(Dijual sebuah Counter di dalam City Mall Tangerang, ukuran 2 x 2 meter. Harganya sangat murah, hanya Rp 110 juta saja. Cocok untuk usaha di dalam Mall. Hubungi: 0818111368 / 02190450533. Pin bb: 7dfe719a. Foto counter menyusul. Bagi yang membantu memasarkan, akan dapat komisi.)
======================================================
Dijual biji jagung Popcorn ukuran:
1. 200 gram = Rp. 8.000,-
2. 250 gram = Rp. 10.000,-
3. 500 gram = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-
Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a
======================================================
1. 200 gram = Rp. 8.000,-
2. 250 gram = Rp. 10.000,-
3. 500 gram = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-
Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a
Ditinjau dari biosintesisnya maka minyak atsiri secara umum tergolong senyawa terpenoid tetapi lebih khusus merupakan monoterpen dan seskuiterpen
Biosintesis monoterpen dan seskuiterpen:
Identifikasi
sederhana:
1. Teteskan
1 tetes minyak atsiri ke atas air àpermukaan
air tdiak boleh keruh
2. Pada
sepotong kertas diteteskan 1 tetes minyak yang diperoleh dengan cara
penyulingan air atau penyulingan uap à
minyak atsiri menguap sempurna tanpa meninggalkan noda transparan (berbeda dari
minyak lemak)
3. Kocok
sejumlah minyak dengan larutan jenuh NaCl P, volume sama, biarkan memisah à volume lapisan
air tidak boleh bertambah.
Cara
Penetapan Kadar dari 4 contoh; Oleum Menthae, sineol, Oleum Citronellae, Oleum
Caryophilli.
1.
Oleum Menthae
Oleum
Menthae mengandung tidak kurang ari 5,0% ester dihitung sebagai mentil asetat
dan tidak kurang dari 50,0% mentol total sebagai mentol bebas dan ester.
Penetapan Kadar
Ester Total:
Timbang seksama
lebih kurang 10 g simplisia, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL,
tambahkan 10 mL etanol netral P yang telah dinetralkan dan 2 tetes Fenolftalein
LP, kemudian tambahkan tetes demi tetes NaOH 0,1 N hingga timbul bercak merah
mua lemah. Tambahkan 25,0 mL KOH-etabol 0,5 N LV, refluks di atas tangas air
mendidih selama 1 jam. Biarkan dingin,
tambahkan 20 mL air dan fenolftalein LP, titrasi kelebihan basa dengan HCl 0,5
N LV. Lakukan penetapan blangko dengan mengabaikan NaOH 0,1N.
1mL
KOH-etanol 0,5N setara dengan 99,15 mg ester. Total dihitung sebagai mentil
asetat
Penetapan Kadar
Mentol Total
Pipet
10 mL ke dalam labu asetilasi 100 mL, tambahkan 10 ml anhidrida asetat P dan 1
g natrium asetat anhidrat P. Didihkan campuran perlahan-lahan selama tepat 1
jam, dinginkan, lepaskan kondensor, pindahkan campuran ke corong pisah kecil,
bilas labu asetilasi tiga kali, tiapkali dengan 5 mL air hangat, masukkan air
bilasan ke dalam corong pisah. Bila cairan sudah terpisah sempurna, buang fase
air, cuci minyak yang tertinggal beberapa kali dengan natrium karbonat LP yang
diencerkan dengan air sama banyak hingga cucian terakhir bereaksi basa terhadap
fenolftalein LP. Keringkan minyak dengan natrium sulfat anhidrat P dan saring.
Pipet 5 mL minyak yang sudah terasetilasi. Tambahkan 50,0 mL KOH-etanol 0,5N
LV, refluks di atas tangas uap selama tepat 1 jam. Biarkan campuran dingin,
tambahkan 10 tetes fenolftalein LP, titrasi kelebihan basa dengan HCl 0,5 N LV.
Lakukan penetapan blangko. Hitung persentase mentol total dengan rumus: 7,813 A
[ (1-0,0021 E) / (B-0,021 A) ].
2.
Penetapan kadar Sineol.
Ke
dalam tabung kimia berdinding tebal, diameter tidak kurang dari 15 mm dan
panjang 80 mm: Masukkan lebih kurang 2,1 g ortokresol P yang telah dileburkan
bersama3 g minyak yang telah dikeringkan dengan mengocok dengan Na2SO4 anhidrat
P. Masukkan sebuah thermometer berskala 0,2 derajat, aduk campuran dengan
mengaduk kaca untuk mempercepat pengabluran: Catat suhu penghabluran tertinggi.
Hangatkan hati-hati hingga melebur kembali. Sisipkan tabung ke dalam gabus
berlubang, sumbatkan gabus ke dalam botol bermulut lebar sebagai selubang
udara: Biarkan dingin perlahan-lahan hingga mulai terjadi penghabluran atau
hingga pneurunan suhu mencapai suhu tertinggi semula. Aduk kuat-kuat dan gores
dengan pengaduk kaca untuk mempercepat penghabluran, lanjutkan pengadukan dan
penggoresan selama suhu masih naik. Suhu tertinggi adalah titik beku. Lebur
kembali, ulangi penetapan titik beku hingga 2 penetapan berturut-turut
diperoleh hasil yang hampir sama. Hitung kadar sineol dalam persen menggunakan
daftar yang tercantum dalam FI Ed. III hal 812.
3.
Oleum Citronellae
Tempatkan
2 kg daun serai segar yang sudah digiling ke dalam labu dasar bulat 4 L, tambahkan
air dan pasang dalam set alat hidrodestilasi menggunakan apparatus Clevenger
dimodifikasi. Lakukan destilasi selama 2,5 jam dengan suhu dijaga pada 100 C
dan kumpulkan hidrolat. Hidrolate yang diperoleh disentrifugasi selama 5 menit
dan minyak atsiri diambil menggunakan pipet Pasteur.
4.
Oleum Caryophilli
Tempatkan
50 g cengkeh dalam labu dasar bulat 250 mL, tambahkan 100 mL air, dan pasang
dalam set alat destilasi uap. Lakukan destilasi dan kumpulkan destilat dalam
labu Erlenmeyer. Pindahkan destilat ke dalam corong pisah. Ambil lapisan minyak
cengkeh dan tentukan massanya. Masukkan minyak cengkeh ke dalam labu cassia.
Tambahkan larutan NaOH 5% (sebanyak 0,5 kali volume minyak cengkeh), kocok
dengan kuat kurang lebih 5 menit. Tambahkan lagi larutan NaOH (0,25 – 0,5 kali
volume minyak cengkeh), dan kocok lalu ditutup rapat dan dibiarkan selama
semalam atau lebih.
Pindahkan
ke dalam corong pisah lalu ambil lapisan airnya. Lapisan air diasamkan dengan
HCl pekat sampai asam pH = 1. Kemudian lakukan ekstraksi dengan 3x10 mL
diklormetana. Keringkan lapisan organic dengan Na2SO4 anhidrous dan evaporasi
diklormetan dengan rotaevaporator. Timbang eugenol yang diperoleh. Hitung kadar
minyak cengkeh dan kadar eugenol dalam bunga cengkeh.
Teknik
untuk memperoleh minyak atsiri:
1. Destilasi
a.
destilasi uap
b.
destilasi air
c.
destilasi uap dan air
d.
hidrodestilasi
2.
Ekstraksi
dengan lemak
a.
Ekstraksi
dengan lemak dingin (Enfleurage).
Prinsip: Lemak mempunyai daya
absorpsi yang tinggi dan jika dicampur dan kontak dengan bunga yang berbau
wangi, makalemak akan mengaborpsi minyak yang akan dikeluarkan oleh bunga
tersebut, kemudian bunga tersebut diganti dengan bunga segar yang baru. Pada
akhir proses, lemak akan jenuh dengan minyak bunga kemudian minyak bunga
tersebut diekstraksi dari lemak dengan menggunakan alcohol dan selanjutnya alcohol
dipisahkan.
b.
Ekstraksi
dengan lemak panas (Maserasi)
Prinsip: Minyak bunga diekstraksi
dengan cara mencelupkan bunga ke dalam lemak panas sehingga wadah yang berisi
lemak panas diisi dengan bunga segar sampai lemak tersebut jenuh dengan dengan
minyak bunga. Bunga yang telah layu dipisahkan dari lemak dan lemak harum yang
dihasilkan dapat diolah lebih lanjut dengan mengekstraksinya menggunakan alcohol
keras
3.
Ekstraksi menggunakan pelarut menguap
Prinsip: Bunga
yang akan diekstraksi dimasukkan ked lam ekstraktor khusus dan kemudian
ekstraksi belangsung secara sistematik pada suhu kamar dengan menggunakan
petroleum eter sebagai pelarut. Pelarut akan berpenetrasi ke dalam bahan dan
melarutkan minyak bunga beserta beberapa jenis lilin dan albumin serta zat
warna. Larutan tersebut selanjutnya dipompa ke dalam evaporator dan minyak
dipekatkan pada suhu rendah. Setelah semua pelarut diuapkan dalam keadaan
vakum, maka diperoleh minyak Bunga yang pekat dan suhu harus tetap dijaga
selama proses ini berlangsung. Dengan demikian uap aktif yang terbentuk tidak
akan merusak persenyawaan minyak bunga.
4.
Ekstraksi dengan super critical CO2
CO2
berbentuk gas pada konsisi STP tetapi bila tekanan dan temperaturnya dinaikkan
mencapai atau bahkan melebihi titik kritisnya, CO2 dapat bersifat seperti gas
dan cairan. Pada kondisi demikian, CO2 dapat berfungsi sebagai pelarut yang
dapat melarutkan minyak atsiri dan suhu CO2 relatif rendah sehingga tidak akan
merusak minyak atsiri.
Identifikasi
menggunakan KLT
Satu satu nya cara
menganalisis minyak atsiri bila tidak mempunyai alat modern sepert kromatografi
gas cair adalah dengan menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT). Penjerap
yang paling banyak deigunakan adalah seilika gel dengan pengembangnya sepreti benzene,
kloroform, benzene-kloroform (1:1), benzene-etilasetat (19:1). Untuk analisis
terpena yang mengandung oksigen (Misal karvon), lapisan silica gel jangan
diaktifkan dulu sebelum dipakai karena air yang ada membantu pemisahan. Terpena
alcohol paling baik dipisahkan menggunakan pelat yang dibacem dengan paraffin,
dengan pengembang methanol 70%. Pelat silica gel yang telah diaktifkan harus
dicelupkan dahulu ke dalam larutan paraffin 5% dalam eter minyak bumi selama
satu menitkemudian dibiarkan mongering sebelum dipakai. Pengembangnya methanol 70%
harus dijenuhkan juga dengan minyak paraffin.
Modifikasi lain untuk
memisahkan terpena berdasarkan jumlah ikatan rangkap ialah menggunakan pelat
KLT silica gel yang waktu penyaputannya menggunakan bubur silica gel yang
dibuat dengan larutan 2,5% AgNO3 dalam air, sebagai pengganti air. Pengembang
yang digunakan untuk pelat silica gel AgNO3 adalah metilena klorida – kloroform
–etil asetat-n propanol(45:45:4,5:4,5).
Pereaksi semprot
yang bisa digunakan adalah Larutan KMnO4 0,2% dalam air, antimony klorida dalam
kloroform, H2SO4 pekat atau vanillin-H2SO4. Perekasi terakhir dibuat segar
dengan menambahkan 8 mL etanol, sambil didinginkan, ke dalam 0,5 g vanillin dalam
2 mL H2SO4 pekat. Setelah disemprot, pelat dipanskan pada 100-105 C sampai
pembentukan warna sempurna. Aa perekasi yang lebih selektif untuk mendeteksi
terpena yang mempunyai ikatan rangkap (uap brom) dan terpena yang mempunyai
gugus keton (2,4-dinitro-fenilhidrazin).
Identifikasi
menggunakan Kromatografi.
Identifikasi minyak
tsiri secara modern dapat menggunakan kromatografi gas cair (KGC) dengan fase
diam non polar seperti apiezon L dan silicon SE 30. Fase diam yang digunakan
juga bisa bersifat polar seperti polyester
dietilena glikol adipat dan carbowax 400. Harus diperhatikan agar bahan
penyangga ( misal Chromosorb W) harus bebas dari sesepora besi, basa atau asam,
karena terpena peka terhadap pencemar yang demikian. Pada KGC minyak atsiri
diperlukan pemrogaman suhuagar dapat memisahkan monoterpena, seskuiterpena, dan
turunan teroksigenasi lainnya dengan baik. Pada kolom nonpolar hidrokarbon
terelusi menurut titik didihnya, tetapi pada kolom jenis lain tidak selalu
dapat diperkirakan waktu retensi nisbinya. Pada analisis terincisudah menjadi
kebiasaan menggunakan kolom berjangka kepolaran tertentu untuk mengidentifikasi
komponen minyak atsiri suatu bahan tumbuhan.
Ketika menelaah susunan minyak atsiri dalam suatu populasi tumbuhan yang
terdiri atas satu jenis, kita harus membatasi analisis dengan hanya memakai
satu kolom saja, sehingga harus mencari dahulu fase cair yang menghasilkan
pemisahan terbaik. Bila menjumpai campuran minyak yang rumit seperti pada
analisis bahan citarasa, sekarang gabungan KGC-SM telah digunakan seara rutin
untuk memisahkan dan mengidentifikasi monoterpenoid. Pemakaian computer untuk
menyimpan data dan menelusur pustaka telah sangat memudahkan pekerjaan ini.
Perkembangan terakhir dalam pemisahan tersebuttermasuk penggantian kolom
kemasdengan kolom terbuka yang dilapisi fase cair. Cara ini disebut
kromatografi kapiler.
Minyak
atsiri yang ada dalam daun:
1. Chrysanthemum
cinerariaefolium: Piretrin
2. Cymbopogon
winterianus (Serai wangi): Sitronelal
3. Cymbopogon
flexuosus (Serai dapur) : Geraniol
4. Murraya
koenigii (Daun koja) : α-pinena, β-pinena, β-Felandren, sabinena,
terpinen-4-ol, bornyl asetat, β-caryophyllene.
5. Daun
kemangi : linalool, linalil asetat
6. minyak
kayuputih : 1,8-sineol, α-terpineol, 4-terpineol.
7. Peptit
grain oil: Linalil asetat, linalool, mirsen, α-osimen, β-pinena, β-osimen,
β-ionon, β-damasenon
8. Syzigium
polyanthum Walp. ( Daun salam) : Sitral dan eugenol
9. Achillea
millefolium L. (Daun seribu): sineol, terpineol, borneol
10. Aegle
marmelos L. (daun maja): Limonen
Minyak
atsiri yang ada dalam biji contohnya:
1. Myristica
fragrans (biji pala) : 4-terpineol, saffron, miristisin, metil miristat, metil
palmitat, metil oleat, metil stearate
2. Annona
squamosa (Biji srikaya): Borneol
3. Nigella
damascena L. (Biji jinten hitam manis): antranilat
4. Nigella
sativa (Biji jinten hitam pahit): α-pinen, β-pinen, sabinen, mirsen, limonene,
α-felandren, ϒ-terpinen, p-simen.
5. Trigonella
foenum-graecum (biji kelabet)
6. Aleurites
mollucana (Biji kemiri): miristisin
7. Biji
adas manis (Pimpinella anisum): cis-anethole, trans-anethole, safrole, kamfen,
α-pinen, β-pinen, linalool.
8. Biji
lada hitam: Linalool, terpinen-4-ol, β-bisabolen, kamfen, α-pinen, β-pinen,,
sabinen, mirsen, limonene, kariofilen, β-farnesen, α-felandren.
9. Daucus
carota (Biji wortel ): mirsen, kamfen, α-pinen, β-pinen, sabinen, ϒ-terpinen, limonene, karotol, β-bisabolen
10. Apium
carvi (biji Caraway ): karvon dan limonene
11. (Anethum
sowa) Biji Dill: limonene, eugenol, terpinen, d-karvon, miristisin
Minyak
atsiri dalam bunga:
1. Eugenia
Caryophillus (Daun cengkeh): Eugenol.
2. kenanga:
linalool, geranil asetat, karofilen, p-kresil metil eter
3. cendana:
Santalol, santalen, santil asetat
4. Neroli
oil: p-simen, karvon, p-menthadiena-8-ol, p-menthena-1,8-diol
5. Myristica
fragrans (Bunga pala) : Monofen (Kamfen), sinen, diterpen, pinen, linalool,
borneol, terpenol, eugenol, miristen, isoeugenol.
6. Jasminum
sambac (Bunga melati) : seskuiterpen, seskuiterpen alcohol.
7. Rosmarinus
officinalis (Bunga mawar): pinen, 1,8-sineol, linalool, kamfer, kamfen
8. Lavender
(bunga lavender): Linalool, linalil asetat
9. Plumeria
rubra : geraniol, α-terpineol, linalool, farnesol.
10. Dianthus
carryophyllus (anyelir): Linalool
11. Chamaemelum
nobile (bunga chamomile) : mirsen, 1,8-sineol, kamfen, α-pinen, β-pinen,
sabinen, ϒ-terpinen, kariofilen.
Minyak
atsiri yang ada dalam buah contohnya:
1. Citrus
reticulata (Jeruk mandarin): Limonene, dimetil antranilat, timol, α-terpinene,
β-pinena
2. Citrus
paradise ( ) : Limonene, mirsen
3. strawberry:
mesifuran dan linalool, furaneol, etil heksanoat, etil butanoat, metil
butanoat, ϒ dekalakton, 2-heptanon, metil antranilat.
4. Raspberry:
Linalool, geraniol, β-pinena, α –pinena, β carryophillene
5. Blackberry:
Limonen, sabinen, linalool, furaneol, , β-damasenon
6. Black
currant : 1,8-sineol, linalool, β-pinena, terpinen-4-ol, α-terpineol
7. Vaccinium
corymbosum (Blueberry) : α-terpineol, linalool
8. Vaccinium
angustifolium (lowbush blueberry): geraniol, linalool, nerol, limonene,
9. Anggur
(Vitis volia): Linalool, geraniol
10. Lemon:
Metil jasmonate
11. Pepaya
: linalool, terpinen-4-ol, α-terpineol
Formulasi
Formulasi Sediaan solid
yang diinginkan mengandung minyak atsiri bisa menggunakan cara nanemulsi atau suspensi
nanokapsul atau dapat juga dibuat dengan metode mikroenkapsulasi.
Metode
mikroenkapsulasi: Dibuat suspense 10% gelatin di dalam air murni pada suhu 40 C
dalam wadah gelas dan terhubung dengan Thermostatic bath. Minyak atsiri diemulsikan
dengan gelatin dengan perbandingan gelatin/minayk atsiri adalah 2 dan mempunyai
tekanan geser campuran yang tinggi. Fase koaservadi diperoleh dengan cara
menambahkan sejumlah tertentu Na2SO4 (misal larutan 20% b/b) kemudian mendinginkannya pada suhu 5 C dan
mengaduknya selama 1 jam. Lalu diatmbahkan larutan glutaraldehid (1 mmol / g
gelatin) dan pH diatur menjadi 8 dengan menambahkan NaOH 1N. Campuran yang
diahasilkan dijaga pada suhu 5 C dan putaran 750 rpm selama 3 jam.
Mikropartikel yang sudah mengeras disaring dan dibilas dengan air dan akhirnya
dikeringkan dengan cara freeze-drying.
Pustaka:
Guenther,
Ernest,ed. 1987. MINYAK ATSIRI JILID I. Jakarta: UI Press.
Harborne,
J.B. 1996. PHYTOCHEMICAL METHODS. Bandung: ITB.
Depkes
RI. 1989. MATERIA MEDIKA INDONESIA JILID I-VI. Jakarta: Dirjen POM.
TUGAS
TEKNOLOGI BAHAN ALAM
RESUME
MINYAK ATSIRI
NAMA :RICKY KURNIAWAN
NPM : 2010210226
KELAS : A
FAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS
PANCASILA
JAKARTA
2013
No comments:
Post a Comment