Pasang Iklan Di Sini

Sunday, May 5, 2013

Resume Minyak Atsiri (Teknologi Bahan Alam, TBA)

(Dijual sebuah Counter di dalam City Mall Tangerang, ukuran 2 x 2 meter. Harganya sangat murah, hanya Rp 110 juta saja. Cocok untuk usaha di dalam Mall. Hubungi: 0818111368 / 02190450533. Pin bb: 7dfe719a. Foto counter menyusul. Bagi yang membantu memasarkan, akan dapat komisi.)

======================================================
Dijual biji jagung Popcorn ukuran:
1. 200 gram   = Rp. 8.000,-
2. 250 gram   = Rp. 10.000,-
3. 500 gram   = Rp. 20.000,-
4. 1000 gram = Rp. 40.000,-

Bagi yang berminat hubungi : 089652569795 / pin bb: 7dfe719a



Ditinjau dari biosintesisnya maka  minyak atsiri secara umum tergolong senyawa terpenoid tetapi lebih khusus merupakan monoterpen    dan seskuiterpen
Biosintesis monoterpen dan seskuiterpen:
Identifikasi sederhana:
1.      Teteskan 1 tetes minyak atsiri ke atas air àpermukaan air tdiak boleh keruh
2.      Pada sepotong kertas diteteskan 1 tetes minyak yang diperoleh dengan cara penyulingan air atau penyulingan uap à minyak atsiri menguap sempurna tanpa meninggalkan noda transparan (berbeda dari minyak lemak)
3.      Kocok sejumlah minyak dengan larutan jenuh NaCl P, volume sama, biarkan memisah à volume lapisan air tidak boleh bertambah.
Cara Penetapan Kadar dari 4 contoh; Oleum Menthae, sineol, Oleum Citronellae, Oleum Caryophilli.
1. Oleum Menthae
Oleum Menthae mengandung tidak kurang ari 5,0% ester dihitung sebagai mentil asetat dan tidak kurang dari 50,0% mentol total sebagai mentol bebas dan ester.
Penetapan Kadar Ester Total:
Timbang seksama lebih kurang 10 g simplisia, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL, tambahkan 10 mL etanol netral P yang telah dinetralkan dan 2 tetes Fenolftalein LP, kemudian tambahkan tetes demi tetes NaOH 0,1 N hingga timbul bercak merah mua lemah. Tambahkan 25,0 mL KOH-etabol 0,5 N LV, refluks di atas tangas air mendidih selama  1 jam. Biarkan dingin, tambahkan 20 mL air dan fenolftalein LP, titrasi kelebihan basa dengan HCl 0,5 N LV. Lakukan penetapan blangko dengan mengabaikan NaOH 0,1N.
1mL KOH-etanol 0,5N setara dengan 99,15 mg ester. Total dihitung sebagai mentil asetat

Penetapan Kadar Mentol Total
Pipet 10 mL ke dalam labu asetilasi 100 mL, tambahkan 10 ml anhidrida asetat P dan 1 g natrium asetat anhidrat P. Didihkan campuran perlahan-lahan selama tepat 1 jam, dinginkan, lepaskan kondensor, pindahkan campuran ke corong pisah kecil, bilas labu asetilasi tiga kali, tiapkali dengan 5 mL air hangat, masukkan air bilasan ke dalam corong pisah. Bila cairan sudah terpisah sempurna, buang fase air, cuci minyak yang tertinggal beberapa kali dengan natrium karbonat LP yang diencerkan dengan air sama banyak hingga cucian terakhir bereaksi basa terhadap fenolftalein LP. Keringkan minyak dengan natrium sulfat anhidrat P dan saring. Pipet 5 mL minyak yang sudah terasetilasi. Tambahkan 50,0 mL KOH-etanol 0,5N LV, refluks di atas tangas uap selama tepat 1 jam. Biarkan campuran dingin, tambahkan 10 tetes fenolftalein LP, titrasi kelebihan basa dengan HCl 0,5 N LV. Lakukan penetapan blangko. Hitung persentase mentol total dengan rumus: 7,813 A [ (1-0,0021 E) / (B-0,021 A) ].
2. Penetapan kadar Sineol.
Ke dalam tabung kimia berdinding tebal, diameter tidak kurang dari 15 mm dan panjang 80 mm: Masukkan lebih kurang 2,1 g ortokresol P yang telah dileburkan bersama3 g minyak yang telah dikeringkan dengan mengocok dengan Na2SO4 anhidrat P. Masukkan sebuah thermometer berskala 0,2 derajat, aduk campuran dengan mengaduk kaca untuk mempercepat pengabluran: Catat suhu penghabluran tertinggi. Hangatkan hati-hati hingga melebur kembali. Sisipkan tabung ke dalam gabus berlubang, sumbatkan gabus ke dalam botol bermulut lebar sebagai selubang udara: Biarkan dingin perlahan-lahan hingga mulai terjadi penghabluran atau hingga pneurunan suhu mencapai suhu tertinggi semula. Aduk kuat-kuat dan gores dengan pengaduk kaca untuk mempercepat penghabluran, lanjutkan pengadukan dan penggoresan selama suhu masih naik. Suhu tertinggi adalah titik beku. Lebur kembali, ulangi penetapan titik beku hingga 2 penetapan berturut-turut diperoleh hasil yang hampir sama. Hitung kadar sineol dalam persen menggunakan daftar yang tercantum dalam FI Ed. III hal 812.
3. Oleum Citronellae
Tempatkan 2 kg daun serai segar yang sudah digiling ke dalam labu dasar bulat 4 L, tambahkan air dan pasang dalam set alat hidrodestilasi menggunakan apparatus Clevenger dimodifikasi. Lakukan destilasi selama 2,5 jam dengan suhu dijaga pada 100 C dan kumpulkan hidrolat. Hidrolate yang diperoleh disentrifugasi selama 5 menit dan minyak atsiri diambil menggunakan pipet Pasteur.
4. Oleum Caryophilli
Tempatkan 50 g cengkeh dalam labu dasar bulat 250 mL, tambahkan 100 mL air, dan pasang dalam set alat destilasi uap. Lakukan destilasi dan kumpulkan destilat dalam labu Erlenmeyer. Pindahkan destilat ke dalam corong pisah. Ambil lapisan minyak cengkeh dan tentukan massanya. Masukkan minyak cengkeh ke dalam labu cassia. Tambahkan larutan NaOH 5% (sebanyak 0,5 kali volume minyak cengkeh), kocok dengan kuat kurang lebih 5 menit. Tambahkan lagi larutan NaOH (0,25 – 0,5 kali volume minyak cengkeh), dan kocok lalu ditutup rapat dan dibiarkan selama semalam atau lebih.
Pindahkan ke dalam corong pisah lalu ambil lapisan airnya. Lapisan air diasamkan dengan HCl pekat sampai asam pH = 1. Kemudian lakukan ekstraksi dengan 3x10 mL diklormetana. Keringkan lapisan organic dengan Na2SO4 anhidrous dan evaporasi diklormetan dengan rotaevaporator. Timbang eugenol yang diperoleh. Hitung kadar minyak cengkeh dan kadar eugenol dalam bunga cengkeh.
Teknik untuk memperoleh minyak atsiri:
1.      Destilasi
a.       destilasi uap
b.      destilasi air
c.       destilasi uap dan air
d.      hidrodestilasi

2.      Ekstraksi dengan lemak
a.       Ekstraksi dengan lemak dingin (Enfleurage).
Prinsip: Lemak mempunyai daya absorpsi yang tinggi dan jika dicampur dan kontak dengan bunga yang berbau wangi, makalemak akan mengaborpsi minyak yang akan dikeluarkan oleh bunga tersebut, kemudian bunga tersebut diganti dengan bunga segar yang baru. Pada akhir proses, lemak akan jenuh dengan minyak bunga kemudian minyak bunga tersebut diekstraksi dari lemak dengan menggunakan alcohol dan selanjutnya alcohol dipisahkan.
b.      Ekstraksi dengan lemak panas (Maserasi)
Prinsip: Minyak bunga diekstraksi dengan cara mencelupkan bunga ke dalam lemak panas sehingga wadah yang berisi lemak panas diisi dengan bunga segar sampai lemak tersebut jenuh dengan dengan minyak bunga. Bunga yang telah layu dipisahkan dari lemak dan lemak harum yang dihasilkan dapat diolah lebih lanjut dengan mengekstraksinya menggunakan alcohol keras
3. Ekstraksi menggunakan pelarut menguap
Prinsip: Bunga yang akan diekstraksi dimasukkan ked lam ekstraktor khusus dan kemudian ekstraksi belangsung secara sistematik pada suhu kamar dengan menggunakan petroleum eter sebagai pelarut. Pelarut akan berpenetrasi ke dalam bahan dan melarutkan minyak bunga beserta beberapa jenis lilin dan albumin serta zat warna. Larutan tersebut selanjutnya dipompa ke dalam evaporator dan minyak dipekatkan pada suhu rendah. Setelah semua pelarut diuapkan dalam keadaan vakum, maka diperoleh minyak Bunga yang pekat dan suhu harus tetap dijaga selama proses ini berlangsung. Dengan demikian uap aktif yang terbentuk tidak akan merusak persenyawaan minyak bunga.
4. Ekstraksi dengan super critical CO2
CO2 berbentuk gas pada konsisi STP tetapi bila tekanan dan temperaturnya dinaikkan mencapai atau bahkan melebihi titik kritisnya, CO2 dapat bersifat seperti gas dan cairan. Pada kondisi demikian, CO2 dapat berfungsi sebagai pelarut yang dapat melarutkan minyak atsiri dan suhu CO2 relatif rendah sehingga tidak akan merusak minyak atsiri.

Identifikasi menggunakan KLT
Satu satu nya cara menganalisis minyak atsiri bila tidak mempunyai alat modern sepert kromatografi gas cair adalah dengan menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT). Penjerap yang paling banyak deigunakan adalah seilika gel dengan pengembangnya sepreti benzene, kloroform, benzene-kloroform (1:1), benzene-etilasetat (19:1). Untuk analisis terpena yang mengandung oksigen (Misal karvon), lapisan silica gel jangan diaktifkan dulu sebelum dipakai karena air yang ada membantu pemisahan. Terpena alcohol paling baik dipisahkan menggunakan pelat yang dibacem dengan paraffin, dengan pengembang methanol 70%. Pelat silica gel yang telah diaktifkan harus dicelupkan dahulu ke dalam larutan paraffin 5% dalam eter minyak bumi selama satu menitkemudian dibiarkan mongering sebelum dipakai. Pengembangnya methanol 70% harus dijenuhkan juga dengan minyak paraffin.
Modifikasi lain untuk memisahkan terpena berdasarkan jumlah ikatan rangkap ialah menggunakan pelat KLT silica gel yang waktu penyaputannya menggunakan bubur silica gel yang dibuat dengan larutan 2,5% AgNO3 dalam air, sebagai pengganti air. Pengembang yang digunakan untuk pelat silica gel AgNO3 adalah metilena klorida – kloroform –etil asetat-n propanol(45:45:4,5:4,5).
Pereaksi semprot yang bisa digunakan adalah Larutan KMnO4 0,2% dalam air, antimony klorida dalam kloroform, H2SO4 pekat atau vanillin-H2SO4. Perekasi terakhir dibuat segar dengan menambahkan 8 mL etanol, sambil didinginkan, ke dalam 0,5 g vanillin dalam 2 mL H2SO4 pekat. Setelah disemprot, pelat dipanskan pada 100-105 C sampai pembentukan warna sempurna. Aa perekasi yang lebih selektif untuk mendeteksi terpena yang mempunyai ikatan rangkap (uap brom) dan terpena yang mempunyai gugus keton (2,4-dinitro-fenilhidrazin).
Identifikasi menggunakan Kromatografi.
Identifikasi minyak tsiri secara modern dapat menggunakan kromatografi gas cair (KGC) dengan fase diam non polar seperti apiezon L dan silicon SE 30. Fase diam yang digunakan juga bisa bersifat  polar seperti polyester dietilena glikol adipat dan carbowax 400. Harus diperhatikan agar bahan penyangga ( misal Chromosorb W) harus bebas dari sesepora besi, basa atau asam, karena terpena peka terhadap pencemar yang demikian. Pada KGC minyak atsiri diperlukan pemrogaman suhuagar dapat memisahkan monoterpena, seskuiterpena, dan turunan teroksigenasi lainnya dengan baik. Pada kolom nonpolar hidrokarbon terelusi menurut titik didihnya, tetapi pada kolom jenis lain tidak selalu dapat diperkirakan waktu retensi nisbinya. Pada analisis terincisudah menjadi kebiasaan menggunakan kolom berjangka kepolaran tertentu untuk mengidentifikasi komponen minyak atsiri suatu bahan tumbuhan.  Ketika menelaah susunan minyak atsiri dalam suatu populasi tumbuhan yang terdiri atas satu jenis, kita harus membatasi analisis dengan hanya memakai satu kolom saja, sehingga harus mencari dahulu fase cair yang menghasilkan pemisahan terbaik. Bila menjumpai campuran minyak yang rumit seperti pada analisis bahan citarasa, sekarang gabungan KGC-SM telah digunakan seara rutin untuk memisahkan dan mengidentifikasi monoterpenoid. Pemakaian computer untuk menyimpan data dan menelusur pustaka telah sangat memudahkan pekerjaan ini. Perkembangan terakhir dalam pemisahan tersebuttermasuk penggantian kolom kemasdengan kolom terbuka yang dilapisi fase cair. Cara ini disebut kromatografi kapiler.
Minyak atsiri yang ada dalam daun:
1.      Chrysanthemum cinerariaefolium: Piretrin
2.      Cymbopogon winterianus (Serai wangi): Sitronelal
3.      Cymbopogon flexuosus (Serai dapur) : Geraniol
4.      Murraya koenigii (Daun koja) : α-pinena, β-pinena, β-Felandren, sabinena, terpinen-4-ol, bornyl asetat, β-caryophyllene.
5.      Daun kemangi : linalool, linalil asetat
6.      minyak kayuputih : 1,8-sineol, α-terpineol, 4-terpineol.
7.      Peptit grain oil: Linalil asetat, linalool, mirsen, α-osimen, β-pinena, β-osimen, β-ionon, β-damasenon
8.      Syzigium polyanthum Walp. ( Daun salam) : Sitral dan eugenol
9.      Achillea millefolium L. (Daun seribu): sineol, terpineol, borneol
10.  Aegle marmelos L. (daun maja): Limonen
Minyak atsiri yang ada dalam biji contohnya:
1.      Myristica fragrans (biji pala) : 4-terpineol, saffron, miristisin, metil miristat, metil palmitat, metil oleat, metil stearate
2.      Annona squamosa (Biji srikaya): Borneol
3.      Nigella damascena L. (Biji jinten hitam manis): antranilat
4.      Nigella sativa (Biji jinten hitam pahit): α-pinen, β-pinen, sabinen, mirsen, limonene, α-felandren, ϒ-terpinen, p-simen.
5.      Trigonella foenum-graecum (biji kelabet)
6.      Aleurites mollucana (Biji kemiri): miristisin
7.      Biji adas manis (Pimpinella anisum): cis-anethole, trans-anethole, safrole, kamfen, α-pinen, β-pinen, linalool.
8.      Biji lada hitam: Linalool, terpinen-4-ol, β-bisabolen, kamfen, α-pinen, β-pinen,, sabinen, mirsen, limonene, kariofilen, β-farnesen, α-felandren.
9.      Daucus carota (Biji wortel ): mirsen, kamfen, α-pinen, β-pinen, sabinen, ϒ-terpinen,  limonene, karotol, β-bisabolen
10.  Apium carvi (biji Caraway ): karvon dan limonene
11.  (Anethum sowa) Biji Dill: limonene, eugenol, terpinen, d-karvon, miristisin
Minyak atsiri dalam bunga:
1.      Eugenia Caryophillus (Daun cengkeh): Eugenol.
2.      kenanga: linalool, geranil asetat, karofilen, p-kresil metil eter
3.      cendana: Santalol, santalen, santil asetat
4.      Neroli oil: p-simen, karvon, p-menthadiena-8-ol, p-menthena-1,8-diol
5.      Myristica fragrans (Bunga pala) : Monofen (Kamfen), sinen, diterpen, pinen, linalool, borneol, terpenol, eugenol, miristen, isoeugenol.
6.      Jasminum sambac (Bunga melati) : seskuiterpen, seskuiterpen alcohol.
7.      Rosmarinus officinalis (Bunga mawar): pinen, 1,8-sineol, linalool, kamfer, kamfen
8.      Lavender (bunga lavender): Linalool, linalil asetat
9.      Plumeria rubra : geraniol, α-terpineol, linalool, farnesol.
10.  Dianthus carryophyllus (anyelir): Linalool
11.  Chamaemelum nobile (bunga chamomile) : mirsen, 1,8-sineol, kamfen, α-pinen, β-pinen, sabinen, ϒ-terpinen, kariofilen.
Minyak atsiri yang ada dalam buah contohnya:
1.      Citrus reticulata (Jeruk mandarin): Limonene, dimetil antranilat, timol, α-terpinene, β-pinena
2.      Citrus paradise ( ) : Limonene, mirsen
3.      strawberry: mesifuran dan linalool, furaneol, etil heksanoat, etil butanoat, metil butanoat, ϒ dekalakton, 2-heptanon, metil antranilat.
4.      Raspberry: Linalool, geraniol, β-pinena, α –pinena, β carryophillene
5.      Blackberry: Limonen, sabinen, linalool, furaneol, , β-damasenon
6.      Black currant : 1,8-sineol, linalool, β-pinena, terpinen-4-ol, α-terpineol
7.      Vaccinium corymbosum (Blueberry) : α-terpineol, linalool
8.      Vaccinium angustifolium (lowbush blueberry): geraniol, linalool, nerol, limonene,
9.      Anggur (Vitis volia): Linalool, geraniol 
10.  Lemon: Metil jasmonate
11.  Pepaya : linalool, terpinen-4-ol, α-terpineol
Formulasi
Formulasi Sediaan solid yang diinginkan mengandung minyak atsiri bisa menggunakan cara nanemulsi atau suspensi nanokapsul atau dapat juga dibuat dengan metode mikroenkapsulasi.
Metode mikroenkapsulasi: Dibuat suspense 10% gelatin di dalam air murni pada suhu 40 C dalam wadah gelas dan terhubung dengan Thermostatic bath. Minyak atsiri diemulsikan dengan gelatin dengan perbandingan gelatin/minayk atsiri adalah 2 dan mempunyai tekanan geser campuran yang tinggi. Fase koaservadi diperoleh dengan cara menambahkan sejumlah tertentu Na2SO4 (misal larutan 20% b/b)  kemudian mendinginkannya pada suhu 5 C dan mengaduknya selama 1 jam. Lalu diatmbahkan larutan glutaraldehid (1 mmol / g gelatin) dan pH diatur menjadi 8 dengan menambahkan NaOH 1N. Campuran yang diahasilkan dijaga pada suhu 5 C dan putaran 750 rpm selama 3 jam. Mikropartikel yang sudah mengeras disaring dan dibilas dengan air dan akhirnya dikeringkan dengan cara freeze-drying.



Pustaka:
Guenther, Ernest,ed. 1987. MINYAK ATSIRI JILID I. Jakarta: UI Press.
Harborne, J.B. 1996. PHYTOCHEMICAL METHODS. Bandung: ITB.
Depkes RI. 1989. MATERIA MEDIKA INDONESIA JILID I-VI. Jakarta: Dirjen POM.

TUGAS TEKNOLOGI BAHAN ALAM
RESUME MINYAK ATSIRI




NAMA      :RICKY KURNIAWAN
NPM : 2010210226
KELAS      : A





FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2013

No comments:

Post a Comment