1. Jenis Bakteri. ada bakteri yang memang patogen ada yang tidak.
2. Jumlah mikroba tersebut. Mikroba yang tidak merugikan pun bila dalam jumlah banyak, akan menjadi patogen atau merugikan
3.Antibiotik
Ada 2 cara kerja antibiotik secara umum yaitu:
1. Bakteriostatik. Artinya antibiotik yang tidak membunuh bakteri tetapi menghambat pertumbuhan bakteri
2. Bakterisid. Artinya antibiotik ini bekerja membunuh bakteri.
Diantara Antibiotik yang dapat digunakan, ada berbeapa antibiotik yang mempunyai aktivitas: sinergis, antagonis, dan mirip.
Sinergis -> antibiotik tersebut bekerja saling membantu, saling menguatkan
Contoh: Penisilin/ Sefalosporin dengan aminoglikosida
Amfoterisin dengan Rifampisin
Bakterisid dengan bakterisid, bakteriostatik dengan bkteriostatik
Antagonis: bakterisid dengan bakteriostatik
Resistensi antimikroba: Suatu kondisi dimana mikroba tidak lagi terganggu dengan antibiotik.
Penyebab resistensi:
-Penggunaan antibiotik yang tidak tepat
-Dosis yang tidak tepat
-Pemakaian antibiotik yang tidak teratur
-Lama penggunaan antibiotik yang kurang
Karena itu perlu Penggunaan antibtiotik yang rasional yaitu:
-Tepat Diagnosis
-Tepat indikasi
-Tepat Dosis, lama dan cara pemberian
-Tepat Pemilihan antibiotik
-Tepat peacikan dan pemberian informasi
-Tepat usaha tindak lanjut
-Kepatuhan pasien
Antibiotik dibagi menjadi 8 jenis berdasarkan struktur kimianya yaitu:
1. Betalaktam. Contoh: Penisilin dan sefalosporin
2. Tetrasiklin. Merupakan turunan dari oktahidronaftasen
3. Kloramfenikol. Merupakan turunan dari nitrobenzen dan diklorasetat
4. Aminoglikosida. Merupakan antibiotik yang mempunyai gugus amin yang berikatan dengan gula secara glikosidik
5. Makrolid. Merupakan suatu makromolekul yang mempunyai cincin lakton
6. Antifungi. Contoh: Polien
7. Polipeptida. Merupakan antibiotik yang mengandung asam-asam amino
7. Lain-lain. Contoh: Vankomisin, Novobiosin, Basitrasin
Mekanisme kerja Antibiotik ada 5 macam yaitu:
1. Menghambat sintesis protein. Antibiotik berikatan dengan ribosom bakteri sehingga terjadi kesalahan pada saat sintesis mRNA, akibatnya terjadi kesalahan pengaturan asam amino pada saat sintesis protein dan akhirnya protein yang dihasilkan tidak dapat digunakan.
contoh: Kloramfenikol -> berikatan pada ribosom 50 S
Tetrasiklin -> berikatan pada ribosom 30 S
Ribosom bakteri adalah 70 S, Sementara ribosom manusia adalah 80 S sehingga antibiotik dengan mekanisme ini tidak berbahaya pada manusia.
2. Menghambat sintesis dinding sel.
Pada dosis kecil, antibiotik ini menghambat terbentuknya ikatan glikosidik pada dinding sel sehingga terbentuk bakteri yang panjang tanpa sekat. Dengan kondisi bakteri yang ukurannya panjang seperti ini, makrofag dalam tubuh lebih giat untuk memakannya.
Pada dosis yang lebih besar, antibiotik ini dapat menghambat sintesis dinding sel.
Contoh: Penisilin, Sefalosporin
3. Mempengaruhi keutuhan membran sel bakteri.
Contoh: Polimiksin untuk bakteri Gram Negatif (-)
Polien untuk fungi. Antibiotik untuk bakteri tidak bisa digunakan untuk fungi karena struktur dinding selnya berbeda.
4. Menghambat sintesis asam nukleat.
Contoh: Asam Nalidiksat -> menhambat sintesis DNA tetapi tidak menghambat sintesis RNA
Rifampisin -> menghambat enzim RNA polimerase -> tidak terbentuk RNA->tidak terbentuk DNA
Isoniazid -> menghambat pembentukan asam mikolat.
Rifampisin, isoniazid sering dikombinasikan dengan etambutol untuk obat TBC, karena bakteri TBC berbeda dengan bakteri lainnya yaitu pada dinding selnya terdapat asam mikolat.
5. Menggangu metabolisme dalam tubuh bakteri
Contoh: Sulfonamid, Trimetropim, PAS (Para Amino Sulfonamid), Sulfon.
Dalam tubuh bakteri, terdapat asam folat yang diperlukan untuk sintesis protein tersebut. Asam Folat ini dibentuk dari PABA (Para Amino Benzoat Acid) yanga ada dalam tubuh manusia tersebut. Gugus sulfat yang ada pada antibiotik ini mempunyai struktur yang mirip dengan gugus PABA, sehingga dengan adanya antibiotik ini dalam tubuh bakteri, bakteri tersebut menghasilkan asam folat lain yang tidak berfungsi -> tidak terjadi sintesis protein -> bakteri mati perlahan lahan. Oleh karena itu antibiotik dengan mekanisme seperti ini termasuk antibiotik bakteriostatik.