(Dijual sebuah Counter di dalam City Mall Tangerang, ukuran 2 x 2 meter. Harganya sangat murah, hanya Rp 110 juta saja. Cocok untuk usaha di dalam Mall. Hubungi: 0818111368 / 02190450533. Pin bb: 7dfe719a. Foto counter menyusul. Bagi yang membantu memasarkan, akan dapat komisi.)
======================================================
Dijual biji jagung Popcorn ukuran:
1. 200 gram = Rp. 8.000,-
2. 250 gram = Rp. 10.000,-
3. 500 gram = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-
Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a
======================================================
1. 200 gram = Rp. 8.000,-
2. 250 gram = Rp. 10.000,-
3. 500 gram = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-
Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a
Untuk dapat digunakan sebagai bahan berkhasiat/ obat
pada manusia, baik obat ataupun turunan turunannya (ekstrak, tingtur), harus
memenuhi persyaratan: Ketaataazasan, stabilitas, kemurnian, sterilitas, batas
sisa residu pelarut, dan yang paling penting diperhatikan untuk obat yang
berasal dari tanaman adalah pestisida dan nilai batasnya sesuai dengan
ketentuan orgaisasi kesehatan didunia.
Tahap yang menentukan kualitas meliputi: Pemilihan
bahan-bahan (kualitas sering sangat bervariasi bergantung dari lokasi sumber,
waktu panen, pengolahan, penyimpanan dan pengemasan), dan prosedur ekstraksi
yang dilaksanakan untuk memperoleh ekstrak dari bahan berkasiat. Walaupun
pemilihan pelarut untuk ekstraksi merupakan factor penting kualitas obat jadi,
pilihan bahan baku alam simplisia adalah yang sangat penting. Simplisia harus
diperiksa secara keseluruhan sebelum diekstraksi seperti pemeriksaan dari segi
botani, fitopatologi, aspek kimia dan bahan berkhasiat. Peraturan yang paling
akhir mensyaratkan agar supaya perbandingan tersebut berada pada rentang yang
sempit, tetap dari suatu sediaan terhadap sediaan lain; yang berarti harus
diawali dari bahan baku yang sudah distandarisasi.
Jika tanaman yang akan diekstraksi berasal dari
tanaman liar, maka secara spesifik harus dinyatakan daerah asal, waktu
pemanenan, kondisi pengeringan dan kondisi penyimpanan dan pada tahap ekstraksi
beberapa batch harus digabungkan agar diperoleh suatu campuran homogen.
I.
PENGGILINGAN TANAMAN OBAT
a.
Konsep umum dan tujuan penggilingan
Penggilingan
atau penghalusan tanaman obat adalah penurunan ukuran atau penghalusan secara
mekanik dari bahan tanaman tertentu menjadi unit sangat kecil. Tahap ini
merupakan tahap pertama dari pengolahan tanaman obat. Dalam proses
penggilingan/penghalusan, homogenitas ukuran partikel merupakan parameter utama
karena akan mempengaruhi keseragaman tahapan ekstraksi bahan aktif, yang
tergantung pada kecepatan difusi zat aktif dari granul (serbuk) tanaman obat
menuju pelarut, waktu kontak, kecepatan pelarut melewati bahan serbuk tanaman
obat, dan aspek lainnya.
Apabila
tidak ada hambatan teknis , misalnya terbentuk musilago (larutan enjadi kental)
yang akan menghalangi filtrasi pelarut melalui bahan tanaman, maka lazimnya
menurut pengalaman derajat kehalusan serbuk adalah serbuk dengan diameter lebih
kurang 0,5 mm. Ukuran ini biasanya cukup sesuai bila menggunakan alat ekstraksi
modern, dalam mana biasanya dilakukan ekstraksi berkesinambungan.
Untuk
ekstraksi bahan tanaman segar, masalah penggilingan sangat terkait dengan
masalah stabilitas kimiawi dari bahan aktif yang diekstraksi. Cukup banyak tanaman segar yang saat dilakukan pemerasan
untuk mendapat sari perasan mengalami perubahan seperti hidrolisi, oksidas,
yang pada umumnya berkaitan dengan pelepasan enzim dari sel tanaman. Sebagian
masalah ini masih dapat diatasi dengan penambahan inhibitor enzim spesifik
terhadap obat, atau dengan menggunakan bahan yang sebelumnya telah didinginkan
pada suhu 250 C.
b.
Peralatan untuk penggilingan (penghalusan) tanaman obat.
Diantara alat penggiling standar
yang luas digunakan adalah jenis alat standar yang dikenal dengan nama alat
penggiling palu (Hammer Mill). Alat ini merupakan mesin yang kokoh untuk
memecah bongkahan bahan yang rapuh dengan prinsip menggunakan pemalu yang berputar
3600 . Penggiling palu ini terdiri dari suaturotar pada mana terkait
4 pendulum penghancur.
Selain itu, ada pula penggiling
pisau yang beroperasi dengan cara memotong bahan yang dimasukkan ke dalam ruang
penampung, dimana pisau pisau dapat bergerak secara vertical atau horizontal.
Penggiling ini sangat sesuai untuk menggiling daun, kulit (cortex) dan akar
yang selanjutnya dalam diekstraksi secara maserasi dan perkolasi.
Penggiling lain untuk tanaman obat
aalah dengan melewatkan bahan melalui sesuatu system yang mempunyai suatu
piringan bergeligi yang apat beroperasi baik secara horizontal maupun vertical.
Penggiling jenis ini sangat sesuai untuk menggiling biji biji yang keras
ataupun bahan yang sebelumnya sudah dipotong.
II. EKSTRAKSI
TANAMAN OBAT
A. Pengertian
Ekstraksi adalah
pemisahan secara kimia atau fisika suatu bahan padat atau bahan cair dari suatu
padatan, yaitu tanaman obat. Didalam proses ekstraksi padat-cair ini,
berlangsung 2 proses secara parallel: Pelepasan bahan yang diekstraksi dari sel
yang telah rusak dan pelepasan bahan yang diekstraksi melalui proses difusi.
Proses difusi biasanya akan ditingkatkan apabilasel tanaman mengalami perlakuan
dengan air, atau pelarut yang mengandung air, yang akan menyebabkan terjadinya
pengembangan (swelling) sel sehingga terjadi peningkatan permeabilitas atau
pecahnya dinding sel.
B
Parameter yang mempengaruhi ekstraksi
1. Pengembangan
bahan tanaman
Alasan utama
perlakuan ini adalah:
- Untuk mencegah
pengembangan/ pembengkakan tanaman di dalam kemasan (wadah proses ekstraksi)
tertutup
- Untuk menjamin
proses pembasahan tanaman yang akan diekstraksi secara merata dan mencegah
terbentuknya gelembung udara yang akan menimbulkan pembentukan saluran udara.
- Untuk
meningkatkan porositas dinding sel, dan hal tersebut akan mempermudah difusi
dari zat aktif yang diekstraksi dari sel menuju pelarut atau penetrasi sel oleh
pelarut.
2.
Difusi, Ukuran partikel, pH, dan temperature.
Untuk ekstraksi bahan
aktif dari simplisia, pelarut harus berdifusi ke dalam sel dan selanjutnyazat
aktif harus cukup larut di dalam pelarut sehingga akan dicapai kesetimbangan
solute-solvent. Kecepatan mencapai kesetimbangan umumnya tergantung pada
temperature, pH, ukuran partikel, dan gerakan pelarut disekitar partikel. pH
biasanya berperan dalam hal yang menyangkut selektivitas, sedangkan temperature
dan gerakan cairan disekitar padatan akan mengubah kesetimbangan menuju
saturasi pelarut. Derajat kehalusan partikel menjadi kurang bermakna apabila
terdapat zat yang bersifat sebagai musilago, karena saat terjadi swelling, hal
tersebut akan mencegah pelarut melewati bahan tanaman karena terhalang lapisan
musilago
3.
Pilihan pelarut ekstraksi
Alcohol alifatik sampai dengan 3 atom
karbon (propil) atau campurannya dengan air, merupakan pelarut dengan daya
ekstraktif terbesar untuk semua bahan alam berbobot molekul rendah seperti
Alkaloida, Saponin dan flavonoid. Etanol menurut farmakope merupakan pelarut
pilihan untuk memperoleh ekstrak secara klasik seperti tingtur, ekstrak cair,
kental, dan kering yang masih digunakan secara luas dalam formulasi sediaan
farmasi.
Perbandingan ideal alcohol air untuk
ekstraksi dari bagian kayu atau kulit tanaman, akar dan biji berkisar antara: 7:3
atau 8:2 ; dimana perbandingan harus lebih rendah dari 1:1 untuk ekstraksi daun
atau bagian hijau tanaman. DEngan perbandingan alcohol: air 1:1; dapat dicegah
terjadinya ekstraksi klorofil atau zat bersifat renin dan polimer yang pada
umumnya bukan merupakan bagian penting untuk aktivitas ekstrak. Flavonoid dan
terpen secara selektif dapat diekstraksi pada pH netral menggunakan etilasetat
atau keton alifatik.
4.
Alkaloid Sebagai Model Zat Aktif
Kebanyakan di dalam tanaman, zat aktif
berada dalam bentuk garam dari asam asam organic lemah
C.
Prosedur Ekstraksi
1.
Maserasi Statik dan Dinamik
Cara ini sesuai untuk proses jumlah
kecil dan skala industry.
2.
Ekstraksi Secara Perkolasi Sederhana atau Berkesinambungan
Pada
Perkolasi sederhana atau berkesinambungan, sasaran proses ini adalah
untuk menarik bahan berkhasiat dari tanaman secara total menggunakan pelarut
segar tetapi proses ini memakan waktu (lama) dan mahal karena dibutuhkan
sejumlah besar pelarut. Namun demikian, masih dapat diatasi dengan menggunakan
lebih dari satu perkolatar dan hasil perkolasi yang masih belum jenuh tersebut
digunakan untuk perkolasi unit selanjutnya. Prinsip ini sebenarnya merupakan
pendahuluan dari ekstraksi aliran berlawana arah secara kontinu (Continous
Counter Current) yang mana tanaman segar berkontak dengan pelarut yang sudah
mengandung solute dan pelarut base ditambahkan pada tanaman yang sudah
diekstraksi secara parsial.
3.
Perkolasi dan Reperkolasi
Dalam proses perkolasi, proses difusi
yang berlangsung merupakan fungsi dari kecepatan perkolasi, kuantitas pelarut,
dan konstanta difusi obat pelarut. Karena simplisia diletakkan dalam bentuk
lapisan tebal dalam percolator, pertama tanaman dibasahi dengan pelarut
ekstraksi dan dibiarkan membengkak sebelum dimasukkan ke dalam percolator.
Simplisia yang sudah dibasahi tersebut dimasukkan ke dalam percolator dengan
system pemasokan spiral, sesudah pembentukan lapisan ditutup dengan pelarut.
Pada unit percolator besar, pelarut dibuat selalu dalam keadaan mengalir dengan
system pompa dan aliran tersebut bergerak dari bawah menuju bagian atas untuk
secepatnya mencapai kesetimbangan dan ekstraksi dapat disempurnakan dengan
system refluks lemah, di bawah tekanan pada suhu kamar.
4.
Ekstraksi Berlawanan Arah (Counter Current)
Pada ekstraksi berlawanan arah,
simplisia bergerak berlawanan arah dengan pelarut. Simplisia memasuki
percolator bertemu dengan pelarut yang sudah diperkaya dan kemudian dipisahkan/
dikeluarkan , bertemu dengan pelarut segar. Ekstraktor kontinu yang banyak
digunakan adalah ekstraktor baling baling, pada mana simplisia dan pelarut
bergerak berlawanan arah , misalnya pada ekstraktor Carousel dan bentuk U. pada
mana bahan ditutup dalam subunit percolator, bergerak dan diekstraksi pada pertemuan
pelarut dengan berbagai tingkat kejenuhan. Pada ekstraktor baling baling
ditemukan aliran kontinu berlawanan arah secara absolut, pada ekstraktor turbo
atau sentrifus dicapai suatu alirankontinu berlawanan arah. Pada ekstraktor
kontinu, parameter penting dan kritis adalah simplisia yang akan diekstraksi
dan yang paling utama adalah ukuran partikel kecuali untuk ekstraktor yang
dilengkapi dengan decanter, dimana umumnya kuantitas pelarut berjumlah besar
dan selanjutnya diikuti penyaringan.
III.
PEMEKATAN EKSTRAK
a.
Aspek Umum
Sesudah dilakukan ekstraksi simplisia,
akan dihasilkan larutan yang mengandung fraksi terlarut. Jika tahap selanjutnya
bertujuan untuk mendapat komponen tertentu, lazimnya dilakukan proses pemekatan
atau proses ekstraksi cair/cair.
Ekstrak tersebut
kemungkinan:
1. Dipekatkan
secara parsial atatu secara total
2.
Dipekatkan secara parsial atau
diekstraksi menggunakan pelarut yang sesuai untuk dikonversi menjadi ekstrak
yang dimurnikan
3. Dipekatkan
secara parsial atatu diekstraksi menggunakan pelarut terpilih untuk isolasi
bahan aktif tertentu
4. Diekstraksi langsung tanpa pemekatan,
utuk isolasi produk tertentu.
b.
Peralatan untuk pemekatan ekstrak
Di industry, untuk larutan berjumlah
besar, salah satu alat konsentrator yang digunakan secara luas, alat yang dikenal dengan nama
konsentrator Robert. Konsentrator ini terdiri dari tabung konsentrator yang
tersusun secara konsentrik. Tabung dipanaskan dengan uap air panas dari luar,
dan larutan yang sedang dipekatkan melewati tabung. Dalam perjalanan melewati
tabung, berlangsung evaporasi dan pelarut dipisahkan dari cairan dalam suatu
ruang pemisah dan akan melewati suatu pendingin.
Konsentrator
jenis baru yang banyak digunakan dalam pengolahan bahan alam adlaah
konsentrator film menurun, lapis tipis atau plat. Evaporator Lapis Tipis
dasarnya terdiri dari suatu batang silinder, dipanaskan dari luar, pada mana
suatu rotar berputar.
Pada evaporator film, perubahan fasa
terjadi pada lapisan sangat tipis caira. Volume larutan terlihat sangat kecil
dank arena itu waktu keberadaan dalam alat sangat singkat. Bila beriperasi
dalam keadaan vakum yang berarti dibutuhkan temperature evaporasi rendah, dalam
hal ini dimungkinkan untuk mengolah produk yang peka terhadap panas.
Selain konsentrator film vertical ada
pula model horizontal. Perbedaan anatar keduanya ada pada cara pengaturan
aliran larutan melalui ruang evaporasi. Pada jenis vertical, kecepatan lewat
larutan sebagian diatur oleh daya gravitasi, sedangkan pada jenis horizontal,
ketebalan lapis tipis dan waktu tinggal dapat dikendalikan dengan cara mengatur
jarak antara sekop rotar dan permukaan silinder yang dipanaskan. Jenis lain
evaporasi sesuai untuk menguapkan zat termolabil adalah system pelat, pada mana
suatu permukaan kontak panas akan membantu evaporasi.
IV.
PEMURNIAN EKSTRAK
a.
Tinjauan Umum
Pemurnian
ekstrak adalah perlakuan ekstraksi cairan untuk menghilangkan residu simplisia
atau bahan yang tidak diperlukan selama proses. Zat inert yang terekstraksi
terutama pada proses maserasi panas, sering meningkatkan terjadinya flokulasi
atau membentuk endapan pada proses pendinginan sehingga larutan menjadi keruh
atau tidak homogeny.
Oleh karena sediaan farmasi tidak boleh
mengandung partikel padat asing selain ekstrak, maka dalam hal ini harus
dilakukan klarifikasi (penyaringan ). Aspek lain pemurnian ekstrak adalah
pengurangan jumlah knadungan bakteri pencemar. Hal ini memerlukan penanganan
khusus.
b.
Peralatan untuk Klarifikasi ekstrak
2 jenis alat penyaring untuk klarifikasi
ekstrak adalah: 1. Penyarng untuk penyaringan sederhana atau penyaring dengan
tekanan dan 2. Separator (pemisah)
sentrifugal dan decanter (alat untuk dekantasi).
Alat untuk penyaringan ekstrak biasanya
bekerja dengan menggunakan tekanan. Cairan ditekan menggunakan pompa memasuki
suatu seri kompartemen penyaring yang sesuai untuk menangani bahan yang akan
dihilangkan. Sistem penyaring ini digunakan,bila tidak ada rencana untuk
bekerja secara kontinu., bila jumlah partikel tersuspensi kecil dam partikel
padat sangat halus.
V.
PENGERINGAN
Aspek Umum dan Deskripsi Peralatan
Menurut
pengalaman, jika ekstrak kering dibuat secara benar maka ekstrak kering sangat
sesuai untuk pembuatan sediaan farmasi. Bila produk terkontaminasi dapat
disterilkan dengan penyinaran dengan sinar gamma. Hal ini akan sulit dilakukan
pada larutan karena akan terjadi suatu seri reaksi radikal.
Ada beberapa
macam alat untuk memperoleh ekstrak kering, mulai dari pengering vakum dingin
(vaccum freeze dryers) untuk produk yang termolabil sampai alat pengering vakum
tradisional. Yang aling luas digunakan saat ini adalah atomizer, dapat
digunakan untuk produksi skala kecl dan skala besar. Atomizer menjadi alat
pengering pilihan, terutama jika pelarut yang akan diuapkan adalah air.
Pengering
cabinet bekerja secara tidak kontinu. Pada pengeringan bertekanan, bahan yang
dikeringkan biasanya membentuk lapisan pada baki pengering yang disusun dalam
lemari pengering atau melekat pada elemen ruang pengering, pada mana cairan
pemanasan disirkulasikan. Temperature operasi biasanya berkisar antara 600
C-800 C. Pelarut yang diuapkan dieliminasi secara konveksi. Alat ini
hanya bisa digunakan untuk zat yang stabil.
VI.
STANDARDISASI EKSTRAK
Obat
dari tanaman biasanya distandardisasikan berdasarkan 10 hal berikut:
1. Pengujian makro dan mikroskopis untuk
identitas
2. Kemungkinan kromatografi tipis untuk pengujian
identitas
3. Pemeriksaan zat asing organic dan anorganik.
4. Pennetuan susut pengeringan dan kandungan air
5. Penentuan kadar abu
6. Penentuan serat kasar
7. Penentuan kadar komponen terekstraksi.
8. Penentuan kadar bahan aktif (jika sudah
diketahui)
9. Penentuan cemaran mikroba dan tidak adanya
bakteri pathogen
10. Pemeriksaan
residu pestisida
Ekstrak Kering
Ekstrak kering
adalah sediaan tanaman yang diperoleh dengan cara pemekatan dan pengeringan
ekstrak cair sampai mencapai konsentrasi yang diingini menurut cara cara yang
memenuhi syarat. Pengaturan biasanya dilakukan berdasarkan kandungan bahan
aktif dengan cara penambahan bahan penambahn inert, ada 2 cara yang dapat
dilakukan:
1. Ekstrak cair
dipekatkan menurut cara/ metode yang diuraikan dalam farmakope, sampai
diperoleh ekstrak kental dan kemudian ditimbang.
2. Ekstrak cair
diuapkan sampai kering. Jika ekstrak berjumlah kecil, ekstrak digerus dengan
bahan penambah. Bila jumlah ekstrak banyak, ekstrak harus digerus sehalus
mungkin dan baru dicampur dengan bahan penambah yang sudah diperhitungkan untuk
mendapatkan konsentrasi yang diinginkan.
Menurur Herfendel
dan Lauder, ekstrak dan tingtur harus dipandang sebagai satu kesatuan bahan
aktif obat yang akan digunakan untuk sediaan farmasi, bukan hanya melihat
komponen individual bahan aktif aja. Akibatnya jika terjadi variasi yang sangat
besar antara komponen bahan aktif dalam sediaan ekstrak dan tingtur, variasi
kandungan bahan aktif harus berada dalam rentang nilai yang sempit
VI. STABILISASI DAN STABILITAS
Stabilisasi
sediaan fitofarmako merupakan paya untuk menjamin kualitas atau stabilitas
tetap terjaga. Stabilitas berarti keadaan tidak terganggu/ terurai dari sediaan
yang disimpan menurut cara penyimpanan atau cara penyimpanan spesifik dari
karena kondisi transportasi
Metode stabilisasi.
a.
Pengeringan
Gangguan secara
fisika, kimia, dan mikrobiologi berlangsung dalam keadaan cair sehingga
pengeringan sediaan fitofarmaka dan tetap membiarkan sediaan dalam keadaan
kering adalah cara praktis yang terbaik. Sisa kelembaban dari ekstrak kering
biasanya dibatasi sampai 5 % saja. Kadar kelembaban 3 % ternyata tidak praktis,
karena ekstrak cenderung menarik air dari udara lingkungannya. Kesetimbangan
residu kelembaban 6-7% akan dicapai ekstrak yang disimpan pada suhu kamar dan
kelembaban suhu kamar. Gangguan fisika akan tercapai pada kondisi penyimpanan
seperti diatas. Proses kimia seperti reaksi enzimatik terjadi jika kelembaban
lebih kurang 10%. Gangguan mikrobiologi biasanya berupa perkembangbiakan
bakteri yang ada dalam produk sehingga mencapai nilai batas yang tidak dapat
diterima juga sangat tergantung pada kelembaban dalam produk. Ketergantungan
pertumbuhan mikroba dikenal sebagai aw (aw = tekanan uap air diatas
substrat, tekanan uap air murni) atau aktivitas air
b.
Stabilisasi Sediaan Cair
Gangguan berikut
relative mudah dikenali:
Gangguan fisika seperti pembentukan
sedimen, perubahan warna dan sebagainya. Gangguan karena pertumbuhan mikroba,
dikenal karena terjadinya pembentukan “pellicle” jamur, terbentuknya kekeruhan
atau terbentuknya sedimen, dapat sangat mudah mengganggu penampilan, rasa, dan
bau sediaan. Gangguan kimia yang lain seperti penguraian hidrolitik,
rasemisasi, oksidasi dan lainnya hanya dapat terdeteksi dengan alat kimia
analitik (instrument) dan peeaksi kimia.
Alternatif untuk pengawetan sediaan cair
adalah menggunakan pengawet sediaan farmasi yang lazim dengan catata:
dietilpirokarboksilat sudah tidak diizinkan penggunaannya karena kemungkinan
akan membentuk karsinogenik uretan dengan asam amino bebas atau amin dalam
substrat.
FORMULASI
EKSTRAK TANAMAN JADI BENTUK SEDIAAN
Sebelum
dikembangkan untuk formulasi sediaan farmasi, ekstrak harus dilakukan perlakuan
terlebih dahulu seperti menghilangkan lemak (defatting) dan inaktivasi enzim,
dimana tujuan utamanya adalah:
1. Menghilangkan
bahan tidak aktif berupa minyak dan lemak yang akan menghalangi untk
mendapatkan / membuat ekstrak kering dan selanjutnya pembuatan sediaan farmasi
berbentuk padat.
2.
Menghentikan degradasi enzim bahan berkhasiat
Ekstrak tanaman
dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok utama yaitu ekstrak total dan ekstrak
yang dimurnikan. Terminologi total atau ekstrak tradisional menunjukkan ekstrak
yang mengandung semua bahan terekstraksi yang diperoleh dengan penarikan
menggunakan suatu pelarut; lazimnya air atau hidroalkohol. Ekstrak yang
dimurnikan berarti ekstrak yang tidak mengandung zat zat yang tidak diperlukan
dan tidak mempengaruhi aktivitas. Ekstrak yang dimurnikan kemungkinan diperoleh
dengan cara menghilangkan zat inert menurut berbagai cara (menghilangkan lemak,
dilewatkan melalui resin absorpsi) sesudah ekstraksi primer.
Terminologi zat inert terutama digunakan
untuk resin, lemak, gula gula, semua bahan yang merupakan penghalang/penghambat
utama dalam pembuatan sediaan farmasi, terutama bentuk sediaan padat, karena
bersifat higroskopis, lengket, sehingga menimbulkan banyak masalah dalam
formulasi.
I. PENGONTROLAN EKSTRAK
Masalah
pengontrolan ekstrak ada 2 aspek: pengontrolan ekstrak sendiri dan pengontrolan
ekstrak sebagai konstituen sediaan farmasi jadi (bentuk sediaan). Jenis
pengujian yang dilakukan terhadap ekstrak yang pokok ada 4:
1.
Untuk menentukan karakteristik fisik
2.
Untuk standardisasi kualitatif
3.
untuk pengotor potensial dan jumlah
4. cemaran
mikroba total
Keempat
jenis pengujian ini adalah relevan pada waktu formulasi menjadi bentuk sediaan.
Masalah lain
yang penting dalam melakukan control suatu ekstrak adalah menentukan kandungan
total mikroba aerobic. Walaupun belum ada ketentuan standar, tidak boleh
terdapat mikroba pathogen dan jumlah bakteri total adalah103 – 104
per gram atau per ml.
II.
BENTUK SEDIAAN
Untuk melakukan
rasionalisasi dari pengembangan bentuk sediaan dari ekstrak tanaman, perlu pula
diperhatikan: lebih baik menyusun suatu formulasi sediaan yang mudah dan sederhana,
yang mengandung tiak lebih dari 2 atau 3 ekstrak. Hal lain yang perlu dihindari
adalah memasukkan beberapa ekstrak yang menunjukkan jenis aktivitas farmakologi
yang sama.
Pada
umumnya semua bentuk sediaan dapat dibuat dari ekstrak
1. Bentuk sediaan
padat seperti tablet, kapsul gelatin keras dan lunak, tablet salut gula, tablet
effervescent, tablet hisap, tablet lepas lambat.
2.
Bentuk sediaan cair seperti sirup, drop, larutan, atau suspense untuk kapsul
gelatin lemak.
3. Bentuk
sediaan untuk tujuan penggunaan local seperti krim, salep, gel, koliria, dan
supositoria.
Formulasi
injeksi yang mengandung ekstrak tidak direkomendasikan walaupun digunakan
ekstrak dengan kekuatan tinggi karena ekstrak selalu mengandung beraneka produk
sekunder yang sifat sifatnya tidak selalu diketahui secara pasti.
a.
Pembuatan Sediaan Padat
Untuk pembuatan sediaan padat umumnya
digunakan ekstrak padat dan pada umumnya sediaan padat kering tidak menimbulkan
masalah stabilitas, praktis tidak terjadi penguraian karena hidrolisis,
oksidasi, polimerisasi, dan lain sebagainya. Untuk sediaan yang dimasukkan ke
dalam kapsul gelatin keras perlu diperhatikan persyaratan: Granul harus tidak
higroskopis dan dapat mengalir bebas dengan baik.
b.
Pembuatan Sediaan Cair
Esktrak cair, kental maupun kering dapat
digunakan untuk membuat sediaan cair, seperti sirup, drop, larutan atau
suspense untuk kapsul gelatin lunak. MAsalah utama dalam pengembangan sediaan
cair yang mengandung ekstrak adalah masalah kelarutan dari ekstrak, yang harus
diencerkan dalam larutan atau dilarutkan kembali jika berbentuk kering di dalam
system pelarut sirup atau drop.
Stabilitas secara kimia maupun fisik
sediaan cair juga dipengaruhi factor factor lain misalnya kemungkinan
terjadinya fermentasi dan interferensi dari komponen lain produk akhir. Fenomena
fermentasi dapat dikendalikan baik dengan penggunaan alcohol dalam konsentrasi
yang tepat atau dengan cara penambahan pengawet yang sesuai. Kemungkinan
terjadinya antaraksi secara konstituan lain merupakan sumber lain dari ketidak
stabilan
c. Pembuatan sediaan untuk tujuan penggunaan local
Masalah yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan sediaan krim yang mengandung ekstrak:
1. Kandungan air
yang tinggi dan bila pH tidak dikendalikan dengan baik, dapat menimbulkan
hidrolisis, polimerisasi, rasemisasi, dan sebagainya.
2. Masalah
stabilitas mikrobiologis
Ekstrak yang
mengandung senyawa gula dan asam amino dapat memberikan peluang ideal untuk
perkembangan mikroba.
TUGAS
TEKNOLOGI BAHAN ALAM
RINGKASAN
Nama:
Ricky Kurniawan
NPM:
2010210226
Kelas:
Senin
FAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS
PANCASILA
JAKARTA
2012
No comments:
Post a Comment