DIBUTUHKAN SEGERA KARYAWAN UNTUK MENJAGA TOKO DI DAERAH DEPOK , PRIA / WANITA MINIMAL LULUSAN SMP
KIRIM CV KE ALAMAT EMAIL :
ricky_kurniawan02@yahoo.com
PALING LAMBAT TANGGAL 31 MARET 2015
KIRIM CV KE ALAMAT EMAIL :
ricky_kurniawan02@yahoo.com
======================================================
Dijual biji jagung Popcorn ukuran:
1. 200 gram = Rp. 8.000,-
2. 250 gram = Rp. 10.000,-
3. 500 gram = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-
Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb:
7dfe719a
======================================================
1. 200 gram = Rp. 8.000,-
2. 250 gram = Rp. 10.000,-
3. 500 gram = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-
Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a
Orang Sedih Lebih Tajam Ingatannya
24/08/2011
09:28 | Gaya Hidup
Liputan6.com, London: Rasa sedih sering dikaitkan dengan
buruknya kinerja setiap harinya. Tetapi baru-baru ini para ilmuwan menemukan
bahwa orang yang sedih memiliki satu keunggulan di antara rekan-rekan mereka
yang lebih bahagia. Perasaan sedih bisa membuat seseorang lebih baik dalam
mengenal wajah.
Peneliti Peter Hills, dari Anglia Ruskin University, mengatakan temuan itu bisa mengarah pada pengobatan yang lebih baik untuk depresi. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Consciousness and Cognition.
"Saya terkejut. Perasaan sedih biasanya berhubungan dengan kinerja yang lebih buruk pada tugas-tugas kognitif," katanya seperti dilansir Dailymail, Rabu (24/8).
Dalam penelitian ini, Dr Hills dan timnya di universitas yang berbasis di Cambridge dan Chelmsford memainkan tiga buah musik untuk mendapatkan satu dari tiga suasana hati pada relawan. Yakni sedih, senang, atau netral.
Requiem Mozart dimainkan untuk rasa sedih; tema riang dari acara TV 1980 The A-Team untuk rasa bahagia, dan tema dari film 1990 The Hunt For Red October untuk suasana hati yang netral.
Para relawan itu kemudian diminta untuk memikirkan momen paling menyedihkan atau paling bahagia dalam hidup mereka, atau memikirkan perjalanan pulang ke rumah jika netral.
Relawan yang berjumlah 88 orang dan kesemuanya siswa itu kemudian diminta untuk melihat 32 wajah dengan ekspresi netral. Setelah menyelesaikan kuesioner singkat sebagai pengalih perhatian, mereka kemudian ditunjukkan 64 wajah dan diminta untuk memilih 32 wajah yang asli, yang pertama ditunjukkan.
Para relawan sedih memberikan respons paling akurat, sedangkan siswa yang bahagia adalah yang paling sedikit akurat.
Percobaan kedua melihat proses yang sama, tapi kali ini 60 relawan melihat gambar sedih, wajah bahagia, dan netral. Sekali lagi, para relawan sedih mampu memilih banyak wajah. Para siswa dalam kelompok bahagia dan netral melakukan dengan cara yang sama, mereka mampu mengingat wajah yang lebih bahagia dan netral dibandingkan yang sedih.
Dr Hills mengatakan kepada situs LiveScience: "Orang lebih suka melihat wajah bahagia. Bukankah wajah tersenyum selalu lebih menarik daripada yang sedih?".
"Ini mungkin saja karena kita lebih suka melihat wajah-wajah bahagia, kita bisa lebih banyak perhatian."
Percobaan terakhir mengikuti pola yang sama seperti yang kedua, selain itu relawan diminta untuk mengingat wajah-wajah yang mereka lihat. Tiga kelompok menjawab dengan tingkat keberhasilan yang sama.
"Ada kemungkinan bahwa orang sedih mungkin lebih rentan terhadap isyarat-isyarat sosial," kata Dr Hills LiveScience.
"Saya memiliki penelitian lain yang menunjukkan bahwa orang sedih cenderung melihat area yang berbeda dari wajah orang-orang bahagia, dan ini dapat menyebabkan mereka untuk menjadi lebih akurat, tapi kami belum tahu benar".
"Meskipun menyelidiki kesedihan berguna, fokus utama adalah untuk mencoba dan memahami bagaimana mencegah dan mengobati depresi".(MEL)
Peneliti Peter Hills, dari Anglia Ruskin University, mengatakan temuan itu bisa mengarah pada pengobatan yang lebih baik untuk depresi. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Consciousness and Cognition.
"Saya terkejut. Perasaan sedih biasanya berhubungan dengan kinerja yang lebih buruk pada tugas-tugas kognitif," katanya seperti dilansir Dailymail, Rabu (24/8).
Dalam penelitian ini, Dr Hills dan timnya di universitas yang berbasis di Cambridge dan Chelmsford memainkan tiga buah musik untuk mendapatkan satu dari tiga suasana hati pada relawan. Yakni sedih, senang, atau netral.
Requiem Mozart dimainkan untuk rasa sedih; tema riang dari acara TV 1980 The A-Team untuk rasa bahagia, dan tema dari film 1990 The Hunt For Red October untuk suasana hati yang netral.
Para relawan itu kemudian diminta untuk memikirkan momen paling menyedihkan atau paling bahagia dalam hidup mereka, atau memikirkan perjalanan pulang ke rumah jika netral.
Relawan yang berjumlah 88 orang dan kesemuanya siswa itu kemudian diminta untuk melihat 32 wajah dengan ekspresi netral. Setelah menyelesaikan kuesioner singkat sebagai pengalih perhatian, mereka kemudian ditunjukkan 64 wajah dan diminta untuk memilih 32 wajah yang asli, yang pertama ditunjukkan.
Para relawan sedih memberikan respons paling akurat, sedangkan siswa yang bahagia adalah yang paling sedikit akurat.
Percobaan kedua melihat proses yang sama, tapi kali ini 60 relawan melihat gambar sedih, wajah bahagia, dan netral. Sekali lagi, para relawan sedih mampu memilih banyak wajah. Para siswa dalam kelompok bahagia dan netral melakukan dengan cara yang sama, mereka mampu mengingat wajah yang lebih bahagia dan netral dibandingkan yang sedih.
Dr Hills mengatakan kepada situs LiveScience: "Orang lebih suka melihat wajah bahagia. Bukankah wajah tersenyum selalu lebih menarik daripada yang sedih?".
"Ini mungkin saja karena kita lebih suka melihat wajah-wajah bahagia, kita bisa lebih banyak perhatian."
Percobaan terakhir mengikuti pola yang sama seperti yang kedua, selain itu relawan diminta untuk mengingat wajah-wajah yang mereka lihat. Tiga kelompok menjawab dengan tingkat keberhasilan yang sama.
"Ada kemungkinan bahwa orang sedih mungkin lebih rentan terhadap isyarat-isyarat sosial," kata Dr Hills LiveScience.
"Saya memiliki penelitian lain yang menunjukkan bahwa orang sedih cenderung melihat area yang berbeda dari wajah orang-orang bahagia, dan ini dapat menyebabkan mereka untuk menjadi lebih akurat, tapi kami belum tahu benar".
"Meskipun menyelidiki kesedihan berguna, fokus utama adalah untuk mencoba dan memahami bagaimana mencegah dan mengobati depresi".(MEL)
http://gayahidup.liputan6.com/read/350251/orang-sedih-lebih-tajam-ingatannya
No comments:
Post a Comment