan cerdas, penting untuk Anda bergaya sensual. Sebaliknya, bagi para pria cerdas, tampilah sedikit agresif. Menjadi cerdas tak berarti menjadi dingin dan kaku.
4. Terlalu banyak berpikir tanpa bertindak
Asmara merupakan hal yang lumrah. Sejak nenek moyang manusia, homo erectus, adalah fitrah manusia untuk bereproduksi. Andapun diprogram untuk bereproduksi. Jadi, jangan hanya berteori, lakukan saja.
5. Selalu berharap tentang
kesempurnaan
Ada tiga pilihan bagi orang cerdas
yakni menyerah pada kesempurnaan, nekat berkeliling mencari calon yang tepat
untuk dijadikan pasangan, atau masuk biara karena tak kunjung menemukan pasa
ngan yang tak sempurna.
Pilihan pertama adalah yang terbaik. Tujuan dari sebuah hubungan adalah untuk saling berbagi cinta. Tak ada pasangan yang 100 persen sempurna. Jadi, lebih bijak untuk menerima apa yang pasangan kita berikan daripada mempermasalahkan apa yang tak mampu mereka persembahkan.
Pilihan pertama adalah yang terbaik. Tujuan dari sebuah hubungan adalah untuk saling berbagi cinta. Tak ada pasangan yang 100 persen sempurna. Jadi, lebih bijak untuk menerima apa yang pasangan kita berikan daripada mempermasalahkan apa yang tak mampu mereka persembahkan.
http://kosmo.vivanews.com/news/read/40751-mengapa_si_cerdas_tak_beruntung_dalam_asmara
No comments:
Post a Comment