Pasang Iklan Di Sini

Tuesday, December 25, 2012

TERAPI KANKER BERKAITAN DENGAN SISTEM IMUN

(Dijual sebuah Counter di dalam City Mall Tangerang, ukuran 2 x 2 meter. Harganya sangat murah, hanya Rp 110 juta saja. Cocok untuk usaha di dalam Mall. Hubungi: 0818111368 / 02190450533. Pin bb: 7dfe719a. Foto counter menyusul. Bagi yang membantu memasarkan, akan dapat komisi.)

======================================================
Dijual biji jagung Popcorn ukuran:
1. 200 gram   = Rp. 8.000,-
2. 250 gram   = Rp. 10.000,-
3. 500 gram   = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-

Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a


I. PENDAHULUAN
Kanker merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Kanker cukup sering di Indonesia dengan perkiraan terdapat 100 penderita kanker diantara 100.000 penduduk. Kanker tergolong penyakit berbahaya dan salah satu penyebab kematian tertinggi. Penyebabnya bisa bermacam-macam, antara lain factor genetic, bahan kimia Radiasi ultraviolet, radiasi gelombang elektromagnetik, infeksi virus dan bakteri. Namun sebenarnya tubuh kita mempunyai mekanisme pertahanan sendiri untuk mencegah kanker. Mekanisme pertahanan tersebut melibatkan system imun yang ada dalam tubuh kita. Sistem imun ada 2 macam yaitu system imun spesifik dan non spesifik.
      Sel imun yang nonspesifik dapat langsung menghancurkan sel tumor tanpa sensitisasi sebelumnya. Efektor system imun tersebut adalah sel Tc, fagosit mononuclear, polinuklear, sel NK. Aktivasi sel T melibatkan sel Th dan Tc. Sel Th penting pada pengerahan dan aktivasi makrofag dan sel NK. Sel NK adalah sel limfosit besar bergranula berasal dari sumsum tulang. Walaupun memiliki beberapa ciri sel T, sel ini adalah bagian dari populasi sel nol dalam darah periferi. Sel NK tidak bersifat fagositik tetapi secara efektif dapat menghancurkan tumor dan sel yang tertulari virus dengan toksisitas langsung tanpa adanya perangsangan antigen sebelumnya. Sel NK menghasilkan interferon saat menghadapi sel target. Interferon ini kemudian bertindak meningkatkan aktivitas sel NK dengan meningkatkan diferensiasi cepat dari sel pendahulu sel NK. System sel NK-interferon memainkan peran yang kritis dalam resistensi terhadap tumor.
      Walaupun demikian, terdapat jenis tumor atau kanker yang tidak menyediakan cukup rangsangan untuk menimbulkan tanggap kebal sampai tumor tersebut mencapai ukuran yang tidak dapat dikontrol oleh induk semang atau penyebab kanker tersebut menyerang saat system imun sedang mengalami penurunan sehingga system imun tidak mampu mengatasi penyebab tersebut dan akhirnya penyebab kanker tersebut berkembang menghasilkan kanker.






II. TINJAUAN PUSTAKA
Kanker dapat dianggap sebagai penyakit yang ditimbulkan ekspansi progresif sel asal progenitor tunggal yang dapat melepaskan diri dari pengawasan regulator pembagian sel dan mekanisme homeostasis yang normal. Dewasa ini, kanker merupakan sebab kematian yang sangat berarti di negara-negara industri.
A.         Kanker Penyakit Gen
Pada keadaan normal, pertumbuhan sel dipertahankan seimbang oleh berbagai regulator yang mengatur kecepatan sel membagi diri, diferensiasi dan mati. Kanker terjadi melalui proses yang disebut transformasi yang terjadi bila sel mengalami perubahan genetik dan mendapat kemampuan untuk melepaskan diri dari mekanisme regulator seperti diatas. Proses diduga terjadi bertahap yang mengubah sel normal menjadi derivat klon yang sangat ganas.

B.         Antigen Kanker
Imunitas kanker ialah proteksi sistem imun terhadap timbulnya kanker. Identifikasi molekuler antigen kanker telah dapat memberikan berbagai informasi mengenai respons imun terhadap kanker yang dapat merupakan faktor kunci dalam perkembangan imunoterapi anti kanker.
1.      Tumor Spesifik Antigen
Merupakan antigen sasaran ideal untuk terapi imun kanker. Contoh TSA adalah protein dalam kanker yang diinduksi virus.
2.      Tumor Associated Antigen
Pada banyak hal, kanker tidak menunjukkan antigen unik yang dapat dikenal limfosit untuk diproses sebagai antigen. Antigen kanker tersebut tidak spesifik, disebut Tumor Associated Antigen (TAA).
-          Antigen Onkofetal, contoh TAA
-          Jenis TAA lain adalah tissue-specific differentiation antigen


C.         Usaha Tumor Melepaskan Diri Dari Respon Imun
     Kebanyakan tumor timbul pada individu yang tidak imunokompromais. Hal itu berarti bahwa tumor sendiri memiliki mekanisme untuk menghindarkan diri dari imunitas nonspesifik dan spesifik. Kebanyakan sel tumor tidak dapat dipresentasikan dan diproses oleh karena tidak memiliki molekul B7 (CD80) dan CD86 sebagai molekul konstimulatori.
     Sel tumor juga tidak mengekspresikan sel T terutama MHC-II atau molekul adhesi ICAM-I atau LFA3. Banyak tumor hanya mengekspresikan sedikit MHC-I yang menimbulkan resistensi terhadap sel Tc. Tumor lain mengekspresikan FasL yang menginduksi apoptosis limfosit yang mengilfiltrasi jaringan dengan tumor. Tumor sendiri dapat melepas berbagai faktor imunosupresif seperti FGF-β yang merupakan sitokin imunosupresif poten.

D.        Imunodiagnosis
     Imunodiagnosis kanker dapat dilakukan dengan 2 tujuan yaitu menemukan antigen spesifik terhadap sel kanker dan mengukur respon imun pejamu terhadap sel kanker. Sel kanker dapat ditemukan dalam sitoplasma. Ciri-ciri suatu kanker dapat ditentukan dari sitoplasma, permukaan sel atau produk yang dihasilkan atau dilepasnya yang berbeda baik dalam sifat maupun dalam jumlah dibanding orang normal.
     Pertanda kanker mempunyai sifat antigen yang lemah. Adanya antibody monoclonal telah banyak membantu dalam imunodiagnosis sel kanker dan produknya.

E.         Pengobatan Kanker
Meskipun pengobatan kanker seperti operasi, kemoterapi, radiasi telah meningkatkan masa hidup penderita, manipulasi respon imun terhadap kanker untuk meningkatkan destruksi kanker, merupakan hal yang penting. Mengontrol kanker dengan cara-cara imunologis berperan dalam eradiksi kanker primer, metastasis, dan residu yang tertinggal setelah regimen terapi konvensional. Hasil imunoterapi yang ideal adalah eradiksi spesifik kanker dengan kerusakan minimal terhadap sel normal penjamu.


a)      Imunoterapi Pasif
1.      Antibodi Monoklonal
Imunoterapi (IT) pasif yang menggunakan antibody monoclonal (mAb) untuk menghancurkan sel ganas telah dicoba, namun tidaklah spesifik. Anti CD20 adalah mAb yang banyak digunakan dalam onkologi. mAb membunuh sel kanker melalui apoptosis atau aktivasi komplemen, ADCC atau fagositosis. Sebagai contoh CD20 diekspresikan pada sel B normal dan sel limfoma. Infus anti CD20 dapat mengurangi atau menyembuhkan 50% limfoma sel B.
Anti CD20 menghancurkan sel B ganas melalui aktivasi komplemen dan sitotoksisitas selular, serta menginduksi apoptosis sel B. Anti-CD20 telah pula dikonjugasikan dengan bahan radioaktif untuk menghantarkan dosis tinggi radioaktif langsung ke tempat kanker. Anti-CD20 juga merusak sel normal dan bila dilabel dengan bahan radioaktif dapat juga digunakan untuk mengetahui luas penyebaran limfoma dalam tubuh.
2.      Imunotoksin
Imunoterapi dengan mAb terhadap TAA telah dicoba bersama toksin yang dapat mencegah proses selular atau bersama radioisotop yang membantu membunuh DNA dan melepas partikel dengan energy tinggi. Namun dosis yang diperlukan adalah tinggi dan toksik untuk sumsum tulang. Cara pemberian antibody ini belum nampak berhasil.

b)      Imunoterapi Aktif
Imunoterapi aktif telah digunakan dalam usaha mencegah anergi sel T. Anergi terjadi bila antigen kanker dipresentasikan ke sel T tanpa bantuan molekul konstimulator. Jalan mudah untuk melakukan hal itu ialah dengan menginfuskan sitokin. IL-2 akan mengaktifkan sel T dan sel NK secara langsung. Namun IL-2 dapat menimbulkan efek samping berat yaitu kebocoran kapiler, edem dan hipotensi. Pemberian IFN sistemik, baik IFN-α dan IFN-β meningkatkan ekspresi MHC-1. IFN juga menunjukkan efek anti-proliferasi terhadap sel kanker, meskipun pemberian sistemik memberikan efek samping.

c)      Lymphokine Activated Killer cells
CTC/Tc dapat diaktifkan di luar tubuh dan kemudian diinfuskan kembali dengan atau tanpa IL-2. Limfosit perifer dibiakkan dengan IL-2 untuk memperoleh Lymphokine Activated Killer (LAK) sitotoksik yang diaktifkan. Sel tersebut tidak lain adalaha sel NK, jadi tidak mempunyai spesifisitas sel T, tetapi hanya bereaksi dan membunuh sel kanker saja yang tidak atau sedikit mengekspresikan MHC-I. Cara tersebut menunjukkan toksisitas yang bermakna.

d)      Tumor Infiltrating Lymphocyte
Pada pemeriksaan histologi kanker padat ditemukan infiltrasi sel. Tumor Infiltrating Lymphocyte (TIL) tersebut terutama terdiri atas makrofag dan limfosit yang terdiri atas sel NK dan CTL. Seperti halnya dengan LAK, TIL diperoleh dari penderita dengan kanker, diaktifkan dengan IL-2. TIL adalah limfosit CD8+ yang diperoleh dari kanker penderita yang beberapa diantaranya spesifik untuk kanker. Cara yang juga menginfuskan kembali ke penderita dengan atau tanpa IL-2 ini menunjukkan toksisitas yang berarti.
e)      Macrophage Activated Killer Cells
Pendekatan lain yaitu menggunakan sitokin dan makrofag yang diaktifkan. Monosit diisolasi dari darah perifer penderita dengan kanker, dibiakkan in vitro dengan sitokin (IFN-ɣ) yang mengaktifkan sel dan meningkatkan sitotoksisitas sebelum diinfuskan kembali ke penderita. Meskipun sel yang diperoleh sangat sitotoksik dan fagositik, namun non-spesifik.

F.          Vaksinasi
Bila ditemukan TSA atau TAA, maka memberikan vaksin kanker dapat dipertimbangkan. Vaksin diharapkan akan memberikan efek profilaksis dan menginduksi imunitas terhadap kanker. Sel kanker penderita yang dimatikan (iradiasi) sedang dicoba digunakan sebagai vaksin yang diharapkan akan mengaktifkan sel imun yang reaktif terhadap sel kanker.
Beberapa sel dendritik imatur dapat memfagositosis antigen lebih efektif disbanding sel dendritic matang. Pemberian sel imatur tersebut diharapkan akan dapat menginduksi respon antikanker CTL yang lebih baik. Ada 2 jenis vaksin untuk pengobatan kanker, yaitu vaksin propilaktik dan vaksin kanker terapetik.

      Vaksin Propilaktik adalah vaksin kanker yang ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit kanker yang disebabkan oleh mikroorganisme. Upaya pengembangan vaksin propilaktik untuk mencegah terjadinya penyakit kanker yang disebabkan oleh mikroorganisme tidak terlepas dari kemampuan peneliti untuk mengidentifikasi mikroorganisme yang menyebabkan terjadinya kanker.

      Cara vaksin kanker propilaktik bekerja meningkatkan respon imun mirip dengan cara kerja vaksin tradisional, yaitu berdasarkan jenis antigen yang digunakan sebagai vaksin untuk menimbulkan respon imun sehingga apabila ada invasi mikroorganisme yang masuk, akan segera dikenali dan dimusnahkan. Contoh vaksin propilaktik, yaitu Gardasil yang dapat mencegah infeksi HPV tipe 6, tipe 11, tipe 16 dan tipe 18, Cervarix yang dapat mencegah HPV tipe 16 dan tipe 18 saja, dan HBV, yaitu vaksin virus hepatitis B.

      Vaksin kanker terapetik adalah vaksin kanker yang digunakan untuk memperlambat atau mencegah pertumbuhan sel kanker dan untuk mengeliminasi sel sel kanker yang tidak dapat dimusnahkan dengan cara terapi konvensional. Efektivitas vaksin terapetik bergantung pada: 1) Selektivitas vaksin yang dapat merangsang respon imun spesifik terhadap sel kanker yang tepat. 2) Respon imun yang dirangsang oleh vaksin kanker harus sangat kuat dan mampu mengatasi barrier yag dibuat oleh sel kanker sehingga sel kanker tidak dapat lolos dari serangan antibody dan sel T-sitotoksik. Vaksin kanker terapetik dibuat dengan menggunakan antigen yang berasal dari sel kanker. Cancer-assosiated antigen yang digunakan antara lain berupa senyawa karbohidrat, glikoprotein dan gangliosida. Vaksin kanker terapetik juga dapat dibuat dari sel sel kanker yang telah dilemahkan atau dimatikan yang mengandung cancer-associated antigens. Sel sel kanker tersebut dapat berasal dari penderita sendiri (vaksin autologous), atau berasal dari penderita kanker lainnya (vaksin allogenik). Berbagai jenis cancer-associated antigens, yaitu molekul yang berasal dari sel sel kanker termasuk sel kanker payudara, prostat, kolon, pancreas, paru-paru, Rahim, dan sel kanker kulit, telah digunakan sebagai kandidat vaksin kanker terapeti. Molekul molekul spesifik antara lain, Carcionembryonic antigen (CEA), cancer testis antigens, Mucin-1 (MUC 1), gangliosida, dan mutan protein p53, telah diteliti sebagai kandidat vaksin kanker.

G.        Terapi Gen
Terapi gen ditujukan untuk melokasikan sitokin ketempat yang diperlukan. Bila sitokin hanya ditujukan ke tempat kanker, akan mengurangi efek samping sistemik. Cara ini dilakukan dengan mengangkat sel kanker, lalu dilakukan transfeksi dengan gen sitokin. Bila sel tersebut diinfuskan kembali, sel kanker tersebut akan mensekresi sitokin seperti IL-2 atau IFN-ɣ sehinnga dapat mengaktifkan sel T. bila sel T sudah memberikan respon terhadap transfected cell dan menjadi sel memori, akan mempunyai kemampuan membunuh sel untuk waktu yang lama.
Sampai sekarang cara itu belum menunjukkan hasil yang efektif, baik yang diberikan sendiri atau yang diberikan bersama dengan kemoterapi, radioterapi atau operasi.









III. KESIMPULAN
Kanker merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali.
Tubuh kita mempunyai mekanisme pertahanan sendiri untuk mencegah kanker. Mekanisme pertahanan tersebut melibatkan system imun yang ada dalam tubuh kita. Walaupun demikian, terdapat jenis tumor atau kanker yang tidak menyediakan cukup rangsangan untuk menimbulkan tanggap kebal sampai tumor tersebut mencapai ukuran yang tidak dapat dikontrol oleh induk semang atau penyebab kanker tersebut menyerang saat system imun sedang mengalami penurunan sehingga system imun tidak mampu mengatasi penyebab tersebut dan akhirnya penyebab kanker tersebut berkembang menghasilkan kanker. Ada beberapa cara mengobati kanker yang berkaitan dengan system imun yaitu: Imunoterapi Pasif mencakup Antibodi Monoklonal dan Imunotoksin, Imunoterapi Aktif, Lymphokine Activated Killer cells, Tumor Infiltrating Lymphocyte, Macrophage Activated Killer Cells, Vaksinasi dan Terapi Gen.

IV. PUSTAKA
Baratawidjaja, Karnen Garna. IMUNOLOGI DASAR, edisi 7. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2006
Tizard, Ian. 1982.  Pengantar Imunologi Veteriner edisi kedua. Canada: W.B Saunders Company.
Radji, Maksum. 2010. Imunologi dan Virologi. Jakarta: PT. ISFI Penerbitan.



TUGAS IMUNOLOGI
PAPER TERAPI KANKER BERKAITAN DENGAN SISTEM IMUN
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-uflVkO-_Sb-26KwjccCJMWx7PUz_TxIE_6NxobA4Ok2yTjsXz9Pt_8MmkxdGGbDDa_KnUr0cIfzsjn9O-HZcnQjqkRgsyEL3vBcu1N-cTRYZ2Zh_TCjbpENbhG5eU2CGDiWcU7PFwAU3/s200/univ.pancasila.jpg

                             Anggota Kelompok:
                       Fransiska                       2010210110
                       Fransiska Caherin         2010210
                       Ricky Kurniawan          2010210226




FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2012

No comments:

Post a Comment