(Dijual sebuah Counter di dalam City Mall Tangerang, ukuran 2 x 2 meter. Harganya sangat murah, hanya Rp 110 juta saja. Cocok untuk usaha di dalam Mall. Hubungi: 0818111368 / 02190450533. Pin bb: 7dfe719a. Foto counter menyusul. Bagi yang membantu memasarkan, akan dapat komisi.)
======================================================
Dijual biji jagung Popcorn ukuran:
1. 200 gram = Rp. 8.000,-
2. 250 gram = Rp. 10.000,-
3. 500 gram = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-
Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a
======================================================
1. 200 gram = Rp. 8.000,-
2. 250 gram = Rp. 10.000,-
3. 500 gram = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-
Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a
Kimia Bahan Alam merupakan salah satu cabang ilmu kimia yang membahas tentang senyawa senyawa kimia yang terdapat dalam bahan alam baik yang berasal dari mineral, mikroba, jaringan & organ hewan, serta dari tumbuhan.
Bahan senyawa aktif
dari hewan: Bahan
aktif dari mineral:
-Gelatin -Garam
Kalsium
-Asam empedu ( asam
Kholat, asam desoksi-kholat, -Iod
(Dari rumput laut, mineral tanah,
chemodesoksikholat) dan
garam-garam)
-Dekstran (sebagai
plasma ekspander)
-Heparin
Berbagai jenis
sediaan obat alami:
1. Jamu; serbuk,
ekstrak, simplisia à dikemas modern
2. Sediaan/
preparat Galenika; Tinktur, Ekstrak, Pulvis, dll.
3. Fitofarmaka;
Ekstrak Standar à dikemas modern.
Sudah diuji
Praklinik dan uji klinik berkaitan dengan uji khasiat dan uji toksisitas (akut
dan kronis)
Sediaan Galenika (Alkaloida)
1. Sediaan Galenika
Opium: Pulvis Opii, Tinctur Opii,Tinctur Opii Aromatica, Ekstrak Opii.
2. Sediaan
GalenicaRadix Ipecac
3. Sediaan Galenika
Radix Rauwolfiae
4. Sediaan Galenika
Belladonae/ Hyoscyamin Herba/Ekstrak
5. Sediaan Chinae
Cortex
6. Sediaan Colae
Semen
Sediaan Galenika Minyak Atsiri:
1. Sediaan Galenika
Oleum Caryophilli (minyakCengkeh)
2. Sediaan Galenika
Oleum Citronellae (minyak sereh)
3. Sediaan Galenika
Oleum Menthae (Minyak permen)
4. Sediaan Galenika
Oleum Cajuputi (Minyak Kayu Putih)
Konsep
Obat Tradisional
1. Sistem Aryuveda
a.
Mulanya berkembang di India, menyebar ke Asia Tenggara
b. Aryuveda & Science of Life
c. Tujuan pengobatan Aryuveda:
Mengembalikan dan menjaga keseimbangan metabolism tubuh pada keadaan normal
2. Sistem Cina
a. Mulanya berkembang di Cina
daratan, menyebar ke Jepang, Korea, Taiwan
b. Konsep Yin-Yang
Orbisiconography
3. Sistem Yunani-Tibb.
Merupakan
warisan dari peradaban Arab & Yunani Kuno, menyebar ke Timur Tengah, Turki,
Mesir, Eropa
4. Sistem Obat
Tradisional Indonesia
Merupakan campuran antara
pengaruh pengaruh system obat tradisional dari luar dengan system local yang
dimiliki oleh masing masing suku bangsa Indonesia
c/: Jamu à ada bukti empiris
Fitofarmaka à ada bukti empiris yang diikuti bukti ilmiah
Obat /modern (dengan bahan aktif
dari tanaman) à ada bukti ilmiah dan uji klinik
yang ketat.
Tahap pembuatan simplisia
tumbuhan:
1. Penyiapan
a. Pengumpulan organ tumbuhan d. Pengeringan: alamiah dan
buatan
b. Pencucian dan sortasi basah e. Sortasi kering
c. Perajangan f.
Pewadahan dan Penyimpanan
2.
Ekstraksi
3. Metode Pemisahan: Isolasi,
Partisi, Kromatografi, Pemurnian hasil isolasi.
4. Uji Kemurnian isolate: KLT 2
dimensi, Titik leleh, kromatografi gas, HPLC
5. Identifikasi dan Penentuan
Struktur
Perlakuan
khusus dikenakan jika simplisia tersebut:
1. Mengandung jamur, lumut kerak,
dan spora paku-pakuan
2. Akar
3. Buah; yang kecil langsung
dikeringkan, yang besar seperti cabe merah dibelah dulu
4. Bunga; dikeringkan dengan
sinar matahari, dianginkan atau dalam lemari pengering
5. Biji; Bila biji janya tercemar
bahan organic asing langsung dijemur
6. Daun: seperti bunga
7. Kayu; diserut tipis,
dikeringkan dalam lemari pengering
8. Herba; pengeringan seperti
kayu
9. Kulit; pengeringan seperti
kayu
10. Rimpang; dicuci berih, yang
kecil langsung dijemur, yang besar diiris tipis memanjang
11. Umbi; dicuci bersih, diiris
tipis, pengeringan seperti kayu
12. Umbi Lapis; bila dalam
keadaan utuh setelah dicuci langsung dijemur.
13. Balsam, malam , getah, gum;
Lazimnya memerlukan proses pengeringan
14. Hasil pengolahan (misal
agar-agar).; disimpan seperti apa adanya. Bila higroskopis, disimpan ddisertai
bahan pengering
15. Simplisia yang berasal dari
hewan
a.
Bila berasal dari tubuh hewan, dijemur lagsung atau menggunakan lemari
pengering
b.
Minyak lemak; Penyimpanan dalam wadah terisi penuh
c.
Lemak dan lilin hewan; Penyimpanan dalam wadah tertutup
d.
Hasil olahan cair (misal madu); penyimpanan dalam wadah terisi penuh dan
tertutup baik
16. Minyak mineral; diolah oleh
industry minyak bumi.
17. Minyak atsiri; disimpan dalam
wadah terisi penuh, tertutup baik, terlindung dari cahaya, suhu kamar
18. Minak nabati padat (misal
lemak cokelat, lemak pala); disimpan dalam wadah tertutup baik
Metabolit
primer: Suatu zat atau senyawa esensial yang ada dalam organisme dan tumbuhan
yang berperan dalam proses semua kehidupan organisme tersebut, atau merupakan
kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup bagi organisme/ tumbuhan tersebut . C/
: Karbohidrat, lemak, protein, asam nukleat.
Fungsi metabolit
primer:
1. Memenuhi
kebutuhan dasar hidup tumbuhan
2. Pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan tersebut.
3. Sebagai cadangan
makanan.
Metabolit sekunder: Suatu senyawa
sangat penting bagi kehidupan tumbuhan penghasilnya untuk mempertahankan diri
dari serangan mahluk lain. Contoh:
1. Alkaloida 6.
Tanin dan Fenol-Fenolat
2. Glikosida,
Glikosida Flavonoid 7. Saponin
3. Terpenoid 8.
Kuinon
4. Minyak Atsiri 9. Kumarin
5. Steroid dan
Triterpenoid
Fungsi metabolit primer:
1. Untuk tumbuhan penghasil:
Mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam ekosistem, dan membentuk penyebaran
dari tumbuhan (penarik serangga). C/: Minyak atsiri.
2. Untuk Manusia: Sebagai obat,
sumber vitamin, penyamak kulit
Dukungan
Regulasi dalam mendukung pengembangan industry ekstrak dan program KeMenKes
dalam mendorong kemandirian bahan baku obat (Ekstrak)
Dasar
Pengembangan Obat:
-UU Kesehatan No. 36/2009
-PP No. 72/1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
-PP 17/1986 tentang Kewenangan
Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri
-KepMenKes no. 381/ 2007 tentang
Kebijakan Obat Tradisional Nasional (KOTRANAS)
-Rencana Strategis (RENSTRA)
Kementrian Kesehatan
-KepMenKes No.1076/ 2003 tentang
Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional
-KepMenKes No. 1109/ 2009 tentang
Pengobatan Komplementer Alternatif
-PerMenKes No.
246/MenKes/Per/V/1990 tentang Industri Industri Obat Tradisional dan
Pendafataran Obat Tradisional.
-PerMenKes No. 003/ 2010 tentang
Saintifikasi Djamoe dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Kesehatan
Analisis Situasi:
1. Faktor
Pendukung:
-Penelitian -Industri Farmasi
/OT
-Area
yang luas -Aneka Ragam
Budaya dan Etnis
-Indonesia
sebagai Mega Center Keanekaragaman Hayati
2. Peluang
-Ekspor -Penerimaan
profesi kedokteran terhadap Jamu/OT
-Trend
Penggunaan Herbal -Budaya Penggunaan
Jamu
3. Tantangan
-Masuknya
Jamu/ OT Impor
-Sulit
menjamin mutu, keamanan dan manfaat
-Sumber
Daya Alam dibawa ke luar negeri
4. Faktor
Penghambat
-Net Working -Regulasi
-IPTEK -Standar
-SDM
Strategi:
1. Peningkatan
ketersediaan bahan baku jamu/ OT yang terstandar
2. Membangun Net
Working
3. Memanfaatkan
penelitian dan inovasi teknologi
4. Meningkatkan
daya saing industry farmasi
Rencana Pengembangan OT-Ekstrak
1. Mendirikan
sentra Ekstrak di setiap provinsi
2. Meningkatkan
teknologi ekstraksi: sesuai bahannya dan ekstrak terfraksi
3. Membuat standar
dan persyaratan simplisia dan ekstrak
Definisi Obat Herba:
-Eropa: Herba medisinal dan
produk turunannya harus memenuhi persyaratan sistim terapetik yang efisien.
-Amerika: Sediaan Herba dipandang
sebagai pelengkap atau alternative untuk tujuan pemeliharaan kesehatan dan atau
pengobatan
-Indonesia,
dibedakan dalam 3 kategori:
a.
Empiris à jamu
b.
Obat Herbal Terstandar (OHT) dengan uji preklinik
c. Fitofarmaka,
terstandar dengan uji klinis
Bentuk ekstrak
sebagai hasil olah galenik simplisia herbal (Hewani ataupun mineral) memberikan
banyak keuntungan dan kemudahan pengembangan sediaan produk, yaitu:
-Sediaan
menjadi lebih ringkas dan ekonomis
-Opsi inovasi bentuk dan jenis
sediaan, seperti sirop/suspense, tablet, kapsul, serbuk, termasuk perbaikan
rasa, aroma, dan warna yang lebih baik / menarik.
-Perencanaan mutu yang lebih bai;
standarisasi mutu dan aspek higienis
-Added value, baik secara ekonomi
maupun estetika yang besar karena mengandung iptek.
Ekstrak
didefinisikan sebagai bentuk galenik hasil olah penyarian terhadap bahan herba
(hewani, pelican) dengan pelarut (menstrum) tertentu yang sesuai, dimana bentuk
akhirnya dapat berupa cair (ekstrak fluidum), kering (ekstrak siccum), kental
dan semi-solid (ekstrak spissum) sesuai dengan kebutuhan.
Dari
sudut kefarmasian, ekstrak adalah suatu seidaan yang memenuhi persyaratan mutu
dasar, yaitu mutu yang konsistensi dan jaminan keterulangannya, merupakan suatu
massa, yang walaupun mengandung multikonstituen, tetap dianggap sebagai suatu
kesatuan yang utuh.
Ekstrak merupakan
suatu massa komplek mengandung berbagai jenis senyawa yang diantaranya bisa
berupa:
-senyawa primer
yang bertanggungjawab atas bioaktivitas (farmakodinamik) ekstrak
-senyawa sekunder,
yang mempengaruhi potensi bioaktivitas atau farmakokinetik senyawa primer
-Senyawa yang berperan terhadap
sifat fisika kimia ekstrak.
Ekstrak
merupakan suatu entitas aktif, maka bioaktivitasnya pun merupakan totalitas
dari seluruh konstituen yang terkandung dalam ekstrak.
Farmakope Eropa
mengklasifikasikan ekstrak dalam 3 kategori:
1. Ekstrak
Terstandar à Ekstrak dengan kadar konstituen
primer tetap
Contoh:
Ekstrak senna (Cassia senna) à kandungan sennosides
2. Ekstrak
terkuantifikasi à Ekstrak dimana senyawa sekunder
atau senyawa penanda dibuat tetap.
Senyawa yang secara nyata
menunjukkan kontribusi terhadap bioaktivitas disebut sebagai biomarker,
sedangkan senyawa yang peranan bioaktivitasnya tidak diketahui secara nyata
disebut sebagai senyawa penanda (marker)
Contoh: Ekstrak Curcuma (Curcuma
domestica) à Total Curcuminoid (biomarkers)
Ekstrak Ortosiphonis à sinensetin (markers)
3. Ekstrak lain à Ekstrak yang tidak atau belum diketahui secara
jelas senyawa senyawa mana diantara konstituennya yang berperan adlam
bioaktivitas ekstrak. Kualitas ekstrak
ini dinyatakan dengan pernyataan sari larut (natura extractive substances) atau
rasio massa simplisia terhadap massa ekstrak
C/:
Ekstrak jahe (10:1)
Sebagai sediaan farmasi, ekstrak
harus memenuhi persyaratan mutu dasar, yaitu konsistensi dan jaminan
keterulangan bioaktivitas yang terukur atau standarisasi mutu. Standarisasi
mutu adalah semua tindakan tindakan terukur yan dilakukan selama proses
manufaktur dan pengawasan mutu bahan herba untuk mendapatkan mutu yang
konsisten seragam dan terulang. Rangkaian standarisasi ekstrak herba mencakup 2
bidang besar:
1. Pertanian sebagai hulu:
Pemilihan bibit, lahan, cara budidaya yang sesuai, waktu dan cara panen,
perlakuan pasca panen, dan penimpanan harus mengikuti prinsip-prinsip yang
baik, tercakup dalam GAP (Good Agriculture Practices)
2.
Manufaktur sebagai hilir: penerimaan bahan baku, proses produksi dampai menjadi
ekstrak , harus memenuhi GMP (Good Manufacturing Practices)
Parameter
Standarisasi:
1. Simplisia:
-Batasan
norma simplisia
-Kadar
LEmbab (susut pengeringan)
-Batasan
kandungan bahan organic asing
-Kadar
Sari Larut Air
-Kadar
Sari larut alcohol
-Kadar
Abu Total
-Kadar
Abu tidak larut asam
-Kadar kandungan
senyawa tertentu
2. Ekstrak (kering)
-Pemerian:
Warna, aroma, rasa
-Kadar
air (susut pengeringan)
-Kadar
abu total
-Kadar
abu tidak larut asam
-Kadar
substansi ekstraktif (rasio simplisia/ekstrak)
-Kadar senyawa
racun (marker/ biomarker)
Faktor yang
mempengaruhi mutu ekstrak:
1. Bahan baku: sari
larut, kandungan air, distribusi ukuran rajangan, homogenitas
2. Pelarut
(menstrum): jenis solven, rasio menstrum massa simplisia, kecepatan alir/durasi
ekstrak
3. Proses produksi:
Metode proses, lama proses, suhu, tekanan, ukuran batch
4. Alat: Volume, Okupasi Volume,
Tekanan Statik
Parameter-Parameter
Kritis:
1. Pelarut
Pemilihan
menstrum termasuk parameter kritik karena menentukan konstituen mana yang akan
tersari ke dalam misela, bioaktivitas ekstral, dan juga penting dari segi
keamanan
2. Proses Ekstraksi
tidak sempurna
-Jumlah
menstrum terlalu sedikit
-Kesesuaian
sifat menstrum (kecepatan difusi menstrumke dalam material bahan)
-Reabsorpsi
konstituen kembali ke dalam matriks
simplisia
3. Kehilangan
Konstituen
-Dekomposisi
yang dikatalisasi logam (dari percolator)
-Degradasi
selama proses ekstraksi
-adanya
reaksi redoks/ hidrolisis
-Separasi/filtrasi
misela yang tidak baik
Salah
satu cara untuk mendapatkan fraksi bioaktif adalah dengan metode TCEBS (Tandem
Chemistry expression Bioassay System) yang merupakan perpaduan antara uji
ekspresi bioaktivitas ekstrak secara biomolekular, identifikasi fisika dan
kimia.
Secara
garis besar, TCEBS mencakup uji penapisan bioaktivitas dan upaya identifikasi
dan isolasi senyawa bioaktif primer atau sekunder.
Fitofarmaka
sebagai peluang bisnis Masa Depan
Pasar
Farmasi di Asia Tenggara bertumbuh dari tahun ke tahun, rata rata 18 % per tahun. Omset Pasar Farmasi
di Asia Tenggara mencapai US$ 10 miliar, didominasi Indonesia, Filipina dan
Vietnam. Pasar Malaysia dan Vietnam tumbuh tercepat, mencapai 19 % CAGR
(Compound Annual Growth Rate) 2003-2010 E. Indonesia, Vietnam dan Filipina
memiliki pertumbuhan penduduk dan konsumsi obat yang hampir sama, sehingga
punya potensi besar.
Pasar Farmasi
Indonesia
-Lebih tinggi
dibandingkan Malaysia dan Singapura
-Pertumbuhan dipacu
oleh kenaikan volume konsumsi obat oleh masyarakat, dan bukan oleh harga obat
-Pemerintah menaikkan
alokasi anggaran belanja obat melalui masyarakat miskin
-Jumlah penduduk dan orang tua
diatas 65 tahun naik, sehingga menggerakan konsumsi obat
Produsen Obat Lokal:
-Tahun 2010,
penugasan pemerintah untuk membuat obat generic
-Pasar obat resep, pangsa
obat generic di Indonesia 10% (rendah)
-Kedepan diperkirakan meningkat
karena PerMenKes No. HL.02.02/MenKes/068/I/2010 yang mewajibkan penggunaan obat
generic di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah
-Barrier to Entry tinggi à Regulasi pemerintah yang melarang perusahaan
farmasi asing untuk menjual produknya di Indonesiatanpa mempunyai fasilitas
produksi di Indonesia. Ketatnya regulasi pemerintah mengenai standar kualitas
menimbulkan barrier to Entry pada industry farmasi.
Produsen Obat
Asing:
-Ekspansi ke produk
Consumer Health (minuman berenergi dan produk nutrisi khusus)
-Diversifikasi produk pemain
besar, meningkat
Obat
Bahan Alam di Indonesia masih mempunyai peluang bisnis karena Indonesia disebut
juga World Megadiversity. Pada Terrestrial Diversity, terdapat 30.000 spesies,
9600 diantaranya merupakan tanaman obat tetapi baru 250 spesies yang sudah
digunakan sebagai obat herbal. Sementara itu, pada Marine Diversity, terdapat
782 spesies Algae, 13 spesies rumput laut, 28 spesies tanaman Mangrove, 850
spesies Sponge, 910 spesies Coral yang bisa menjadi obat herbal.
Regulasi Jamu:
1. KepMenKes
1076/2003 à Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional
2. KepMenKes No.
1109/2007 à Pengobatan Komplementer Alternatif
3. PerMenKes No.003/2010 à Saintifikasi Jamu (Pembuktian
ilmiah Jamu, Praktik Penggunaan Jamu dalam Penelitian, Memasukkan Jamu dalam
pelayanan kedokteran)
Kebijakan dan
Strategi Dalam Skema Perkembangan Obat Herbal:
1. Pendekatan
Teknologi
-Teknologi produksi bibit
-Teknologi Penanaman berdasarkan
GAP (Good Agriculture Practices)
-Teknologi Saat Memanen untuk optimasi kandungan bahan
aktif
-Teknologi Pasca panen dan saat
melakukan proses untuk mendapatkan ekstrak herbal dan terstandar dengna
kualitas yang direkomendasikan
-Teknologi uji klinik dan
preklinik
-Teknologi produksi berdasarkan
GMP (Good Manufacturing Practices)
2. Pendekatan
Ekonomi
-Insentif finansial untuk
perusahaan yang menggunakan hasil R&D obat herbal dalam produknya
-Dukungan finansial untuk
industry obat herbal skala kecil dan medium dari pemerintah, bank, dan lembaga
keuangan lain melalui skema kredit khusus
-Mendirikan “Trading House” untuk
tanaman obat dan turunannya untuk menjamin ketersediaan dan stabilitas harga,
serta menguntungkan bagi semua pihak.
Potensi
industry jamu dan obat tradisional hingga kini belum tergarap maksimal. Kondisi
ini disebabkan minimnya dukungan pencatatan dan penelitian terpadu mengenai
khasiat obat bahan alam. Selain itu, Animo masyarakat Indonesia dari pedesaan
hingga perkotaan besar akan obat herbal atau jamu meningkat tajam karena
kesadaran akan Back To Nature yang semakin meningkat.
Produk yang
dihasilkan dari tanaman dalam bentuk:
-Setengah Jadi
(simplisia, pati, ekstrak, minyak)
-Produk Jadi (Obat
Tradisional/Jamu, makanan/minuman, kosmetik, farmasi
Pengolahan dan diversifikasi
produk:
-Produk Primer
(Rimpang) menjadi produk sekunder (Simplisia) mempunyai nilai tambah 7-15 kali.
-Pengolahan
dari simplisia menjadi ekstrak mempunyai nilai tambah 80-280 kali.
Peluang Industri
Jamu:
-Pemberdayaan dan sosialisasi
manfaat jamu perlu didukung seluruh pihak termasuk pemerintah dan DPR, serta
mendorong dan memfasilitasi jamu Brand Indonesia
- Promosi dan kerjasama
perdagangan yang dilakukan pemerintah sangat diperlukan sehingga jamu bisa
menjadi satu kebutuhan masyarakat di luar negeri
-Pamor jamu di tengah-tengah
masyarakat sebagai salah satu cara penyembuhan semakin menggembirakan. Terlebih
kini jamu telah melalui proses ‘ saintifikasi’ untuk menjamin kualitasnya.
-Di tahun 2010, DepKemenKes
melakukan penelitian tentang kebiasaan orang Indonesia minum Jamu (33
provinsi):
à5% minum
jamu setiap hari
à45% kadang
kadang minum jamu
à50% pernah
minum jamu
Dari jumlah
tersebut, 95 % diantaranya merasakan manfaatnya.
Perkembangan Pasar
Herbal:
1. Pangsa Pasar
Herbal di Dunia
-Dalam 20 tahun terakhir ini di
USA dilaporkan banyak ketidakpuasan public terhadapbiaya obat yang diresepkan,
ditambah makin meningkatnya minat kembali ke alam menyebabkan peningkatan dalam
penggunaan obat herbal
-WHO memperkirakan 80% orang
diseluruh dunia bergantung pada obat obat herbal untuk beberapa bagian
perawatan kesehatan primer
-Di Jermansekitar 600-700 obat
obatn berbasi tanaman diresepkan oleh sekitar 70 % dokter Jerman
-GIA (Global Industry Analisis )
melaporkan bahwa pasar global suplemen herbal dan pengobatan herbal akan
mencapai US$93,15M di tahun 2015, didorong oleh meningkatnya kesadaran konsumen
tetang kesehatan.
2. Pangsa Pasar
Herbal Dalam Negeri
-Omset industry jamu tahun 2010
sekitar Rp. 10T. Angka ini masih jauh di bawah proyeksi ideal Rp. 40T.
-Kesenjangan yang tinggi antara
pasar nyata dengan potensi industry jamu
-Industri jamu dalam negeri
sangat efisien apabila perusahaan jamu tidak bekerja dari hulu ke hilir karena
saat ini sudah ada Core Bisnis:
à Core Bisnis dari Bahan Baku sampai menjadi Ekstrak
à Core Bisnis dari Ekstrak sampai Manufacturing
à Core Bisnis dari Manufacturing sampai Marketing
Dengan
melihat system Core Bisnis tersebut, perusahaan jamu akan lebih efisien sama
dengan perusahaan farmasi menggunakan bahan baku impor dan hanya mengolah
formulasinya (Tidak bekerja dari hulu ke hilir).
Tantangan Bagi Industri OT:
-Rendahnya kualitas bahan baku
-Kecenderungan pedagang bahan
baku memasarkan bahan baku tertentu ke luar negeri
-Petani enggan memproses hingga
siap dijual ke pabrik karena tidak memiliki gudang penimbunan dan sarana untuk
memproses bahan baku.
-Hasil petani menurun karena
memburuknya cuaca belakangan ini
-Harga bahan baku naik
Cara Industri
Herbal Bisa Bersaing Menghadapi Pasar Global
1. Produk yang dihasilkan
berkualitas dan berdaya saing tinggi (Quality, Safety, dan Efficacy) didukung
oleh:
-IndustriOT
memenuhi CPOTB / GMP
-Simplisia
Bermutu (Budidaya atau Standarisasi)
-Formulasi dan Teknologi
Ekstraksi sehingga keamanan, khasiat, dan kualitas dapat terukur dan terstandar
2. Inovasi dalm Proses, Produk
dan Kemasan
3. Terus menerus memasarkan dan
mempromosikan Jamu, Mambangun Pasar dan kepercayaan masyarakat à Strategi Pemasaran (Brosur, Benner, Website,
Billboard, iklan cetak, Corporate Identity misalnya pembuatan Logo perusahaan
atau logo produk yang keren, professional dan modern dapat meningkatkan
penjualan)
4. Regulasi dan
Perundang-Undangan diharapkan waktunya lebih dipercepat dan mengurangi hambatan
Tugas
Teknologi Bahan Alam
Ringkasan
Dibuat
oleh:
Nama:
Ricky Kurniawan
NPM:
2010210226
Fakultas
Farmasi
Universitas
Pancasila
Jakarta
BANTU PROSES KARTU KREDIT BANK BNI SYARIAH
ReplyDeleteBNI Syariah Hasanah Card Classic credit card
BNI Syariah Hasanah Card Classic
Mencari kartu kredit yang menggunakan prinsip syariah? BNI Syariah Hasanah Card Classic jawabannya yang menggunakan Akad Kafalah, Qardh, dan Ijarah.
INFO pin 582F4A2E TLP/SMS/WA DI 085600125176/FB CHAIRUL ICHSAN BUANA atau di duniabuana@rocketmail.com. alamat email di rooly88@gmail.com, melayani nasabah di seluruh nusantara
BP CHAIRUL SARTO UTOMO untuk
KANTOR BASECAMP DIVISI MARKETING DI
JL PANDA BARAT V NO 7
Berikut Alamat dan Nomor Telepon Bank BNI Syariah Kantor Cabang Semarang.
Alamat: Jl Ahmad Yani No. 152, Semarang 50242.
Nomor Telepon: (024) 831 3247 831 5027
Nomor Faks: (024) 831 3217
karyawan lampirkan syarat fc ktp slip gaji min 3 juta npwp wajib, wiraswasta lampirkan fc ktp,npwp,siup dan tdp untuk wiraswasta wajib ada no fixline ( telp kabel ) di tempat usahanya
proses berkas dikirim via emai/wa/line/bbm dan 100% aman bisa hub no bni syariah ahmad yani untuk menanyakan nama saya ,atau
BNI Syariah Call Center 500046 atau 68888 melalui ponsel.
proses kurang lebih 14 hari kerja, TERIMA KASIH